Pengertian Aset Lancar, Kriteria, Manfaat dan Perbedaanya dengan Aset Tetap

Pengertian Aset Lancar, Kriteria, Manfaat dan Perbedaanya dengan Aset Tetap

Aset lancar atau yang biasa disebut aktiva lancar, adalah aset yang memiliki usia kurang dari satu tahun, yang berarti mereka dimiliki dalam jangka waktu singkat.

Biasanya terdiri dari piutang, kas, dan aset serupa. Untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang aset lancar, artikel di bawah ini akan menjelaskan secara rinci dan komprehensif.

Pengertian Aset Lancar Menurut Para Ahli

Aset lancar adalah bagian dari aktiva perusahaan yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka waktu singkat, biasanya dalam satu tahun atau siklus operasional normal perusahaan.

Pengertian aset lancar menurut para ahli dapat bervariasi sedikit, tetapi pada dasarnya semua setuju bahwa aset lancar adalah aset yang memiliki tingkat likuiditas tinggi.

Berikut adalah pengertian aset lancar menurut para ahli :

1. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2010)

Menurut para penulis buku teks akuntansi terkemuka ini, aset lancar adalah aset yang diperkirakan akan diuangkan, dimakan, atau habis atau berubah menjadi kas, menjual barang atau jasa, atau menggunakannya dalam siklus operasi normal perusahaan dalam satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan.

2. Menurut Brigham dan Houston (2001)

Dalam bukunya yang terkenal tentang keuangan perusahaan, Brigham dan Houston mendefinisikan aset lancar sebagai aset yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu singkat dengan mudah dan tanpa kerugian yang signifikan.

Hal ini termasuk kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, persediaan, dan aset lain yang diharapkan akan dijual atau digunakan dalam operasi normal perusahaan dalam satu tahun.

3. Menurut Gitman (2009)

Lawrence J. Gitman, seorang ahli keuangan yang dihormati, menggambarkan aset lancar sebagai aset yang diperkirakan akan diuangkan atau digunakan dalam operasi normal dalam satu tahun atau dalam siklus operasi perusahaan.

Hal ini mencakup kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan.

4. Menurut Pandey (2005)

Pandey, dalam bukunya yang terkenal tentang manajemen keuangan, menjelaskan aset lancar sebagai aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka waktu yang relatif singkat, biasanya dalam satu tahun.

Hal ini termasuk kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan.

5. Menurut Horngren, Sundem, dan Stratton (2002)

Dalam bukunya tentang akuntansi manajemen, para penulis ini menggambarkan aset lancar sebagai aset yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai dalam siklus operasi normal perusahaan.

Hal ini termasuk kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan.

Meskipun definisi-definisi ini mungkin memiliki variasi kecil dalam formulasi dan penekanannya, intinya tetap sama aset lancar adalah aset yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai atau digunakan dalam operasi normal dalam waktu singkat, biasanya dalam satu tahun.

Baca Juga : COGS Adalah: Pengertian, Manfaat, Metode, dan Contoh Perhitungannya

Kriteria Aset Lancar

Aset lancar sangat penting dalam analisis likuiditas perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup aset yang dapat segera dicairkan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Berikut adalah kriteria utama yang biasanya dikategorikan sebagai aset lancar:

1. Kas dan Setara Kas

Kas adalah aset lancar yang paling likuid yang dimiliki oleh perusahaan.

Jenis ini termasuk uang tunai di tangan dan saldo rekening bank yang dapat segera diakses.

Setara kas meliputi instrumen pasar uang dan investasi jangka sangat pendek lainnya yang mudah dikonversi menjadi kas, biasanya dengan jangka waktu kurang dari tiga bulan.

Kas dan setara kas adalah komponen krusial karena memberikan sumber daya langsung yang dapat digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari dan membayar hutang jangka pendek.

2. Piutang Usaha

Piutang usaha merupakan jumlah uang yang terutang oleh pelanggan kepada perusahaan sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa dalam kredit.

Piutang ini diharapkan dapat dikumpulkan dalam satu siklus operasional atau satu tahun.

Dalam mengevaluasi piutang sebagai aset lancar, perusahaan harus memperhitungkan kualitas kredit pelanggan dan sejarah pembayaran mereka untuk memproyeksikan waktu dan jumlah kas yang akan diterima.

3. Persediaan

Persediaan mencakup bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi yang dimiliki oleh perusahaan untuk tujuan dijual dalam kegiatan bisnis normal.

Persediaan dianggap sebagai aset lancar karena tujuan utamanya adalah untuk dijual dalam jangka waktu yang singkat, menghasilkan kas.

Evaluasi persediaan melibatkan memahami kecepatan perputaran persediaan dan kemampuan perusahaan untuk mengelola stok dengan efisien sehingga tidak menjadi usang atau berlebihan.

4. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek atau sekuritas yang dapat dijual kembali mencakup obligasi, saham, atau sekuritas lainnya yang perusahaan niatkan untuk menjual dalam jangka waktu satu tahun.

Tujuan dari investasi ini biasanya untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual beli atau untuk mengelola risiko keuangan.

Penting untuk perusahaan memilih investasi yang memiliki pasar yang likuid sehingga dapat dengan mudah dijual ketika dana diperlukan.

5. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka adalah biaya yang telah dibayar tetapi manfaatnya belum sepenuhnya diterima.

Contoh biaya ini termasuk asuransi, sewa, atau pajak yang dibayar di muka.

Biaya ini dianggap sebagai aset karena mereka akan menyediakan manfaat ekonomi di masa depan, yaitu dalam satu tahun ke depan.

Manajemen biaya dibayar di muka memastikan bahwa perusahaan tidak memberikan kas yang berlebihan untuk biaya yang belum menghasilkan manfaat.

Mengelola aset lancar dengan efisien merupakan bagian krusial dalam manajemen keuangan perusahaan, membantu dalam menjaga likuiditas yang sehat dan mendukung operasi sehari-hari.

Perusahaan harus secara periodik mengevaluasi komposisi aset lancar mereka untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut optimal dalam mendukung pembayaran kewajiban jangka pendek dan berkontribusi pada kelancaran operasi bisnis.

Manfaat Aset Lancar

Aset lancar memiliki beberapa manfaat penting bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya.

Berikut adalah penjelasan lengkap tentang manfaat utama dari aset lancar:

1. Likuiditas dan Fleksibilitas Keuangan

Aset lancar memberikan likuiditas yang penting bagi perusahaan. Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk dengan cepat mengubah aset menjadi uang tunai tanpa mengalami penurunan nilai yang signifikan.

Dengan memiliki aset lancar yang cukup, perusahaan dapat dengan mudah memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar hutang dagang, gaji karyawan, atau biaya operasional lainnya.

Likuiditas ini juga memberikan fleksibilitas keuangan yang penting, memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan kondisi pasar atau kesempatan investasi yang muncul.

2. Kemampuan Mengatasi Krisis Keuangan

Aset lancar yang cukup memungkinkan perusahaan untuk mengatasi krisis keuangan atau situasi darurat yang tak terduga.

Misalnya, jika perusahaan mengalami penurunan pendapatan atau biaya tak terduga muncul, memiliki aset lancar yang dapat segera diubah menjadi kas membantu dalam menjaga kelancaran operasional tanpa harus bergantung pada sumber pendanaan eksternal yang mungkin mahal atau sulit diperoleh.

3. Pembiayaan Modal Kerja

Aset lancar, seperti piutang usaha dan persediaan, dapat digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pembiayaan modal kerja dari lembaga keuangan.

Pembiayaan modal kerja sering kali dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis, membiayai persediaan tambahan, atau memperluas operasi.

Dengan menggunakan aset lancar sebagai jaminan, perusahaan dapat memperoleh akses ke sumber pendanaan yang lebih murah dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan opsi pendanaan lainnya.

4. Manajemen Risiko dan Stabilitas Keuangan

Aset lancar membantu perusahaan dalam manajemen risiko dan menjaga stabilitas keuangan.

Dengan memiliki cadangan aset yang cukup, perusahaan dapat melindungi dirinya dari risiko seperti ketidakpastian ekonomi, perubahan kondisi pasar, atau kegagalan pelanggan untuk membayar.

Aset lancar yang sehat juga memberikan kestabilan keuangan yang diperlukan untuk menarik investor, mempertahankan rating kredit yang baik, dan menghindari masalah keuangan yang serius.

5. Investasi dan Pertumbuhan

Aset lancar memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam peluang pertumbuhan jangka pendek atau jangka panjang.

Dengan memiliki sumber daya yang cukup dalam bentuk aset lancar, perusahaan dapat dengan mudah memanfaatkan kesempatan investasi yang muncul, seperti akuisisi bisnis, ekspansi pasar, atau pengembangan produk baru.

Investasi ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan pendapatan, memperluas pangsa pasar, dan mencapai tujuan pertumbuhan jangka panjangnya.

Dalam rangka mengoptimalkan manfaat dari aset lancar, perusahaan harus memastikan bahwa alokasi asetnya seimbang dan efisien.

Hal ini termasuk mengelola piutang dengan baik, mengoptimalkan persediaan, dan memantau likuiditas secara teratur untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka pendek.

Perbedaan antara Aset Lancar dan Aset Tetap

Aset lancar dan aset tetap adalah dua jenis aset yang penting dalam laporan keuangan perusahaan.

Meskipun keduanya merupakan bagian dari aktiva perusahaan, mereka memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.

Berikut adalah perbedaan utama antara aset lancar dan aset tetap:

1. Sifat dan Penggunaan

Aset Lancar

Aset lancar adalah aset yang diharapkan akan diubah menjadi kas atau digunakan dalam kurun waktu satu tahun atau siklus operasional perusahaan, mana yang lebih panjang.

Aset ini mencakup aset seperti kas, piutang usaha, persediaan, dan investasi jangka pendek.

Aset lancar digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan dan memenuhi kewajiban jangka pendek.

Aset Tetap

Aset tetap, di sisi lain, adalah aset yang dimiliki perusahaan untuk penggunaan jangka panjang dan diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi selama beberapa tahun atau lebih.

Aset ini mencakup aset seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan, kendaraan, dan paten.

Aset tetap digunakan untuk mendukung operasi jangka panjang perusahaan dan menciptakan nilai bagi perusahaan selama bertahun-tahun.

2. Umur Pakai dan Penyusutan

Aset Lancar

Aset lancar umumnya memiliki umur pakai yang singkat dan tidak disusutkan.

Mereka tidak memiliki nilai residu yang signifikan dan diharapkan akan dijual atau digunakan dalam waktu dekat.

Aset Tetap

Aset tetap memiliki umur pakai yang lebih lama dan biasanya disusutkan selama masa manfaatnya.

Penyusutan adalah pengakuan pengurangan nilai aset tetap dari waktu ke waktu untuk mencerminkan penggunaannya yang berkelanjutan dan depresiasi nilai.

Nilai residu, yaitu nilai yang diharapkan dari aset pada akhir masa manfaatnya, sering kali dipertimbangkan dalam perhitungan penyusutan.

3. Liquidity (Likuiditas)

Aset Lancar

Aset lancar sangat likuid karena dapat dengan cepat diubah menjadi kas tanpa mengalami penurunan nilai yang signifikan.

Mereka memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau mengatasi situasi darurat keuangan.

Aset Tetap

Aset tetap kurang likuid karena sulit diubah menjadi kas dengan cepat tanpa menjualnya.

Proses penjualan aset tetap biasanya memerlukan waktu dan biaya tambahan, dan harga jualnya mungkin lebih rendah dari nilai buku aset.

4. Nilai dan Penilaian

Aset Lancar

Nilai aset lancar cenderung mencerminkan nilai pasar saat ini atau nilai yang dapat direalisasikan dengan cepat.

Mereka dinilai berdasarkan harga pasar yang tersedia atau nilai yang diharapkan diterima dalam waktu dekat.

Aset Tetap

Nilai aset tetap biasanya diukur dengan nilai historis atau biaya perolehan aset tersebut dikurangi penyusutan.

Penilaian aset tetap dapat mencakup penilaian ulang untuk mencerminkan nilai wajar saat ini atau nilai yang diharapkan dari penggunaan aset dalam jangka panjang.

5. Perubahan Nilai

Aset Lancar

Nilai aset lancar cenderung fluktuatif tergantung pada kondisi pasar dan keadaan perusahaan.

Misalnya, persediaan dapat mengalami penurunan nilai jika produk tersebut menjadi usang atau tidak laku di pasaran.

Aset Tetap

Nilai aset tetap cenderung stabil dalam jangka pendek dan bisa mengalami peningkatan nilai seiring waktu dengan adanya perbaikan atau peningkatan nilai pasar properti.

Namun, nilai aset tetap juga dapat mengalami penurunan akibat depresiasi atau kerusakan fisik.

6. Pengelolaan

Aset Lancar

Pengelolaan aset lancar sering kali memerlukan pemantauan yang lebih aktif karena sifatnya yang likuid.

Perusahaan harus memastikan bahwa aset lancar diatur sedemikian rupa sehingga dapat segera digunakan ketika diperlukan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Aset Tetap

Pengelolaan aset tetap melibatkan perencanaan jangka panjang untuk memastikan aset tersebut tetap berfungsi secara optimal dan memberikan manfaat ekonomi yang maksimal bagi perusahaan.

Hal ini termasuk pemeliharaan rutin, perbaikan, dan peningkatan aset sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Dengan memahami perbedaan antara aset lancar dan aset tetap, perusahaan dapat memahami bagaimana masing-masing jenis aset berkontribusi pada keberhasilan operasional dan keuangan mereka serta bagaimana mereka dapat dikelola dengan efisien.

Baca Juga : Pengertian Manajemen Aset, Siklus, dan Tips Pengelolaannya

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.