Satu hal yang perlu Anda pahami ketika akan memulai bisnis adalah risiko usaha.
Risiko usaha adalah salah satu bagian yang pastinya tidak akan terpisahkan dari sebuah kegiatan bisnis.
Pada prakteknya, para pelaku usaha akan mencari cara untuk menghindari risiko ini, atau setidaknya bisa meminimalisir dampak dari risiko usaha.
Risiko biasanya timbul dari kegiatan ataupun keputusan bisnis yang dibuat.
Pengertian Risiko Usaha
Secara singkat bisa dikatakan risiko usaha adalah suatu hal yang akan berkaitan dengan munculnya kerugian yang tidak terduga dan tentunya tidak diharapkan terjadi.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan munculnya risiko usaha ini.
Masalah ini bisa muncul dari berbagai macam hal, mulai dari manajemen, sistem, ataupun strategi.
Masalah ini sendiri bisa terjadi kapan saja, mulai dari masa perencanaan, pengaplikasian, pengembangan, ataupun evaluasi.
Penyebab dari risiko juga bisa terjadi karena faktor individu ataupun kelompok.
Selain itu, setidaknya ada 3 hal yang bisa mempengaruhi faktor risiko usaha. Beberapa faktor tersebut adalah:
- Ketidakpastian secara ekonomi
- Ketidakpastian karena faktor alam
- Ketidakpastian yang disebabkan oleh faktor manusia.
Jenis Kerugian dari Risiko Usaha
Satu hal yang akan sangat dihindari dari bisnis adalah kerugian yang akan muncul.
Dua hal ini sebenarnya akan sangat berkaitan. Singkatnya, risiko usaha akan selalu mempengaruhi masalah kerugian.
Secara umum, jika dilihat dari sisi kerugian, maka masalah akan terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Risiko Spekulatif
Pada dasarnya, risiko jenis ini akan terjadi karena keputusan usaha yang diambil.
Hasil dari keputusan tersebut bisa saja menghadirkan keuntungan namun juga bisa menimbulkan kerugian.
Risiko spekulatif erat kaitannya dengan analisis sebelum keputusan diambil dan perkembangan setelah keputusan diambil. Contoh paling mudah dari risiko spekulatif adalah ketika membeli aset.
Jika aset tersebut bisa berjalan sesuai harapan maka otomatis akan mendapatkan keuntungan. Namun jika ternyata aset tersebut mengalami banyak masalah, maka kerugian lah yang akan didapatkan.
Risiko spekulatif biasanya terjadi karena faktor kesalahan manusia. Di lain sisi, kemungkinan dari risiko spekulatif sebenarnya bisa diprediksi, jika tidak mendapatkan keuntungan maka pasti mengalami kerugian, begitu juga sebaliknya.
2. Risiko Murni
Masalah ini biasanya terjadi karena faktor ekonomi maupun alam, biasanya masalah ini terjadi karena hal yang diluar batas kemampuan manusia.
Pada masalah ini, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah mengalami kerugian atau tidak mengalami kerugian namun juga tidak mendapatkan keuntungan.
Secara usaha, maka keduanya sama-sama dikategorikan sebagai kerugian.
Salah satu contoh dari risiko murni adalah ketika usaha yang Anda punya terkena dampak dari bencana alam.
Kemungkinan yang akan muncul berikutnya adalah usaha tutup dan melakukan perbaikan atau usaha tutup permanen karena kehilangan modal.
Faktor risiko murni biasanya sulit dihindari jika akan terjadi. Namun pengelola usaha bisa meminimalisir dampak dari kerugian tersebut.
Setidaknya, usaha masih bisa tetap bertahan meskipun ada banyak penyesuaian.
3. Risiko Khusus
Risiko lainnya yang mungkin terjadi bisa juga dikategorikan ke dalam risiko khusus.
Masalah ini biasanya terjadi karena faktor yang diluar kendali pihak pertama, namun sebenarnya menjadi risiko usaha dari pihak ketiga atau pihak lain.
Masalah ini muncul sebagai dampak dari masalah yang terjadi pada pihak lain. Pihak pertama akan mengalami kerugian, meskipun sebenarnya mereka tidak melakukan sebuah kesalahan.
Contoh dari risiko khusus ini misalnya pengusaha sepatu yang tidak bisa berjualan karena pabrik sepatu langganannya mengalami kebakaran.
Contoh lainnya adalah pengusaha makanan online yang tidak bisa berjualan karena provider internet yang bermasalah.
Dalam konteks ini pelaku usaha sebagai pihak pertama mungkin tidak melakukan hal yang merugikan. Namun mereka akan menanggung risiko karena ada risiko atau masalah dari usaha lain yang menjadi rekanan mereka.
Salah satu cara untuk menghindari atau meminimalisir risiko ini adalah menyediakan back up atau bekerja sama dengan banyak pihak. Sehingga ketika ada satu yang bermasalah, masih ada pihak lain yang bisa menjadi rekanan.
4. Risiko Dinamis
Dalam hal ini, masalah yang terjadi sebagai akibat dari perubahan atau perkembangan bisnis.
Masalah ini juga biasanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, misalnya teknologi, pola konsumsi, dan lainnya.
Contoh masalah risiko dinamis adalah counter pulsa yang dulu cukup menjamur, kini mulai bisa dihitung jari.
Salah satu penyebabnya adalah perkembangan teknologi yang membuat semua orang bisa mengisi pulsa dengan menggunakan perangkatnya sendiri.
Contoh lainnya adalah dengan perkembangan internet maka membuat banyak orang yang lebih memilih pesan antar daripada datang langsung ke tempat makan.
Hal ini membuat pengusaha tempat makan juga perlu mengakomodir layanan pesan antar tersebut.
Risiko dinamis biasanya sangat berkaitan dengan kemampuan dari usaha tersebut untuk melakukan adaptasi.
Semakin mudah usaha tersebut melakukan adaptasi dengan perubahan yang ada, maka masalah ini sebenarnya bisa dihindari.
Kontrol Pada Risiko Usaha
Jika dilihat dari kontrol atau kendalinya, maka risiko usaha terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Risiko yang Bisa Dikendalikan
Hal ini berkaitan dengan risiko spekulatif, di mana dampak dari risiko itu sendiri biasanya masih bisa dikendalikan. Risiko ini sendiri biasanya terjadi karena faktor bisnis dan kegiatan usaha.
Contohnya : kerugian, barang tidak laku, sirkulasi barang terlalu lama, dan lainnya. Dalam hal ini risiko masih dikendalikan, salah satunya dengan cara melakukan evaluasi produk, perubahan strategi penjualan, dan lainnya.
2. Risiko yang Tidak Bisa Dikendalikan
Kategori yang kedua adalah risiko yang tidak bisa dikendalikan. Hal ini biasanya merupakan kejadian yang terjadi di luar batas kemampuan manusia untuk memprediksi.
Contohnya adalah bencana alam, kebakaran, dan lainnya.
Dampak dari risiko usaha kategori ini juga tidak bisa dikendalikan. Dalam artian, faktor kerugiannya biasanya tidak bisa diprediksi. Risiko yang tidak bisa dikendalikan ini juga biasanya berkaitan dengan risiko murni.
Contoh Risiko Usaha
Dalam prakteknya, risiko usaha adalah salah satu hal yang hampir pasti terjadi.
Contohnya terbagi ke dalam beberapa kelompok, seperti:
1. Risiko Pemasaran
Contoh yang pertama adalah risiko pemasaran. Hal ini bisa terjadi mulai dari perencanaan sampai dengan eksekusi pemasaran yang tidak tepat.
Biasanya risiko pemasaran ini juga akan berkaitan dengan kegagalan ketika penjualan.
Risiko pemasaran merupakan suatu tindakan yang terjadi karena kurang tepatnya strategi pemasaran yang diterapkan.
Salah satu indikasinya adalah masyarakat ataupun target konsumen tidak mengenal produk tersebut dengan baik.
2. Risiko Operasional
Contoh lainnya adalah risiko operasional. Hal ini biasanya terjadi karena kesalahan ataupun penyimpangan dari prosedur teknis.
Masalah ini biasanya mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar.
Masalah operasional bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari faktor SDM, penggunaan teknologi, dan lainnya. Risiko operasional sendiri biasanya diatasi dengan penerapan SOP produksi yang cukup ketat.
3. Risiko Keuangan
Masalah lainnya yang juga seringkali terjadi dalam sebuah kegiatan bisnis, berkaitan dengan risiko usaha ialah risiko keuangan.
Bisa dibilang ini merupakan contoh risiko yang paling sering terjadi dan bisa berakibat fatal.
Contohnya adalah kegagalan bisnis, pembayaran yang tersendat, penyalahgunaan kas, dan contoh lainnya. Biasanya masalah ini akan langsung mengakibatkan potensi kerugian yang cukup besar.
4. Risiko Sumber Daya Manusia
Sesuai namanya, maka masalah ini akan langsung berkaitan dengan sumber daya manusia atau tenaga kerja pada usaha tersebut.
Salah satu contoh dari masalah tenaga kerja ini adalah malas, tidak jujur, dan lainnya. Masalah lainnya yang juga sering terjadi adalah potensi tenaga kerja yang tidak sesuai kebutuhan.
5. Risiko Pasar
Secara singkat, penyebab dari munculnya risiko pasar adalah konsumen itu sendiri.
Hal ini bisa terjadi misalnya karena perubahan kondisi pasar ataupun perkembangan konsumen.
Biasanya, masalah risiko pasar ini juga akan berkaitan dengan bagaimana sebuah bisnis bisa beradaptasi dengan perubahan.
Ketika bisnis bisa merespons perubahan dengan baik, maka biasanya risiko ini bisa diminimalisir.
Baca Juga : 20+ Ide Bisnis Ibu Rumah Tangga dan Bagaimana Cara Merintisnya?
Cara Mengidentifikasi Risiko Usaha Sejak Dini
Hal penting lainnya yang perlu Anda ketahui tentang risiko usaha adalah bagaimana cara memantau hal tersebut bahkan sejak awal.
Salah satu cara untuk bisa meminimalisir risiko usaha tersebut adalah dengan mempersiapkannya dengan baik,
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar bisa mengidentifikasi risiko usaha yang ada sejak awal.
1. Helicopter View
Ini merupakan istilah untuk kemampuan melihat banyak hal dari satu titik.
Dalam konteks usaha, maka hal ini berarti pemilik usaha harus bisa melihat usahanya tersebut dari banyak sisi, tidak hanya dari satu sisi saja.
Pemilik usaha harus bisa memperhatikan banyak bidang yang ada dalam usahanya.
Hal tersebut untuk mengidentifikasi apakah semua bidang tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Termasuk melihat mana bidang yang perlu perbaikan dan mana yang belum perlu.
2. Susun Rencana Bisnis dengan Matang
Hal lainnya yang juga bisa Anda lakukan untuk mengidentifikasi risiko dari usaha adalah dengan membuat rencana bisnis secara matang dan rinci. Pelaku usaha juga perlu membuat semua langkah yang akan dilakukan.
Termasuk di dalamnya adalah rencana tindakan dan juga risiko yang mungkin akan muncul.
Hal ini berguna untuk melihat kegiatan mana yang memiliki risiko tinggi dan bagaimana cara mengatasinya dengan segera.
3. Analisa Tingkat Kematangan Produk
Cara ini berguna untuk mengantisipasi risiko usaha yang diakibatkan oleh kejenuhan konsumen ataupun pola konsumsi yang berubah.
Analisa kematangan produk ini akan memberikan gambaran tentang sejauh apa produk tersebut akan disukai pasar.
Singkatnya, sebelum sebuah produk mengalami penurunan penjualan akibat kejenuhan konsumen ataupun pola konsumen yang berubah, maka pemilik usaha harus bersiap melakukan diversifikasi produk.
Hal ini bertujuan ketika ada produk yang menurun maka pelaku bisnis sudah siap dengan produk baru yang akan menggantikannya.
Perputaran ini akan terus menjaga bisnis tetap hidup dan bisa menyesuaikan dengan perubahan yang ada.
4. Analisa SWOT
Ini merupakan metode masa kini yang banyak digunakan untuk melakukan identifikasi risiko usaha.
Analisa ini akan mengacu pada Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats.
Sesuai namanya, maka analisis ini akan melihat kekuatan apa yang ada pada bisnis sekaligus melihat juga apa saja yang menjadi titik lemahnya.
Selain itu analisa SWOT juga melihat apa saja peluang yang ada dan bagaimana ancaman yang ada.
Selain untuk menganalisa risiko, analisa SWOT juga berguna untuk melihat potensi bisnis lebih dalam. Sehingga nantinya bisa saja pemilik usaha juga mendapatkan ide baru.
5. Merencanakan Mitigasi Risiko
Beberapa pelaku usaha sebenarnya memasukan langkah mitigasi risiko ke dalam perencanaan bisnis.
Tujuannya adalah ketika risiko terjadi maka semua orang sudah tahu apa yang harus mereka lakukan.
Langkah mitigasi risiko usaha adalah serangkaian kegiatan terencana dan berkelanjutan yang dilakukan dengan tujuan mengurangi pengaruh dari sebuah risiko yang muncul.
Tujuan besar dari langkah adalah mengatasi risiko secara perlahan.
Langkah mitigasi ini biasanya akan berkaitan juga dengan analisa risiko usaha yang akan muncul. Sehingga nanti setiap langkahnya menjadi jelas dan setiap orang akan paham harus bertindak apa.
6. Dokumentasi Proses
Dokumentasi merupakan salah satu hal penting dalam bisnis dan usaha.
Salah satu tujuannya adalah menghindari risiko usaha seperti kesalahan prosedur, kegagalan proses produksi, kesalahan pencatatan, dan lainnya.
Ketika semua rencana dan strategi tersebut memiliki catatan dan dokumentasi maka akan lebih mudah untuk melihat jika terjadi kesalahan.
Proses dokumentasi ini juga akan berkaitan dengan proses mana yang lebih baik dan tidak.
Pada dasarnya tujuan melakukan dokumentasi adalah agar setiap tindakan bisa berkelanjutan dengan baik. Semua catatan dokumentasi ini bisa menjadi acuan untuk melakukan pekerjaan tersebut setelahnya.
7. Evaluasi Berkelanjutan
Hal penting lainnya yang juga perlu dilakukan guna menghindari risiko dalam usaha adalah melakukan evaluasi berkelanjutan.
Secara singkat hal ini bertujuan untuk menghindari potensi terjadinya risiko yang sama berulang kali dan juga mencegah terjadinya risiko lebih besar ataupun risiko lainnya di masa depan.
Evaluasi juga perlu dilakukan ketika semua proses bisnis berjalan baik-baik saja. Tujuannya adalah agar bisnis selalu siap dalam segala kondisi, termasuk perubahan pola konsumsi yang bisa berubah dengan cepat.
Evaluasi berkelanjutan dibahas secara berkala untuk memastikan apakah langkah dan strategi yang ada masih relevan untuk digunakan atau tidak.
Jika tidak, maka evaluasi juga akan mencari pengganti dari cara menghindari risiko tersebut.
Analisa Risiko Usaha Agar Bisnis Lebih Mudah
Salah satu cara untuk bisa menghadapi risiko usaha adalah siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi.
Hal ini bisa dilakukan ketika pemilik usaha sudah melakukan analisis tentang kemungkinan apa saja yang akan muncul.
Analisa risiko usaha juga akan sangat berguna untuk mencari strategi apa saja yang tepat dalam mengantisipasi hal tersebut. Ketika akhirnya risiko usaha itu terjadi, maka pemilik usaha sudah memiliki langkah mitigasi yang tepat.
Hal inilah salah satu alasan mengapa pelaku usaha perlu melakukan analisa terhadap risiko usaha yang mungkin akan dihadapi.
Selain membantu perkembangan bisnis, hal ini juga berguna untuk membuat langkah dan proses bisnis menjadi lebih mudah.