5 menit yang lalu Anda mengetikan keyword “Pengertian buyer” lalu membaca satu per satu artikel dari situs lainnya. Mungkin saja Anda masih belum puas dan belum mendapatkan apa yang diinginkan. Dan detik ini, Anda berkunjung ke situs ini sambil berharap mendapatkan apa yang Anda inginkan tentang pengertian buyer.
Tenang saja, di sini kami akan mengupas tuntas pengertian buyer, jenis buyer, hingga kenapa Anda harus menggunakan buyer di perusahaan Anda.
Pengertian Buyer?
Buyer berarti pembeli jika menerjemahkannya dari bahasa Inggris. Sehingga pengertian buyer secara umum yaitu seseorang yang bertugas membeli barang/jasa.
Dari pengertian buyer tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa buyer dalam perusahaan adalah personil yang secara khusus bekerja pada bagian pembelian dan pengurusan barang yang dibeli sesuai mandat dari perusahaan.
Buyer bagi masyarakat umum tidak jauh berbeda artinya dengan konsumen, karena memang sama-sama membeli. Namun, di dalam bisnis buyer dibagi menjadi dua jenis yang lebih spesifik lagi.
Hubungan Buyer dalam Dunia Bisnis
Lalu, apa hubungannya buyer dengan perusahaan? Bagi perusahaan, terutama perusahaan dagang, kehadiran personil buyer akan membantu seluruh kegiatan pembelian bahan baku menjadi lebih terorganisir lagi.
Selain itu, Buyer menawarkan spesialisasi lebih yang menjadikannya sebuah keunggulan.
Jenis-Jenis Buyer
Terdapat dua jenis buyer di kamus bisnis: buyer persona dan buyer pembelian. Ada banyak perbedaan antara dua jenis buyer ini, masing-masing memiliki peranan yang berbeda. Berikut adalah penjabarannya.
1. Buyer Persona
Pengertian buyer persona adalah deskripsi rinci mengenai “orang” yang akan merepresentasikan dirinya sebagai pelanggan bisnis. Semakin mendetail data yang dipunyainya, maka semakin bagus dalam pengembangan pemasaran.
Oleh karena itu, Anda tidak bisa asal-asalan membuat buyer persona, harus melalui riset yang mendalam terlebih dahulu.
Selain pengertian buyer persona di atas, pengertian buyer ini yang lain adalah orang fiksi yang dibuat untuk mewakili tipe pelanggan yang mungkin menggunakan produk serupa dengan cara yang sama juga.
Kenapa Anda Harus Memiliki Buyer Persona?
Buyer persona tentunya tidak tercipta tanpa tujuan dan manfaat, ada beberapa manfaat membuat buyer persona:
Meningkatkan Efektivitas Kampanye Iklan
Iklan yang efektif tecermin dari persentase pelanggan yang melakukan closing. Ini tidak berarti bahwa iklan yang memiliki persentase closing kecil adalah buruk, hal itu tergantung tujuan kampanye iklan tersebut.
Namun, Anda adalah pembisnis, sehingga tujuan utama dari memasang iklan adalah mendapatkan closing/pembelian yang tinggi sesuai atau lebih tinggi dari target.
Oleh karena itu, hadirnya buyer persona bisa membantu dalam pengembangan pemasaran bisnis.
Menyesuaikan Strategi Bisnis
Dari hasil iklan di atas, Anda juga bisa mengambil kesimpulan dalam strategi bisnis. Jika hasil closing kampanye iklan sedikit, tentu menjadi pertanyaan di benak apa yang salah pada produk bisnis.
Pelanggan mungkin menginginkan warna, bentuk, atau spesifikasi produk yang unik.
Sehingga, ini menuntut Anda untuk bisa menyesuikan strategi bisnis sesuai keinginan pelanggan, bukan sesuai ego Anda sendiri.
Buyer persona bisa membantu Anda sebagai gambaran secara riil perilaku pelanggan terhadap bisnis Anda. Serta, bagaimana membuat pelanggan terpikat dan menjadi pelanggan tetap.
Mengembangkan Produk dari Perspektif Pelanggan
Dari pengertian buyer persona-nya kita bisa highlight kata “mewakili tipe pelanggan”, artinya, buyer persona bertindak dari perspektif pelanggan umum.
Bisnis akan terbantu dengan adanya buyer persona yang akan memberikan Anda notice kapan waktunya membuat produk/layanan baru.
Mengenal Konsep Buyer Persona Spring
Seperti yang disebutkan pada bagian pengertian buyer persona, membuat buyer persona membutuhkan riset mendalam.
Memang hal tersebutlah yang harus dilalui saat membuat buyer persona, tetapi, itu tidak berarti Anda bisa membuatnya secara bebas.
Anda harus tetap menjunjung konsep-konsep yang ada harus agar tercipta buyer persona yang efektif. Salah satu konsep yang bisa dipakai adalah konsep buyer persona spring.
Konsep ini dikembangkan oleh ahli bisnis dan penulis: Tahir Rashid, Aleksej Heinze, Gordon Fletcher, dan Ana Cruz.
Menurut mereka, konsep membuat buyer persona dicapai melalui tiga poros:
- Konten: apa yang relevan dengan pelanggan Anda? Apakah itu cocok dan mampu membuat mereka tertarik?
- Channel: apa kanal media sosial yang dikunjungi oleh pelanggan Anda?
- Data: berdasarkan insight pelanggan, Anda bisa mengambil kesimpulan dari data yang didapat apakah strategi yang diterapkan sudah tepat. Jika belum, maka harus dilakukan revisi strategi agar sesuai dengan yang diinginkan
Dari tiga poros tersebut, seluruhnya akan diimplementasikan dalam empat tahapan: perencanaan, eksekusi, pengamatan, dan evaluasi.
Konsep ini harus diterapkan dalam membuat buyer persona. Oleh karena itu, selanjutnya akan dibahas tahapan membuat buyer persona.
Tahapan Membuat Buyer Persona
Untuk membuat buyer persona, ada lima tahapan yang harus Anda lalui, yaitu:
Melakukan Riset Kepada Pelanggan
Langkah pertama adalah melakukan riset kepada pelanggan. Jika dia adalah pelanggan yang pernah membeli produkmu, maka cobalah mengumpulkan beberapa informasi mengenai usia, lokasi, minat, tingkah laku, kebiasaan, cara pembelian, dan informasi lainnya yang sekiranya dibutuhkan. Atau Anda bisa menanyakan hal di bawah ini:
- Apa jenis kelamin pelanggan?
- Berapa usia pelanggan?
- Di mana pelanggan tinggal?
- Apa pekerjaan dan seberapa besar penghasilannya?
- Seberapa sering berbelanja dan produk seperti apakah yang pelanggan nikmati?
- Topik dan kanal apa yang disukai pelanggan?
- Siapa influencer/artis yang disukai pelanggan?
Untuk membantu lebih cepat mengumpulkan data, Anda bisa memanfaatkan tools seperti Google Analytics dan Google Forms.
Analisis Masalah dan Kebutuhan Pelanggan
Selanjutnya, dari hasil survei daring melalui Google Forms ataupun survei luring, Anda bisa mendapatkan informasi apa yang menjadi masalah bagi pelanggan Anda.
Mengetahui masalah pelanggan itu penting, dari masalah tersebut, Anda bisa mengambil kesimpulan apa yang mereka inginkan atau butuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Ada beberapa pertanyaan yang bisa Anda tanyakan saat survei sehingga memahami masalah pelanggan:
- Apa masalah yang dihadapi dan seberapa banyak?
- Seberapa susah masalahnya?
- Solusi seperti apa yang ingin didapatkan?
- Apa hambatan mencapai solusi itu?
Dan dari kebutuhan pelanggan yang sudah Anda ketahui di atas, maka bisa membuat produk baru atau meningkatkan produk lama yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.
Bentuk Buyer Persona
Jika data yang ada sekiranya sudah cukup, Anda bisa mulai membuat buyer persona. Pastikan bahwa Anda membentuk buyer persona yang mampu mempermudah bisnis Anda mencapai strategi dan tujuan pemasaran.
Jika Anda memiliki banyak segmentasi pasar, maka bisa membentuk beberapa buyer persona.
Bentuk Negative Buyer Persona
Tidak hanya membuat buyer persona yang menjadi pelanggan potensial, Anda juga disarankan membuat buyer persona yang kemungkinan tidak tertarik pada bisnis Anda atau disebut negative buyer persona.
Hal ini agar bisa menghindari mereka sehingga efektivitas kampanye iklan/promosi menjadi lebih baik.
Kelompokkan Buyer Persona
Tahap terakhir, setelah membentuk beberapa buyer persona, Anda bisa mulai mengelompokkan mereka ke dalam satu kelompok.
Tujuan dari hal ini adalah memudahkan dalam pembuatan produk, pengembangan produk, dan lainnya.
Contoh Buyer Persona
Setelah mengenal pengertian buyer persona, manfaat, dan tahapannya di atas, Anda bisa melihat contoh penerapan buyer persona ini agar lebih jelas.
Ada sebuah bisnis kedai kopi. Bisnis ini mengincar para kawula muda yang ingin menghabiskan waktunya dengan tenang dan orang yang mengerjakan tugas.
Harga minuman di sini cukup mahal, tetapi termasuk murah dari kedai kopi lainnya. Dari hal ini, bisa dibuat buyer persona dengan nama Vina yang berusia 22 tahun:
- Nama: Vina
- Usia: 22 tahun
- Jenis kelamin: Perempuan
- Pekerjaan: Pegawai di sebuah bank swasta
- Penghasilan: Rp4.000.000
- Pengeluaran untuk konsumsi: Rp1.500.000
- Minuman favorit: Kopi
- Hobi: Membaca buku
- Mediasosial: Facebook, Instagram, dan Twitter
- Kebiasaan:
- Membaca buku di waktu kosong
- Bekerja pagi – sore, pagi – malam jika lembur
- Suka menyendiri saat baca buku
- Tidak suka berbicang saat menyendiri
2. Buyer Pembelian
Jenis buyer yang kedua adalah buyer pembelian, atau buyer puchasing. Pengertian buyer pembelian adalah buyer yang bertugas membeli barang/jasa yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk kepentingan operasionalnya.
Dari pengertian buyer tersebut Anda memahami bahwa Buyer pembelian adalah jenis buyer yang kebanyakan orang pahami.
Tidak hanya bertugas dalam membeli, buyer pembelian juga harus mengerjakan tugas turunan seperti pencatatan dan validasi transaksi.
Tanggung Jawab Buyer
Tidak hanya pengertian buyer pembelian saja yang wajib Anda ketahui, melainkan tanggung jawabnya juga. Buyer pembelian mengemban beberapa tanggung jawab, yaitu:
- Memastikan kebutuhan perusahaan terpenuhi
- Memastikan pembelian yang dibutuhkan disetujui oleh bagian manajemen & finansial
- Memastikan barang/jasa tidak terlambat
- Memastikan barang dalam kondisi baik dan layak pakai
- Menjaga hubungan baik dengan supplier
- Memediasi pembayaran barang/jasa
- Memastikan pembayaran tepat waktu
- Mendokumentasikan/mencatat faktur, invoice, purchase order, dan bukti transaksi lainnya
Tugas-Tugas Buyer
Beberapa tugas buyer pembelian pada perusahaan antara lain:
- Membuat daftar rencana pembelian barang/jasa yang dibutuhkan bagian-bagian perusahaan
- Mengklasifikasikan pembelian yang telah/akan terjadi. Secara umum dibagi berdasarkan jangka waktunya: jangka pendek, jangka panjang, bulanan, dan sekali beli
- Membuat list supplieryang akan bekerja sama
- Melakukan analisis berdasarkan konsep total cost of ownership
- Menganalisa penawaran
- Menentukan penawaran yang paling menguntungkan
- Mengomunikasikan perusahaan dengan supplier
- Melakukan negosiasi dengan supplier
- Meminta persetujuan pembelian kepada bagian manajemen
- Membuat dan mengirim dokumen pembelian/purchase order(PO) serta mencatatnya
- Berkomunikasi dengan bagian logistik
- Me-review efektivitas dan performa barang/jasa
Kenapa Anda Harus Memiliki Buyer Pembelian?
Layaknya buyer persona, di buyer pembelian juga memiliki beberapa manfaat yang sangat berguna bagi bisnis Anda. Berikut manfaatnya:
1. Membantu Jalannya Strategi Pemasaran
Buyer pembelian secara tidak langsung memengaruhi strategi pemasaran melalui pembelian barang/jasa.
Strategi pemasaran juga berdasarkan pada harga bahan baku untuk produksinya, dan bagaimana cara mendapatkan bahan baku yang murah adalah tugas seorang buyer pembelian.
Buyer juga akan memastikan bahan baku yang didapat tetap berkualitas meskipun harganya murah.
Oleh sebab itu, jalannya strategi pemasaran tidak akan lancar tanpa dukungan buyer pembelian yang akan menegosiasikan harga bahan baku.
Baca Juga : Manajemen Pemasaran Adalah: Pengertian, Fungsi dan Tujuannya
2. Membantu Inventarisasi Dokumen
Tidak mungkin semua transaksi perusahaan yang berjumlah ribuan per bulannya di-handle satu bagian saja, maka perlu dibuat bagian yang khusus menangani transaksi tersebut.
Salah satu bagian tersebut adalah buyer pembelian yang akan mengurus dan menyimpan semua catatan pembelian bagi perusahaan atau disebut juga inventarisasi.
Inventarisasi dokumen pembelian sangat penting manakala terjadi masalah dengan supplier di masa mendatang.
3. Membantu Menghindari Masalah Audit
Jika dalam proses auditing perusahaan mengalami masalah, dokumen purchase order dapat membantu mengatasinya.
Tanpa adanya dokumen purchase order, perusahaan Anda harus menyiapkan dokumen lainnya yang jelas lebih banyak: invoice, kontrak, dan dokumen tambahan.
Tentunya hal ini akan mempengaruhi jalannya bisnis Anda. Semakin rapi catatan pembelian yang tersedia, maka semakin cepat juga proses auditing-nya.
4. Membantu Berhubungan dengan Pihak Supplier
Dengan adanya buyer pembelian, bisnis Anda semakin mudah menjangkau supplier potensial yang menguntungkan.
Tawaran yang supplier berikan akan disaring oleh buyer pembelian mana yang sekiranya paling menguntungkan dan paling dibutuhkan.
Apa Saja Skill yang Harus Dimiliki Buyer Pembelian?
Tidak semua orang mampu mengelola data kegiatan keuangan, terutama di perusahaan.
Sehingga, Hal ini menuntut buyer pembelian untuk memiliki skill dan kualifikasi yang relevan dengan perusahaan. Berikut enam kualifikasinya:
1. Kemampuan Pengelolaan Uang
Karena pembelian untuk perusahaan biasanya dalam jumlah jutaan hingga ratusan juta, maka buyer pembelian harus memiliki kemampuan pengelolaan uang.
Uang yang keluar dari perusahaan harus berjumlah sama dengan uang yang masuk ke supplier. Jika berkurang satu rupiah saja, maka harus mengusutnya dari awal hingga akhir, dan prosesnya pun sangat rumit dan lama.
2. Kemampuan Menawar
Karena pengertian buyer pembelian adalah orang yang membeli barang/jasa, maka pastinya tidak jauh dari kata tawar menawar.
Menawar di sini tidak sepenuhnya sama dengan menawar di pasar tradisional. Output dari menawar di sini bisa dalam bentuk kerja sama dan hubungan yang baik dengan supplier.
Namun, memang yang biasanya diinginkan perusahaan adalah potongan harga barang yang dibeli.
3. Kemampuan Menjalin Hubungan
Seperti yang ada di poin kedua, buyer pembelian juga harus mampu menjalin dan menjaga hubungan baik dengan supplier maupun orang/perusahaan lain.
Misalnya ketika perusahaan membutuhkan seorang pekerja lepas dan fotografer, maka buyer pembelian harus bisa bergerak secepat mungkin membawanya.
4. Kemampuan Mencatat
Seperti yang sudah dibicarakan di poin dua manfaat buyer, transaksi perusahaan Anda per harinya tidak satu dua saja, melainkan dalam belasan hingga puluhan, atau bahkan ratusan transaksi per harinya.
Oleh karena jumlah transaksi yang besar, maka buyer pembelian haruslah memiliki kemampuan pencatatan yang baik dan ketelitian yang tinggi.
5. Kemampuan Perpajakan
Pada setiap pembelian pastilah melibatkan pajak yang harus dibayarkan, dan besaran pajak untuk setiap barang/jasa berbeda. Bahkan, sumber pembelian barang bisa memengaruhi pajak seperti dari CV, PT, atau UMKM.
Sehingga kemampuan perpajakan yang mumpuni akan membantu dalam mengaplikasikan besaran pajak yang sesuai.
6. Kejujuran
Buyer pembelian yang baik haruslah sesuai norma-norma dalam masyarakat, konsitusi negara, dan peraturan perusahaan.
Perusahaan tentunya tidak ingin ada kasus penggelapan dana dalam jumlah berapa pun, di sini lah pentingnya kejujuran buyer pembelian bagi perusahaan.
Penutup
Dunia bisnis semakin berkembang dengan adanya globalisasi, seluruh batasan hilang dan banyak hal baru muncul. Sisi negatif hal ini adalah berarti dimulainya persaingan yang jauh lebih ketat dan lebih besar.
Maka dari itu, membaca adalah kunci penting, dan salah satu implementasi Anda adalah membaca di situs kami tentang pengertian buyer dan penjelasannya.
Dan semoga pencarian Anda tentang “Pengertian buyer” bisa berakhir di sini, itu menandakan artikel ini berkualitas.