Pengertian Activity Based Costing dan Penerapannya

Pengertian Activity Based Costing dan Penerapannya

Pernahkah Anda mendengar tentang Activity Based Costing? Pengertian Activity Based Costing adalah penetapan harga.

Penetapan harga produk dan layanan adalah salah satu keputusan sulit yang dapat menentukan bagaimana bisnis Anda selanjutnya.

Untuk menumbuhkan perusahaan dengan margin keuntungan yang baik, penetapan harga harus sesuai, tetapi juga harus kompetitif.

Hal ini bertujuan untuk menarik pelanggan. Maka dari itu, dibutuhkan sumber daya yang memahami penetapan biaya pada setiap aktivitas produksi.

Baca Juga : Cara Menghitung Biaya Produksi

Pengertian Activity Based Costing

Apa Pengertian Activity Based Costing

Activity Based Costing adalah metode penghitungan setiap biaya yang dikeluarkan dalam setiap aktivitas produksi atau layanan dengan menggunakan alokasi yang berbeda untuk setiap aktivitasnya.

Activity Based Costing berfokus pada setiap biaya produk yang dibutuhkan selama proses produksi dilakukan.

Sayangnya, banyak perusahaan di Indonesia saat ini tidak menerapkan metode Activity Based Costing untuk menetapkan harga produk.

Hal tersebut berimbas pada pemasaran produk buatan Indonesia kurang kompetitif terutama di pasar global. Konsumen global cenderung jeli dalam mempertimbangkan harga sebuah produk dengan kualitas yang ditawarkan.

Efek Penetapan Biaya Berdasarkan Activity Based Costing?

Berdasarkan pengertian Activity Based Costing, hal ini juga dapat memungkinkan bisnis untuk mengurangi distorsi harga yang disebabkan oleh penetapan harga tradisional, sehingga produk yang dikirim diberi harga secara akurat dan tidak sembarangan.

Banyak perusahaan besar, terutama di sektor manufaktur, menggunakan penetapan biaya berdasarkan aktivitas untuk menentukan harga penawaran secara akurat.

Namun, usaha kecil juga bisa mendapatkan keuntungan dari menggunakan metode penetapan biaya ini.

Activity Based Costing adalah topik yang kompleks. Penting untuk mempelajari dasar-dasar penetapan biaya berbasis aktivitas produksi. Hal tersebut memberi efek yang signifikan pada margin perusahaan Anda.

Tujuan Activity Based Costing

Activity Based Costing bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas yang menghasilkan biaya mata uang.

Fokus utamanya adalah pada aktivitas produksi dan proses yang dilakukan selama produksi. Oleh karena itu, penetapan biaya tergantung dari aktivitas produksi sebagai tolok ukurnya.

Model penetapan biaya khusus yang demikian, mendefinisikan aktivitas dalam suatu perusahaan dan membebankan biaya setiap aktivitas ke semua sumber daya produk dan layanan sesuai dengan konsumsi aktual setiap aktivitas produksi.

Oleh karena itu, dalam Activity Based Costing biaya overhead dialokasikan ke pusat biaya atau unit berdasarkan jumlah aktivitas yang dilakukan dalam produksi.

Hal tersebut karena Activity Based Costing didasarkan pada Input dan Output Akuntansinya.

Sampai saat ini, Konsorsium Internasional untuk Manajemen Lanjutan (CAM-I) telah memainkan peran formatif dalam studi dan formalisasi prinsip-prinsip yang secara resmi dikenal sebagai Activity Based Costing.

Karakteristik dalam Activity Based Costing

Activity Based Costing memiliki kekhasan tersendiri, atau karakteristik yang melekat dalam setiap proses penetapan yang dilakukan.

Karakteristik ini di antaranya ada 4 hal, berikut karakteristik dari Activity Based Costing.

  • Meningkatkan jumlah kelompok biaya yang digunakan untuk mengakumulasi biaya overhead. Besarnya nilai tergantung dari biaya kegiatan produksi. Oleh karena itu, biaya diagregasi berdasarkan aktivitas, tidak mengumpulkan biaya overhead dalam satu kumpulan perusahaan atau satu kumpulan departemen.
  • Berdasarkan biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, atau jam kerja mesin, tentukan biaya overhead dari berbagai pekerjaan atau produk secara proporsional dengan biaya aktivitas bisnis.
  • Peningkatan keterlacakan biaya overhead dan data biaya unit yang lebih akurat untuk administrasi.
  • Mengidentifikasi biaya dalam tindakan dan penyebabnya tidak hanya membantu dalam penetapan biaya produk atau bisnis yang lebih akurat, tetapi juga menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Biaya produk dikurangi dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Sebenarnya, inilah inti dari pengertian Activity Based Costing.

Langkah-langkah dalam Penggunaan Activity Based Costing

Langkah-langkah dalam Penggunaan Activity Based Costing

Ada lima langkah yang harus dilakukan jika ingin menetapkan dan melakukan analisis Activity Based Costing.

Lima langkah tersebut disampaikan oleh Kaplan dan Cooper pada tahun 1998. Berikut lima langkah yang dimaksud:

  • Penentuan objek biaya, aktivitas tidak langsung, dan sumber daya yang digunakan dalam aktivitas tidak langsung.
  • Tentukan biaya setiap aktivitas tidak langsung.
  • Tentukan pemicu biaya untuk setiap sumber daya.
  • Hitung total biaya produk tidak langsung untuk jenis objek biaya ini.
  • Bagilah total biaya dengan kuantitas untuk biaya overhead masing-masing item.

Objek biaya yang dimaksud  adalah produk, pelanggan, layanan, atau hal lain yang merupakan elemen dari akuntansi biaya.

Mencakup segala aktivitas atau sesuatu yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya sebagaimana selaras dengan pengertian Activity Based Costing yang melakukan perhitungan secara akurat pada setiap aktivitas produksinya.

Contohnya seperti menerima, memuat, mengepak, menangani, menelepon, menjual, membeli, mengiklankan, menghitung, membuatkan orderan, membaca orderan, dan lain sebagainya yang masuk dalam aktivitas bisnis perusahaan.

Sumber daya berupa mesin, komputer, orang, atau aset lain tidak digunakan secara khusus untuk objek biaya.

Sumber daya tersebut atau aktivitas tidak langsung lainnya hanya dapat digunakan sebagian untuk dialokasikan ke suatu proses aktivitas produksi.

Aspek Lain dari Potensi Activity Based Costing

Activity Based Costing dapat membuat segmentasi yang didasarkan pada profitabilitas dan membantu menentukan nilai pelanggan secara lebih akurat.

Ada beberapa aspek lain dari potensi Activity Based Costing. Berikut di antaranya:

1. Menuju Activity Based Management 

Penerapan Activity Based Costing merupakan langkah pertama menuju manajemen berbasis aktivitas atau activity based management.

Activity Based Costing tidak mengukur efisiensi atau produktivitas kegiatan, tetapi ini dapat menjadi penting untuk perbaikan.

Selanjutnya, Activity Based Costing mengasumsikan bahwa adalah mungkin untuk mengidentifikasi objek biaya, aktivitas, dan sumber daya tertentu.

Pada akhirnya, hasil analisis Activity Based Costing ditentukan oleh akurasi yang Anda gunakan untuk menghitung input, aktivitas, dan konsumsi sumber daya perusahaan.

2. Memberi Pemahaman Tentang Cost Driver

Penetapan biaya dengan metode Activity Based Costing dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang manajemen perusahaan dan apa saja pemicu biaya.

Model akuntansi biaya secara tradisional tidak memperhatikan penyebab atau pemicu biaya (cost driver).

Dengan Activity Based Costing, manajer akan secara logis dapat melihat hubungan antara sumber pemicu biaya (cost driver) dan biaya aslinya.

Dengan memahami pemicu biaya ini, manajer dapat belajar tentang batasan biaya serta dengan segala resiko baik dan buruknya.

3. Kemampuan Untuk Membedakan Antara Biaya Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah

Manajer umumnya ingin mengurangi biaya dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah.

Namun, tanpa bantuan analisis metode dari Activity Based Costing, menjadi sulit bagi manajer untuk membedakan antara aktivitas yang menambah nilai dan yang tidak.

Activity Based Costing memungkinkan manajer untuk menyingkirkan aktivitas yang tidak menambah nilai, sehingga biaya pada aktivitas produksi dapat dirampingkan. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai jual produk di pasaran.

4. Memberikan Informasi Analisis Profitabilitas Untuk Setiap Produk dan Pelanggan

Dalam organisasi korporat, banyak produk atau pelanggan yang sering kali tidak memberikan  kontribusi pada laba perusahaan.

Manajer harus jeli mengidentifikasi produk dan pelanggan mana yang menguntungkan bagi perusahaan.

Jika telah diketahui segmentasi produk atau pelanggan yang menguntungkan, maka harus dibuat keputusan strategis untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Pengidentifikasian tersebut dapat dibuat dengan menggunakan analisis Activity Based Costing.

5. Mendapat Informasi Biaya yang Akurat

Sesuai dengan pengertian Activity Based Costing yang berarti penghitungan biaya pada setiap aktivitas produksi, maka metode ini menjamin keakuratan penghitungan dibandingkan dengan metode tradisional. Sehingga manajer dapat mengetahui alokasi biaya overhead.

Selanjutnya, manajer dapat fokus pada pengurangan biaya overhead. Hal ini dikarenakan biaya overhead merupakan komponen pembiayaan yang terbilang cukup besar, terutama bagi perusahaan yang menggunakan teknologi dan investasi padat modal.

Dengan menggunakan analisis Activity Based Costing, manager bisa mengambil keputusan strategis yang akan berdampak pada berkurangnya biaya overhead dan fokus pada peningkatan pemanfaatan pabrik.

Bagaimana Menerapkan Activity Based Costing Secara Efektif?

Bagaimana Menerapkan Activity Based Costing Secara Efektif

Dalam menerapkan Activity Based Costing pada perusahaan Anda, ada beberapa hal yang dilakukan agar penerapan metode tersebut berjalan secara efektif.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan metode analisis Activity Based Costing.

  • Menyesuaikan rincian biaya dari penetapan biaya pusat atau cost centers ke biaya setiap aktivitas produksi atau activity costs.
  • Gunakan metode analisis Activity Based Costing untuk mengidentifikasi dan membedakan antara aktivitas yang menambah nilai bagi produk atau pelanggan dan yang tidak.
  • Gunakan analisis aktivitas untuk mengurangi biaya operasional berbasis aktivitas.
  • Menganalisis profitabilitas setiap produk serta layanan pelanggan dengan menggunakan metode analisis Activity Based Costing.

Manajer dapat mempertimbangkan untuk menggunakan Activity Based Costing sebagai salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk strategi berkompetisi antar perusahaan lainnya yang berbasis waktu produksi.

Kekurangan dalam Penerapan Metode Analisis Activity Based Costing

Menurut pengertian Activity Based Costing adalah mengidentifikasi biaya pada setiap produksi dengan akurat, sehingga akan memberikan dampak baik bagi perusahaan.

Akan tetapi, Activity Based Costing juga memiliki kekurangan yang perlu diwaspadai oleh para manajer.

Berikut di antaranya kelemahan dalam menerapkan metode tersebut.

  • Metode penerapan dan pengembangan Activity Based Costing terbilang sangat mahal.
  • Menerapkan Activity Based Costing membutuhkan waktu lama dari awal sampai akhir, biasanya lebih dari satu tahun untuk berhasil.
  • Metode Activity Based Costing tidak menghitung serta biaya di luar biaya produksi, seperti biaya iklan, publisitas, atau penelitian.
  • Laporan penetapan Activity Based Costing tidak sesuai dengan prinsip laporan akuntansi saat ini.

Manfaat dalam Penerapan Metode Analisis Activity Based Costing

Sebagaimana menurut  pengertian Activity Based Costing, jika perusahaan Anda dapat berhasil menerapkan metode tersebut akan mendapatkan keuntungan besar sebagai manfaat bagi perusahaan.

Manfaat tersebut meliputi:

  • Metode Activity Based Costing dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan strategis dalam suatu perusahaan.
  • Harga yang melewati prosedur analisis dari sistem Activity Based Costing akan menjadi harga yang lebih baik sehingga perusahaan Anda dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.
  • Activity Based Costing dapat digunakan untuk meningkatkan analisis biaya dan memungkinkan manajemen untuk meningkatkan volume produk jika sebelumnya bervolume rendah.
  • Penetapan biaya berdasarkan metode Activity Based Costing memungkinkan manajemen untuk menyajikan penawaran yang lebih kompetitif secara adil.
  • Activity Based Costing berfokus pada setiap produk dan pelanggan, sehingga dengan menganalisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya tersebut, manajemen dapat mendesain ulang proses produksi dari bahan baku hingga produk jadi untuk mencapai kualitas tertinggi dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Tahapan dalam Menerapkan Sistem Activity Based Costing

Proses penerapan Activity Based Costing untuk menentukan biaya pada produksi dapat dibagi menjadi dua tahap.

Yaitu, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan aktivitas yang membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, dan membebankan biaya aktivitas ke produk.

Di bawah ini adalah uraian tahapan dalam menerapkan sistem Activity Based Costing.

1. Mengidentifikasi Setiap Aktivitas Produksi

Pada tahapan mengidentifikasi kali ini, Anda perlu melalui tiga tahapan untuk menerapkan sistem Activity Based Costing pada perusahaan.

Tiga tahapan ini saling berhubungan sehingga tidak bisa hanya dikerjakan sebagian saja.

  • Klasifikasikan Berbagai Aktivitas Produksi

Berbagai aktivitas produksi dalam perusahaan Anda dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang memiliki gambaran sederhana, hal tersebut guna mencapai tujuan sesuai  dengan pengertian Activity Based Costing yakni mendapatkan biaya produksi yang akurat.

Pengelompokan disesuaikan segmen-segmen yang sesuai dari proses produksi yang dapat dikelola untuk menghasilkan produk dan jasa.

Masing-masing yang berada dalam satu kelompok yang sama harus memiliki kesesuaian satu sama lain.

Berbagai aktivitas produksi dalam perusahaan tersebut dikelompokkan ke dalam empat tingkat aktivitas, yakni aktivitas tingkat unit, aktivitas tingkat batch, aktivitas tingkat produk, dan aktivitas tingkat fasilitas.

  • Melakukan Identifikasi Biaya

Untuk sampai pada tahapan mengalokasikan biaya dari sumber daya ke aktivitas, Anda harus terlebih dahulu mengidentifikasi komponen biaya utama. Anda dapat menemukan penentuan elemen biaya ini yang berada di buku besar perusahaan.

Biaya yang harus dipertimbangkan adalah biaya pengeluaran operasional atau overhead, karena ini merupakan biaya yang digunakan untuk roda perusahaan secara tidak langsung dan oleh karena itu perlu dianalisis.

Berbeda halnya dengan biaya tenaga kerja langsung, biaya tersebut dapat ditanggung tanpa analisis. Biaya aktivitas mencakup nilai penuh dari sumber daya yang dikonsumsi untuk melakukan aktivitas tersebut.

  • Menentukan Proses Aktivitas Produksi Berbasis Biaya

Aktivitas produksi berhubungan langsung dengan biaya. Selain itu, aktivitas produksi memainkan peran penting dalam interpretasi data.

Biaya dikelompokkan menurut tujuan dan faktor biaya yang sama, sehingga biaya memiliki sifat yang seragam, lebih mudah dikelola, dan menghindari kerancuan dalam pengalokasian produk.

Hal ini sejalan dengan pengertian Activity Based Costing yang secara akurat menghitung biaya pada setiap aktivitas produksi agar diperoleh keakuratan dan menghindari kerancuan data seperti yang disebutkan di atas.

2. Alokasi Biaya Aktivitas Produksi ke Produk

Pada tahapan ini ada dua prosedur yang harus Anda jalankan dalam upaya penerapan metode sistem Activity Based Costing.

Ini merupakan tahapan terakhir yang paling menentukan keseriusan Anda dalam upaya menerapkan sistem Activity Based Costing.

  • Mengidentifikasi Sumber Pemicu Biaya

Mengidentifikasi pemicu biaya dalam sistem Activity Based Costing sangat berbeda dari sistem tradisional. Dalam sistem tradisional, pemicu biaya yang digunakan adalah ukuran berbasis volume.

Akan tetapi, berbeda halnya dalam penetapan biaya pada sistem Activity Based Costing, pemicu biaya tidak hanya berbasis volume, tetapi juga tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas.

Faktor biaya mencerminkan permintaan yang ditempatkan pada aktivitas berdasarkan jenis proses yang dikonsumsinya. Mesin biaya ini digunakan untuk melacak biaya pada objek biaya.

Dalam sistem Activity Based Costing, Anda dapat menggunakan beberapa pemicu biaya yang bisa digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya ke produk.

  • Alokasi Biaya

Setelah Anda menentukan sumber pemicu biaya (cost driver) untuk setiap kumpulan biaya (cost pools), Anda sudah dapat mengalokasikan biaya dalam kumpulan biaya untuk setiap produk berdasarkan pemicu biaya yang telah berhasil diidentifikasi.

Setelahnya juga Anda dapat mengetahui seberapa besarnya biaya pada setiap cost pool.

Berdasarkan data informasi harga atau biaya tersebut Anda pun dapat membuat keputusan pengalokasian biaya berdasarkan cost driver dengan menggunakan sistem Activity Based Costing.

Penutup

Kekurangan dan kelebihan dalam Activity Based Costing harus menjadi pertimbangan Anda dalam memutuskan untuk menerapkan metode tersebut atau tidak pada perusahaan.

Sehingga, tidak bisa hanya berpatokan pada pengertian Activity Based Costing saja.

Baca Juga : HET Adalah: Pengertian, Dasar Hukum, Fungsi dan Manfaatnya

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.