Sebagai pelaku bisnis harus mengetahui cara menilai bisnis apakah sudah berjalan efektif atau belum. Dengan begitu, maka cara yang dilakukan yaitu menghitung besarnya pendapatan operasional (operating income) yang didapat perusahaan.
Pendapatan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat besarnya keuntungan serta kerugian yang diterima perusahaan. Penghitungan pendapatan juga penting dalam menentukan rencana keuangan bisnis di masa depan.
Jika ingin mendapatkan gambaran akurat mengenai operasional bisnis yang dijalankan, maka perlu mengetahui besaran pendapatan yang diterima dari aktivitas operasional perusahaan.
Pendapatan ini akan mampu memberikan gambaran profitabilitas pokok perusahaan serta keberhasilan manajemen.
Definisi Pendapatan Operasional
Untuk mengukur berkembang atau tidaknya suatu usaha, maka bisa dilihat dari operating income.
Pendapatan operasional atau operating income adalah suatu pendapatan yang didapatkan langsung dari kegiatan operasional perusahaan, misalnya dari penjualan produk.
Jumlah pendapatan ini didapat dari perhitungan laba kotor yang dikurangi dengan biaya operasional langsung maupun tidak langsung.
Pendapatan jenis ini menjadi indikator penting dalam melihat efektivitas operasional perusahaan untuk meningkatkan perolehan keuntungan (laba) nantinya.
Jenis pendapatan ini berguna untuk mengukur total uang yang didapatkan perusahaan dari aktivitas bisnis utamanya, tidak termasuk jenis pendapatan lain yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan aktivitas inti perusahaan.
Pendapatan jenis ini juga hampir serupa dengan pendapatan sebelum bunga dan pajak, namun perbedaan utamanya yaitu pendapatan sebelum bunga dan pajak masuk dalam jenis pendapatan non operasional yang dimiliki perusahaan.
Untuk mengetahui nominal pendapatan yang diterima perusahaan, maka dapat melihat laporan laba rugi yang mencatat semua keuntungan serta kerugian yang dialami perusahaan dalam periode tertentu.
Dari sini dapat diketahui seberapa menguntungkan operasi bisnis utama perusahaan. Jika jumlah pendapatan operasional tinggi, maka mengindikasikan bahwa keuntungan yang didapat juga tinggi. Disini akan terlihat jelas keberhasilan operasional bisnis yang dijalankan.
Banyak hal yang mempengaruhi besarnya pendapatan jenis ini, diantaranya harga bahan baku, biaya tenaga kerja, serta strategi penetapan harga.
Item-item ini memiliki hubungan langsung dengan operasional bisnis, sehingga pemilik bisa membuat keputusan strategis di mana perubahan diperlukan.
Pentingnya Menghitung Pendapatan Operasional
Perusahaan perlu menghitung jumlah operating income guna memisahkan pendapatan serta pengeluaran operasional maupun non operasional.
Dengan begitu, pihak luar yang membutuhkan informasi ini dapat melihat dengan jelas bagaimana perusahaan memperoleh uang.
Investor dan kreditur sebagai pihak luar bisa menggunakan angka tersebut dalam mengevaluasi efisiensi serta profitabilitas bisnis tanpa mengamati tarif pajak serta beban bunga.
Jika perusahaan memiliki jumlah pendapatan dari aktivitas operasionalnya yang cukup tinggi, maka kemungkinan perusahaan memiliki kemampuan dalam membayar utangnya kembali.
Namun, yang perlu diperhatikan bagi semua pelaku bisnis bahwa melihat jumlah pendapatan dari laporan laba rugi saja tidak cukup.
Sangat penting untuk mencari tahu lebih dalam serta memeriksa pendapatan secara teratur agar bisa mengetahui kesehatan bisnis yang dijalankan secara keseluruhan.
Setelah memahami pentingnya pendapatan operasional bagi penilaian keberhasilan bisnis, maka dengan menghitungnya akan mampu mendapatkan berbagai informasi penting berikut:
- Mengetahui efisiensi operasional perusahaan secara tidak langsung. Jika nilainya semakin tinggi, maka akan semakin menguntungkan perusahaan.
- Mampu menganalisis kinerja perusahaan. Investor serta pemegang saham akan cukup terbantu dalam menghitung estimasi keuntungan yang akan didapat. Perolehan keuntungan cukup tinggi yang didapat perusahaan mampu mendatangkan investor baru.
- Mampu mengukur seberapa bagus manajemen bisnis perusahaan dalam mengendalikan segala pengeluaran selama operasional bisnis, baik biaya produksi maupun biaya overhead untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan.
- Mengetahui nilai laba yang dihasilkan dengan melihat nilai rasio profitabilitas. Jika nilai rasio tinggi, maka mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan laba penjualan, aset, serta modal saham tertentu.
- Mampu mengidentifikasi tren bisnis saat ini serta kemungkinan terjadinya fluktuasi ekonomi yang bisa didapat dengan cara menghitung pendapatan secara berkala.
Baca Juga: Pengertian Biaya: Definisi, Fungsi dan Klasifikasinya
Komponen Penting dari Pendapatan Operasional
Ada beberapa komponen dalam menghitung total pendapatan yang didapat dari aktivitas operasional perusahaan, diantaranya yaitu:
1. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba kotor merupakan pendapatan yang berasal dari hasil penjualan utama perusahaan, sebelum dikurangi dengan biaya-biaya lain yang termasuk dalam beban perusahaan.
Bisa dikatakan bahwa laba kotor ini merupakan hasil perhitungan keuntungan sebelum dikurangi pajak serta biaya operasional.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan pokoknya.
Jenis biaya ini mencakup komisi penjualan, gaji, tunjangan karyawan, transportasi, sewa, pajak, perbaikan alat, serta depresiasi (penyusutan).
Biaya operasional tidak berhubungan langsung dengan biaya produksi. Umumnya, biaya penjualan dan biaya administrasi masuk dalam kategori biaya operasional, karena tidak berkaitan langsung dengan produk.
3. Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan total beban dan pengeluaran baik langsung ataupun tidak langsung yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Penentuan besarnya HPP sangat penting guna menetapkan keuntungan yang akan didapat perusahaan. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan HPP, diantaranya yaitu tenaga kerja, bahan baku, serta overhead cost.
HPP menjadi metrik penting yang ada dalam laporan keuangan, dikarenakan HPP akan dikurangkan dari pendapatan guna menentukan besarnya laba kotor.
HPP termasuk biaya dalam menjalankan bisnis, sehingga pada laporan laba rugi dimasukkan sebagai beban usaha.
Dengan mengetahui besarnya HPP akan membantu investor dan manajer untuk memperkirakan laba perusahaan.
Saat HPP meningkat, maka laba bersih yang didapat perusahaan akan menurun. Oleh sebab itu, HPP harus dijaga agar tetap rendah, sehingga bisa mendapatkan laba bersih yang tinggi.
Macam-Macam Pendapatan Operasional
Bagi para pelaku bisnis yang sedang merintis usaha, untuk mengetahui tingkat keberhasilan bisnis bisa berpatokan pada berapa besar pendapatan yang mampu dihasilkan dari penjualan.
Memang, pendapatan atau laba dalam suatu kegiatan bisnis cukup penting.
Perolehan laba ini nantinya dapat dijadikan sebagai sumber dana darurat, pembayaran biaya operasional, biaya bahan baku, serta utang.
Perlu diketahui bahwa terdapat 2 jenis pendapatan yang dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu pendapatan bersih dan pendapatan kotor.
1. Pendapatan Kotor
Penghitungan pendapatan kotor berbeda dengan pendapatan bersih, dimana hanya perlu dikurangi dengan harga pokok penjualannya.
Pendapatan kotor atau biasa disebut dengan bruto merupakan jumlah pendapatan yang diterima perusahaan sebelum dikurangi penjualan bersih sebelum pajak.
Pendapatan kotor bagi perusahaan sama dengan nilai margin kotor yang ada di laporan laba rugi, yaitu mencakup semua sumber pendapatan yang dikurangi dengan HPP.
Nilai pendapatan kotor dapat dijadikan sebagai tolak ukur sederhana dalam melihat profitabilitas.
Yang masuk dalam pendapatan kotor yaitu semua biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa, namun tidak termasuk dalam biaya lain yang berhubungan dengan administrasi, penjualan, pajak, dan biaya lain yang digunakan dalam bisnis secara keseluruhan.
Untuk menghitung besarnya pendapatan kotor bisa menggunakan rumus berikut:
Pendapatan kotor = penjualan – HPP
Contoh sederhananya, misal PT Maju Sejahtera mempunyai Laporan Laba Rugi sebagai berikut:
- Penjualan bersih Rp90.000.000
- HPP Rp25.000.000
- Biaya administrasi Rp10.000.000
- Biaya penjualan Rp15.000.000
- Pajak Rp3.000.000
Maka, untuk menghitung pendapatan kotor yaitu sebagai berikut:
Pendapatan kotor = penjualan – HPP
= Rp90.000.000 – Rp25.000.000
= Rp65.000.000
Jadi, pendapatan kotor PT Maju Sejahtera yaitu Rp65.000.000
Pada contoh kasus tersebut, perhitungan pendapatan kotor tidak perlu memasukkan biaya administrasi, biaya penjualan, serta pajak, karena komponen ini nantinya dihitung dalam mengukur pendapatan bersih yang diterima perusahaan.
Baca Juga: Apa Itu Pendapatan? Pengertian, Jenis, Tipe dan Konsep
2. Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih atau net profit merupakan pendapatan yang diterima perusahaan setelah dikurangi dengan pengeluaran, depresiasi, amortisasi, harga pokok penjualan, bunga, serta pajak.
Penghitungan pendapatan bersih dilakukan dengan mengurangi semua pengeluaran perusahaan dari seluruh pendapatan yang didapat.
Pengeluaran tersebut meliputi seluruh biaya operasional, biaya non operasional, biaya overhead, serta pajak.
Jika pendapatan bersih diketahui, maka investor dapat dengan mudah memahami apakah perusahaan mempunyai dana yang cukup untuk melakukan investasi, menutupi jumlah utang di masa depan, ataupun membayar dividen kepada para pemegang saham.
Untuk menghitung besarnya pendapatan bersih bisa menggunakan rumus berikut:
Pendapatan bersih = pendapatan kotor – beban
Contoh sederhananya, misal PT Maju Sejahtera mempunyai Laporan Laba Rugi sebagai berikut:
- Penjualan bersih Rp80.000.000
- HPP Rp20.000.000
- Biaya administrasi Rp8.000.000
- Biaya penjualan Rp10.000.000
- Pajak Rp2.000.000
Maka, untuk menghitung pendapatan bersih, terlebih dahulu hitung pendapatan kotornya.
Pendapatan kotor = penjualan – HPP
= Rp80.000.000 – Rp20.000.000
= Rp60.000.000
Lalu menghitung pendapatan bersih dengan cara:
Pendapatan bersih = pendapatan kotor – beban
= pendapatan kotor – (biaya administrasi + penjualan + pajak)
= Rp60.000.000 – (Rp8.000.000 + Rp10.000.000 + Rp2.000.000)
= Rp40.000.000
Maka, jumlah pendapatan bersih PT Maju Sejahtera yaitu Rp40.000.000.
Fungsi Menghitung Operating Income
Pendapatan yang diterima dari seluruh aktivitas operasional perusahaan sangat penting diketahui, baik bagi bisnis kecil maupun besar. Semua bisnis pasti memiliki tujuan serta margin keuntungannya sendiri yang ingin dipenuhi.
Bagi pihak pemegang saham serta pemberi pinjaman perlu mengamati dengan cermat pendapatan operasional perusahaan karena dividen harus dibayarkan ke pemegang saham memakai uang yang didapat dari penjualan produk atau jasa.
Perlu diketahui bahwa pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan sifatnya berfluktuasi dengan kondisi ekonomi, namun perlu untuk menghitungnya secara berkala guna menentukan tren bisnis untuk mencari alasan dibalik terjadinya penurunan serta kenaikan pendapatan.
Berikut beberapa fungsi menghitung pendapatan yang didapat dari hasil operasional perusahaan.
1. Mengetahui Kesehatan Bisnis yang Dijalankan
Kegiatan operasional menjadi bagian penting dalam menjalankan bisnis. Jika kegiatan operasional telah berjalan dengan baik, dapat dikatakan bahwa perusahaan cukup sehat.
Hal ini bisa diketahui dari berapa banyak pendapatan dari kegiatan operasional yang mampu dihasilkan.
2. Mengetahui Keefektifan Operasional Perusahaan
Telah disebutkan bahwa operating income dijadikan sebagai indikator penilaian perusahaan. Apakah perusahaan sudah berjalan secara efektif atau malah menghabiskan modal untuk pengadaan barang yang tidak dibutuhkan.
Selain itu juga bisa dijadikan indikator dalam proses pengawasan seluruh aktivitas operasional perusahaan, karena bisa melihat sektor mana yang anggarannya perlu dipotong dengan tujuan agar pengeluarannya cukup efektif.
3. Mengetahui Kinerja Bisnis yang Dijalankan
Fungsi lainnya yaitu dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan apakah perusahaan bisa mengatur kegiatan operasionalnya dengan baik atau belum.
Ini juga dapat dijadikan masukan dalam pembuatan rencana pengaturan operasional dengan tepat tanpa perlu menghamburkan modal.
Hal ini menjadi alat efektif untuk bahan evaluasi perusahaan ataupun bisa dijadikan acuan dalam menilai daya saingnya dengan kompetitor.
Karena itu, pendapatan yang didapat dari kegiatan operasional perusahaan menjadi komponen penting untuk menyusun laporan keuangan.
4. Mengundang Investor Baru
Fungsi lain dari menghitung pendapatan operasional yaitu menarik para investor baru. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan investor yang tertarik dengan perusahaan yang memiliki pendapatan dari kegiatan operasional yang cukup tinggi.
Dengan begitu akan memiliki kecenderungan untuk menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Terlebih jika tidak dibebani dengan pajak ataupun jenis tagihan lain.
Contoh Cara Menghitung Besarnya Pendapatan Operasional
Cara menghitung besarnya pendapatan yang didapat dari aktivitas operasional perusahaan yaitu menjumlahkan total pendapatan yang diterima perusahaan, kemudian dikurangi dengan semua biaya operasional, harga pokok penjualan, serta yang setara dengan laba kotor.
Jenis pendapatan ini tidak termasuk pendapatan pajak, bunga, atau pengeluaran investasi. Rumus untuk menghitung besarnya pendapatan yang didapat dari aktivitas operasional perusahaan yaitu:
Pendapatan operasional = pendapatan kotor – biaya operasional
Rumus lainnya yaitu:
- Pendapatan operasional = pendapatan kotor – (HPP + tenaga kerja+ pengeluaran harian lainnya)
- Pendapatan operasional = pendapatan kotor – biaya operasional – depresiasi – amortisasi
Berikut contoh soal untuk menghitung besarnya pendapatan yang didapat dari kegiatan operasional perusahaan.
1. Contoh Soal 1
Sebuah perusahaan PT Sukses Selalu di tahun ini memperoleh pendapatan kotor senilai Rp300.000.000. di tahun ini juga, biaya asuransi senilai Rp10.000.000, biaya sewa senilai Rp12.000.000, harga pokok penjualan perusahaan senilai Rp50.000.000, serta gaji pekerja senilai Rp50.000.000. Berapa total operating income?
Cara menghitung pendapatan operasionalnya yaitu menentukan biaya operasionalnya terlebih dulu.
Biaya operasional = biaya sewa + biaya asuransi + gaji pekerja
= Rp12.000.000 + Rp10.000.000 + 50.000.000
= Rp72.000.000
Kemudian menghitung pendapatan operasionalnya dengan rumus:
Pendapatan operasional = pendapatan kotor – (biaya operasional + HPP)
= Rp300.000.000 – (Rp72.000.000 + Rp50.000.000)
= Rp178.000.000
2. Contoh Soal 2
Contoh lain cara menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh dari aktivitas operasional perusahaan yaitu sebagai berikut.
Pak Budi merupakan pemilik dari perusahaan XYZ. Seiring dengan perkembangan usaha yang dijalankannya, Pak Budi berniat untuk menyelesaikan pelunasan utang beserta bunganya di bank. Dengan begitu, perusahaan XYZ akan tetap memiliki reputasi baik.
Kemudian, Pak Budi menghubungi akuntan guna mengumpulkan semua laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.
Dengan begitu, besarnya pendapatan dari aktivitas operasional perusahaan bisa dihitung dengan tujuan memastikan kepatuhan sesuai perjanjian utang yang dilakukan.
Diketahui bahwa perusahaan XYZ mempunyai pendapatan kotor senilai Rp500.000.000. kemudian, di tahun ini, harga pokok penjualannya senilai Rp40.000.000, biaya asuransi Rp10.000.000, biaya sewa Rp20.000.000, serta upah pekerja senilai Rp 60.000.000.
Untuk menghitung besarnya pendapatan yaitu sebagai berikut:
Cara menghitung pendapatan operasionalnya yaitu menentukan biaya operasionalnya terlebih dulu.
Biaya operasional = biaya asuransi + biaya sewa + upah pekerja
= Rp10.000.000 + Rp20.000.000 + 60.000.000
= Rp90.000.000
Kemudian menghitung pendapatan operasionalnya dengan rumus:
Pendapatan operasional = pendapatan kotor – (biaya operasional + HPP)
= Rp500.000.000 – (Rp90.000.000 + Rp40.000.000)
= Rp370.000.000
Setelah mengetahui dan memahami konsep dan perhitungan operating income yang diterima perusahaan, maka sebagai pelaku usaha harus tetap teliti memeriksa semua jenis pendapatan. Hal ini dapat memudahkan penilaian terkait sumber pemasukan.
Dari sini dapat diketahui asal pemasukan usaha yang didapat sehingga dapat membuat keputusan terbaik serta menguntungkan bagi perusahaan di jangka panjang.