Apa itu DNS? Meski terdengar asing bagi orang awam, namun ternyata hampir semua orang pasti pernah menggunakannya.
Bagi Anda yang sering menggunakan mesin pencari, DNS adalah hal yang paling dekat dengan aktivitas tersebut.
Di bawah ini adalah pembahasan lengkap tentang DNS.
Bukan hanya pengertian, dalam pembahasan ini juga akan dijelaskan mengenai sistem kerja hingga contoh yang paling umum digunakan. Berikut adalah bahasannya.
Pengertian DNS
DNS adalah singkatan dari Domain Name Server yaitu sistem yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara IP (Internet Protocol) address dengan URL (Uniform Resource Locator).
DNS memiliki peran untuk membantu user dalam menerjemahkan URL ke dalam IP Address yang dipahami oleh sistem mesin pencari. Peran lainnya yakni membantu user mengubah alamat web yang diinginkan ke dalam bentuk susunan angka.
Baca Juga : 9+ DNS Tercepat dan Fungsinya dalam Dunia Internet
Sistem Kerja DNS
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam sekali proses kerja DNS.
Tahapan tersebut secara berurutan adalah tahap Query, Recursion, Root Name Server, TLD Name Server dan Authoritative Name Server.
Berikut adalah penjelasannya:
1. Tahap Query DNS
Merupakan tahap dimana sistem DNS meminta informasi terkait IP Address yang akan diterjemahkan.
Tahap ini dimulai saat user mulai memasukan URL yang akan dicari ke kolom alamat.
Selanjutnya yang akan terjadi dalam tahap ini adalah :
- Server DNS akan mencari informasi yang user inginkan di dalam file hosts.
- Jika informasi yang dimaksud tidak ada, server ini akan mencari informasi terkait lainnya di dalam cache.
Ada tiga tipe Query pada tahap ini. Tipe tersebut adalah recursive query, non-recursive query dan iterative query.
Di bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing tipe.
Recursive Query
Tipe yang akan memberikan dua alternatif jawaban ketika user memasukan host name.
Alternatif pertama adalah sistem akan memberikan hasil yang relevan berdasarkan pencarian di authoritative name server atau root server.
Alternatif kedua adalah hanya memunculkan pesan error pada interface mesin pencari karena sistem tidak dapat menemukan informasi tersebut di authoritative name server maupun root server.
Non-Recursive Query
Di antara tiga tipe query, tipe ini yang paling cepat dalam memberikan informasi.
Hal ini karena sistem tidak harus melakukan pencarian dalam authoritative name server maupun root server.
Iterative Query
Pada tipe ini ketika user memasukan host name, resolver akan mulai mencari cache yang paling sesuai dalam memori.
Namun jika tidak ditemukan, resolver akan mencari informasi di authoritative name server atau root server yang paling sesuai.
2. Tahap Recursor atau Recursive Resolver DNS
Merupakan tahap pencarian informasi yang diminta user, dimana sistem mencari informasi di ISP (Internet Service Provider) ketika tidak dapat menemukan hasil yang sesuai dengan informasi di dalam cache.
3. Root Name Server
Ketika informasi yang diminta user tidak dapat ditemukan di dalam ISP.
Maka sistem DNS akan melakukan pencarian lebih dalam lagi ke dalam Root Name Server.
Sebuah tempat yang bisa memberikan jawaban yang sesuai dengan informasi yang diminta.
Root Name Server adalah sejenis basic data yang dapat memberikan jawaban terkait domain hingga IP Address.
Sistem ini akan mengajukan permintaan informasi ke 13 root server yang digunakan di seluruh dunia.
4. TLD Name Server
Setelah melalui root server, sistem akan mulai membaca informasi yang diminta user mulai dari domain level atas.
Ini karena TLD sejenis .com, .id, dan .org merupakan TLD yang memiliki server spesifik.
User yang paham, pasti tahu ketika sistem membaca permintaan informasi jenis ini, maka sistem akan dengan mudah melanjutkan pencarian permintaan informasi menuju server yang memang memiliki informasi yang diminta.
Baca Juga : TLD Adalah: Perbedaan, Fungsi, Jenis, dan Tips Memilihnya
5. Authoritative Name Server
Ini adalah server yang menjadi tujuan akhir dari perjalanan sistem dalam mencari informasi yang diminta oleh user.
Authoritative server merupakan tempat yang menyediakan informasi paling lengkap tentang situs apa yang harus dikunjungi oleh user.
Jika sistem mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diminta, maka interface mesin pencari akan menampilkan situs yang dimaksud.
Sebagian informasi akan disimpan dalam cache untuk mempercepat proses query.
Manfaat Penggunaan DNS
Singkatnya, penggunaan DNS dalam proses pencarian informasi memberikan manfaat yang signifikan terutama dalam memberikan hasil terbaik dari informasi yang diminta user.
Selain itu, manfaat lain penggunaannya adalah :
1. Membantu Mencari Host Address dan Memberikan IP Address Tiap Host
Selain mengetahui pengertiannya, user juga harus paham tentang Host.
Host merupakan base developer situs yang berfungsi agar situs bisa diakses oleh user umum.
Disini DNS bermanfaat untuk menyediakan IP Address bagi tiap host.
Baca Juga : Pengertian IP Address
2. Dapat Melacak Lokasi Host
Mungkin Anda pernah melihat film dimana seorang polisi dapat melacak keberadaan penjahat melalui akses internet yang mereka miliki.
Dalam kasus ini DNS memegang peran penting dalam melacak lokasi host yang user gunakan.
Bahkan hal ini terjadi secara otomatis, dimana ketika user menggunakan mesin pencari, DNS dapat langsung mengetahui lokasi host, alamat IP host, domain IP, hingga alamat IP situs yang dikunjungi.
3. Membantu Mencari Data di Dalam Cache
Seperti yang telah disinggung sebelumnya pada sistem kerjanya, salah satu manfaatnya adalah membantu user dalam mencari data di dalam cache.
Hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu dalam pencarian informasi.
4. Mempermudah Proses Translasi Alamat IP Ke Nama Domain
Selain host, hal lain yang dibutuhkan suatu situs yang ada di internet adalah domain.
Semua domain memiliki alamat IP tersendiri. Pencarian informasi atau situs akan sangat rumit jika user harus memasukan IP address dari situs yang ingin dicari.
Untuk itu, manfaat lain adalah membantu user dalam menerjemahkan nama dari domain yang dimasukan user menjadi alamat IP yang dipahami mesin pencari. Hal ini juga berlaku untuk sebaliknya.
5. Menyimpan Data Server Setiap Penerima Surel
Manfaat yang tidak kalah penting adalah secara otomatis dapat melakukan penyimpanan data dari setiap aktivitas surat menyurat elektronik.
Sederhananya, DNS berperan sebagai pengawas juga penyimpanan data surel.
6. Menyimpan IP Address
Bahasa yang digunakan user sebagai input dengan bahasa yang dipahami sistem mesin pencari tentu berbeda.
Tanpa adanya DNS, Anda harus menghafal banyak IP hanya untuk mencari informasi.
Ini karena sistem mesin pencari hanya dapat memproses informasi jika ia mengetahui dan memahami IP yang dimasukan.
Selain membantu menerjemahkan, DNS juga membantu user untuk menyimpan IP yang sebelumnya pernah diakses, dengan fungsi:
- Untuk mempercepat proses pencarian informasi yang sebelumnya pernah diakses.
- Mempermudah sistem dalam memberikan informasi yang diminta.
7. Membantu Sistem Mengetahui Alamat Situs
Manfaat utama adalah mengetahui semua alamat situs yang diakses oleh user.
Ketika memulai pencarian informasi, DNS akan otomatis membantu sistem mengetahui IP address sebuah situs maupun sebaliknya.
8. Membuat Jaringan Saling Terhubung
DNS membantu agar komputer atau jaringan yang digunakan user bisa teridentifikasi sebagai titik yang terhubung dengan titik lainnya dalam satu jaringan.
Hal ini yang akan membuat sebuah jaringan memiliki IP Addressnya sendiri.
Komponen Penyusun DNS
Selain pembahasan di atas, Kita juga perlu tahu terkait prinsip kerjanya yang tidak terlalu berbeda dengan kegiatan mencari sebuah buku di perpustakaan.
Anda akan diberi serangkaian kode oleh pustakawan untuk mendapatkan buku yang dicari.
Dalam DNS, kode yang dimaksud hampir mirip dengan DDS atau Dewey Decimal System dalam sistem pendataan buku di perpustakaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pembahasan tentang bagian penyusun DNS:
- Hostname : Merupakan bagian awal URL yang berguna untuk memberitahukan fungsi dari sebuah laman atau situs. Contoh URL yang banyak digunakan adalah Hypertext Transfer Protocol Secure atau HTTPS.
- Second Level Domain : Nama lain dari domain yang dipakai sebagai identitas sebuah institusi. Misalnya google.com, yang disebut sebagai SLD adalah Google.
- Second Level Domain : Disebut juga subdomain yang merupakan bagian dari sebuah domain utama.
- Root Level Domain : Bagian teratas dari DNS yang merupakan tanda titik pada bagian belakang URL.
- Top Level Domain : Komponen luar dari RLD. Memiliki 2 tipe yang umum digunakan, yaitu Generic Top Level Domain (GTLD) dan Country Code Top Level Domain (CCTLD).
GTLD adalah kode yang menunjukan identitas pemilik situs yang diakses oleh user. Sementara CCTLD adalah bagian luar TLD yang menunjukan dari mana sebuah situs berasal.
Jenis DNS
Setelah mengetahui cara kerja hingga komponen penyusunnya. kini kita akan bahas jenisnya. Jenis DNS terbagi menjadi dua, yaitu server DNS dan Records DNS. Berikut adalah penjelasan kedua jenis tersebut:
1. Jenis Server DNS
Singkatnya, server DNS adalah jaringan yang menjalankan sistem DNS.
Dalam hal ini server DNS adalah sistem yang bertanggung jawab atas domain yang dijalankan. Jenis ini terbagi menjadi 3, yaitu :
Master Server (Primer)
Merupakan pemegang otoritas tertinggi dalam sebuah domain.
Contohnya server situs en.wikipedia.com yang memiliki otoritas penuh atas semua host yang memiliki domain wikipedia.com beserta sub-domain yang ada di bawahnya.
Slave Server (Sekunder)
Berfungsi sebagai server yang membackup kinerja server master.
Cara kerjanya bersifat reflektor dimana jika ada perubahan pada server master, maka perubahan juga akan terjadi di server sekunder secara berkala.
Dalam hal ini server sekunder membutuhkan izin dari server master untuk melakukan sinkronisasi yang akan menjadi pintu untuk melakukan transfer data.
Hal ini akan sangat membantu ketika server master mengalami kendala atau crash.
Cache
Berbeda dari dua jenis sebelumnya, jenis server ini tidak memiliki data nama host.
Server ini akan mencari informasi dari server DNS terdekat, dimana data akan disimpan untuk kebutuhan data di masa yang akan datang.
Contoh DNS server yaitu :
- .com : Contoh server yang paling umum digunakan. Biasa digunakan untuk situs perusahaan maupun komersial.
- .org : DNS server yang banyak dipakai untuk situs organisasi.
- .edu : DNS server yang khusus digunakan untuk pendidikan.
- .info : Banyak dipakai oleh pengembang situs yang banyak memuat informasi.
- .name : Umum dipakai untuk kebutuhan situs yang bersifat personal.
- .net : Server yang dipakai untuk membangun jaringan infrastruktur.
2. Jenis DNS Records
Di bawah ini adalah daftar DNS record yang menjadi komponen penting dalam sistem kerja DNS.
Terdapat 9 DNS record yang ada dalam satu sistem kerja, yaitu :
- A Record : Merupakan catatan dari alamat yang menerjemahkan nama host ke IP Address 32-bit yang biasa digunakan di IPv4.
- AAAA Record : Catatan IPv6 yang menerjemahkan host menjadi IP 128-bit yang dapat digunakan untuk IPv6.
- CNAME Record : Daftar kanonik yang berfungsi membuat nama alias untuk domain.
- MX Record : Daftar pertukaran surat yang menerjemahkan domain ke daftar mail exchange server.
- PTR Record : Daftar yang menerjemahkan hostname ke kanonik name yang diperuntukan bagi host tersebut.
- NS Record : Catatan nama yang memetakan nama domain dalam suatu daftar yang berasal dari DNS server.
- SOA Record : Catatan dari otoritas permulaan yang mengacu pada DNS server yang dapat menyediakan informasi terkait suatu domain di internet.
- SRV Record : Catatan yang merekam lokasi secara keseluruhan.
- Catatan TXT : Komponen yang dapat membuka izin pada admin untuk menginput data ke DNS. Komponen ini juga sering disebut sebagai SPF Record atau Sender Policy Framework.
Keunggulan Sistem DNS
Keunggulan sistem DNS yang menjadi alasan mengapa hingga saat ini masih banyak yang menggunakannya. Berikut ini adalah keunggulannya adalah :
- Memberi akses yang sangat mudah dalam berselancar di internet. Hal ini karena DNS membantu user untuk menghafal dan menyimpan alamat IP tiap situs yang akan dikunjungi user.
- Meningkatkan keamanan karena sistem DNS akan melindungi user dari aktivitas peretasan.
- Mudah untuk melakukan konfigurasi jika terjadi masalah pada alamat IP. Hal ini memungkinkan user untuk melakukan penggantian IP.
Rekomendasi DNS Tercepat
Pada dasarnya tiap ISP telah memiliki DNS-nya sendiri yang terpasang secara default.
Namun, DNS yang tersedia memiliki kualitas standar yang kecepatannya tidak terlalu bagus.
Berikut adalah layanan yang dapat mempercepat proses kerja DNS Anda.
1. Google Public DNS
Merupakan layanan server DNS gratis yang paling banyak digunakan.
Diluncurkan tahun 2009, teknologi Google satu ini mempunyai waktu respon sekitar 28,76 millisecond serta uptime hingga mencapai 99,98%.
Meski memiliki jaminan keamanan atas data user, namun jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pemblokiran akses terhadap beberapa situs dan belum mampu menangani masalah Spoofing dan DDoS.
2. Cloudflare
Lebih cepat dari yang pertama, Cloudflare hanya membutuhkan waktu 13,88 millisecond untuk merespon sebuah tugas dan memiliki uptime 99,96%.
Cloudflare memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya banyak diminati user, diantaranya :
- Cloudflare memiliki sistem proteksi yang maksimal dalam menghadapi kendala seperti DDoS.
- Jaminan keamanan data user, dimana data yang ada hanya akan tercatat selama 25 jam dan setelahnya akan dihapus.
3. Open DNS
Jenis ini dikembangkan oleh perusahaan Cisco ini diluncurkan tahun 2006 dengan kecepatan respon 22,73 millisecond.
Dengan uptime mencapai 99,87%. Salah satu keunggulan yang ditawarkan adalah tingkat keamanannya.
Jenis ini telah berhasil memblokir sekitar 7 juta domain yang terindikasi berbahaya.
Serta terus melakukan pemblokiran URL hingga pemblokiran alamat IP hingga mencapai 60 ribu domain setiap harinya.
Penutup
Setelah memahami penjelasan di atas tentang apa itu DNS, kita jadi tahu bahwa ada rangkaian sistem yang cukup kompleks dalam jaringan internet yang bekerja untuk mempermudah Anda dalam mencari informasi. Semoga bermanfaat!