Pengertian Cost Structure: Jenis, Contoh, Hubungannya dengan BMC

Cost Structure

Cost adalah pengeluaran yang diperlukan oleh bisnis untuk membuat produk, menjual produk, atau membeli alat. Untuk kepentingan analisa, ada sebuah komposisi yang dikenal dengan istilah cost structure. Apa pengertian cost structure?

Di dalam artikel ini, isi, jenis-jenis, metode analisa, dan definisi cost structure akan dibahas secara lengkap dan ringkas.

Hal ini bertujuan agar Anda dapat memperoleh ilmu yang cukup untuk mengaplikasikan ilmu dari komposisi analisa bisnis ini ke bisnis yang tengah Anda jalani.

Selengkapnya, informasi lengkap mengenai cost structure di dalam sebuah bisnis adalah sebagai berikut:

Pengertian Cost Structure

Pengertian Cost Structure

Biaya dan pengeluaran dapat menentukan seberapa baiknya model dari bisnis yang saat ini Anda kelola. Menurut kebanyakan orang, melacak dari mana saja pendapatan berasal (revenue stream) akan sangat menyenangkan.

Rasanya akan lebih menyenangkan daripada melacak biaya dan pengeluaran. Meskipun cukup membosankan, melacak semua cost sangatlah penting untuk kepentingan usaha yang Anda kelola.

Untuk meminimalkan dan mengelola biaya, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memahami cost structure.

Pengertian cost structure adalah gabungan dari semua biaya yang terkait dengan penjualan dan bagaimana tiap biaya dikategorikan.

Intinya, Anda akan menemukan cost structure dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dari bisnis.

Tujuan utama dari mengoptimalkan cost structure adalah untuk memperoleh keuntungan dari kombinasi antara biaya dan pendapatan yang optimal.

Saat ini, ada banyak metode untuk membahas cost structure.Tidak semua perusahaan atau pakar yang menggunakan pemahaman atau metode yang sama dalam menganalisa komposisi ini.

Setidaknya, dengan menggunakan isi dari artikel ini, Anda akan memahami seperti apa pendekatan terhadap cost structure yang saat ini terjadi di bisnis Anda. Setiap jenis bisnis memiliki cost structure yang berbeda-beda.

Terdapat beberapa hal yang bisa mempengaruhi bagaimana pendekatan bisnis terhadap struktur ini. Hal yang mempengaruhi salah satunya adalah objek biaya, seperti produk atau layanan, proyek, pelanggan, dan kegiatan bisnis.

Isi Dari Cost Structure

Isi Dari Cost Structure

Mempelajari pengertian cost structure saja tidak akan membuat Anda cukup mengerti mengenai apa isi dari struktur ini.

Terlepas dari karakteristik bisnis yang Anda jalani, model cost structure bisnis tersebut pasti akan mencakup fixed cost dan variable cost.

1. Fixed Cost

Untuk menjelaskan apa itu fixed cost, Anda dapat membayangkan peraturan dari sebuah negara, yang mana jarang sekali berubah.

Fixed cost atau biaya tetap merupakan pengeluaran paling utama dari sebuah bisnis yang dikeluarkan secara rutin dan jarang sekali berubah.

Biaya ini jarang sekali berubah, meskipun ada banyak produk atau jasa yang bisa dijual atau seberapa banyak pembeli baru yang suatu bisnis dapatkan.

Apabila digabung dengan variable cost yang sudah kita bahas sebelumnya, fixed cost membentuk biaya total dari kegiatan produksi produk atau jasa suatu bisnis. Contoh-contoh dari biaya tetap adalah:

  • Biaya sewa bangunan
  • Gaji pekerja
  • Pajak
  • Amortisasi
  • Depresiasi
  • Asuransi
  • Bunga pinjaman

Ketika menyimak daftar biaya tersebut, Anda pastinya bertanya-tanya, kenapa biaya-biaya tersebut disebut sebagai biaya tetap?

Salah satu penyebab Anda menanyakan hal ini pastinya karena Anda berpikir bahwa hampir semua biaya di atas dapat berubah sewaktu-waktu.

Sebagai contoh, pemilik gedung tempat usaha Anda ingin menaikkan biaya sewa. Anda pasti mengerti bahwa kenaikan biaya sewa tersebut tidak akan secara langsung memberikan dampak terhadap kapasitas produksi.

Hal tersebut sama dengan menaikkan gaji karyawan atau membayar biaya pajak dengan nominal yang lebih kecil. Perubahan-perubahan tersebut jarang sekali terjadi, sehingga disebut dengan biaya tetap.

2. Variable Cost

Biaya variabel atau variable cost merupakan biaya yang sering kali naik turun. Biaya yang satu ini lebih bervariasi dan lebih sulit untuk dihitung dari pada fixed cost.

Variable cost mencakup seluruh biaya untuk memberikan jasa atau memproduksi produk di usaha yang Anda jalani.

Ketika produk yang Anda produksi semakin banyak atau pelanggan yang Anda berikan pelayanan semakin banyak, maka semakin tinggi nilai variable cost milik usaha Anda. Variable cost dikelompokkan menjadi 3 jenis, antara lain:

  • Biaya pekerja langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja tiap satu buah produk atau satu kali layanan jasa.
  • Biaya material langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku per satu buah produk atau satu kali layanan jasa.
  • Biaya overhead, yaitu seluruh biaya yang bersifat tidak langsung yang mampu memberikan dan menerima dampak dari hasil produksi atau layanan jasa. Contohnya yaitu biaya pengiriman, bonus karyawan, komisi karyawan, biaya perjalanan, dan lain sebagainya.

Menurut pengertian cost structure, gabungan antara variable cost dengan fixed cost menentukan seberapa baiknya model dari bisnis yang saat ini Anda kelola.

Agar memiliki profit yang baik, kelola kedua isi dari cost structure tersebut untuk mendapatkan biaya yang serendah mungkin dan pendapatan sebanyak mungkin di bisnis milik Anda.

Hal-Hal Lain yang Berkaitan

Hal-Hal Lain yang Berkaitan

Selain variable cost dan fixed cost, ada beberapa istilah lain yang berkaitan dengan cost structure, yaitu:

1. Opportunity Cost

Opportunity cost atau biaya peluang merupakan biaya yang sedikit berkaitan dengan akuntansi dan lebih banyak berkaitan dengan penyesalan manusia.

Biaya peluang adalah biaya yang digunakan untuk membuat sebuah keputusan tertentu, yang dikeluarkan dari pada membuat keputusan bisnis yang jelas lebih menguntungkan.

Apabila penjelasan biaya peluang tersebut sulit untuk dimengerti, kami punya sebuah contoh untuk Anda.

Misalkan Anda ingin meluncurkan sebuah produk baru untuk bisnis Anda dan Anda memiliki dua pilihan. Pilihan pertama yaitu produk yang lebih aman yang akan menghasilkan pendapatan tetap dan memiliki margin keuntungan hanya 5%.

Pilihan kedua yaitu produk yang lebih berisiko dan revolusioner yang dapat memberikan Anda keuntungan sebesar 20%. Untuk menghindari resiko, Anda memutuskan untuk bermain aman dan meluncurkan produk pertama.

Namun, setelah beberapa saat, Anda mengamati bahwa salah satu pesaing Anda meluncurkan produk yang lebih berisiko tersebut dan produk tersebut laku keras. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Anda kehilangan margin keuntungan 20% tersebut.

Perbedaan antara margin yang Anda dapatkan dari keputusan Anda dan margin yang bisa Anda dapatkan dari pilihan kedua adalah sebesar 15%.

Opportunity cost bukanlah sebuah elemen terpenting dari cost structure sebuah bisnis. Namun, menghitung dan menganalisis biaya ini dapat membantu Anda untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik di masa mendatang.

2. Sunk Cost

Selanjutnya ada sunk cost, yang merupakan biaya teoritis lainnya, seperti opportunity cost. Namun, sama seperti biaya sebelumnya, menganalisis biaya ini dapat memberikan dampak pada bisnis yang Anda jalani.

Sunk cost atau biaya hangus merupakan biaya yang pernah dikeluarkan oleh suatu usaha dan tidak terdapat satupun cara yang bisa digunakan untuk menggantinya.

Bisa dibilang bahwa biaya ini tidaklah relevan dan tidak boleh diperhitungkan ketika menilai kesehatan finansial bisnis.

Contoh sunk cost yang paling sering terjadi adalah melakukan renovasi kantor atau berinvestasi pada riset dan pengembangan produk atau jasa yang gagal. Di dunia manajerial, biaya hangus paling dikenal sebagai sunk cost fallacy.

Kekeliruan ini terjadi apabila manajemen membuat keputusan untuk memanfaatkan peluang usaha bukan karena adanya potensi keuntungan yang riil, namun karena manajemen telah menginvestasikan uang, waktu, atau tenaga untuk mengejarnya.

Meskipun sunk cost tidak penting jika dilihat dari pengertian cost structure, namun tidak ada salahnya untuk menganalisa biaya ini.

Hal tersebut dilakukan ketika Anda ingin memiliki pandangan yang lebih luas terkait keuangan bisnis yang Anda kelola.

3. Alokasi Biaya

Alokasi biaya merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan membebankan biaya ke objek biaya tertentu.

Objek yang dimaksud dapat berupa produk, kelompok produk, layanan, aktivitas produksi, atau departemen di perusahaan Anda.

Untuk membuat hubungan antara biaya dan objek biayanya, Anda dapat memilih salah satu objek biaya, mengidentifikasi biaya dari objek tersebut, lalu mencatatnya.

Alokasi biaya dapat membantu Anda untuk menentukan bagian bisnis mana yang bertanggung jawab atas biaya yang mana.

Kegiatan ini dapat mendefinisikan tanggung jawab untuk setiap pengeluaran secara menyeluruh di seluruh bagian organisasi. Setiap unit bisnis dapat menggunakan informasi ini, salah satunya untuk membuat sebuah keputusan usaha yang penting.

4. Cost Pool

Sebuah bisnis menggunakan cost pool atau kumpulan biaya untuk mengelompokkan fixed cost, sehingga nantinya dapat dibagi berdasarkan per proyek atau produk. Cost pool merupakan salah satu bagian dari alokasi biaya.

Pada pengertian cost structure terdapat fungsi pengkategorian biaya, sehingga pengelompokan ini merupakan salah satu kegiatan yang berguna bagi analisa cost structure.

Beberapa pengeluaran yang dikelompokkan ke dalam cost pool adalah gaji, sewa, pajak, dan biaya tetap lainnya.

Macam-Macam Cost Structure

Macam-Macam Cost Structure

Berdasarkan pengertian cost structure, diperoleh 4 jenis cost structure yang memiliki pendekatan berbeda-beda.

Pendekatan yang dimaksud terkait bagaimana caranya untuk mengelola cost dan apa pengaruhnya terhadap penawaran barang atau jasa yang Anda tawarkan.

1. Value-Driven Structure

Sesuai dengan namanya, nilai jual merupakan hal yang paling penting untuk usaha yang beroperasi dengan pendekatan dengan basis nilai (value-driven).

Perusahaan yang biasanya menggunakan cost structure jenis ini merupakan sebuah usaha yang menawarkan produk atau layanan premium.

Perusahaan dengan pendekatan berbasis nilai tidak mengeluarkan biaya untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan.

Hal tersebut terjadi karena bisnis ini menanggung biaya dari membuat produk terbaik dengan memberikan harga premium kepada pelanggannya.

Intinya, cost structure jenis ini mengoptimalkan nilai produk atau jasa, di mana harga mahal diberikan kepada pelanggan sebagai gantinya.

2. Cost-Driven Structure

Pendekatan cost-driven merupakan kebalikan dari value-driven. Pendekatan jenis ini tidak berfokus di nilai suatu produk atau jasa maupun pengalaman yang perusahaan berikan kepada para pelanggan.

Sebuah bisnis yang menggunakan pendekatan cost-driven memprioritaskan untuk meminimalkan biaya dari produk atau jasa yang mereka tawarkan.

Di sisi lain, perusahaan dengan pendekatan ini juga ingin menawarkan value terbaik terhadap pelanggan mereka.

Namun, menawarkan harga seminim mungkin tetap menjadi tujuan utama, sehingga nilai dan pengalaman yang pelanggan dapatkan tidak bisa diberikan secara maksimal.

3. Skala Ekonomi

Usaha yang memiliki cost structure skala ekonomi memiliki prioritas pada penjualan.

Semakin banyak produk yang bisa mereka buat dan/atau jual, maka semakin rendah biaya yang perlu untuk dikeluarkan dan semakin besar margin keuntungannya.

Usaha denganstruktur biaya ini biasanya adalah bisnis besar dengan supply chain yang canggih dan efisien.

Bisnis jenis ini sering kali mengalami kasus di mana membuat lima buah barang yang sama akan memberikan biaya yang lebih hemat daripada hanya membuat satu unit.

Akibat dari rantai pasokan yang sangat optimal dan produksi yang selalu tepat waktu, usaha dengan jenis ini memiliki cost structure yang dapat memperoleh pendapatan yang stabil sekaligus menjaga pengeluaran tetap rendah.

4. Ruang Lingkup Ekonomi

Bisnis dengan ruang lingkup ekonomi merupakan titik akhir perkembangan untuk setiap usaha yang berupaya untuk meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan pemasukan.

Ini merupakan bentuk paling sukses dari tujuan yang dijelaskan di pengertian cost structure.

Ide dari struktur ini cukup sederhana, yaitu mengoptimalkan ruang lingkup ataupun keberadaan dari perusahaan pada berbagai industri, penawaran produk, dan pangsa pasar.

Bisa dibilang, usaha yang menggunakan struktur ekonomi ini tidak memangkas pengeluaran dengan memaksimalkan penjualan produk atau jasa mereka. Bisnis jenis ini berbisnis pada sebanyak mungkin bisnis dari sektor yang berbeda.

Hal itu bertujuan untuk memaksimalkan aliran pemasukan dan meminimalkan pengeluaran mereka. Masih kesulitan untuk memahami cost structure jenis ini?

Untuk lebih mudah memahaminya, Anda bisa melihat contohnya yang ada di Indonesia, yaitu Astra Group.

Astra International terkenal sebagai penjual resmi mobil Toyota dan Daihatsu di Indonesia.

Di sisi lain, mereka juga memiliki perusahaan spare part, distributor sepeda motor, distributor alat berat, jasa keuangan, infrastruktur, IT, properti, hingga agribisnis.

Setiap anak perusahaan dapat saling berkolaborasi untuk memperoleh cost seminim mungkin dan tetap menjual produk dengan harga yang masuk akal. Menang banyak, bukan?

Contoh Cost Structure

Contoh Cost Structure

Masing-masing jenis cost structure memiliki contohnya masing-masing, antara lain:

1. Value-Driven

Bisnis dengan value-driven cost structure terkenal memiliki produk dengan nilai jual khas dan harga yang amat mahal. Contoh bisnis dengan cost structure ini, yaitu:

  • Chanel
  • Lamborghini
  • Hotel Plataran

2. Cost-Driven

Bisnis dengan cost-driven cost structure terkenal memiliki produk dengan harga yang ekonomis. Contoh bisnis dengan cost structure ini, yaitu:

  • Xiaomi
  • RedDoorz
  • Hisana

3. Skala Ekonomi

Bisnis dengan cost structure skala ekonomi terkenal memiliki produk yang terjual cukup banyak di pasaran. Contoh bisnis dengan cost structure ini, yaitu:

  • Toyota
  • Samsung
  • Indofood

4. Ruang Lingkup Ekonomi

Bisnis dengan cost structure ruang lingkup ekonomi terkenal memiliki produk yang terjual cukup banyak di pasaran dan memiliki banyak anak bisnis. Contoh bisnis dengan cost structure jenis ini tidak banyak, yaitu:

  • Astra International
  • Amazon
  • Pertamina

Cost Structure di BMC

Cost Structure di BMC

Cost structure BMC merupakan isi dari kotak yang ada di bagian pojok kiri bawah. Tidak ada yang berubah, deskripsi dari kotak ini sama dengan definisi cost structure yang sudah dibahas di artikel ini.

Berhubung BMC merupakan sebuah peta model bisnis yang paling sederhana, cara menghitung cost structure di kotak ini juga sederhana.

Seperti yang dijelaskan di pengertian cost structure, Anda hanya perlu menambahkan fixed cost dan variable cost untuk memperoleh struktur biaya.

Di BMC, Anda tidak perlu mencari tahu opportunity cost, sunk cost, alokasi biaya, dan cost pool dari bisnis yang Anda jalankan.

Dengan ini Anda sudah memahami pengertian detail dari cost structure dan bagaimana menganalisa biaya dapat memberikan keuntungan bagi sebuah bisnis. Gunakan struktur biaya untuk memiliki bisnis dengan perbandingan biaya dan pendapatan yang optimum.

Untuk mendapatkan pengetahuan lebih lengkap mengenai pengertian cost structure dan ilmu-ilmu bisnis lainnya yang berhubungan, Anda bisa mempelajarinya dari buku-buku buatan ahli ekonomi ternama yang banyak beredar di pasaran.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.