Pengertian Payment System di Era Digital: Jenis, dan Manfaatnya

pengertian payment

Payment system atau yang biasa dikenal dengan sistem pembayaran di Indonesia kini berkembang semakin pesat dan memberi kemudahan bagi masyarakat.

Namun sebagian orang menganggap bahwa pengertian payment system sama dengan alat pembayaran.

Benarkah anggapan demikian?

Payment system dengan alat pembayaran sebenarnya memiliki konteks yang berbeda.

Payment system merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk mengatur pemindahan dana antara pihak penjual dan pembeli. Memang pada dasarnya istilah payment muncul bersamaan dengan adanya konsep “uang”.

Nah, uang disini berperan sebagai alat pembayaran yang bisa digunakan oleh masyarakat ketika sedang melakukan transaksi jual beli secara tunai.

Bagi Anda yang ingin tahu lebih jauh tentang pengertian advance payment menurut para ahli, jenis, dan manfaatnya bisa simak informasi berikut ini.

Ketahui Berbagai Pengertian Payment Menurut Para Ahli

Ketahui Berbagai Pengertian Payment Menurut Para Ahli

Sebelum mengerucut pada pengertian dari payment menurut para ahli, maka sebelumnya ketahui sekilas munculnya istilah payment.

Sebelum munculnya payment, masyarakat mengandalkan sistem barter dengan cara menukarkan antar barang yang diinginkan.

Sistem barter nyatanya memunculkan banyak masalah, terutama ketika kedua belah pihak yang ingin bertukar tidak sepakat dengan nilai pertukaran yang diberikan.

Dalam usaha mencari jalan keluar, sejak saat itu masyarakat berusaha mengembangkan uang komoditas berupa barang pokok yang dibutuhkan.

Barang pokok seperti tembakau, garam, teh, biji-bijian, hewan ternak, sayuran, dan juga gandum dijadikan sebagai uang komoditas.

Pada 1200 SM, muncullah istilah payment berupa pemanfaatan uang primitif dari cangkang kerang dan bagian hewan lainnya yang bisa dibentuk sebagai uang.

Perkembangan uang kertas semakin meluas di negara Eropa, hingga terbentuklah pabrik uang kertas di Spanyol sekitar tahun 1150.

Dari sinilah, pengertian payment juga semakin meluas sampai munculnya istilah cek, bilyet giro, dan lainnya yang diproses dengan jalan kliring atau settlement.

Pernyataan tentang payment di atas, kemudian didukung oleh pendapat beberapa ahli seperti Turban dan Mingyen.

Keduanya merupakan ahli bersertifikat yang bergerak dalam bidang teknologi finansial. Bagaimana pendapat Turban dan Mingyen tentang payment? Berikut penjelasan kedua tokoh tersebut.

1. Payment Menurut Turban E., & King, D.,2022

Sistem payment merupakan mekanisme atau proses pembayaran yang umumnya memanfaatkan koneksi internet.

Dengan adanya akses internet yang memadai, maka proses transaksi pembelian barang ataupun penggunaan jasa oleh customer bisa berjalan lebih mudah, cepat, dan aman.

Dari pengertian payment tersebut, Turban juga menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu repot untuk mengunjungi bank atau ritel dalam melakukan pembayaran.

Cukup manfaatkan aplikasi payment yang tersedia pada smartphone, maka proses pembayaran bisa terselesaikan.

Seiring berjalannya waktu, akan banyak sekali platform payment system yang bermunculan dan menawarkan keunggulan masing-masing.

Masyarakat hanya perlu memilih aplikasi payment system yang dirasa mudah dan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

2. Payment Menurut Mingyen Teoh et all.,2013

Berdasarkan informasi jurnal yang sudah didapatkan, Mingyen Teoh juga mengemukakan pendapatnya mengenai payment system.

Payment merupakan modal pembayaran yang memberi kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam proses transaksi pembayaran.

Para penggunanya payment system tinggal melakukan transaksi internet tanpa harus terhubung dengan WiFi rumah.

Bagi Anda yang berdomisili jauh dengan penjual barang tertentu, bisa melakukan pembelian secara online atau tinggal terima beres dengan layanan jasa payment.

Sudah menggunakan transaksi bayar lewat payment system? Metode pembayaran tersebut termasuk cara fleksibel dalam penggunaan uang.

Masyarakat tidak perlu selamanya harus menggunakan cash saat akan melakukan pembayaran barang atau jasa perusahaan dan ritel.

Disisi lain, perkembangan payment umumnya mengikuti evolusi uang yang mengedepankan 3 unsur penggerak yaitu tradisi masyarakat, kebijakan, dan inovasi teknologi. Berkat adanya inovasi teknologi yang memadai, kini muncullah istilah baru yang biasa terdengar yaitu e-payment.

Electronic-payment system termasuk dalam sistem pembayaran yang membutuhkan media internet dalam menjalankan prosesnya.

Biasanya suatu perusahaan akan berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perbankan agar bisa mendapatkan fasilitas e-payment dalam menjalankan operasional usaha.

Kemunculan payment termasuk dalam kemajuan teknologi dari jaringan perbankan yang berkembang semakin luas.

Dengan adanya payment, maka proses pembayaran bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti bayar tiket kereta api, listrik, dan lain-lain.

Sudah banyak perusahaan start-up yang mulai memberikan fasilitas transaksi e-commerce kepada semua penjual dan pembelinya.

Dalam menjalankan usahanya, mereka akan bekerjasama dengan pihak perbankan untuk menyediakan fasilitas payment yang aman dan terpercaya.

Baca Juga : Instant Payment Adalah: Pengertian, Cara Kerja dan Penerapannya

Beragam Jenis Payment System yang Banyak Digunakan di Indonesia

Beragam Jenis Payment System yang Banyak Digunakan di Indonesia

Indonesia juga tidak kalah ketinggalan zaman dengan penggunaan payment untuk kegiatan transaksi jual beli, baik dalam dunia ritel, e-commerce, dan lainnya.

Namun secara umum, Indonesia hanya mengakui adanya 2 bentuk payment system yaitu tunai dan non tunai.

Bagaimana penjelasan keduanya?

1. Secara Tunai

Metode bayar tunai termasuk dalam cara konvensional dan sudah dikenal baik sejak tahun 1946.

Metode bayar uang tunai secara cash diterapkan sejak ORI (Oeang Republik Indonesia) yang awalnya memanfaatkan bahan dari bagian hewan.

Seiring berjalannya waktu, kini perkembangan uang kertas semakin pesat dan sudah diterbitkan dalam berbagai macam desain serta nominal.

Siapapun bisa menggunakan payment system secara cash, baik untuk melakukan transaksi yang bernilai kecil sampai besar.

Masyarakat Indonesia bisa menggunakannya sesuai kebutuhan, karena jangkauan penggunaan uang tunainya yang memang sangat luas dan beragam.

Tidak hanya itu, akses penggunaan uang tunai juga cukup mudah dilakukan sehingga bisa digunakan dalam keperluan apapun.

Banyak masyarakat kalangan usia 40 tahun ke atas lebih memilih uang tunai sebagai payment system yang dianggap tidak ribet.

2. Secara NonTunai

Setelah mengetahui istilah tentang cash payment, di Indonesia kini juga sudah berkembang pembayaran via nontunai yang dianggap sangat praktis.

Dalam konsep payment system non tunai, masyarakat tidak perlu harus selalu membawa uang tunai saat akan melakukan transaksi bayar.

Segala pembayaran bisa dilakukan via digital dengan berbagai platform yang sangat mudah digunakan.

Namun syaratnya, Anda harus memiliki platform atau aplikasi pembayaran non tunai yang bisa disimpan dan digunakan langsung dalam perangkat smartphone.

Demi mendukung pembayaran nontunai yang dianggap aman dan fleksibel, pemerintah bahkan mengeluarkan GNTT (Gerakan Nasional Non Tunai) yang diluncurkan pada tahun 2014.

Secara resmi, pemerintah memberikan kemudahan masyarakat saat melakukan transaksi non tunai.

3. Pembayaran Nontunai VA (Virtual Account)

Siapa sih yang tidak tahu tentang payment system secara virtual account (VA)?

Virtual account merupakan semacam rekening virtual yang bisa digunakan sebagai alat melakukan transaksi pembayaran. Memangnya rekening VA didapatkan dari mana?

Virtual account umumnya berupa ID pelanggan khusus yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang ingin menggunakannya.

Payment system seperti ini banyak digunakan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi bisnis kepada pelanggannya.

Bagaimana cara menggunakannya?

Mudah kok, pembeli hanya cukup memberikan nomor VA perusahaan saat melakukan pembayaran.

Perusahaan sudah memiliki kode VA sendiri sehingga akan langsung mengetahui informasi pembayaran dari pelanggan.

Dari pengertian payment nontunai menunjukkan bahwa VA termasuk metode pembayaran yang sangat aman, cepat, dan fleksibel. Pembeli tidak harus mendatangi perusahaan yang bersangkutan untuk melakukan pembayaran barang yang diinginkan.

Baca Juga: Pengertian Virtual Account, Jenis, Manfaat dan Cara Pembayarannya

4. Pembayaran Nontunai Kartu Debit dan Kredit

Sebenarnya pembayaran nontunai kartu debit sudah muncul cukup lama sebelum adanya transaksi via virtual account.

Dapat dikatakan bahwa kartu debit termasuk jenis payment system yang pertama kali muncul dan sudah banyak digunakan oleh masyarakat.

Sama halnya dengan virtual account, kartu debit juga diterbitkan langsung oleh perbankan kepada semua nasabahnya yang ingin menggunakan.

Dengan adanya kartu debit, Anda bisa bebas mengambil uang tunai atau melakukan pembayaran transaksi secara online.

Untuk bisa menggunakan kartu debit, maka Anda harus pastikan bahwa saldo yang ada dalam ATM masih mencukupi untuk dilakukan pengambilan.

Minimal nominal yang tersisa dalam kartu debit tiap bank juga berbeda-beda, bisa mulai dari Rp20 ribu sampai Rp50 ribu.

Ketika saldo ATM debit tidak bisa diambil, maka Anda tidak bisa melakukan pengambilan uang. Lalu bagaimana dengan kartu kredit?

Kartu kredit membantu penggunanya dalam melakukan pembelian barang sesuai kebutuhan walaupun didalamnya tidak ada saldo.

Setiap pengguna melakukan pembayaran via kartu kredit, maka dianggap sudah berhutang kepada pihak bank dan harus melakukan pembayaran sebelum jatuh tempo.

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya harus bijak dalam menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan apapun.

5. Bayar Non Tunai Via E-Wallet

Sudah paham dengan pengertian debit adalah pembayaran nontunai yang bisa digunakan untuk mengambil uang?

Berikutnya ada payment system via E-Wallet yang saat ini banyak digunakan. Apa kelebihan dari pembayaran via E-Wallet?

E-Wallet atau dompet digital merupakan aplikasi yang bisa disimpan dan digunakan langsung oleh perangkat smartphone saat menjalankan transaksinya.

Tidak perlu harus membawa uang tunai, cukup bawa smartphone dimanapun yang berisi aplikasi E-Wallet.

Untuk menggunakan aplikasi E-Wallet, Anda harus memastikan bahwa dalam dompet digital memiliki saldo yang mencukupi untuk melakukan pembayaran.

Agar lebih aman dalam melakukan transaksi, biasanya para pengguna diharuskan untuk memasukkan kode masuk.

Dengan memasukkan kode login dengan benar, maka aplikasi bisa memastikan bahwa memang penggunanya yang mengakses aplikasi tersebut.

E-Wallet yang sangat trend dan banyak digunakan sampai sekarang yaitu GoPay untuk melakukan transaksi apapun.

Hanya dengan install aplikasi Gojek pada smartphone, Anda bisa menggunakan fitur GoPay untuk melakukan transaksi pembayaran.

Para pengguna bisa melakukan transaksi untuk bayar tagihan listrik, membeli token listrik, beli tiket kereta, ataupun transaksi E-Commerce.

6. Pembayaran Via QRIS

Dari pengertian payment sudah dijelaskan bahwa pembayaran nontunai banyak dipilih masyarakat karena memberikan banyak kemudahan. Pembayaran nontunai yang terakhir yaitu via QRIS singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard.

Sama halnya dengan payment system nontunai lainnya, QRIS memberi banyak kemudahan pemilik bisnis dan pembeli saat melakukan transaksi. Misalnya saja bagi penjual. QRIS memberi kemudahan dalam menyediakan banyak kode QR.

QRIS dikeluarkan langsung oleh Bank Indonesia untuk memberi kemudahan masyarakat dalam transaksi belanja. Dengan menggunakan QRIS, maka penjual langsung mendapatkan notifikasi pembayaran yang sesuai dari para pembelinya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan payment system sudah sangat pesat hingga melibatkan adopsi teknologi.

Banyak masyarakat yang nyatanya lebih tertarik untuk melakukan pembayaran secara non tunai karena dianggap aman, praktis, dan prosesnya lebih cepat.

Prinsip yang Digunakan Dalam Payment System (Sistem Pembayaran)

Prinsip yang Digunakan Dalam Payment System (Sistem Pembayaran)

Sebagai sistem pembayaran yang digunakan secara resmi oleh masyarakat luas, payment tentu saja harus memberikan kenyamanan dan keamanan.

Maka dari itu, dalam menjalankan aktivitasnya payment system harus mengedepankan 4 prinsip yang sudah diatur secara resmi oleh Bank Indonesia.

1. Menjalankan Akses Setara

Dalam kegiatan transaksi secara tunai maupun nontunai, Bank Indonesia melarang adanya praktek monopoli yang bisa merugikan masyarakat.

Praktek monopoli akan mengganggu dan menghambat para pengguna payment system lainnya ketika akan proses login.

Masyarakat Indonesia setiap hari akan melakukan transaksi pembayaran untuk kebutuhan apapun.

Keberadaan praktik monopoli akan menghambat proses pembayaran dan menimbulkan antri yang panjang, belum lagi kalau ada orang yang merasa dirugikan nantinya.

Perusahaan manapun yang ingin menerapkan payment system dalam transaksi jual beli dengan konsumen biasanya diawasi oleh Bank Indonesia.

Jika dirasa ada transaksi yang bermasalah, maka disitulah akan dilakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada kecurangan yang terjadi.

2. Memegang Prinsip Efisiensi

Payment system adalah hal yang cukup krusial dan bisa menimbulkan kerugian apabila tidak dilaksanakan dengan prinsip efisien.

Pelaksanaan pembayaran sebaiknya bisa dimanfaatkan secara luas untuk memberi kemudahan semua masyarakat dalam melakukan transaksi.

Melalui payment system yang terstruktur, maka payment system yang akan dibebankan kepada masyarakat bisa lebih terjangkau.

Harapan pemerintah menerbitkan payment system dalam kehidupan masyarakat tidak lain untuk meningkatkan taraf skala ekonomi yang lebih baik lagi.

3. Memberikan Perlindungan Kepada Konsumen

Dalam penggunaannya, payment system juga diusahakan perlu dijaga sebaik mungkin untuk menjaga peredaran uang bisa terealisasi dengan aman.

Pemerintah menghimbau kepada semua penjual untuk mengedepankan kebijakan pembersihan uang untuk mendukung stabilitas ekonomi.

Kegiatan pembayaran tidak hanya semata-mata untuk memprioritaskan keuntungan, melainkan memberi kemudahan dan perlindungan kepada konsumen.

Memberikan banyak fasilitas transaksi pembayaran juga tergolong pilihan yang tepat dan bijak bagi suatu perusahaan atau penjual.

Dalam praktiknya, kegiatan payment system diharapkan bisa memberikan perlindungan, kemudahan akses, dan bisa dimanfaatkan secara luas.

Sesuai dengan pengertian payment system, transaksi pembayaran harus bisa memberi kemudahan bagi masyarakat, bukan malah membebani.

Berbagai Komponen yang Menyusun Payment System

Berbagai Komponen yang Menyusun Payment System

Selain harus dijalankan dengan mengedepankan prinsip perlindungan, kesetaraan akses, dan efisiensi, payment system juga membutuhkan komponen penyusun agar bisa terealisasi secara optimal.

Mau tahu apa saja komponen dalam payment system?

Berikut ini komponen payment yang perlu Anda ketahui.

1. Komponen Regulator (Pengatur Kebijakan)

Payment system tentunya membutuhkan peran regulator untuk membentuk dan mengawasi jalannya kebijakan.

Nantinya pihak regulator diberi wewenang dalam memberikan konsep aturan main sesuai dengan ketentuan yang harus ditaati dan bersifat sangat mengikat.

Tanpa adanya regulator yang jelas, tampaknya payment system tidak akan berjalan terstruktur dan kemungkinan akan mengalami banyak gangguan.

Di Indonesia sendiri, pihak yang berperan sebagai regulator biasanya dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan lembaga lainnya.

Regulator atau perangkat hukum juga berperan untuk membantu mengatur alat pembayaran yang bisa digunakan.

Tidak hanya itu, masalah pihak yang ikut terlibat dan proses penyelesaian transaksi juga perlu untuk dipertimbangkan oleh regulator yang bersangkutan.

2. Adanya Pengguna

Poin utama yang diperlukan dalam payment system yaitu adanya pihak pengguna transaksi. Tanpa adanya pengguna, maka kemungkinan proses transaksi jual beli tidak pernah terjadi.

Para pengguna nantinya akan saling berinteraksi dan melakukan proses transaksi sesuai kebutuhan.

Pengguna yang dimaksud disini sebagai pembeli yang membutuhkan payment system saat akan membeli barang atau jasa.

Pengguna bisa menggunakan payment system apapun yang dirasa paling mudah untuk melunasi pembayaran yang ditagihkan tersebut.

3. Adanya Alat Pembayaran yang Bisa Digunakan

Dalam pengertian payment mengungkapkan bahwa masyarakat membutuhkan alat pembayaran yang jelas untuk melakukan transaksi jual beli.

Tanpa adanya alat pembayaran yang bisa digunakan, maka Anda tidak dapat membangun yang namanya payment system.

Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, Indonesia sendiri memiliki 2 macam alat pembayaran yaitu tunai dan nontunai.

Alat pembayaran yang dianggap sah di Indonesia dalam bentuk Rupiah, sehingga mata uang lain tidak dianggap berlaku untuk melakukan pembayaran.

Untuk memudahkan proses transaksi, maka Anda bisa menggunakan uang Rupiah untuk melakukan pembayaran via QRIS, E-Wallet, Mobile Banking, dan masih banyak lagi.

Masyarakat bisa memilih payment system apapun yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhannya.

4. Memiliki Saluran Pembayaran yang Jelas

Komponen dalam payment system berikutnya berkaitan dengan saluran pembayaran yang terdiri atas kartu kredit, ATM, kartu debit, EDC, dan dibayarkan secara tunai.

Saluran pembayaran yang bisa Anda gunakan harus bersifat sah di mata negara sehingga diberi kemudahan akses.

Seiring berkembangnya teknologi, saluran pembayaran tidak harus dalam bentuk tunai melainkan ada platform nontunai yang bisa digunakan seperti E-Wallet.

Para pengguna tinggal mendekatkan smartphone pada mesin, kemudian secara otomatis transaksi pembayaran akan segera di proses.

5. Memiliki Infrastruktur Teknis yang Jelas

Berdasarkan pengertian advance payment menunjukkan bahwa, komponen infrastruktur teknis sangat penting untuk menunjang keberhasilan suatu payment system.

Komponen infrastruktur yang dimaksud disini meliputi perangkat lunak, komunikasi, komputer, sistem backup, dan lainnya.

Namun infrastruktur teknis yang paling dibutuhkan dalam menunjang jalannya payment system berjalan baik dan lancar yaitu mesin EDC.

Perlu Anda ketahui, kalau tidak ada mesin EDC, maka akan membuat pembayaran nontunai tidak dapat dilakukan untuk transaksi jual beli.

Mesin EDC merupakan bagian penting dalam pembayaran nontunai yang didalamnya berisi aturan pemrograman tertentu.

Program yang tercantum dalam mesin EDC sudah diatur sedemikian rupa sehingga bisa berjalan sesuai permintaan para penggunanya.

6. Jaminan Keamanan Transaksi

Saat melakukan transaksi jual beli menggunakan alat pembayaran, baik penjual maupun pembeli tentunya ingin adanya jaminan terkait kelancaran dan keamanan saat melakukan transaksi.

Dana yang digunakan untuk membayar diharapkan memang benar-benar aman sampai alamat tujuan.

Pemerintah sendiri tentunya tidak ingin tinggal diam dan berusaha untuk memberikan keamanan terjamin dalam transaksi keuangan.

Sejauh ini, sudah dikenal beberapa program yang mengatur jalannya transaksi keuangan seperti SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia).

Selain itu, dikenal juga program yang dinamakan dengan BI-RTGS (Bank Indonesia Time Gross Settlement).

Kedua komponen program tersebut memang sengaja dirancang untuk mengatur dan mengawasi jalannya transaksi keuangan elektronik bisa berjalan dengan lancar.

7. Adanya Unsur Kelembagaan

Sudah tahu kan payment system yang sering digunakan di Indonesia?

Nah, dalam pelaksanaannya membutuhkan peran kelembagaan untuk mengatur jalannya transaksi keuangan berjalan lancar. Memangnya apa saja lembaga yang ikut mengatur payment system?

Lembaga yang terlibat dalam payment system meliputi bank lokal, bank central, pencetak kartu kredit, penyedia jasa jaringan, dan masih banyak lembaga lainnya.

Seluruh lembaga memiliki peran sendiri dalam menerbitkan, mengawasi, dan mengatur jalannya transaksi keuangan.

Perlu diketahui lembaga yang memiliki peran sangat besar dalam payment system yaitu bank sentral.

Mengapa demikian?

Tidak hanya berperan sebagai regulator, namun bank sentral juga digunakan sebagai operator, supervisor, dan menjalankan fungsi pengawasan secara optimal.

Saat ini pembayaran dengan model nontunai makin rawan mengalami penipuan. Maka dari itu, pemerintah berusaha untuk menambah keamanan dalam payment system melalui peran lembaga yang sudah ditentukan langsung oleh pemerintah.

Komponen pendukung yang sudah dijelaskan sebelumnya memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur payment system.

Jika salah satu komponen tidak ada, maka jalannya payment system tidak akan berjalan lancar dan mengalami kesulitan saat dijalankan sesuai keinginan pengguna.

Beragam Manfaat Menguntungkan Adanya Payment System

Beragam Manfaat Menguntungkan Adanya Payment System

Memang tidak dapat dipungkiri, keberadaannya baik tunai maupun nontunai dalam kehidupan masyarakat memberikan dampak yang sangat signifikan.

Payment system bisa mempengaruhi segala transaksi jual beli dapat berjalan secara efektif dan efisien. Mau tahu beragam manfaat payment system?

1. Membantu Memudahkan Dalam Proses Transaksi Online

Payment system atau sistem pembayaran tunai maupun nontunai tentu saja sangat mempengaruhi transaksi online bisa berjalan dengan lancar.

Melalui adanya teknologi, masyarakat tidak perlu lagi melakukan pembayaran dengan mengunjungi tempatnya secara langsung.

Manfaat payment system tentunya juga banyak memberi kemudahan bagi para pengusaha bisnis yang mempromosikan produknya secara online.

Pengguna tinggal menentukan ingin membayar melalui platform apapun, kemudian secara otomatis dana akan masuk pada rekening tujuan.

2. Jalanya Transaksi Berjalan Dengan Cepat dan Aman

Dari pengertian payment sudah jelas bahwa segala transaksi jual beli bisa berjalan dengan sangat cepat dan aman.

Proses transfer dana lewat aplikasi dompet digital hanya membutuhkan waktu tidak sampai 5 detik dalam setiap transaksinya. Sangat memudahkan bukan?

Selain itu, dalam payment system juga memberikan jaminan bahwa proses transaksi berjalan lancar karena terintegrasi langsung dengan bank ataupun penjual barang.

Segala proses transaksi juga sudah diawasi oleh lembaga berwenang, sehingga terjadinya kesalahan sangat minim.

3. Tersedia Opsi Pembayaran yang Lebih Lengkap

Di Indonesia ada 2 jenis payment system yang bisa Anda gunakan yaitu tunai dan nontunai.

Bagi masyarakat yang merasa kurang memiliki waktu luang, bisa langsung menggunakan pembayaran via nontunai untuk melakukan transaksi jual beli kapanpun dan dimanapun.

Sudah banyak sekali bermunculan aplikasi pembayaran nontunai yang bisa Anda gunakan mulai dari virtual account, kartu kredit, mobile banking, GoPay, LinkAja, dan masih banyak lagi.

Semua alat pembayaran yang tersedia bisa menjamin proses transaksi jual beli berjalan lancar dan aman.

4. Bisa Transaksi Massal Satu Waktu

Manfaat juga akan sangat dirasakan oleh para pelaku usaha, dimana mereka bisa bebas melakukan transaksi jual beli secara bersamaan dengan mudah.

Menariknya lagi, proses transaksi berjalan dengan cepat tanpa adanya batasan limit transaksi.

Kehadirannya akan mempengaruhi jalannya aktivitas bisnis bisa lebih efektif dan efisien.

Misalnya hanya lewat transaksi ShopeePay, Anda bisa langsung mengurus masalah pengiriman barang dan pengembalian dana dengan sangat mudah dan cepat.

Payment system nontunai untuk saat ini memang cenderung dianggap lebih unggul dibandingkan dengan payment system secara tunai.

Melalui payment system nontunai, maka baik penjual maupun pembeli tidak perlu repot membawa uang cash untuk kembalian atau melakukan pembayaran.

Payment system nontunai juga lebih mudah terdeteksi dalam transaksi otomatis, sehingga segala prosesnya akan langsung tersimpan baik dalam aplikasi sistem.

Dari pengertian payment system sudah terlihat jelas bahwa perannya memang sangat konkret dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Payment Gateway, Apa Itu? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.