Memahami hal-hal yang terkait dengan Top Level Domain atau TLD adalah langkah penting ketika akan membangun sebuah website.
Pasalnya, ini akan turut membantu dalam membuat sebuah nama domain yang tepat.
Nyatanya, Top Level Domain ini memiliki peran cukup penting ketika seorang pengguna internet akan mengakses suatu website.
Hal ini karena TLD merupakan bagian dari identitas suatu situs. Jadi, keberadaannya diperlukan ketika Domain Name System (DNS) melakukan pencarian.
Kaitan DNS dan TLD
Sebelum beranjak ke penjelasan lebih lanjut, ada baiknya memahami terlebih dahulu pengertian dari TLD dan DNS.
Tujuannya adalah untuk lebih memahami fungsi dari keduanya. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Domain Name System
Ini merupakan sebuah sistem untuk menerjemahkan URL ke dalam format IP.
Sistem ini sangat memudahkan pengguna internet untuk mengakses suatu website tanpa harus mengetikkan sederet kombinasi alamat IP.
Pasalnya, alamat IP berupa deretan kode yang rumit sehingga tentu sulit menghafalkannya.
Bahkan, Tidak jarang akan menimbulkan kerumitan tersendiri ketika akan mengetiknya di address bar. Justru jika salah ketik satu angka saja, Anda akan gagal mengakses situs tersebut.
Oleh sebab itulah, fungsi DNS cukup penting. Alih-alih mengetikkan serangkaian kode IP yang rumit, Anda cukup mengetikkan nama domain saja.
Contohnya, abc.com. Selanjutnya, DNS akan mengubah nama domain tersebut ke alamat IP, lalu memulai pencarian.
2. Top Level Domain
Lantas, apa hubungannya dengan Top Level Domain? TLD adalah salah satu bagian dari sebuah nama domain.
Posisinya terletak di bagian belakang sebuah domain, yaitu setelah tanda titik. Contohnya adalah .com, .go.id, .net, dan sejenisnya.
TLD akan membantu DNS dalam membuat pengelompokan, ketika melakukan pencarian.
Pasalnya, kadang ada nama website yang sama, tetapi memiliki ekstensi domain berbeda.
Baca Juga : Cara Memilih Nama Domain untuk Bisnis
Perbedaan Top, Second, dan, Sub Level Domain
Dalam sebuah domain, terdapat tiga unsur, yaitu Top, second, dan sub level domain.
Sebaiknya Anda memahami perbedaan antara ketiganya, yaitu sebagai berikut:
1. TLD
Sebagaimana pada penjelasan sebelumnya, TLD berada di bagian belakang sebuah domain.
Jadi, contoh pada jokowarinoblog.com, maka .com tersebut adalah TLD.
2. Second Level Domain
Selanjutnya ada juga second level domain yang merupakan nama dari website Anda.
Contohnya pada Jokowarinoblog.com, maka second level domainnya adalah Jokowarinoblog.
Namun, kombinasi TLD dan SLD ini tidak selalu tersedia sehingga Anda harus menyiapkan alternatif penggantinya.
3. Third Level domain
Ini merupakan sub domain. Artinya merupakan bagian dari domain yang Anda miliki, tetapi bisa diakses secara langsung.
Contohnya, info.jokowarinoblog.com. Jadi, sub domainnya adalah info. Peletakan sub domain dan SLD harus terpisah tanda titik.
Fungsi TLD Adalah
Sebagai salah satu bagian dari nama sebuah domain, TLD memiliki beberapa fungsi.
Di bawah ini, Anda bisa menyimak ulasan masing-masing fungsi:
1. Memberikan Petunjuk Tentang Isi Suatu Website
Pertama, fungsinya memudahkan dalam memberikan gambaran isi situs tersebut.
Contohnya, jika TLD tersebut adalah .gov, tampak bahwa ini merupakan situs milik pemerintah. Lain halnya jika menggunakan .edu, yang menggambarkan situs berkaitan dengan pendidikan.
Itulah sebabnya, sangat penting memilih TLD yang sesuai. Jika isi website dan ekstensi yang digunakan tidak memiliki korelasi, maka tentu tidak akan berfungsi.
2. Mengidentifikasi Lokasi
Selanjutnya, Top Level Domain juga berfungsi dalam mengidentifikasi lokasi asal sebuah situs.
Contohnya, jika suatu website menggunakan .id, artinya berasal dari Indonesia. Adapun ekstensi .cn berasal dari China.
Fungsi lainnya adalah bisa menjadi alternatif, ketika nama domain yang akan Anda pilih telah ada yang memakainya.
Contohnya, ketika akan menggunakan nama saran.com, ternyata sudah ada yang menggunakan, maka Anda bisa memakai saran.co.id.
Jenis-Jenis TLD
Setelah memahami pengertian dan fungsinya, perlu tahu juga bahwa terdapat beberapa pengelompokan jenis Top Level Domain ini.
Masing-masing memiliki kegunaannya tersendiri. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. General TLD
Pertama, sesuai dengan namanya, ini merupakan jenis TLD yang penggunaannya sangat umum atau sering.
Cara menggunakannya juga cukup mudah dan tidak memerlukan syarat khusus.
Di bawah ini ada beberapa contoh general TLD (gTLD):
- .com, sangat banyak penggunanya, yaitu lebih dari 40% dan berguna untuk berbagai tujuan, terutama dalam bidang komersial.
- .net juga berguna untuk macam-macam keperluan, tetapi sering penggunanya adalah perusahaan online.
- .org merupakan TLD yang umumnya penggunanya adalah organisasi nirlaba.
- .co adalah ekstensi untuk website
- .edu merupakan TLD yang tepat untuk website dari institusi pendidikan.
Bisa juga membuat domain yang lebih spesifik dengan menambahkan lokasi, contohnya .co.id, .gov.uk, dan sebagainya.
Selain itu, ada juga TLD yang penggunanya cukup banyak, yaitu .tech dan .store. Tampak kedua ekstensi itu menunjukkan niche situsnya.
2. Restricted TLD
Selanjutnya, ada juga jenis Top Level Domain restricted. Arti dari kata restricted ini adalah terbatas.
Jadi, ada syarat tertentu dalam penggunaannya. Apabila tidak terpenuhi, maka tidak akan berfungsi.
Di bawah ini adalah beberapa contohnya:
- .gov, adalah untuk website untuk sektor pemerintah.
- .aero, merupakan ekstensi untuk website di bidang kedirgantaraan.
- .mil, untuk website
- .museum, adalah TLD untuk website bidang museum dan industri terkait.
3. Sponsored Top Level Domain (sTLD)
Penggunaan sponsored/creative TLD adalah untuk website yang berkaitan dengan proyek, organisasi profitable, maupun profesi tertentu.
Agar lebih jelas, silakan menyimak contoh di bawah ini:
- .expert, cocok sebagai domain website yang menunjukkan keahlian di bidang tertentu.
- .me, biasanya berguna untuk website yang bertujuan mengoptimalkan personal branding.
- .io, merupakan ekstensi untuk domain website perusahaan teknologi.
- .tv, umumnya untuk website televisi online, maupun proyek sejenis yang masih berkaitan.
4. Country Code Top Level Domain (ccTLD)
Ada juga jenis ekstensi ccTLD. Dari namanya, sudah jelas bahwa fungsinya untuk menunjukkan identitas lokasi.
Ini merupakan kode untuk mengidentifikasi negara asal website tersebut.
Contohnya seperti yang ada berikut ini.
- .id, untuk domain website yang berada di Indonesia.
- .la, merupakan kode ekstensi untuk Laos.
- .jp adalah TLD untuk Jepang.
- .us, pemakaiannya untuk website yang berlokasi di Amerika Serikat.
- .es, jika lokasinya berada di Spanyol.
Pengelola TLD
Oleh karena jumlah website sangat banyak, tentu perlu pengaturan untuk TLD ini.
Adapun organisasi nirlaba yang bertanggung jawab terhadap pengelolaannya adalah ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Number).
Dalam operasionalnya, ICANN membuat Internet Assigned Numbers Authority (IANA).
Tugasnya adalah mengatur dan mengelola semua ekstensi yang tersedia.
Pengaruh Top Level Domain Terhadap SEO
Lantas, adakah korelasi langsung antara TLD dan SEO?
Pada dasarnya, keberadaan TLD tidak memberikan pengaruh langsung terhadap SEO (Search Engine Optimization).
Pasalnya, cara kerja SEO berkaitan dengan konten suatu website dan bukan nama domainnya.
Kendati demikian, sebenarnya TLD juga sedikit memberikan sumbangsih kepada SEO suatu website tersebut.
Contohnya adalah penggunaan ekstensi yang umum dan populer, akan meningkatkan potensi audiens berkunjung ke website.
Sebaliknya, jika menggunakan TLD yang asing, bahkan terkesan aneh, berpotensi membuat orang enggan untuk mengakses situs itu.
Tambahan lagi, saat ini orang sering mengasosiasikan TLD yang tampak asing dengan spam.
Hal tersebut tentu akan mempengaruhi tingkat CTR suatu website. Pada akhirnya akan berpengaruh juga pada SEO-nya.
Oleh sebab itu, gunakan nama domain dan ekstensi yang tepat untuk meningkatkan kepercayaan audiens.
Kelebihan dan Kekurangan Top Level Domain
Pada dasarnya, penggunaan Top Level Domain ini merupakan suatu pilihan.
Anda bisa menggunakannya dari awal membangun blog, atau lain waktu kala merasa bahwa situs tersebut sudah berkembang.
Namun, sebaiknya perhatikan kelebihan dan kekurangan menggunakan TLD ini:
1. Membuat Audiens Mudah Mengingat Alamat Blog
Salah satu kelebihan Top Level Domain adalah memudahkan audiens dalam mengingat blog.
Dengan begitu, akan mudah juga bagi mereka ketika ingin mengakses situs Anda.
Contohnya, orang akan lebih mudah mengingat tasmurah.com daripada tasmurah.wordpress.com.
Selain itu, nama domain juga membuat pengguna internet tidak perlu mengingat alamat IP.
Jadi, saat akan mengakses suatu website menjadi lebih mudah. Tentu saja, semakin mudah diingat, potensi terjadinya trafik juga akan lebih tinggi. Hal ini pasti akan berpengaruh juga terhadap SEO.
2. Tampak Lebih Profesional
Menggunakan TLD, artinya Anda harus membayar biaya berlangganan tahunan.
Namun, hal ini akan memberikan efek cukup bagus bagi sebuah bisnis maupun organisasi. Pasalnya, website akan tampak lebih profesional.
Berbeda dengan blog gratisan, ada kesan kurang serius, terutama jika untuk bisnis. Orang lebih percaya pada website TLD daripada yang gratisan.
3. Mendorong Keaktifan Membuat Konten
Satu lagi keunggulan membuat website TLD adalah dari segi motivasi.
Mengingat ini merupakan domain berbayar, tentu Anda tidak mau rugi dengan membiarkannya kosong tanpa konten, bukan?
Otomatis akan timbul dorongan untuk aktif membuat konten menarik.
4. Harga Jual Lebih Tinggi
Ada beberapa orang yang memang membangun website dengan tujuan untuk menjualnya.
Jika ini tujuannya, maka menggunakan TLD adalah langkah paling tepat.
Pasalnya, Anda bisa menetapkan harga jual yang lebih tinggi. Jadi, tentu akan lebih menguntungkan.
5. Harga Sewa Relatif Mahal
Adapun yang berikutnya ini merupakan salah satu kelemahan TLD. Anda harus membayar biaya sewa dengan nominal tertentu. Umumnya, sewa per tahun ini relatif mahal.
Di samping itu, masing-masing domain TLD memiliki harga yang berbeda.
Oleh sebab itu, sebelum memutuskan menggunakan TLD, sebaiknya perhatikan tujuan pembuatan website tersebut.
Jika memang perlu untuk branding, maupun berbisnis, maka ini alasan tepat menggunakan ekstensi tersebut.
Sebaliknya, jika hanya sekadar iseng dan mengisi waktu, maka pertimbangkan ulang.
Pasalnya, Anda akan rugi pembayaran biaya tahunan apabila website tersebut tidak ada update konten.
6. Ketersediaan Terbatas
Oleh karena TLD ini sifatnya secara global, bisa jadi Anda akan sulit mendaftarkan nama domain TLD sesuai keinginan.
Contohnya, jika ingin memilih tokolaris.com, mungkin domain tersebut sudah ada yang menggunakan. Jadi, Anda harus memilih alternatif TLD lain, atau ganti nama domain sekalian.
Kendati demikian, menggunakan domain TLD dari awal merupakan pilihan tepat.
Anda memang bisa mengubah domain gratisan ke berbayar. Namun, hal ini akan memengaruhi rank blog yang akan jadi berkurang.
Saat beralih dari blog gratisan ke berbayar, berbagai upaya SEO, seperti penempatan backlink, akan terhapus. Tentu bisa membuat rank menurun.
Nyatanya, perlu waktu, biaya, dan tenaga untuk menaikkannya kembali.
Mengubah Top Level Domain
Bisa jadi Anda merasa perlu mengubah TLD karena suatu alasan.
Contohnya ketika merasa kurang tepat dan tidak mencerminkan isi website. Tentu saja, hal ini bisa dilakukan, yaitu dengan menggunakan 301 redirect.
Ini merupakan suatu sistem yang akan meneruskan traffic website. Jadi, jika ada yang mengakses situs menggunakan TLD lama, sistem akan mengalihkannya ke yang baru.
Dengan demikian, Anda tidak akan kehilangan trafik, kendati sudah berubah ekstensi domainnya.
Perubahan ini akan bersifat permanen sehingga tidak perlu melakukan pengaturan berulang kali.
Meskipun begitu, sebaiknya hindari perubahan ini. Pasalnya, sedikit maupun banyak akan memberikan dampak kurang baik terhadap SEO, terutama pada awal perubahan.
Tips Memilih Top Level Domain
Agar tidak perlu mengubahnya di lain waktu, maka mengetahui tips memilih TLD adalah hal yang perlu Anda ketahui.
Dengan demikian, dari awal sudah bisa mempertimbangkan ekstensi domain paling sesuai untuk website tersebut.
Sebagai panduan, di bawah ini adalah lima tips yang bisa Anda tetapkan:
1. Pastikan Sesuai Dengan Tujuan Website
Sebagai salah satu kunci dalam pencarian DNS, maka pemilihan TLD harus sesuai dengan tujuan website tersebut.
Mudahnya, akan tidak tepat jika menggunakan TLD .edu, sementara website Anda berisi konten komersial.
2. Pilih yang Populer
Kedua, tips memilih TLD adalah dengan menggunakan yang populer. Tujuannya tentu saja agar masyarakat mudah mengingat ketika akan mengakses website tersebut. Pilihan yang paling populer adalah menggunakan .com.
TLD tersebut tidak hanya ramah pengguna, melainkan juga SEO friendly.
Pasalnya, mesin pencarian Google cenderung menelusuri konten pada website .com terlebih dahulu. Tentu ini berpotensi meningkatkan trafik.
3. Pastikan Autentik
Jika memutuskan menggunakan TLD yang populer, pastikan pemilihan nama harus unik.
Sebenarnya bisa saja Anda menggunakan alternatif TLD lain, ketika nama yang diinginkan tidak tersedia. Contohnya, jika decowedding.com sudah terpakai, Anda bisa menggunakan decowedding.co.id.
Kendati demikian, sebaiknya tidak menggunakan jalan ini. Pasalnya, nama website menjadi tidak unik atau autentik.
Justru akan menimbulkan kerancuan di kemudian hari, terutama jika kedua website milik pihak yang berbeda.
4. Gunakan Opsi Alternatif
Berikutnya, Anda juga bisa mempertimbangkan opsi alternatif. Beberapa pilihan alternatif TLD adalah .shop maupun .store. Pasalnya, saat ini keduanya cukup populer.
Jadi, meskipun ekstensi .com sudah tidak tersedia biasanya masih bisa menggunakan nama domain dengan kedua TLD tersebut.
5. Hindari Ekstensi yang Kurang Terkenal
Berikutnya, Anda juga sebaiknya menghindari ekstensi yang kurang terkenal. Terutama jenis TLD yang tidak memberikan petunjuk tentang isi website-nya.
Maraknya tautan phising saat ini membuat pengguna internet semakin waspada. Biasanya, mereka enggan mengakses domain yang asing.
6. Sesuaikan dengan Lokasi
Jika konten Anda khusus negara Indonesia, sebaiknya pilihlah ekstensi .id saja.
Hal ini karena Google akan memprioritaskan website Anda untuk pembaca lokal. Pemilihan ccTLD ini memberikan keuntungan berupa trafik yang lebih sesuai.
7. Perhatikan Ketersediaan Dana
Perlu Anda ingat bahwa TLD adalah domain berbayar. Ada iuran tahunan yang akan menjadi beban penggunanya, jika ingin tetap aktif.
Oleh sebab itu, faktor biaya ini harus juga menjadi pertimbangan. Pasalnya, tiap-tiap domain memiliki tarif berbeda.
Top Level Domain merupakan bagian penting dari sebuah domain. Tidak hanya sekadar identitas, melainkan juga memberikan bukti kredibilitas kepada pengunjung suatu website.
Dari segi bisnis, akan membuat situs tersebut tampil lebih profesional karena itu siapkan dananya.
Mengingat bahwa TLD adalah komponen penting, pertimbangkan untuk menggunakannya sejak awal membangun website.
Dengan demikian, situs tersebut sudah siap bersaing dengan lainnya sejak awal.
Baca Juga : Cara Menambahkan Addon Domain di cPanel