Dalam konteks komunikasi, “feedback” mengacu pada respons atau tanggapan yang diberikan oleh penerima kepada pengirim setelah menerima pesan atau informasi.
Feedback penting dalam komunikasi karena memungkinkan pengirim untuk mengetahui sejauh mana pesan yang disampaikan telah dipahami, diterima, dan apakah tujuannya telah tercapai.
Feedback dapat berbentuk verbal atau non-verbal. Contoh dari feedback verbal meliputi komentar, pertanyaan, atau klarifikasi dari penerima kepada pengirim.
Sementara itu, feedback non-verbal bisa berupa ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau bahasa tubuh lainnya yang menunjukkan pemahaman atau ketidakpahaman terhadap pesan yang disampaikan.
Jenis-Jenis Feedback dalam Komunikasi
Feedback dalam komunikasi memainkan peran penting untuk memastikan pesan yang disampaikan dipahami dan diterima dengan baik oleh penerima.
Ada berbagai jenis feedback yang dapat diberikan, dan masing-masing memiliki karakteristik dan tujuannya sendiri.
Berikut adalah jenis-jenis feedback dalam komunikasi:
1. Positif atau Affirmatif
Feedback positif atau affirmatif adalah respons yang menunjukkan pengakuan atau pujian terhadap apa yang telah dikerjakan atau disampaikan oleh penerima.
Tujuannya adalah untuk memberikan dorongan dan memperkuat perilaku atau tindakan yang diapresiasi.
Karakteristiknya berisi pujian, pengakuan, atau apresiasi terhadap prestasi atau tindakan penerima. Feedback ini dirancang untuk meningkatkan motivasi dan memperkuat hubungan antara pengirim dan penerima.
Contoh: “Kerja yang baik dalam presentasi Anda! Anda berhasil menyampaikan informasi dengan jelas dan menarik.”
2. Konstruktif
Feedback konstruktif adalah respons yang disampaikan dengan tujuan untuk memberikan masukan yang dapat membantu penerima memperbaiki atau meningkatkan kinerja, pemahaman, atau tindakan mereka di masa mendatang.
Karakteristiknya Biasanya berisi saran, rekomendasi, atau kritik yang dibuat dengan cara yang membangun dan bertujuan untuk perbaikan.
Feedback ini disampaikan dengan cara yang menghargai dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan penerima.
Contoh: “Mungkin Anda bisa menambahkan lebih banyak contoh praktis dalam presentasi Anda untuk membantu audiens memahami konsep yang Anda jelaskan.”
3. Negatif atau Kritis
Feedback negatif atau kritis adalah respons yang menyoroti kesalahan, ketidaksesuaian, atau area yang memerlukan perbaikan.
Tujuannya adalah untuk menyampaikan masalah atau kekhawatiran yang mungkin menghambat efektivitas atau pemahaman.
Karakteristiknya berisi kritik atau komentar yang menunjukkan ketidakpuasan atau kekecewaan terhadap sesuatu yang telah disampaikan atau dilakukan.
Meskipun mungkin sulit diterima, feedback ini dapat menjadi peluang untuk refleksi dan pertumbuhan.
Contoh: “Saya merasa beberapa bagian dari presentasi Anda kurang terorganisir dengan baik, dan ini membuat saya sulit untuk mengikuti alur ceritanya.”
4. Umpan Balik Tertulis
Umpan balik tertulis adalah respons atau tanggapan yang disampaikan dalam bentuk tertulis, seperti melalui surat, email, atau catatan.
Bentuk ini memungkinkan pengirim dan penerima untuk merenung dan merespons dengan cermat.
Karena disampaikan secara tertulis, umpan balik ini dapat direvisi dan direnungkan dengan teliti. Ini juga memungkinkan komunikasi yang lebih formal dan terstruktur dibandingkan dengan feedback lisan.
Contoh: Sebuah email yang menjelaskan dengan detail poin-poin yang disukai atau perlu diperbaiki dalam sebuah proyek atau presentasi.
5. Umpan Balik Lisan
Umpan balik lisan adalah respons atau tanggapan yang disampaikan secara langsung melalui komunikasi verbal antara pemberi dan penerima.
Hal ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti rapat, diskusi satu lawan satu, atau presentasi.
Karena disampaikan secara langsung, feedback lisan seringkali lebih spontan dan dapat menggambarkan emosi atau reaksi yang langsung dirasakan oleh penerima.
Hal ini memungkinkan dialog langsung antara pemberi dan penerima untuk klarifikasi atau diskusi lebih lanjut.
Keuntungannya yakni respons cepat, kemampuan untuk bertanya langsung, dan kesempatan untuk klarifikasi atau diskusi mendalam.
6. Umpan Balik 360 Derajat
Umpan balik 360 derajat adalah proses di mana seseorang menerima umpan balik dari berbagai pihak yang berinteraksi dengannya di lingkungan kerja atau organisasi, termasuk atasan, rekan kerja sebaya, dan bawahan.
Proses ini mencakup berbagai perspektif untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kinerja seseorang. Umpan balik ini seringkali dilakukan secara anonim untuk memastikan kejujuran dan objektivitas.
Keuntungannya yakni memberikan wawasan yang komprehensif tentang kekuatan dan area yang memerlukan perbaikan, mempromosikan pengembangan profesional, dan membangun hubungan kerja yang lebih baik.
7. Umpan Balik Positif Negatif Positif (PNP)
Umpan balik PNP adalah pendekatan dalam memberikan kritik atau masukan yang dimulai dengan pujian atau pengakuan positif, diikuti dengan kritik atau saran perbaikan, dan diakhiri dengan komentar positif lainnya.
Pendekatan ini dirancang untuk membuat umpan balik yang sulit diterima menjadi lebih diterima oleh penerima dengan memasukkan aspek positif sebelum dan sesudah kritik. Ini dapat mengurangi pertahanan atau reaksi defensif dari penerima.
Keuntungannya yakni Membantu penerima menerima kritik dengan lebih baik, mempromosikan suasana kerja yang positif, dan memfasilitasi pertumbuhan dan perbaikan.
8. Umpan Balik Real-time
Umpan balik real-time merujuk pada respons atau tanggapan yang diberikan secara segera atau saat itu juga setelah suatu tindakan, pernyataan, atau kejadian terjadi.
Dengan teknologi saat ini, umpan balik real-time dapat disampaikan melalui berbagai platform, seperti pesan instan, komentar langsung dalam platform digital, atau interaksi langsung. Ini memungkinkan komunikasi yang cepat dan responsif.
Keuntungannya yakni Memfasilitasi komunikasi yang cepat, memungkinkan koreksi atau penyesuaian yang segera, dan memperkuat hubungan antar individu atau dalam tim.
Dalam konteks komunikasi, penting untuk memilih jenis feedback yang tepat tergantung pada situasi, tujuan, dan kebutuhan penerima.
Memberikan feedback yang efektif memerlukan keterampilan komunikasi yang baik, empati, dan pemahaman tentang konteksnya.
Dengan memahami dan menerapkan berbagai jenis feedback dalam komunikasi, individu atau organisasi dapat membangun hubungan yang lebih kuat, meningkatkan efektivitas komunikasi, dan mendukung pertumbuhan dan pengembangan profesional.
Baca Juga : Cara Mengatasi Hambatan dalam Menerima Feedback