Aset Tetap adalah: Pengertian, Karakteristik dan Jenis-jenisnya

Aset Tetap adalah Pengertian, Karakteristik dan Jenis-jenisnya

Aset tetap adalah variabel yang pasti dimiliki perusahaan yang masih aktif memproduksi produk atau jasa. Disebut pasti karena hal ini selalu berjalan beriringan dengan usaha yang anda jalankan selama usaha itu masih beroperasi.

Untuk memuaskan akal para pembaca seputar aset tetap, di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aset tetap.

Mulai dari pengertian hingga penyusutan yang dapat terjadi pada aset. Pastikan anda menyimak bahasan ini hingga selesai.

Aset Tetap adalah Aktiva Tetap

Merupakan aset jangka panjang yang dimanfaatkan untuk aktivitas operasional perusahaan. Selain alat penunjang operasional, aset ini juga dapat mendatangkan keuntungan finansial minimal dalam jangka waktu satu tahun.

Memiliki wujud dan terlibat langsung dalam operasional rutin, aset ini juga dapat dijual untuk menghasilkan keuntungan.

Poin minus dari aset ini adalah nilainya yang akan terus menurun seiring digunakannya aset pada kegiatan operasional.

Baca Juga : Apa itu Pengertian Aset?

Pandangan Ahli Tentang Aset Tetap

Pandangan Ahli Tentang Aset Tetap

Meski telah kita bahas pengertian aset tetap secara umum, namun setiap ahli atau organisasi memiliki pemahamannya sendiri mengenai aset tetap dalam perusahaan. Pemahaman mereka mengenai hal ini ialah :

1. Aset Menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia)

Menurut organisasi ini, aset tetap adalah aset berbentuk yang didapat dalam bentuk siap pakai atau harus dibangun, digunakan dalam operasional perusahaan dan tidak ditujukan untuk dijual yang memiliki masa manfaat lebih dari setahun.

2. Aset Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)

Aset tetap merupakan salah satu aset berwujud yang didapat dalam bentuk siap digunakan atau harus dibangun lebih dulu. Digunakan dalam operasional perusahaan dan punya masa manfaat minimal satu tahun.

3. Aset Menurut Sofyan Syafri

Sofyan mengungkapkan bahwa aset tetap adalah seluruh aset hak milik perusahaan yang dipakai terus-menerus dalam kegiatan yang menghasilkan produk berupa barang atau produk berupa jasa.

4. Aset Menurut Baridwan

Merupakan aset-aset berwujud memiliki sifat relatif permanen yang digunakan dalam aktivitas normal perusahaan. Istilah “permanen” dipilih untuk menunjukan bahwa aset yang dimaksud digunakan dalam kurun waktu yang lama.

5. Aset Menurut Smith and Skousen

Smith and Skousen memiliki pemahaman lain mengenai aset tetap. Mereka mengatakan bahwa aset tetap ialah harga yang memiliki wujud (tangible assets) yang dapat diobservasi menggunakan suatu alat perasa fisik atau lebih.

6. Aset Menurut Mulyadi

Beliau berpendapat bahwa aset tetap merupakan keseluruhan kekayaan berwujud yang dimiliki perusahaan. Bermanfaat dari segi ekonomi, karena digunakan untuk melakukan kegiatan usaha dan bukan karena dijual.

7. Aset Menurut Carl S. Warren dkk

Fixed asset atau aset tetap adalah aset jangka panjang yang masa gunanya relatif lama atau bahkan permanen seperti tanah tempat gedung usaha, gedung usaha, peralatan, dan mesin produksi.

Karakteristik Aset Tetap

Masuk dalam objek yang tidak bisa dilepaskan dari aktivitas produksi perusahaan, terdapat karakter yang harus diketahui perihal aset tetap ini.

Aset tetap memiliki beberapa karakteristik diantaranya ialah :

1. Memiliki Masa Pakai Selama Satu Tahun Lebih

Merupakan aset dengan manfaat lebih dari setahun dan masuk ke neraca perusahaan sebagai properti pabrik dan peralatan.

Artinya, aset ini harus digunakan minimal satu tahun untuk sekali masa operasional.

2. Dapat Disusutkan

Selain tanah, objek yang masuk dalam aset tetap akan mengalami penyusutan.

Seperti mengalami aus pada mesin atau depresiasi barang karena telah banyak digunakan dalam produksi perusahaan.

3. Aset yang Bisa memberikan Keuntungan Ekonomi Jangka Panjang

Karakteristik ini berhubungan dengan manfaat aset yang dapat menghasilkan produk serupa barang atau jasa untuk memberikan pendapatan pada perusahaan. Aset ini tidak diperjual belikan pada konsumen.

Berdasarkan karakteristik ini, barang yang masuk dalam aset tetap pastilah barang yang biasa digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Kegiatan inilah yang nantinya menghasilkan keuntungan tambahan bagi perusahaan.

4. Tidak Likuid

Aset tetap merupakan kepemilikan perusahaan yang tidak bisa diubah menjadi uang dengan mudah.

Hal ini karena aset tetap memiliki konvertibilitas yang rendah, menyebabkan sulitnya barang tersebut ditukar atau diubah menjadi uang kas.

5. Masuk Ke Dalam Laporan Kas

Sebagai aset perusahaan, aset tetap tentu menjadi objek yang harus masuk ke laporan kas perusahaan.

Hal yang membedakan dengan aset lain adalah jika terdapat pembelian aset tetap, itu akan tercatat sebagai kas keluar.

Sebaliknya, jika dalam sebuah usaha terdapat transaksi penjualan aset tetap, maka transaksi ini akan masuk ke dalam laporan arus kas masuk. Apapun yang terjadi pada aset tetap, administrasinya harus selalu tercatat pada laporan kas.

Jenis-jenis Aset Tetap

Jenis-jenis Aset Tetap

Pada dasarnya, pembagian jenis aset tetap mengacu pada beberapa sumber, namun ada tujuh jenis aset tetap yang banyak diyakini masyarakat.

Penjelasan tentang aset tersebut bisa anda simak di bawah ini.

  • Tanah : Lahan yang dimiliki perusahaan, baik itu terdapat bangunan di atas nya maupun hamparan lahan kosong. Namun, jika di atas tanah tersebut ada bangunan, laporannya harus dipisah.
  • Bangunan : Gedung yang berada di bawah kepemilikan perusahaan, dimanapun lokasinya (di tanah atau air). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pencatatannya akan terpisah dengan lahan di bawahnya.
  • Kendaraan : Segala jenis kendaraan yang menjadi alat operasional perusahaan, seperti mobil, motor, truk, traktir, forklift hingga grader dan kendaraan lainnya.
  • Mesin : Barang yang digunakan dalam menghasilkan barang atau produk perusahaan (produksi), termasuk alat-alat yang ada dalam mesin yang menunjang kinerja mesin.
  • Inventaris : Alat dengan ukuran besar yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan, seperti inventaris kantor, pabrik laboratorium hingga gudang.
  • Perabotan : Segala peralatan yang ada di dalam perusahaan yang digunakan dalam operasional misalnya, peralatan laboratorium, pabrik dan semua isi yang ada dalam bangunan.
  • Prasarana : Segala bentuk barang, bangunan hingga infrastruktur yang menjadi penunjang berjalannya operasional perusahaan, diantaranya ialah pagar, jembatan, jalan dan roil.

Daftar di atas hanyalah garis besar atau poin pokok dari jenis-jenis objek yang masuk dalam kategori aset tetap yang dimiliki perusahaan.

Jika dijelaskan secara rinci anda akan menemukan banyak contoh objek dalam setiap jenis aset diatas.

Mengapa Aset Tetap Begitu Penting?

Fungsi utama aset tetap adalah menunjang operasional atau produksi sebuah usaha.

Maka tak heran jika dianggap begitu penting, karena dari sanalah keuntungan perusahaan bisa didapatkan.

Fungsi lain yang dihasilkan ialah :

  • Menjadi tolak ukur bagi investor yang akan melakukan investasi di perusahaan anda. Dari mana mereka melihat? Dari perputaran aset tetap yang dapat menentukan seberapa efisien aset tetap menunjang penjualan.
  • Aset tetap dapat menjadi indikator keunggulan kompetitif dengan kompetitor perusahaan. Semakin efisien penggunaan aset tetap, maka perusahaan akan terlihat semakin unggul.

Berdasarkan fungsi diatas, dapat disimpulkan begitu pentingnya aset tetap bagi sebuah perusahaan.

Bukan hanya sebagai objek penghasil keuntungan, namun juga menjadi tolak ukur kepercayaan investor pada perusahaan anda.

Baca Juga : Cara Melakukan Manajemen Aset Secara Efisien dan Efektif

Cara Memperoleh Aset Tetap

Sebagai objek dibawah kendali perusahaan, aset tetap bisa didapat dengan berbagai cara.

Setiap cara memperolehnya memiliki cara pencatatannya sendiri, untuk lebih jelasnya anda bisa menyimak penjabaran di bawah ini.

1. Berasal Dari Produksi Sendiri

Tidak harus selalu membeli dari produsen, beberapa perusahaan mampu menghasilkan aset tetapnya sendiri. Beberapa aset tetap yang bisa diproduksi sendiri ialah gedung, alat dan perabotan.

Hal yang harus diperhatikan ketika membuat sendiri aset tetap ini adalah perusahaan harus mencatat semua alokasi dana yang dikeluarkan mulai dari pembelian bahan, pembayaran tenaga kerja hingga asuransi perlindungan pekerja.

2. Dibeli Secara Tunai

Telah disinggung pada poin sebelumnya dan ini adalah cara yang paling umum dilakukan untuk mendapatkan aset tetap. Dalam pencatatannya, harus sesuai dengan uang yang dikeluarkan.

Penting untuk diingat, bahwa uang yang digunakan termasuk harga yang ada dalam faktur dan biaya lainnya yang kemungkinan harus dikeluarkan agar aset tetap yang diinginkan bisa segera digunakan.

3. Dibeli Secara Kredit

Ternyata aset tetap juga bisa dibeli secara kredit. Hal yang umum terjadi ketika membeli sesuatu dengan cara kredit adalah adanya biaya tambahan yang biasa disebut dengan bunga transaksi.

Dalam pencatatannya di laporan keuangan, harga asli dari aset yang dibeli dengan bunga yang dibebankan pada perusahaan harus dicatat secara terpisah dari harga utamanya pada buku laporan kas.

4. Hadiah atau Pemberian

Cara lain dalam memperoleh aset tetap adalah melalui jalur pemberian orang lain atau hadiah.

Keuntungan yang dihasilkan harus dicatat karena perusahaan menerima perpindahan aset tanpa balas.

5. Pertukaran Dengan Surat Berharga

Pertukaran ini juga termasuk cara dalam mendapatkan aset tetap yang harus dicatat dalam jurnal keuangan.

Hal yang harus dicatat ialah harga properti yang ditukar, jumlah penyusutan dan harga pasar.

6. Pertukaran Dengan Barang Serupa

Hal lain yang bisa dilakukan untuk memperoleh aset tetap ialah ditukar dengan objek lain yang serupa.

Ketika melakukan pencatatan, pastikan anda menulis harga pasar, jumlah kekurangan yang perlu dibayar dan harga perolehan objek.

Penyusutan Aset Tetap

Nama lain dari aset tetap adalah aktiva tidak lancar atau tetap. Disebut begitu karena likuiditasnya terbilang sulit dan biasanya bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Seperti bangunan, mesin hingga kendaraan.

Karena jangka pakainya yang panjang, bukan tidak mungkin aset ini mengalami penurunan kualitas. Bisa karena sering dipakai atau karena sudah usang. Hal inilah yang disebut dengan penyusutan aset tetap.

Penyebab Terjadinya Penyusutan Aset Tetap

Dalam masalah pencatatan, penyusutan aset tetap hukumnya wajib untuk dimasukan dalam laporan untuk memastikan nilai riil dari aset yang dimiliki perusahaan.

Apa saja yang menyebabkan terjadinya penyusutan? Cek poin-poin dibawah ini.

1. Harga Akuisisi Aset (Acquisition Cost)

Harga akuisisi adalah harga yang dikeluarkan saat memperoleh aset tetap baik dalam keadaan baru atau bekas. Mengetahui harga aset sebelum dimiliki adalah tindakan yang harus dilakukan sebelum menghitung total penyusutan.

Setelah mengetahui harga asalnya sebelum diakuisisi perusahaan, nominal inilah yang nantinya akan digunakan untuk menghitung depresiasi nilai aset perusahaan dalam periode tertentu.

2. Masa Ekonomis (Estimated Economic Life)

Umur atau masa aset sampai akhirnya perusahaan memutuskan untuk menjual aset tersebut atau hingga nilai guna aset menurun sampai 0 (tidak bisa digunakan) adalah hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan penghitungan depresiasi aset.

Masa ekonomis aset tetap adalah bervariasi tergantung jenis barang itu sendiri. Ada yang hanya bisa bertahan dalam hitungan bulan, ada juga yang bisa bertahan hingga berpuluh tahun lamanya.

3. Nilai Ampas atau Residu

Penyebab penyusutan aset yang terakhir adalah nilai ampas atau residu, yaitu nilai akhir dari aset tetap setelah mengalami kerusakan atau penurunan kualitas hingga nilainya mencapai titik nol atau sudah tidak bisa digunakan lagi.

Nilai ampas atau residu dapat diperoleh setelah nilai aset dikurangi nilai depresiasi setiap periode tertentu. Hasil dari pengurangan-pengurangan itulah yang disebut dengan nilai residu.

Baca Juga : Pengertian Manajemen Aset

Metode Menghitung Penyusutan Menurut PSAK

PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan merupakan standar akuntansi dan keuangan yang secara resmi disetujui oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Pernyataan inilah yang hingga kini menjadi standar pembuatan laporan perusahaan.

Hal ini dilakukan agar pemahaman terhadap ampas aset tidak berbeda di tiap perusahaan.

Berikut ini adalah golongan penyusutan aset berdasarkan PSAK yang secara nasional telah disepakati.

1. Metode Penyusutan Garis Lurus

Metode penyusutan garis lurus atau straight line method adalah penghitungan yang mengharuskan anda membuat estimasi nilai ampas aset di akhir tahun masa pemakaian.

Setelah menentukan estimasi nilai, anda baru bisa menghitung nilai ampas atau residunya secara pasti.

Rumus perhitungan yang biasa digunakan dalam metode garis lurus ini ialah :

Biaya penyusutan = (Biaya akuisisi – Nilai ampas) : Masa Ekonomis

2. Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda

Masih menggunakan estimasi. Namun berbeda dengan metode sebelumnya, pada metode ini harus lebih berhati-hati dalam menentukan nilai estimasi karena pengaruhnya akan sangat besar.

Metode ini mengharuskan anda menaikan harga estimasi hingga 2x lipat banyaknya. Itulah sebabnya akuntan diminta tidak sembarangan memberi estimasi.

Rumus yang digunakan yaitu :

Biaya penyusutan = Biaya akuisisi x (persentase depresi ganda)

3. Metode Penyusutan Saldo Menurun Tunggal

Walaupun metode ganda terkesan sangat hati-hati dalam memberikan nilai, pada kenyataannya hasil penghitungan menggunakan metode tersebut masih sering menemukan kesalahan atau tidak sesuai dengan ekspektasi.

Dengan pertimbangan hal tersebut, muncul alternatif metode penghitungan lainnya yaitu penyusutan saldo menurun tunggal.

Rumus yang biasanya digunakan ialah :

Biaya penyusutan = Biaya akuisisi aset x (Persentase depresiasi tunggal)

4. Metode Penyusutan Angka Tahun

Metode penyusutan selanjutnya adalah melibatkan masa ekonomis dari sebuah aset perusahaan.

Rumus yang biasa digunakan metode ini adalah :

Biaya penyusutan = [Masa ekonomis x (Biaya akuisisi aset – Nilai ampas)] : Jumlah angka tahun

5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi

Penghitungan terakhir yang bisa anda gunakan adalah metode penyusutan satuan hasil produksi. Cara ini memanfaatkan hasil produksi sebagai tolak ukur penyusutan yang terjadi pada aset perusahaan.

Tingkat depresiasi aset dilihat dari berapa banyak produk yang bisa dihasilkan.

Rumus yang digunakan dalam metode ini ialah :

Biaya penyusutan = (Jumlah produksi : total produksi masa ekonomis) x (Biaya akuisisi – Nilai ampas)

Apapun metode yang digunakan pastikan untuk selalu berhati-hati dalam memasukan angka.

Cari informasi kongkrit terlebih dulu sebelum memulai dan pastikan metode yang dipilih telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Kesimpulan

Aset tetap adalah objek yang dimiliki perusahaan yang masa gunanya lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasional usaha untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang memilikinya, serta dapat mengalami penyusutan.

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.