Investasi jangka panjang mungkin bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat bagi Anda yang sedang mempertimbangkan untuk menyimpan uang.
Instrumen investasi ini disebut dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik ketimbang produk tabungan biasa.
Investasi semacam ini akan sangat cocok untuk Anda yang ingin menyimpan uang dan mengharapkan imbal hasil yang cukup menguntungkan.
Namun imbal hasil akan sesuai dengan harapan jika investasi tersebut Anda pertahankan dalam jangka lima tahun atau lebih.
Pengertian Investasi Jangka Panjang
Investasi adalah suatu kegiatan untuk menanam modal secara langsung ataupun tidak langsung, harapannya adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Tentu saja besar kecilnya keuntungan tersebut tergantung dengan modal yang ditanamkan.
Sedangkan investasi jangka panjang bisa disimpulkan sebagai suatu kegiatan menanam modal yang dilakukan oleh investor dalam kurun waktu yang biasanya lima tahun atau lebih.
Waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan harapan.
Hal tersebut disebabkan oleh instrumen investasi jangka panjang ini memiliki nilai fluktuasi yang cenderung naik turun setiap harinya.
Jadi, instrumen investasi tersebut kurang cocok untuk investasi jangka pendek atau dalam kurun waktu singkat kurang dari satu tahun.
Dalam melakukan investasi dengan jangka waktu yang panjang sangat dianjurkan untuk Anda melakukan cost averaging.
Yaitu melakukan investasi secara rutin baik di saat harga instrumen investasinya sedang naik maupun sedang turun. Tentu saja demi mengoptimalkan keuntungan.
Tujuan Investasi Jangka Panjang
Orang yang menggunakan produk keuangan seperti tabungan dan investasi pada umumnya memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Namun secara khusus banyak sekali tujuan orang untuk berinvestasi, terutama investasi jangka panjang. Berikut ini tujuan-tujuannya:
1. Mendapatkan Keuntungan dalam Kurun Waktu Panjang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan utama dari investasi jenis ini adalah untuk mendapatkan keuntungan dalam kurun waktu yang panjang.
Keuntungan yang diharapkan pun pastinya keuntungan dengan imbal hasil yang tidak sedikit.
Keuntungan besar tersebut pantas diharapkan karena instrumen investasinya yang tidak pernah turun harga.
Instrumen investasi pada investasi jangka panjang selalu mengalami kenaikan harga setiap jangka waktu tertentu walaupun nilai hariannya fluktuatif.
2. Mempersiapkan Dana Khusus
Alih-alih menabung, investasi jangka panjang ini juga banyak digunakan orang sebagai ‘tabungan’ untuk persiapan dana khusus untuk sesuatu pada waktu tertentu di masa depan.
Contohnya adalah dana haji, dana menikah, dana pendidikan anak dan lain-lain.
Kenapa tidak menggunakan produk tabungan saja dari bank untuk menaruh aset atau menyimpan uang?
Biasanya dua hal yang jadi pertimbangan orang saat ini adalah yang pertama kekurangnyamanan dengan sistem bunga dan kedua, imbal hasil yang dianggap akan lebih kecil.
3. Menghasilkan Pendapatan Pasif
Tujuan berikutnya dalam berinvestasi yaitu untuk menghasilkan pendapatan pasif.
Dengan melakukan investasi pada instrumen yang tepat bukan tidak mungkin selain keuntungan jangka panjang bisa diraih, Anda juga akan memperoleh pendapatan pasif.
Instrumen investasi jangka panjang yang biasanya cocok untuk menghasilkan pendapatan pasif yaitu investasi di bidang properti.
Misalkan jika membeli suatu apartemen kemudian Anda sewakan kepada orang lain. Uang sewa apartemen tersebut adalah penghasilan pasif Anda.
4. Mendapatkan Kebebasan Finansial
Investasi jangka panjang juga banyak dilakukan oleh orang-orang untuk mendapatkan kebebasan finansial pada saatnya nanti.
Kebebasan finansial berarti Anda kuat secara finansial juga memiliki uang yang cukup untuk membayar semua biaya hidup dan keinginan Anda.
Kebebasan finansial bukan hal yang mudah untuk didapatkan. Anda yang ingin mendapatkan kebebasan finansial ternyata berinvestasi saja belumlah cukup.
Salah satu cara lain yang harus dilakukan adalah segera mengurangi dan melunasi utang-utang.
5. Memiliki Usaha
Investasi dalam jangka waktu yang panjang pada instrumen tertentu yang tepat, bahkan bisa membuat Anda memiliki usaha tanpa harus membangunnya dari awal.
Ya, investasikan uang Anda sekarang pada saham perusahaan tertentu.
Bukan tidak mungkin di masa yang akan datang Anda akan memiliki perusahaan tersebut.
Tentu saja syaratnya adalah Anda harus memiliki jumlah saham mayoritas atau lebih dari 50 persen dari total saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Jenis Investasi Jangka Panjang
Anda sudah mengetahui tujuan-tujuan dari investasi dalam waktu yang panjang.
Berikut ini dapat Anda pertimbangkan jenis instrumen atau produk investasi jangka panjang. Simak jenis-jenis investasi berikut ini:
1. Investasi Saham
Instrumen atau produk investasi berikut ini telah dibahas singkat sebelumnya.
Ya, dengan melakukan investasi saham Anda dapat mempunyai kepemilikan suatu perusahaan. Jika memenuhi syarat, Anda bisa diundang ke RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Saham adalah suatu kepemilikan bukti penyertaan modal terhadap suatu perusahaan.
Jadi dengan memiliki saham perusahaan tertentu, Anda juga secara tidak langsung memberikan modal kepada perusahaan tersebut. Jadi, dapat pula dianggap sebagai pemilik perusahaan.
Instrumen investasi saham ini merupakan jenis investasi dengan profil risiko yang tinggi.
Ada istilah ‘high risk, high return’ yang artinya semakin tinggi risikonya maka semakin tinggi pula potensi imbal hasil yang akan didapatkan.
Investasi ini dianggap memiliki profil risiko yang tinggi karena nilainya yang sangat fluktuatif dan tidak menentu. Nilainya berdasarkan performa dan kinerja perusahaan.
Contohnya jika perusahaan mendapat laba maka nilai sahamnya besar, namun jika bangkrut nilai sahamnya nol.
Baca Juga : Apa itu Saham?
2. Investasi Mata Uang Kripto
Jenis investasi ini masih jadi bahan perdebatan hingga saat ini, dari mulai yang awam hingga pakar sekali pun.
Mata uang kriptografi yang baru muncul di awal tahun 2000-an mengguncang dunia keuangan dengan bitcoin sebagai pionirnya.
Dari tahun ke tahun nilainya sangat fluktuatif dan volatilitasnya yang tinggi.
Karena memang sudah disepakati bernilai dengan ada permintaan dan penawarannya maka saat ini para pakar mulai sepakat bahwa mata uang kripto bisa jadi instrumen investasi.
Namun, perdebatan masih berlanjut mengenai keamanan untuk berinvestasi pada mata uang kripto.
Banyak pakar yang yakin akan keamanan mata uang kripto didukung oleh beberapa lembaga pemerintahan namun tidak sedikit juga yang meragukan mata uang kriptografi ini.
Anda yang sudah paham akan pentingnya investasi pasti sudah hafal dengan istilah ‘high risk, high return’.
Mata uang kripto yang memang sudah legal di Indonesia dapat dijadikan instrumen investasi, tapi tentu saja dengan risiko yang sangat besar.
Walaupun memang, sebaiknya jangan berinvestasi kripto. Ada banyak sekali alasan mengapa hal ini tidak dianjurkan.
Bahkan, beberapa kripto yang dulu harganya sempat melambung tinggi, sekarang hanya bernilai 0 rupiah.
3. Investasi Properti
Instrumen atau jenis investasi ini terbilang sangat aman bila dibandingkan dengan dua jenis investasi sebelumnya.
Selain sudah terbukti memberikan imbal hasil yang sangat baik untuk investasi jangka waktu panjang, investasi properti juga mampu memberikan passive income.
Investasi ke dalam aset properti memang terbukti populer dan menguntungkan.
Dari data yang beredar, harga properti bisa meningkat 20 persen setiap tahunnya. Memulai berinvestasi properti memang tidak sembarangan. Untuk memulainya tentu saja Anda harus bermodal besar.
Instrumen investasi jangka panjang ini dapat memberikan penghasilan pasif dengan cara sebagai berikut. Anda membeli sebuah properti kemudian properti tersebut disewakan ke pihak lain.
Otomatis uang sewa tersebut menjadi hak Anda yang bisa disebut sebagai penghasilan pasif.
Bagaimana? Anda sudah yakin dengan keuntungan berinvestasi properti?
Resikonya tidak terlalu tinggi, namun imbal hasil dan keuntungannya menggiurkan. Kekurangannya tentu saja pada modal awal yang harus dimiliki relatif sangat besar.
4. Investasi Logam Mulia
Logam mulia terutama emas masih menjadi instrumen investasi dan penjaga kekayaan dari inflasi.
Hal tersebut sudah terjadi sejak zaman dahulu. Nilai emas selalu stabil dan harganya selalu naik dari tahun ke tahun. Hebatnya, saat ini siapapun dapat berinvestasi emas.
Ya, saat ini siapapun dapat berinvestasi emas karena banyak emas yang dijual di pasaran maupun di pasar digital dengan gramasi yang sangat kecil bahkan hingga 0,25 gram.
Lebih ekstrim lagi, saat ini Anda dapat membeli emas (digital) mulai dari harga ratusan rupiah saja.
Anda sebaiknya memanfaatkan peluang yang sangat terbuka tersebut untuk mulai berinvestasi emas.
Yang jelas pastikan kemurnian emas bila membeli berupa fisik dan pastikan kredibilitas penyelenggara jika Anda membeli emas digital.
Baca Juga : Apakah Investasi Emas Menguntungkan?
5. Investasi Obligasi
Instrumen investasi berikutnya yang cukup populer dengan profil risiko yang rendah adalah obligasi. Jenis investasi obligasi ini maksudnya adalah Anda membeli surat utang dari penerbit efek.
Obligasi atau surat utang biasanya dikeluarkan oleh perusahaan tertentu atau pemerintah.
Keuntungan yang didapatkan oleh investor adalah pembayaran return berupa kupon setiap periode tertentu.
Kemudian saat jatuh tempo, penerbit efek juga akan membayar bagi hasil kepada pembeli atau investor obligasi.
Umumnya, investasi obligasi ini dijual dengan jangka waktu jatuh tempo yang cukup panjang yaitu mulai dari 5 tahun hingga 10 tahun.
Seorang investor yang membeli obligasi dengan jangka waktu jatuh tempo semakin lama maka akan semakin mendapat keuntungan yang lebih banyak.
Dasar hukum obligasi di Indonesia sudah jelas, yaitu tercantum pada Undang-undang Nomor 24 tahun 2002.
Selain itu, sekarang juga telah hadir obligasi syariah untuk menjadi pilihan dengan sistem bagi hasil.
6. Investasi Reksadana
Instrumen investasi reksadana juga memiliki profil risiko yang rendah.
Reksadana adalah jenis investasi di mana sekumpulan investor dihimpun dananya oleh manajer investasi untuk kemudian dikelola dalam aset berupa saham, obligasi, surat berharga dan yang lainnya.
Jenis investasi jangka panjang ini sangat disarankan kepada orang yang baru mulai belajar investasi dengan profil risikonya yang rendah.
Keuntungan investasi pada reksadana tidak sebesar jenis investasi yang lain, begitu pula dengan risiko kerugiannya yang kecil.
Dasar hukum reksadana mengacu pada Undang-undang pasar modal 1995 No. 8 ayat 27 pasal 1. Selain itu, sekarang juga telah hadir reksadana syariah untuk menjadi pilihan.
MUI juga telah memperbolehkan reksadana syariah dalam fatwa No. 20/DSN/-MUI/IV/2001.
Risiko Investasi Jangka Panjang
Bila tadi beberapa kali disebutkan soal ‘high risk, high return’ atau investasi dengan risiko yang tinggi akan berakibat juga pada keuntungan yang tinggi.
Tidak ada salahnya jika Anda membaca risiko-risiko yang bisa menyebabkan kerugian pada investasi. Berikut penjelasannya.
1. Risiko Likuiditas
Risiko ini bakal terasa jika seorang investor berinvestasi pada pasar yang masih tergolong baru.
Contohnya, Anda berinvestasi suatu jenis mata uang kriptografi yang terbilang baru. Kemudian, Anda berniat menjual mata uang kripto baru tersebut.
Namun pasar tidak mau membelinya. Hal itu berakibat pada uang tunai yang diinvestasikan pada mata uang kripto tersebut dianggap tidak likuid.
Sehingga uang tunai tidak akan tersedia dalam jangka waktu tertentu hingga pasar bersedia membeli mata uang kripto Anda.
2. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga sangat berpengaruh terhadap investasi jangka panjang. Terutama untuk investasi dengan profil risiko rendah.
Biasanya risiko suku bunga ini sangat mempengaruhi instrumen investasi berupa saham, surat berharga, obligasi dan yang lainnya.
Pada saham, risiko suku bunga timbul jika suku bunga naik. Hal itu akan menyebabkan pendapatan perusahaan berkurang dan nilai saham turun.
Pada instrumen lain, nilai suku bunga yang naik juga menyebabkan nilai obligasi turun sehingga berakibat kerugian pada investor.
3. Risiko Mata Uang
Investasi juga sangat dipengaruhi oleh nilai mata uang. Oleh karena itu nilai tukar mata uang juga menjadi bagian dari risiko yang patut dipertimbangkan ketika berinvestasi.
Baik itu investasi jangka pendek, jangka menengah maupun panjang.
Contoh dari pengaruh nilai tukar mata uang adalah sebagai berikut. Misalkan Anda berinvestasi menggunakan dolar, kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah.
Maka nilai investasi Anda naik tapi nilai investasi rupiah akan turun terhadap dolar.
4. Risiko Fluktuasi Pasar
Risiko fluktuasi pasar disebut juga dengan risiko sistematis. Jenis ini merupakan risiko yang tidak bisa dihindari baik oleh trader, investor jangka pendek, menengah maupun panjang.
Modal investasi bisa bernilai nol karena adanya risiko fluktuasi pasar ini.
Risiko fluktuasi pasar ini murni karena adanya sistem permintaan dan penawaran.
Saat pasar tidak menginginkan suatu instrumen investasi alias tidak ada permintaan, maka nilai instrumen investasi itu pun akan turun bahkan bisa tidak bernilai sama sekali.
5. Risiko Negara
Situasi politik di suatu negara perlu seorang investor cermati sebelum memutuskan berinvestasi baik itu jangka pendek, menengah maupun investasi jangka panjang.
Situasi politik negara yang kacau mengakibatkan nilai investasi bisa tidak bernilai atau nilainya nol.
Selain situasi politik di suatu negara, perang juga menjadi suatu risiko negara. Jadi bila Anda berinvestasi untuk suatu instrumen di suatu negara yang kemudian dilanda perang, maka hal tersebut berakibat force majeure bagi pihak-pihak yang terlibat dalam investasi.
6. Risiko Inflasi
Inflasi adalah kondisi di mana harga-harga untuk konsumen mengalami peningkatan.
Kemudian mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat. Hal itu juga sangat mempengaruhi dan berisiko untuk segala macam investasi.
Contoh sederhana, bila terjadi inflasi sebesar 10 persen, maka nilai investasi Anda yang semula 10 juta akan mengalami penurunan nilai sebesar 10 persen atau 1 juta.
Sehingga nilai investasi Anda saat ini tidak lagi 10 juta melainkan senilai 9 juta. Jelas jadi kerugian untuk investor.
Tips Investasi Jangka Panjang
Setelah mengetahui banyaknya risiko untuk investasi, Anda sangat dianjurkan untuk lebih cermat dan berhati-hati.
Ada baiknya mengikuti tips berikut ini sebelum melakukan investasi terutama investasi jangka panjang.
Sebelum memulai berinvestasi Anda harus belajar dengan baik soal investasi, selain belajar tentang investasi kenali juga instrumen investasi.
Imbangi hal-hal tersebut dengan praktik untuk tidak mudah putus asa saat merugi dan investasikan modal di lebih dari satu jenis investasi.
Tips-tips tersebut memang tidak menjamin Anda terhindar dari kerugian. Tapi jika cermat mengikuti tips-tips tersebut potensi kerugian yang besar bisa ditekan hingga sekecil mungkin.
Pastikan semua sudah terencana dengan matang sebelum melakukan investasi jangka panjang.
Penutup
Investasi jangka panjang selain menawarkan keuntungan yang sangat menggiurkan ternyata juga memiliki banyak risiko.
Oleh karena itu pastikan terlebih dahulu bahwa Anda sudah mengerti tentang investasi secara lengkap sebelum mulai menginvestasikan modal.