Para karyawan wajib tahu bagaimana tahapan menyusun skala gaji yang tepat, karena struktur skala gaji ini dapat menjamin kepastian upah dari setiap tenaga kerja.
Meskipun informasi terkait skala gaji sebenarnya wajib diketahui oleh semua karyawan, tapi tim Human Resource (HR) adalah yang paling wajib untuk mengetahuinya.
Sebab, salah satu tugas dari tim HR adalah menyusun skala gaji para karyawan yang sesuai dengan kebijakan serta regulasi pemerintah Indonesia.
Jadi, penyusunan skala gaji ini tidak boleh dilakukan secara asal-asalan, karena skala gaji merupakan susunan tingkat upah dari yang terendah hingga tertinggi.
Baca Juga : Pekerjaan dengan Gaji Tertinggi dan Apa yang Menjadi Faktor Besaran Gaji?
Tahapan Menyusun Skala Gaji yang Sesuai Kebijakan Pemerintah
Struktur skala gaji tidak hanya dapat menyusun tingkat upah dari yang terendah hingga tertinggi, tapi juga bisa menyusun tingkat upah dari yang tertinggi ke angka yang terendah.
Nantinya, di dalam struktur ini akan ada kisaran nominal upah yang dibedakan menurut golongan jabatannya. Kemudian, Permenaker akan berperan sebagai dasar regulasi dari penyusunan struktur tersebut.
Ada banyak manfaat yang dapat diberikan oleh struktur skala gaji kepada para karyawan, dan beberapa di antaranya adalah untuk mewujudkan upah yang adil, mendorong peningkatan produktivitas di dalam perusahaan, menjamin kepastian upah, dan mengurangi kesenjangan antara upah terendah dan upah tertinggi.
Lalu, bagaimana tahapan menyusun skala gaji yang tepat?
1. Metode Ranking Sederhana
Struktur skala gaji ini telah diatur dalam Pasal 2 Ayat 1 yang mewajibkan para pelaku usaha untuk menyusun struktur skala gaji dengan memperhatikan jabatan, golongan, masa kerja, riwayat pendidikan, dan kompetensi dari para pekerjanya.
Dalam hal ini, salah satu tahapan menyusun skala gaji yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha adalah metode ranking sederhana.
Metode ini memiliki tahapan-tahapan yang berbeda dengan metode lainnya. Untuk mengawali metode ini, pelaku usaha ataupun tim HR harus menentukan jabatan dan uraian tugas dari masing-masing jabatan terlebih dahulu.
Sebagai contoh, office boy memiliki tanggung jawab pada kebersihan dan kerapian kantor, senior administrasi memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan administrasi harian serta dokumen penting, dan hal-hal seperti ini lainnya.
Setelah penentuan jabatan serta uraian tugas dari masing-masing jabatan telah dicatat dengan baik, maka tahapan menyusun skala gaji dengan menggunakan metode ranking sederhana bisa dilanjutkan dengan melakukan langkah berikut ini:
- Buat daftar jabatan dan urutkan daftar tersebut mulai dari uraian tugas yang termudah hingga yang tersulit.
- Kemudian, susun tabel struktur skala gaji dengan beberapa kolom yang berisi data golongan jabatan, kolom jabatan, upah terendah, dan upah tertinggi.
- Tentukan upah terendah untuk jabatan terendah dan upah tertinggi untuk jabatan terendah juga.
- Tentukan kembali upah terendah serta tertinggi yang sesuai dengan jabatan selanjutnya. Tahapan ini bisa dilakukan sesuai dengan langkah-langkah sebelumnya.
- Masukkan upah terendah serta tertinggi untuk masing-masing jabatan pada tabel struktur yang telah dibuat sebelumnya.
- Lalu, tentukan golongan jabatan untuk masing-masing jabatan yang ada dalam suatu perusahaan.
2. Metode Dua Titik
Hanya dengan melihat dari namanya saja, Anda pasti sudah bisa menilai bahwa metode ini cukup berbeda dengan tahapan menyusun skala gaji yang sebelumnya.
Metode dua titik dapat diartikan sebagai metode yang menghubungkan 2 titik yang terdapat dalam bidang koordinat sumbu absis atau X, serta sumbu ordinat atau Y yang merujuk pada jumlah upah.
Nantinya, kedua sumbu ini akan membentuk sebuah garis lurus yang memiliki persamaan garis lurus Y = a+b (x), sehingga pelaku usaha maupun tim HR harus memahaminya secara jelas.
Sementara itu, untuk garis lurus yang terbentuk dari dua titik atau sumbu tersebut dapat diartikan sebagai garis kebijakan upah/gaji.
Ingin tahu bagaimana tahapan menyusun skala gaji dengan menggunakan metode dua titik secara tepat? Berikut kami bagikan tahapan lengkapnya:
- Pertama-tama, siapkan terlebih dahulu daftar jabatan serta upah yang terdiri dari nama, jabatan, upah, dan nomor urut yang sesuai.
- Kemudian, jangan lupa untuk mengurutkan angka upah dari yang paling terendah hingga ke angka yang paling tertinggi.
- Lakukan identifikasi upah dari yang paling terendah hingga ke angka yang paling tertinggi.
- Tentukan berapa jumlah golongan jabatan yang ada dalam perusahaan, kemudian buatlah format tabel dengan kolom yang menyebutkan data terkait rentang, golongan jabatan, upah terendah, upah tengah, dan upah tertinggi.
- Pastikan kolom golongan jabatan telah dikelompokkan ke dalam kolom yang tepat.
- Jabarkan rentang jabatan secara tepat, lalu gunakan upah terendah dengan hasil yang sama dengan upah tengah terendah, sedangkan hasil dari upah tertinggi harus sama dengan upah tengah tertinggi.
- Hitung hasil penjumlahan antara upah tengah terendah serta tengah tertinggi dengan metode persamaan garis lurus.
- Setelah itu, hitung juga upah terendah dan upah tertinggi dari masing-masing jabatan dengan menggunakan rumus yang telah diberikan pada lampiran Permenaker.
3. Metode Poin Faktor
Tahapan menyusun skala gaji yang terakhir bisa dilakukan dengan menggunakan metode poin faktor. Jika dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya, maka metode ini adalah yang paling mudah untuk dilakukan.
Sebab, langkah-langkah penyusunan struktur dan skala gaji dengan menggunakan metode ini tidaklah rumit.
Meski begitu, hal ini tidak membuat pelaku usaha dan tim HR dapat membuatnya secara tidak teliti. Selama menyusun skala gaji dengan menggunakan metode ini, Anda tetap harus selalu teliti dalam memasukkan data-datanya.
Lantas, bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyusun skala gaji dengan menggunakan metode poin faktor?
- Analisis jabatan: Tahapan ini akan mencakup proses pencarian serta pengolahan data jabatan, yang nantinya dapat menjadi informasi jabatan yang akan dibentuk sebagai uraian jabatan perusahaan. Maka dari itu, tahapan ini tidak boleh dilakukan tanpa ketelitian yang maksimal.
- Evaluasi jabatan: Berbeda dengan tahapan yang sebelumnya, pada tahapan ini pelaku usaha ataupun tim HR harus melalui proses penilaian, perbandingan, dan penentuan peringkat jabatan yang sesuai dengan data perusahaan.
- Penentuan struktur skala gaji: Setelah proses analisis jabatan dan evaluasi jabatan berhasil dilakukan, sekarang pelaku usaha bisa menentukan struktur dan skala gaji dari setiap karyawannya. Umumnya, tahapan ini dilakukan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam memperhatikan angka minimal upah yang berlaku di periode tertentu.
Mungkin metode ini terlihat cukup sulit untuk dilakukan oleh beberapa pelaku usaha. Namun, ada juga beberapa pelaku usaha lainnya yang merasa metode ini adalah yang paling termudah.
Maka dari itu, pelaku usaha harus mengetahui kondisi perusahaannya sebelum memilih metode penyusunan struktur skala gaji yang akan dilakukan.
Setelah memahami tentang tahapan menyusun skala gaji yang tepat, Anda dapat mempraktikkannya langsung.
Dengan begitu, saat Anda masuk ke dunia kerja dan bertanggung jawab dalam menyusun skala gaji para karyawan, Anda bisa langsung melakukannya dengan mudah. Sebab, Anda sudah tahu apa saja metode yang dapat dilakukan untuk menyusun skala gaji.
Baca Juga : 5 Cara Menghitung Upah Per Jam, Lengkap dengan Contohnya