Produksi merujuk pada kegiatan atau proses untuk menghasilkan sebuah barang. Kegiatan ini akan merubah barang mentah menjadi bentuk baru yang dapat digunakan dan memiliki nilai jual ini. Nah, dalam artikel ini akan membahas secara lengkap terkait apa itu biaya konversi.
Untuk mengubah bahan mentah menjadi barang siap pakai, Anda membutuhkan alat, bahan, serta tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk melakukannya.
Bahan yang digunakan dapat diperoleh secara gratis, jika produk tersebut terbuat dari limbah.
Akan tetapi, jika bukan limbah maka Anda membutuhkan biaya untuk membelinya.
Sama halnya dengan alat, untuk mempercepat proses produksi dibutuhkan sebuah alat yang disebut dengan mesin. Selain itu, perekrutan tenaga kerja untuk membantu proses produksi juga membutuhkan biaya jasa.
Apa Itu Biaya Konversi?
Conversion cost atau biaya konversi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk proses produksi (overhead) dan tenaga kerja.
Dalam hal ini, proses produksi merujuk pada perubahan bahan mentah menjadi produk jadi yang siap untuk dijual di pasaran.
Menghitung besar biaya jenis ini dapat membuat pemilik bisnis mengetahui gambaran yang lebih jelas terkait total dana yang digunakan untuk produksi.
Perhitungan biaya ini juga mencakup biaya yang pengiriman dan pengemasan produk yang telah jadi.
Jenis dan Contoh Biaya Konversi
Industri yang umumnya membutuhkan paling membutuhkan perhitungan biaya konversi yaitu industri manufaktur.
Meskipun demikian, setiap perusahaan yang memproduksi barang juga dapat menggunakan conversion cost sebagai pedoman untuk membuat keputusan bisnis.
Selain itu, perusahaan juga mungkin akan membutuhkan biaya konversi untuk menentukan harga penjualan yang nantinya akan ditulis dalam laporan laba rugi.
Nah, berikut ini terdapat beberapa jenis conversion cost beserta contohnya yang sering digunakan dalam perusahaan.
1. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Dalam proses perhitungannya, biaya tenaga kerja langsung mencakup biaya yang dikeluarkan untuk penggajian karyawan yang mengerjakan produksi secara langsung.
Misalnya, gaji teknisi mesin atau pekerja yang mengurus perakitan untuk barang manufaktur termasuk biaya tenaga langsung.
Lalu, jika Anda merekrut pekerja kontrak untuk proyek tertentu, upah yang dikeluarkan untuk mereka juga dianggap sebagai biaya tenaga kerja langsung.
Artinya, biaya kerja langsung berhubungan dengan pekerja yang secara langsung berkontribusi menghasilkan produk atau barang.
2. Biaya Overhead
Biaya overhead merujuk pada setiap pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, namun masih dibutuhkan.
Misalnya, biaya pemeliharaan alat. Biaya konversi memungkinka pemilik bisnis atau manajer untuk mengukur jumlah pengeluaran produksi.
Dengan begitu, para pemangku kepentingan dapat melihat jika ada pemborosan yang dapat dihilangkan untuk menentukan efisiensi produksi.
Selain itu, juga dapat menambah biaya overhead dengan menambah alat jika dinilai proses produksi masih kurang maksimal.
3. Conversion Cost Lainnya
Selain biaya tenaga kerja langsung dan overhead, juga terdapat biaya-biaya lain yang dapat digolongkan sebagai conversion host.
Biaya konversi ini merupakan pengembangan dari dua biaya sebelumnya dan membaginya menjadi beberapa bagian yang lebih rinci seperti berikut ini.
- Gaji karyawan
- Upah pekerja kontrak
- Tunjangan karyawan
- Pajak gaji
- Bonus karyawan
- Komisi pegawai kontrak
- Dana pensiun
- Sewa kantor atau pabrik
- Biaya utilitas produksi
- Biaya perawatan peralatan
- Depresiasi peralatan
- Asuransi yang berhubungan dengan produksi, termasuk asuransi pabrik
- Permesinan
- Biaya inspeksi
- Alat kecil yang juga dikenakan
- Pengawasan
- Pembayaran perlengkapan
- Pasokan pabrik seperti pelumas dan oli
4. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku merupakan biaya yang digunakan untuk membeli bahan-bahan mentah. Jenis biaya ini mencakup biaya pengiriman, stok, serta bahan lainnya yang dibutuhkan selama proses produksi.
Biaya konversi berbeda-beda tergantung pada jenis dan jumlah bahan baku dan produk yang dihasilkan.
Misalnya, jika Anda menggunakan bahan-bahan premium atau impor, tentu harga bahan baku cenderung tinggi. Alhasil, akan mempengaruhi nilai jual produk.
Meskipun demikian, kualitas barang yang dihasilkan juga lebih baik dari produk yang terbuat dari bahan-bahan yang dijual di pasaran.
5. Biaya Perakitan
Biaya perakitan merupakan biaya yang dikeluarkan khusus untuk mengatur atau menyusun bahan mentah yang telah dibeli hingga menjadi barang jadi.
Jenis biaya ini mencakup biaya upah, biaya mesin, serta biaya lainnya yang juga dibutuhkan selama proses perakitan dilakukan.
Baca Juga: Pengertian Biaya: Definisi, Fungsi dan Klasifikasinya
Perbedaan Biaya Konversi dan Biaya Utama
Umumnya, pembahasan tentang biaya konversi tidak terlepas dari biaya utama.
Kedua jenis biaya ini memang memiliki hubungan yang erat, namun tidak sama. Apa itu biaya konversi? Biaya yang dikeluarkan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk siap jual.
Adapun biaya utama yaitu biaya yang berkaitan dengan pembuatan persediaan jadi.
Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja langsung dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk (pembelian bahan mentah bahan-bahan lainnya).
Misalnya, dalam perakitan mobil membutuhkan kaca yang dianggap sebagai bahan langsung. Hal ini disebabkan karena kaca dibutuhkan untuk membuat perakitan mobil menjadi lengkap.
Sementara itu, biaya tenaga kerja langsung hanya meliputi biaya pekerja yang berhubungan langsung dengan produk.
Misalnya, untuk mengecat mobil yang baru diproduksi, Anda menyewa seorang desainer handal dan ternama.
Nah, biaya utama dalam hal ini adalah upaya yang dibayarkan kepada sang desainer. Meskipun demikian, baik biaya konversi maupun biaya utama juga memiliki beberapa kesamaan.
Misalnya, conversion cost dan biaya utama sama-sama memasukkan dan memperhitungkan biaya tenaga kerja langsung.
Akan tetapi, biaya utama tidak memasukkan semua biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja, namun hanya untuk tenaga kerja yang terkait dengan proses produksi.
Kedua metrik tersebut dapat dimanfaatkan untuk menganalisis efisiensi produksi sebuah perusahaan. Akan tetapi, biaya utama dan biaya konversi akan memberikan informasi yang berbeda.
Cara Menghitung Biaya Konversi
Seperti yang diketahui, bahwa biaya konversi terdiri dari biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) dan biaya overhead (factory overhead cost).
Untuk menghitung conversion cost, Anda harus memahami biaya data apa saja yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.
1. Mencari Data Tenaga Kerja Langsung
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menentukan apa itu biaya konversi mencari dan mengumpulkan data tenaga kerja langsung.
Data ini dapat diperoleh dari catatan tenaga kerja langsung yang telah direkap oleh perusahaan, baik melalui sistem maupun manual.
Data tersebut mencakup nama tenaga kerja, jumlah jam kerja yang dibayar, besar upah, serta biaya-biaya lain yang berkaitan dengan tenaga kerja secara langsung.
Pastikan data tersebut adalah terbaru sehingga peningkatan atau pengurangan upah tercatat dengan baik.
2. Mencari Data Overhead
Data overhead pabrik dapat diperoleh dari laporan akuntansi keuangan. Anda dapat memeriksa bagian pengeluaran khusus untuk produksi produk.
Mulai dari biaya pembelian bahan bakar, listrik, air, serta biaya lainnya. Perhatikan setiap bagian yang benar-benar menunjang proses produksi.
Anda dapat mengambil setiap data lalu menyortirnya menjadi lebih tabel yang lebih sederhana. Misalnya, biaya yang tidak berkaitan dengan produksi bisa disisihkan.
Akan tetapi, hindari melakukan pengeditan data dalam arsip, karena dapat mengubahnya secara permanen.
3. Menghitung Data-Data yang Diperoleh
Setelah mendapatkan data tenaga kerja langsung dan overhead, selanjutnya Anda harus menghitung total biaya dari setiap data tersebut.
Jika perusahaan kecil, perhitungannya masih dapat dilakukan secara manual meskipun membutuhkan waktu yang sedikit lama dan perhitungan yang akurat.
Namun, untuk perusahaan yang tergolong sedang hingga besar, sebaiknya menggunakan software tertentu.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan perhitungan dan mencegah terjadinya kekeliruan yang biasanya disebabkan oleh manusia.
4. Menghitung Biaya Konversi
Cara untuk menghitung biaya konversi tergolong cukup mudah, yaitu dengan menjumlahkan tenaga kerja langsung dan overhead.
Selain itu, Anda bisa langsung menjumlahkan total biaya yang telah dihitung pada langkah sebelumnya.
Rumus:
Biaya Konversi = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Overhead Manufaktur
Perlu diketahui bahwa biaya konversi dapat berbeda-beda setiap perusahaan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama lokasi perusahaan atau pabrik dan metode produksi yang digunakan.
Dalam hal ini metode produksi berkaitan dengan tenaga kerja, alat, bahan baku, dan lain-lain.
Baca Juga: Cara Menghitung Laba Bersih Perusahaan, Rumus dan Contohnya
Kelebihan Biaya Konversi
Dalam melakukan kegiatan apapun, terutama yang berkaitan dengan perusahaan harus dilakukan dengan bijak.
Sama halnya dengan menghitung conversion cost, tentu memiliki alasan atau kelebihan tersendiri seperti yang tertulis pada uraian berikut.
1. Menentukan Total Biaya Produksi
Keunggulan utama dari mencari apa itu biaya konversi dapat menentukan total biaya yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Jadi, Anda akan mengetahui berapa banyak dana yang dihabiskan sebuah perusahaan untuk mengubah bahan baku yang mentah menjadi barang siap jual.
Dalam hal ini, pemilik perusahaan dapat menjadikan conversion cost sebagai pertimbangan untuk produksi selanjutnya.
Jika biaya tersebut dinilai sebanding dengan hasil produksi, maka tidak dilakukan perubahan apapun. Akan tetapi, jika dianggap boros, maka harus dilakukan penekanan biaya.
Baca Juga: Harga Pokok Produksi: Unsur, Metode dan Cara Menghitungnya!
2. Menentukan Harga Jual Produk
Conversion cost dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan suatu produk.
Jika Anda memproduksi sebuah barang, tentu harga jualnya harus lebih tinggi dari biaya pembuatan agar mendapat untung. Jika tidak, maka hanya akan mendatangkan kerugian dalam jumlah besar.
Misalnya, perusahaan yang memproduksi kursi kayu kekinian dengan biaya setiap barang adalah Rp100.000. Harga jual dari kursi harus lebih tinggi dari Rp100.000.
Tambahan harganya dapat dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan serta tingkat kesulitannya.
Akan tetapi, juga harus tetap mempertimbangkan minat dan daya beli masyarakat. Memasang harga jauh lebih tinggi dari biaya konversi mungkin akan mendatangkan banyak keuntungan.
Namun, jika masyarakat tidak mampu untuk membelinya karena terlalu mahal juga pasti akan merugikan.
3. Mengetahui Adanya Pemborosan Produksi
Dengan mengetahui besar biaya konversi, Anda dapat melihat kesesuaian antara setiap alat maupun tenaga kerja yang digunakan sebanding dengan hasil produksi.
Jika terdapat kesenjangan antara keduanya, maka dapat segera dilakukan pengecekan untuk mengetahui bagian yang bermasalah.
Misalnya, untuk memproduksi tempat pensil menggunakan 2 mesin akan menghasilkan 1 lusin setiap hari.
Nah, hal ini menunjukkan bahwa bagian mesin tergolong tidak produktif dan efisien untuk digunakan. Mungkin terdapat bagian yang rusak yang ingin diperbaiki atau diganti.
Kekurangan Biaya Konversi
Selain kelebihan, conversion cost juga memiliki kekurangan. Anda dapat mengontrol proses produksi dengan lebih baik, namun juga masih terdapat bagian dimana biaya konversi tidak berlaku.
Nah, adapun kekurangan dari menentukan apa itu biaya konversi sebagai berikut.
1. Tidak Menggambarkan Biaya Secara Keseluruhan
Conversion cost hanya mencakup biaya tenaga kerja langsung serta overhead. Artinya, elemen-elemen yang ada di luar keduanya tidak masuk dalam perhitungan.
Alhasil, dapat menggambarkan biaya secara keseluruhan, seperti biaya pemasaran produk.
Jadi, jika Anda hanya mengandalkan biaya konversi, maka keuntungan yang didapatkan tidak akan maksimal.
Hal ini disebabkan karena masih banyak elemen lain yang membutuhkan biaya pengeluaran namun tidak dihitung dalam conversion cost.
2. Hanya Untuk Produk yang Mengalami Konversi
Sesuai namanya, biaya konversi hanya dapat dihitung jika terjadi proses perubahan dari bahan mentah menjadi barang jadi.
Dalam hal ini, terjadi perubahan wujud (terkonversi). Jika hasil produksi Anda tidak mengalami konversi, maka perhitungan biayanya menjadi tidak relevan.
3. Tidak Efisien Untuk Pengendalian Biaya
Biaya konversi tidak dapat bisa dijadikan satu-satunya metrik untuk mengatur pengendalian biaya maupun program pengurangan.
Hal ini disebabkan karena masih ada mekanisme yang lebih baik, seperti biaya proses dan biaya marjinal yang memberikan informasi yang lebih rinci dan lengkap.
Contoh Soal Biaya Konversi
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan conversion cost, selanjutnya Anda dapat menentukan apakah membutuhkan metrik ini dalam perusahaan atau tidak.
Nah, contoh serta cara untuk menghitung apa itu biaya konversi sebagai berikut.
Contoh 1:
Selama bulan Mei, besaran pengeluaran Maxwell Company untuk produksi produk yaitu:
- Upah tenaga kerja langsung : Rp60.000.000
- Depresiasi mesin : Rp8.000.000
- Biaya perawatan : Rp5.000.000
- Ulititas : Rp7.000.000
- Sewa pabrik : Rp5.000.000
Tentukan harga konversi perusahaan!
Jawab:
Untuk mendapatkan biaya konversi, Anda dapat menjumlahkan semua biaya tersebut.
Total = Rp60.000.000 + Rp8.000.000 + Rp5.000.000 + Rp7.000.000 + Rp5.000.000
Total = Rp85.000.000
Jika pada bulan Mei perusahaan mampu memproduksi 25.000 unit produk, maka biaya konversi setiap unit adalah:
Biaya konversi setiap unit = Rp85.000.000 : 25.000
Biaya konversi setiap unit = Rp3.400
Jadi, dapat disimpulkan bahwa besar biaya konversi Maxwell Company di bulan Mei secara keseluruhan adalah Rp85.000.000. Selain itu, besar conversion cost setiap unitnya adalah Rp3.400.
Contoh 2:
Bright Company ingin menghitung biaya konversi perusahaan secara keseluruhan dan setiap unitnya pada bulan Juni.
Manajer pun langsung mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, termasuk biaya tenaga kerja dan biaya overhead dengan rincian seperti berikut.
- Biaya tenaga kerja langsung : Rp55.000.000
- Biaya overhead : Rp45.000.000
Jika perusahaan mampu memproduksi 20.000 produk setiap bulan, hitunglah besar conversion cost Bright Company!
Jawab:
Total : Rp55.000.000 + 45.000.000
Total : Rp100.000.000
Jumlah produksi bulan Juni sebanyak 20.000 unit.
Biaya konversi per unit : Rp100.000.000 : 20.000
Biaya konversi per unit : Rp5.000
Jadi, Bright Company memiliki conversion cost pada bulan Juni sebesar Rp10.000.000 dan biaya konversi setiap unitnya mencapai Rp5.000
Untuk membuat sebuah laporan keuangan yang lengkap, tentu harus berisi data-data pembiayaan perusahaan. Salah satunya adalah menghitung dan membuat biaya konversi.
Biaya ini dapat digunakan untuk menentukan harga pokok jual sebuah produk untuk memaksimalkan keuntungan.
Pada dasarnya, penjelasan terkait apa itu biaya konversi yaitu biaya yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap untuk dijual di pasaran.
Biaya ini dikenal juga dengan istilah conversion cost yang meliputi biaya tenaga kerja langsung serta biaya overhead.