Cara dan Jenis Pembagian Shift Kerja bagi Karyawan

Cara dan Jenis Pembagian Shift Kerja bagi Karyawan

Sistem kerja shifting menjadi solusi yang tepat bagi perusahaan dengan jam operasional melebihi jam kerja normal.

Namun, penting untuk melakukan pembagian shift kerja yang tepat agar kinerja karyawan tetap efektif dan efisien.

Pembagian shift yang baik menyesuaikan kebutuhan dan sumber daya perusahaan, menjadi kunci penting dalam keberhasilan produktivitas perusahaan.

Meski demikian, pengaplikasian pembagian atau penjadwalan shift kerja karyawan yang tepat tidaklah mudah.

Proses ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berdampak buruk pada aktivitas kerja karyawan.

Selain itu, penjadwalan shift kerja juga harus sesuai dengan hukum ketenagakerjaan dan kondisi karyawan, terutama bagi industri yang beroperasi 24 jam.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pembagian jadwal shift kerja, mari kita simak pengertian dari shift kerja karyawan pada penjelasan berikut.

Apa itu Shift Kerja?

Shift kerja adalah sistem penjadwalan pekerjaan di mana waktu kerja dibagi menjadi beberapa periode atau “shift” dalam sehari, memungkinkan operasi berjalan terus menerus tanpa henti.

Shift kerja biasanya digunakan dalam industri yang memerlukan operasi 24 jam, seperti manufaktur, layanan kesehatan, dan transportasi.

Ada berbagai jenis shift kerja, termasuk shift pagi, siang, dan malam, serta shift bergilir yang memungkinkan karyawan bekerja pada berbagai waktu dalam minggu yang berbeda.

Sistem ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasi, tetapi juga memerlukan manajemen yang baik untuk mengatasi tantangan seperti kelelahan karyawan dan gangguan pola tidur.

Baca Juga : Tanda Karyawan Mengalami Overwork yang Harus Di Waspadai

Jenis Jenis Shift Kerja

1. Shift Pagi (Day Shift)

Shift pagi adalah jenis shift kerja yang biasanya dimulai pada pagi hari dan berakhir pada sore hari, sering kali mengikuti jam kerja standar seperti dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore.

Shift ini adalah yang paling umum dan cocok untuk karyawan yang memiliki preferensi bekerja pada siang hari.

Dengan bekerja pada shift pagi, karyawan bisa menikmati sore dan malam hari mereka untuk aktivitas pribadi atau keluarga, serta menjaga pola tidur yang sesuai dengan ritme sirkadian alami tubuh manusia.

Namun, shift ini mungkin kurang cocok bagi mereka yang memiliki kesulitan bangun pagi atau memiliki tanggung jawab pagi hari yang membutuhkan perhatian mereka.

2. Shift Siang (Swing Shift atau Afternoon Shift)

Shift siang, juga dikenal sebagai swing shift atau afternoon shift, dimulai pada sore hari dan berakhir pada malam hari, misalnya dari jam 3 sore hingga jam 11 malam.

Shift ini memungkinkan operasi perusahaan berlanjut setelah shift pagi selesai.

Shift siang bisa cocok bagi karyawan yang lebih produktif pada sore hingga malam hari atau yang memiliki tanggung jawab di pagi hari.

Salah satu keuntungannya adalah menghindari jam sibuk saat berangkat dan pulang kerja, namun kekurangannya adalah waktu bekerja yang bertepatan dengan jam makan malam dan waktu berkumpul dengan keluarga.

3. Shift Malam (Night Shift atau Graveyard Shift)

Shift malam, atau night shift, dikenal juga sebagai graveyard shift, dimulai pada malam hari dan berakhir pada pagi hari berikutnya, misalnya dari jam 11 malam hingga jam 7 pagi.

Shift ini sangat penting untuk industri yang membutuhkan operasi 24 jam tanpa henti, seperti layanan kesehatan, keamanan, dan manufaktur.

Bekerja pada shift malam sering dianggap menantang karena bisa mengganggu pola tidur alami dan ritme sirkadian tubuh, yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan kronis dan gangguan tidur.

Namun, beberapa karyawan mungkin menemukan shift ini cocok jika mereka adalah tipe malam atau memiliki kebutuhan khusus yang membuat mereka lebih cocok bekerja di malam hari.

4. Shift Bergilir (Rotating Shift)

Shift bergilir, atau rotating shift, adalah sistem di mana karyawan bergilir melalui berbagai shift pada jadwal yang sudah ditentukan, misalnya satu minggu bekerja pada shift pagi, minggu berikutnya shift siang, dan seterusnya.

Sistem ini membantu mendistribusikan beban kerja secara merata di antara karyawan dan memberikan variasi dalam jam kerja mereka.

Namun, tantangan utama dari shift bergilir adalah adaptasi yang diperlukan oleh karyawan setiap kali terjadi pergantian shift, yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka jika tidak dikelola dengan baik.

5. Shift Panjang (Extended Shift atau 12-Hour Shift)

Shift panjang, atau extended shift, biasanya berlangsung lebih lama dari 8 jam standar, sering kali 12 jam per shift, seperti dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam.

Shift ini mengurangi jumlah hari kerja dalam seminggu, memberikan karyawan lebih banyak hari libur, tetapi setiap hari kerja menjadi lebih panjang dan lebih menuntut secara fisik dan mental.

Shift panjang sering digunakan dalam industri yang memerlukan pengawasan atau kehadiran terus-menerus, seperti layanan kesehatan dan manufaktur berat.

Meskipun memberikan lebih banyak waktu libur, shift panjang bisa melelahkan dan memerlukan manajemen waktu yang baik dari karyawan untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat.

6. Shift Tetap (Fixed Shift)

Shift tetap, atau fixed shift, adalah jenis shift di mana karyawan bekerja pada shift yang sama setiap hari tanpa perubahan waktu kerja.

Hal ini memberikan kestabilan dan rutinitas yang lebih mudah diatur bagi karyawan, karena mereka bisa merencanakan aktivitas mereka di luar pekerjaan dengan lebih pasti.

Shift tetap sangat cocok bagi karyawan yang membutuhkan konsistensi dalam jadwal mereka, seperti mereka yang memiliki tanggung jawab keluarga atau komitmen lain di luar pekerjaan.

Namun, kekurangan dari shift tetap adalah kurangnya variasi, yang bisa menyebabkan kebosanan atau kejenuhan bagi beberapa karyawan.

7. Shift Fleksibel (Flexible Shift)

Shift fleksibel adalah jenis shift di mana jam kerja dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan karyawan atau perusahaan, tidak mengikuti pola yang tetap.

Ternyata ini memungkinkan karyawan memiliki kontrol lebih besar atas jadwal kerja mereka, yang bisa sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan fleksibilitas untuk mengakomodasi kehidupan pribadi, pendidikan, atau tanggung jawab keluarga.

Shift fleksibel juga dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas karyawan, namun memerlukan manajemen yang baik dari perusahaan untuk memastikan bahwa semua tugas dan tanggung jawab tetap terpenuhi dengan baik.

Setiap jenis shift kerja memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan pemilihan jenis shift yang tepat biasanya disesuaikan dengan kebutuhan operasional perusahaan serta preferensi dan kesejahteraan karyawan.

Baca Juga : 5 Cara Menghitung Upah Per Jam, Lengkap dengan Contohnya

Cara Membagi Shift Kerja yang Efektif untuk Perusahaan

Membagi shift kerja secara efektif adalah kunci untuk memastikan produktivitas, kepuasan karyawan, dan kelancaran operasi dalam perusahaan yang beroperasi 24 jam atau memiliki kebutuhan shift yang bervariasi.

Berikut adalah enam cara yang dapat diterapkan untuk membagi shift kerja secara efektif:

1. Pertimbangan Kebutuhan Bisnis dan Karyawan

Langkah pertama dalam membagi shift kerja adalah memahami kebutuhan operasional bisnis serta kebutuhan dan preferensi karyawan.

Hal ini melibatkan analisis mendalam tentang kapan perusahaan membutuhkan jumlah karyawan maksimum untuk mencapai efisiensi operasional.

Misalnya, dalam industri perhotelan, permintaan mungkin lebih tinggi pada malam hari atau akhir pekan.

Selain itu, mempertimbangkan preferensi karyawan, seperti preferensi waktu bekerja dan komitmen pribadi mereka, dapat meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi turnover.

Survei atau konsultasi langsung dengan karyawan dapat membantu mengidentifikasi preferensi mereka.

2. Penerapan Sistem Shift Bergilir (Rotating Shifts)

Mengimplementasikan sistem shift bergilir dapat membantu memastikan bahwa semua karyawan mengalami berbagai shift kerja, yang dapat membagi beban kerja secara adil dan mengurangi kelelahan yang berlebihan pada satu kelompok tertentu.

Misalnya, seorang karyawan mungkin bekerja pada shift pagi satu minggu, shift siang minggu berikutnya, dan shift malam setelahnya.

Sistem ini tidak hanya membantu menghindari kelelahan kronis yang sering terjadi pada pekerja shift malam yang terus-menerus, tetapi juga memberikan variasi yang bisa membantu karyawan tetap termotivasi.

3. Penggunaan Teknologi untuk Penjadwalan

Teknologi modern dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam penjadwalan shift kerja.

Software manajemen tenaga kerja dapat membantu mengotomatisasi proses penjadwalan, mengurangi kesalahan manusia, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan.

Software ini memungkinkan pembuatan jadwal yang lebih fleksibel, cepat, dan efisien.

Selain itu, fitur-fitur seperti pemberitahuan otomatis dan pengingat dapat membantu karyawan tetap up-to-date dengan jadwal mereka dan mengurangi ketidakhadiran.

4. Penjadwalan Berdasarkan Kinerja dan Keterampilan

Menyusun shift berdasarkan kinerja dan keterampilan individu dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.

Karyawan yang lebih berpengalaman atau memiliki keterampilan khusus dapat dijadwalkan pada waktu-waktu yang lebih sibuk atau pada shift yang membutuhkan keahlian khusus.

Selain itu, memasangkan karyawan baru dengan yang lebih berpengalaman dalam satu shift dapat mempercepat proses pembelajaran dan adaptasi, serta memastikan bahwa kualitas layanan tetap tinggi.

5. Menerapkan Prinsip Ergonomi dan Kesejahteraan Karyawan

Kesejahteraan karyawan adalah faktor penting dalam penjadwalan shift kerja.

Jadwal yang dirancang dengan mempertimbangkan prinsip ergonomi dapat membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan kesehatan karyawan.

Misalnya, menghindari penjadwalan shift malam berturut-turut yang terlalu panjang, memberikan jeda istirahat yang cukup antar shift, dan memastikan adanya rotasi yang adil.

Memberikan akses kepada karyawan untuk program kesehatan dan kesejahteraan, seperti konseling atau fasilitas olahraga, juga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

6. Komunikasi dan Feedback yang Berkelanjutan

Komunikasi yang efektif dan feedback berkelanjutan dari karyawan adalah kunci untuk membagi shift kerja dengan sukses.

Mendengarkan masukan dan keluhan karyawan mengenai jadwal kerja mereka dapat membantu perusahaan menyesuaikan jadwal untuk meningkatkan kepuasan dan produktivitas.

Pertemuan rutin atau survei dapat digunakan untuk mengumpulkan feedback, dan perubahan yang dilakukan berdasarkan masukan ini harus dikomunikasikan dengan jelas kepada seluruh tim.

Transparansi dalam proses penjadwalan juga penting untuk membangun kepercayaan dan kepuasan karyawan.

Dengan menerapkan keenam cara ini, perusahaan dapat membagi shift kerja dengan lebih efektif, memastikan operasi berjalan lancar, serta menjaga kesejahteraan dan kepuasan karyawan.

Adaptasi dan evaluasi berkala juga diperlukan untuk menyesuaikan jadwal dengan perubahan kebutuhan bisnis dan preferensi karyawan.

Baca Juga : Aplikasi Live Chat Murah Terbaik untuk Keperluan Bisnis

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.