Apa Itu Cybercrime dan Bagaimana Cara untuk Menghindarinya?

Apa Itu Cybercrime dan Bagaimana Cara untuk Menghindarinya

Teknologi yang terus mengalami perkembangan tidak serta merta membebaskan kita dari berbagai jenis kejahatan. Salah satu kejahatan yang umum terjadi di dunia maya adalah cybercrime.

Lalu, apa itu cybercrime dan apa saja jenis-jenisnya?

Definisi cybercrime adalah kejahatan yang menggunakan komputer, internet, dll.

Umumnya, jenis kejahatan semacam ini digunakan oleh para pelaku untuk memanipulasi data, mendapatkan informasi secara ilegal, dan banyak kejahatan virtual lain.

Apa Itu Cybercrime?

Cybercrime adalah kejahatan yang dilakukan melalui jaringan internet.

Kejahatan seperti ini tidak mengenal waktu dan korbannya bisa siapa saja.

Hal ini dapat terjadi pada individu atau perusahaan dimanapun mereka berada. Jadi Anda harus berhati-hati dan waspada!

Tujuan dari kejahatan cybercrime itu sendiri bermacam-macam.

Bisa saja itu hanya untuk iseng dan senang-senang, atau bahkan untuk kejahatan serius yang merugikan korbannya secara finansial.

Dalam banyak praktik, cybercrime dapat dilakukan sendiri atau dengan partisipasi sekelompok orang.

Tentu saja, para penjahat dunia maya adalah orang-orang yang memiliki keahlian dalam berbagai teknik peretasan.

Bahkan, tidak jarang kejahatan siber dilakukan dari tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Banyak sekali contoh dari cybercrime yang hingga sekarang masih terjadi.

Para pelaku bisa meretas server perusahaan, dan mencuri jutaan data pelanggan, mulai dari nama, nomor ponsel dan alamat.

Sejarah Cybercrime

Kita telah mengerti apa itu cybercrime yang merupakan bentuk kejahatan virtual melalui penggunaan komputer yang terhubung dengan internet.

Tentunya perbuatan ini melanggar hukum, karena dapat merugikan orang lain.

Dalam buku yang ditulis oleh Muhammad Ridha Albaar, Etika Profesi Informatika, cybercrime pertama kali ditemukan pada tahun 1988 dengan istilah cyber-attack.

Pada saat itu, seorang mahasiswa berhasil membuat worm atau virus yang dapat menyerang program komputer.

Virus itu dapat mematikan sekitar 10 persen dari semua komputer di dunia yang terhubung ke internet.

Seiring dengan kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi, jenis kejahatan di dunia maya ini terus berkembang.

Dalam sumber yang sama, John Spiropoulos menyebutkan bahwa cybercrime memiliki sifat yang efisien dan cepat.

Keadaan seperti ini seringkali membuat pihak berwenang menghadapi kendala dalam penyelidikan.

Jenis-jenis Cybercrime atau Kejahatan Dunia Maya

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, khususnya dalam komunikasi internet, menyebabkan banyak bermunculan jenis cybercrime terbaru.

Mari kita telaah jenis-jenis cybercrime yang masih sering ditemui hingga saat ini. Berikut daftarnya:

1. Carding

Apa itu jenis carding? Carding merupakan salah satu jenis kejahatan dunia maya berupa pembobolan kartu kredit.

Penjahat bisa mencuri informasi terkait kartu kredit dan kemudian menggunakannya untuk keuntungan pribadi.

Percaya atau tidak, carding merupakan salah satu jenis cybercrime yang masih sering dilakukan. Kasus terakhir dikaitkan dengan banyak pesohor dan selebriti.

Ada banyak cara, memasang malware di toko online, bisa dengan phishing, atau membeli informasi dari dark web.

2. Pencurian Identitas

Seperti namanya, pencurian identitas adalah jenis pencurian identitas. Pelaku kejahatan pencurian identitas akan menerapkan sebuah teknik hacking pada website korban.

Mereka akan mengakses server situs web untuk mendapatkan informasi pribadi yang disimpan.

Pencurian identitas cenderung menargetkan situs keanggotaan, toko online, dan jenis situs lain yang menggunakan data pelanggan dalam proses layanan.

Selain itu, pencurian identitas juga dapat terjadi saat mengakses situs palsu.

3. Pemerasan Elektronik

Istilah pemerasan elektronik atau cyber extortion mungkin masih asing bagi Anda.

Padahal, jenis cybercrime berupa pemerasan ini cukup sering terjadi. Kejahatan online ini dapat terjadi pada bisnis atau individu.

Dalam situasi tersebut, pelaku akan meminta uang sebagai tebusan untuk data penting yang dicuri. Kasus pemerasan online saat ini adalah penggunaan ransomware.

Malware ini masuk ke perangkat korban dan mengambil alih data di dalamnya.

4. Pencurian Data Perusahaan

Pencurian data perusahaan mirip dengan pencurian identitas. Bedanya, pada jenis yang satu ini menargetkan data dari perusahaan.

Para pelaku meretas situs web perusahaan, dan kemudian mencuri data penting.

Data perusahaan yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan pribadi dengan mengaksesnya tanpa hak.

Tidak menutup kemungkinan data tersebut dijual di pasar gelap, seperti dark web dengan harga tinggi.

5. Espionage Dunia Maya

Apa itu Espionage? Ini adalah jenis kejahatan siber yang memata-matai sasaran tertentu, seperti lawan dalam politik atau pesaing suatu perusahaan atau bahkan pejabat di negara lain.

Para pelaku menggunakan teknologi canggih untuk memata-matai di internet.

Espionage elektronik biasanya dilakukan dengan menggunakan spyware.

Dengan aplikasi yang ditanamkan di komputer korban, semua aktivitas dan data penting bisa diakses tanpa disadari oleh pemiliknya.

Contoh Kejahatan Internet (Cybercrime)

Setelah mengetahui jenis-jenisnya, Anda perlu juga untuk mengetahui tindakan yang biasanya dilakukan penjahat dunia maya dalam melakukan kejahatan.

Bentuk-bentuk cybercrime tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peretasan

Peretasan adalah cybercrime yang paling umum. Nah, Peretasan atau Hacking adalah istilah yang cukup umum dalam kejahatan dunia maya.

Tindakan ini dilakukan dengan mengakses sistem komputer korban tanpa hak dengan berbagai cara.

Pada dasarnya, hacker akan menggunakan keahliannya untuk melakukan berbagai kejahatan dunia maya.

Mulai dari mencuri data pribadi, merusak sistem, hingga mengekspos data yang diperoleh ke publik.

2. Serangan DDoS

Serangan DDoS adalah bisnis cybercrime yang menargetkan serangan pada server.

Triknya adalah membuat trafik server begitu tinggi sehingga tidak bisa menangani permintaan akses dari pengguna.

Tindakan DDoS mencoba menonaktifkan server situs web, sehingga pengunjung tidak dapat mengaksesnya.

Bisakah Anda bayangkan bagaimana jika ini terjadi pada toko online Anda? Tentu sangat merugikan secara financial, bukan?

3. Serangan Malware

Malware adalah cybercrime yang menggunakan perangkat lunak yang menyusup ke perangkat korban.

Prosedur ini seringkali berhasil mencapai tujuannya karena korban tidak mengetahui bahwa malware sedang menyerang. Artinya tindak pidana dapat dilakukan dengan bebas.

Malware biasanya masuk dalam pesan instan, melalui email, atau saat Anda mengakses situs web yang berbahaya.

Tidak jarang pula malware masuk melalui plugin WordPress atau theme yang terpasang di sistem website Anda.

4. Phising

Apa itu phishing? Kegiatan ini masih menjadi kejahatan cyber favorit para hacker. Baca : Apa itu hacker?

Pasalnya, kejahatan online ini masih efektif, terutama yang berkaitan dengan pencurian identitas. Menurut satu laporan, 67% cybercrime berasal dari kegiatan phishing.

Data yang menjadi sasaran phising berupa data pribadi (berupa nama, umur, hingga alamat), data penting informasi akun (username dan password) dan data keuangan (nomor kartu kredit dan juga passcode).

5. Deface Situs Web

Deface adalah upaya untuk mengubah tampilan sebuah website tanpa izin dan hak.

Cybercrime ini sempat heboh di Indonesia saat masuk ke website salah satu instansi pemerintah, KPU.

Website resmi KPU dari Kabupaten Seluma pernah menjadi korban kejahatan ini.

Dalam kejahatan tersebut, pelaku penyerangan situs resmi KPU Kabupaten Seluma mengubah tampilan depan.

Pelaku juga menulis bahwa situs tersebut telah berhasil diretas oleh sekelompok orang.

6. Kelompok Eksploitasi

Saat ini para pelaku kejahatan siber semakin pintar dalam melakukan serangan, salah satunya adalah dengan menggunakan exploit kit.

Toolkit eksploitasi adalah program untuk menyerang komputer dengan sistem keamanan rendah dengan tujuan untuk menyusup ke komputer korban dan memanfaatkannya.

Tercatat 50% serangan hacker menggabungkan metode serangan menggunakan kombinasi exploit.

Penggunaan exploit kit ini biasanya dimulai dengan tindakan phishing melalui pop-up, link email atau iklan.

7. Rekayasa Sosial

Rekayasa sosial adalah tindakan cybercrime dengan memanipulasi korbannya. Pelaku biasanya melakukan tindakan melalui kontak langsung dengan korban.

Dengan pendekatan ini, korban secara tidak sengaja memberikan informasi yang diinginkan pelaku.

Selama periode 2019, 2.300 kasus rekayasa sosial dilaporkan ke pihak berwenang. Mayoritas kasus yang dilaporkan mengakibatkan penipuan online.

Misalnya, modus yang digunakan adalah dengan menghubungi korban dan meminta kode OTP (one-time password). Kode ini cukup penting untuk bisa menguasai akun korban.

8. Pembajakan

Pembajakan adalah tindakan menyalin karya orang lain untuk keuntungan pribadi.

Di dunia online, peretasan juga merupakan cybercrime yang sering terjadi. Dari pembajakan perangkat lunak berbayar hingga e-book.

Salah satu pekerjaan cybercrime yang terkenal dalam hal pembajakan telah dilakukan oleh KingdotCom.

Dalam tindakan ini, mereka secara ilegal menyiarkan acara TV di situs web mereka.

Tindakan ini menyebabkan kerugian finansial bagi pemilik stasiun karena sedikitnya pemirsa yang membayar untuk program mereka.

9. Email Spam

Spam adalah tindakan cybercrime dengan menyebarkan email spam secara massal.

Isi email spam juga berbeda, misalnya penawaran produk yang tidak jelas hingga mengirimkan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Menurut penelitian, tingkat email spam dalam sebulan bisa mencapai 85%. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, terutama bagi Anda yang menggunakan email kantor.

Bisa dengan banyaknya spam yang diterima, ruang penyimpanan penuh, dan email penting dari pelanggan tidak bisa masuk.

Baca Juga : 10 Cara Menghindari Email Spam untuk Diterapkan Pengguna

10. Penipuan Online

Penipuan secara online merupakan tindakan cybercrime yang juga perlu Anda waspadai.

Karena bentuk penipuan yang terjadi bisa bermacam-macam dan platformnya juga bisa apa saja. Penipuan online ini tidak hanya terjadi pada individu sebagai sasaran

Karena penipuan semacam ini bisa terjadi pada situs perusahaan investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat hingga web palsu toko online.

Faktanya, penipuan online yang melibatkan pemain besar dapat terjadi di tingkat internasional.

Baca Juga : Apa itu Penipuan Online?

Apa Kerugian Dari Kejahatan Cybercrime?

Tentunya setiap kejahatan di dunia maya menimbulkan kerugian bagi korbannya.

Berikut beberapa hal yang menjadi kerugian saat seseorang atau instansi terkena kejahatan cyber:

1. Kehilangan Data Penting

Yang pertama adalah dapat menyebabkan hilangnya data penting. Kehilangan data adalah salah satu kerugian terbesar dalam cybercrime.

Hal ini dapat terjadi baik pada akun pribadi maupun situs web yang menyimpan data pribadi pelanggan.

Cybercrime selalu mencari celah untuk mencuri data penting dan menggunakannya untuk berbagai keperluan.

Salah satunya untuk tujuan pemerasan atau menjualnya di pasar gelap dengan harga tinggi.

2. Reputasi Online Bisa Terancam

Kerugian kedua adalah reputasi online dapat rusak atau terancam. Apalagi jika Anda menggunakan aktivitas online untuk kegiatan bisnis.

Jika menjadi korban, maka bisnis online yang telah Anda bangun bisa kehilangan kepercayaan pelanggan.

Katakanlah toko online Anda telah diretas. Pengunjung akan merasa tidak aman untuk mengunjungi situs Anda, sehingga mereka mungkin memutuskan untuk tidak berbelanja dari toko Anda lagi.

Sayang sekali, bukan?

3. Kehilangan Sejumlah Uang

Kerugian finansial juga merupakan dampak terbesar dari aktivitas cybercrime.

Tindakan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari phishing, carding hingga pemerasan.

Tidak hanya individu dan instansi perusahaan, negara juga terkena kerugian sejumlah uang akibat cybercrime.

Berdasarkan riset Frost & Sullivan pada tahun 2018 yang diprakarsai oleh Microsoft, cybercrime di Indonesia dapat menyebabkan kerugian hingga Rp 478,8 triliun.

4. Kerusakan Perangkat Lunak dan Sistem Komputer

Perangkat lunak rusak juga dapat terjadi karena cybercrime.

Salah satu yang membuat heboh adalah serangan ransomware WannaCry yang menyerang banyak situs web pemerintah.

Pada saat itu, serangan itu menyebabkan banyak perangkat tidak dapat diakses.

Prosedur ini terutama terjadi pada sistem operasi yang rentan, baik usang atau bajakan.

Itulah mengapa penting bagi Anda untuk selalu memperhatikan keamanan sistem pada komputer.

Salah satunya dengan selalu mengupdate antivirus dan versi sistem operasi yang digunakan.

Bagaimana Menghindari Cybercrime?

Dengan mengetahui apa itu cybercrime maka kita juga tahu terkait bahayanya.

Jadi, Anda sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ancaman cybercrime.

Lantas, bagaimana cara menghindari kejahatan cybercrime tersebut? Berikut tipsnya:

1. Perbarui Dengan Rutin

Rajin update bisa jadi salah satu cara untuk menghindari cybercrime. Baik pembaruan sistem operasi maupun sistem manajemen di situs web Anda.

Misalnya, jika menggunakan Windows, Anda akan selalu diberi tahu tentang pembaruan.

Jika memungkinkan, segera lakukan pembaruan dan update yang disarankan. Ini juga berlaku pada pengguna yang memakai macOS dan Linux.

Pembaruan WordPress yang serius dan menyeluruh adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem keamanan Anda.

2. Gunakan Hosting yang Aman

Anda dapat mengatakan bahwa ini adalah langkah penting dalam mencoba melindungi situs web.

Layanan hosting dengan perlindungan keamanan khusus dapat membantu Anda mencegah cybercrime.

Salah satunya adalah menggunakan fitur Imunify360. Fitur ini memiliki fungsi dan kemampuan memberikan perlindungan dari serangan malware.

Beberapa dilengkapi dengan Proactive Defense untuk pencegahan ancaman real-time dan manajemen patch yang akan memperbarui server ke versi terbaru secara otomatis.

3. Instal SSL

Pernahkah Anda memperhatikan ikon kunci sebelum URL situs web?

Nah, ini tandanya situs tersebut menggunakan SSL dan ini adalah cara untuk mengamankan transmisi data di situs web.

Dengan melihat ikon kunci, pengunjung akan lebih mempercayai situs web Anda.

Ini karena pengunjung percaya bahwa situs web Anda sebenarnya aman untuk dikunjungi dan kemungkinan cybercrime lebih kecil, karena SSL telah diaktifkan.

4. Gunakan Kata Sandi yang Unik

Apakah Anda termasuk orang yang masih membuat kata sandi menggunakan tanggal lahir?

Lebih baik ubah dari sekarang. Kata sandi seperti tanggal lahir, tanggal pernikahan, nomor rumah hingga nomor telepon, adalah jenis kata sandi yang sangat mudah untuk ditebak.

Ini dapat mempercepat peretas untuk meretas akun dan merugikan Anda. Gunakan password yang terdiri dari kombinasi huruf, angka, dan simbol.

Kombinasi dari kata sandi yang digunakan adalah untuk menghindari berbagai serangan kejahatan yang terjadi di dunia maya.

5. Terapkan Otentikasi Dua Faktor

Beberapa dari Anda mungkin sudah akrab dengan otentikasi dua faktor.

Otentikasi dua faktor adalah metode keamanan yang memungkinkan situs web memverifikasi pengguna secara real time menggunakan kode unik yang dihasilkan secara instan.

Otentikasi dua faktor akan mengharuskan para penggunanya untuk tidak hanya memasukkan kata sandi dan nama pengguna mereka.

Namun, Anda juga akan diminta untuk memasukkan kode OTP yang dikirimkan melalui email atau SMS.

Ini adalah metode populer yang telah diterapkan oleh perusahaan terkenal seperti Facebook, Google, Yahoo, dll.

Penutup

Memahami apa itu cybercrime dan juga bahayanya dapat membantu kita untuk berjaga-jaga terhadap kejahatan online yang mengintai.

Perhatikan juga beberapa tips untuk terhindar dari kejahatan cyber seperti yang dijelaskan di atas. Semoga bermanfaat!

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.