Apa Itu Wireframe? Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Cara Membuatnya

apa itu wireframe dan penjelasannya

Pada proses pengembangan produk digital, dikenal adanya istilah wireframe. Istilah tersebut berhubungan dengan proses UX design sebuah produk digital. Proses ini dilakukan sebelum proses developer aplikasi atau software dilaksanakan. Lalu, apa itu wireframe secara lebih lanjut?

Bagi Anda yang tertarik dengan bidang UX/UI design, Anda harus mengetahui tentang istilah ini. Sebab, awal mula dari pengembangan produk digital ditentukan oleh proses yang satu ini. Untuk lebih jelasnya, simak informasi seputar pengertian, elemen hingga cara membuat wireframe, berikut ini.

Apa Itu Wireframe? Ini Pengertiannya

Cari Tahu Tentang Apa Itu Wireframe

Ketika Anda adalah seorang pengembang aplikasi atau website yang ingin membuat produk baru, tentu saja Anda memerlukan bantuan seorang UX/UI designer untuk membuat desain aplikasi atau website tersebut. Nah, disinilah wireframe dibutuhkan.

Pengertian Wireframe adalah blueprint atau layout sebuah website, aplikasi dan produk digital lainnya yang dibuat oleh seorang UX designer. Proses pembuatannya disebut sebagai wireframing. UX designer bisa membuat wireframe dengan kertas dan pena, maupun dengan aplikasi khusus.

Pembuatannya dianggap sangat penting, karena dapat merepresentasikan visual dari sebuah website atau aplikasi yang akan dikembangkan. Setelah UX designer membuat kerangkanya, barulah kerangka tersebut dikembangkan menjadi prototype atau mockup.

Intinya, wireframe berupa kerangka yang berisi struktur dan informasi apa saja yang harus ada dalam sebuah website atau aplikasi. Anda bisa mengibaratkan istilah ini dengan desain awal rumah yang dibuat oleh seorang arsitek.

Bentuknya bisa berupa gambar diatas kertas dengan warna hitam putih. Namun, pembuatannya bisa juga menggunakan aplikasi khusus. Penggunaan aplikasi atau tanpa aplikasi dalam membuat wireframe disesuaikan dengan jenis yang akan dibuat.

Tujuan dan Manfaat Membuat Wireframe

Tujuan dan Manfaat Membuat Wireframe

Secara umum, pembuatannya dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pengembangan produk digital. Saat produk memasuki fase eksplorasi, designer akan melakukan pengujian terhadap produk yang akan dikembangkan.

Pengujian dilakukan terhadap ruang lingkup dari produk, lalu designer juga melakukan identifikasi terhadap kebutuhan bisnis dan hubungannya dengan produk yang akan dikembangkan. Selama proses inilah, wireframe sangat dibutuhkan.

Oleh karena itu, wireframe bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keselarasan antara pengalaman yang diberikan dengan target pengguna website atau aplikasi. Wireframe juga memberikan ilustrasi dari struktur dan unsur-unsur yang ada dalam sebuah produk digital.

Selain tujuan-tujuan itu, desain awal ini juga memiliki manfaat yang tidak kalah penting. Manfaat inilah yang membuat hal ini sangat penting untuk dibuat sebelum mengembangkan produk digital, manfaat-manfaat tersebut diantaranya:

  • Memudahkan IU designer dalam menambahkan elemen dan unsur visual pada aplikasi atau website yang akan dikembangkan.
  • Menjadi titik awal pengembangan produk digital.
  • Memberikan kemudahan untuk mengidentifikasi pengalaman pengguna (user) dari produk digital.
  • Memudahkan dalam proses revisi atau perubahan dari umpan balik yang diberikan.
  • Memudahkan proses laporan dalam evaluasi pengalaman pengguna kepada klien.

Elemen-Elemen dalam Wireframe

Elemen-Elemen dalam Wireframe

Untuk memahami mengenai istilah ini, Anda juga harus mengetahui tentang elemen-elemen apa saja yang harus ada. Berikut ini ketiga elemen nya:

1. Elemen Antarmuka (Interface)

Elemen interface diatur agar pengguna dapat merasakan interaksi dengan sistem yang dikembangkan. Beberapa hal yang termasuk dalam elemen antarmuka diantaranya header, letak sidebar dan menu, serta tombol navigasi.

Penambahan elemen ini bertujuan agar pengembang dapat memastikan bahwa, pengguna bisa menggunakan website atau aplikasi dengan baik. Oleh karena itu, elemen ini harus benar-benar dirancang dengan matang.

2. Elemen Navigasi

Setelah mengatur elemen antarmuka, UX designer juga harus memasukkan elemen navigasi pada wireframe. Elemen ini berhubungan dengan petunjuk arah yang dibutuhkan pengguna saat menjelajah aplikasi atau website yang akan dikembangkan.

Dengan adanya elemen ini, pengguna bisa mengetahui letak menu, berbagai ikon dalam produk digital, sehingga hal-hal lain yang berhubungan dengan pengalaman pengguna.

3. Elemen Informasi

Elemen yang terakhir berhubungan dengan penyajian informasi dalam produk digital kepada pengguna. Dengan adanya elemen ini, informasi dapat disampaikan dengan jelas dan efektif. Jadi, pengguna dapat memahami dengan baik informasi yang ada pada website atau aplikasi yang akan dikembangkan.

Jenis-Jenisnya

Jenis-Jenis Wireframe

Terdapat tiga jenis wireframe yang perlu diketahui. Dari setiap jenisnya, Anda bisa menentukan media yang digunakan untuk membuatnya.

1. Jenis Low Fidelity

Jenis yang pertama ini bisa Anda buat dengan menggunakan pena dan kertas. Maka dari itu, wireframe jenis ini dianggap sebagai perwakilan visual mendasar dari sebuah website atau aplikasi.

Wireframe ini dibuat tanpa memikirkan unsur-unsur mendetail seperti jenis huruf atau tipografi, skala hingga akurasi pixel. Kerangka desain dengan low fidelity wireframe hanya menampilkan unsur sederhana seperti gambar kotak dan beberapa teks yang menunjukkan nama atau menu khusus.

2. Jenis Mid Fidelity

Mid fidelity wireframe termasuk jenis yang umum digunakan. Jenis ini masih terbilang sederhana, karena tidak menggunakan gambar dan jenis tulisan. Namun, kerangka desain yang dibuat dengan wireframe ini dianggap cukup akurat.

Anda bisa memisahkan setiap menu, judul dan konten dalam aplikasi atau website yang ingin dikembangkan. Meskipun masih menggunakan gambar dan tulisan hitam-putih, tetapi membuat wireframe jenis ini bisa dilakukan dengan aplikasi atau tools tertentu.

3. Jenis High Fidelity

Berbeda dengan dua jenis wireframe lain yang masih menggunakan gambar-gambar sederhana, Anda bisa menggunakan gambar atau foto pada High Fidelity ini.

Jenis ini akan membantu Anda untuk mendapatkan gambaran tentang konsep produk digital yang akan dikembangkan. Bahkan, Anda bisa menambah warna lain agar kerangka desain produk yang Anda buat lebih terlihat realistis.

Cara Membuatnya

Cara Membuat Wireframe

Untuk memahaminya, Anda juga harus mengetahui cara-cara yang dilakukan untuk membuatnya. Berikut ini terdapat beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membuatnya:

1. Melakukan Persiapan

Tujuan dari produk yang ingin Anda buat adalah hal pertama yang harus Anda ketahui. Sebab, wireframe yang Anda buat harus benar-benar mempresentasikan produk digital yang nantinya akan dikembangkan. Oleh karena itu, persiapan yang bisa dilakukan adalah mencatat tujuan dari pembuatan produk.

Setelah mengetahui tujuannya, Anda juga harus mendata siapa saja target pasar atau pengguna dari produk digital tersebut. Dengan melakukan persiapan-persiapan ini, Anda bisa lebih mudah menggambarkan kerangka awal produk, sehingga bisa memenuhi pengalaman pengguna.

2. Tentukan Jenis yang Ingin Dibuat

Setelah mengetahui tujuan dan sasaran produk, Anda juga harus memilih jenis wireframe yang akan dibuat. Dengan mengetahui jenis-jenisnya, Anda bisa memilih media yang digunakan dalam membuat wireframe.

3. Menyiapkan Media

Media dalam membuat wireframe adalah hal yang cukup penting. Jenis media bisa disesuaikan dengan jenis  yang akan dibuat. Anda bisa menggunakan pena dan kertas untuk membuat wireframe dengan jenis low fidelity.

Meskipun hanya menggunakan pena dan kertas, Anda juga bisa menambahkan penggunaan spidol warna atau pensil warna untuk memberikan tanda pada beberapa unsur atau elemen khusus. Jika Anda ingin membuat jenis wireframe yang lain, Anda bisa menggunakan beberapa aplikasi atau software.

Aplikasi atau software yang bisa digunakan diantaranya MockFlow, Axure, UXToolbox, Cacoo dan aplikasi lainnya. Anda juga harus memahami cara penggunaannya, agar saat membuat wireframe Anda tidak bingung lagi.

4. Masukkan Informasi yang Ingin Dibagikan

Cara selanjutnya adalah memasukkan informasi yang ingin dibagikan dalam produk digital. Saat Anda menentukan tujuan dan target pengguna, tentu saja Anda juga sudah menentukan jenis informasi atau konten yang akan dimasukkan dalam produk.

Anda bisa memasukkan informasi-informasi tersebut dalam wireframe yang Anda buat. Hal ini perlu dilakukan agar Anda bisa memberikan gambaran tentang informasi-informasi yang ada pada setiap halaman produk yang akan dikembangkan.

5. Menambahkan Detail

Cara yang terakhir adalah penambahan detail dalam wireframe. Detail yang ditambahkan dapat disesuaikan dengan jenis produk yang akan dikembangkan.

Penambahan detail ini bisa membuat Anda lebih mudah melakukan komunikasi dengan team atau klien terhadap wireframe yang telah dibuat. Selain itu, proses pengujiannya juga bisa dilakukan dengan penambahan detail ini.

Aplikasi Atau Tools untuk Membuat Wireframe

Untuk membuat wireframe dengan jenis mid fidelity dan high fidelity Anda memerlukan beberapa aplikasi penunjang. Beberapa aplikasi yang khusus dirancang untuk membuat wireframe ini akan memudahkan Anda dalam menyusun kerangka desain produk yang akan dikembangkan.

Anda bisa mendownload aplikasi atau software tersebut, atau Anda bisa menggunakannya melalui website resmi dari masing-masing aplikasi. Berikut ini ada empat aplikasi atau software yang bisa Anda gunakan:

1. MockFlow

MockFlow

Mengetahui aplikasi yang bisa membantu Anda membuat wireframe, menjadi cara terakhir yang bisa Anda lakukan untuk memahami tentang wirframe. Anda bisa menggunakan MockFlow untuk membuat kerangka desain produk digital ini.

MockFlow bisa Anda gunakan secara personal atau digunakan bersama team Anda. Adanya fitur wireframepro memungkinkan Anda untuk berkolaborasi dengan orang lain, sehingga proses desain produk digital yang dilakukan oleh team menjadi lebih mudah.

Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan visualisasi desain dengan menggunakan software ini. Tidak hanya membantu Anda dalam membuat wireframe, software ini juga bisa membantu Anda hingga membuat mockup.

2. Axure

Axure

Axure adalah aplikasi wireframe yang bisa Anda gunakan di desktop komputer Anda. Jadi, untuk menggunakan aplikasi ini Anda harus mendownloadnya terlebih dahulu. Selain membantu Anda dalam membuat wireframe, Axure juga bisa digunakan dalam membuat prototype.

3. Cacoo

Cacoo

Software yang satu ini dianggap lebih mudah digunakan, karena memiliki tools yang lebih sederhana. Anda bisa menggunakan Cacoo secara online melalui website resminya. Berbagai template bisa Anda temui dalam software ini.

Pembuatan desain awal untuk aplikasi iOS, android hingga desktop website bisa dilakukan dengan Cacoo. Selain itu, software ini juga memiliki fitur kolaborasi bersama team Anda. Dengan adanya fitur tersebut, proses umpan balik terhadap wireframe Anda menjadi lebih cepat untuk dilakukan.

4. UXToolbox

UXToolbox

Anda bisa mendownload UXToolsbox untuk membuat wireframe. Aplikasi ini juga akan membantu Anda untuk membuat mockup. Anda juga bisa berkolaborasi dengan tim Anda menggunakan aplikasi yang satu ini.

Jadi, penjelasan di atas sudah bisa menjawab pertanyaan apa itu wireframe, bukan? Sederhananya, wireframe merupakan kerangka desain produk digital yang akan dikembangkan. Bagi Anda yang tertarik dengan bidang UX/UI design Anda harus mengetahui tentang istilah ini, mulai dari pengertian, manfaat hingga aplikasi yang bisa digunakan untuk membuatnya.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.