Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat menjual asetnya untuk membayar utang jangka pendeknya. Beberapa rasio likuiditas yang umum digunakan adalah rasio current, rasio quick dan rasio cash.
Rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajibannya, sementara rasio likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mungkin kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.
Bagaimana Cara Menghitung Rasio Likuiditas?
Ada beberapa cara menghitung rasio likuiditas berdasarkan jenis yang umum digunakan, di antaranya:
1. Rasio Current (Current Ratio) = Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar
Pengertian rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancarnya.
Nilai yang diharapkan adalah di atas 1, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Quick (Quick Ratio) = (Total Aset Lancar – Persediaan) / Total Kewajiban Lancar
Pada jenis ini, pengertian rasio likuiditas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang segera dapat diuangkan (seperti kas dan piutang), tanpa mengandalkan persediaan. Nilai yang diharapkan adalah di atas 1.
3. Rasio Cash (Cash Ratio) = Kas dan Setara Kas / Total Kewajiban Lancar
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya hanya dengan kas dan setara kas saja. Nilai yang diharapkan adalah di atas 1.
*Catatan: angka yang digunakan dalam perhitungan rasio harus sama dengan yang digunakan dalam laporan keuangan perusahaan, karena angka yang berbeda dapat mengakibatkan perbedaan dalam hasil perhitungan.
Apa yang Diperhatikan dalam Menganalisis Rasio Likuiditas?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara tepat. Analisis yang perlu diperhatikan dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
1. Aspek Keuangan Perusahaan
Dalam menganalisis, aspek keuangan perusahaan harus diperhatikan. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Hal itu seperti posisi aset dan kewajiban, pendapatan, dan laba bersih. Hal ini akan membantu dalam menentukan rasio likuiditas yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
2. Jenis Rasio Likuiditas
Ada beberapa jenis yang digunakan, seperti rasio current, quick, dan cash. Masing-masing rasio memiliki tujuan yang berbeda dan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan yang berbeda pula.
Oleh karena itu, dalam menganalisis harus mengetahui jenis rasio yang digunakan dan tujuan dari rasio tersebut.
3. Perbandingan dengan Perusahaan Sejenis
Dalam menganalisis, perbandingan dengan perusahaan sejenis sangat penting. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang posisi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Selain itu, perbandingan juga dapat memberikan informasi tentang tren perkembangan rasio likuiditas perusahaan sejenis.
4. Keandalan Data
Dalam menganalisis, keandalan data sangat penting. Data yang digunakan harus valid dan dapat dipercaya. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan dalam menentukan kondisi keuangan perusahaan.
5. Konteks Eksternal
Konteks eksternal juga perlu diperhatikan dalam menganalisis rasio likuiditas. Hal ini termasuk faktor-faktor seperti tingkat inflasi dan kondisi ekonomi secara umum.
Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan harus dipertimbangkan dalam analisis rasio likuiditas.
Arti dari Rasio Likuiditas yang Tinggi atau Rendah
Rasio likuiditas yang tinggi atau rendah dapat memberikan informasi penting tentang kondisi keuangan perusahaan.
Selanjutnya dalam artikel ini, akan dibahas arti dari rasio likuiditas yang tinggi atau rendah.
1. Rasio Likuiditas Tinggi
Rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola keuangannya dan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa kesulitan.
Rasio likuiditas yang tinggi juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang baik dan mampu mengatasi risiko keuangan yang mungkin dihadapi.
2. Rasio Likuiditas Rendah
Rasio likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola keuangannya dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio likuiditas yang rendah juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang buruk dan rentan terhadap risiko keuangan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasio Likuiditas
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rasio likuiditas perusahaan antara lain jenis usaha, kondisi ekonomi, dan tingkat kompetisi.
Misalnya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa memiliki rasio likuiditas yang lebih rendah dibanding perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, karena perusahaan jasa memiliki aset lancar yang lebih sedikit dibanding perusahaan manufaktur.
4. Implikasi Rasio Likuiditas Tinggi atau Rendah
Rasio likuiditas yang tinggi atau rendah dapat memberikan implikasi yang berbeda pada perusahaan.
Rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengatasi risiko keuangan yang mungkin dihadapi dan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa kesulitan.
Sedangkan rasio likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola keuangannya dan rentan terhadap risiko keuangan.
5. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis harus dilakukan secara konsisten dan dibandingkan dengan perusahaan sejenis atau dengan rasio likuiditas rata-rata industri.
Hal ini dapat memberikan gambaran tentang posisi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis atau industri.
Selain itu, perbandingan juga dapat memberikan informasi tentang tren perkembangan rasio likuiditas perusahaan sejenis atau industri.
Catatan: Penting untuk diingat bahwa rasio likuiditas hanya merupakan salah satu indikator dari kondisi keuangan perusahaan dan harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, seperti analisis laporan keuangan secara keseluruhan dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan.
Jenis-jenis Rasio Likuiditas
Ada beberapa jenis yang digunakan dalam analisis keuangan, yaitu rasio current ratio, rasio quick ratio, dan rasio cash ratio. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai jenis-jenis tersebut.
1. Rasio Current Ratio
Rasio current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar.
Jenis Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio current ratio, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Namun, rasio ini tidak dapat digunakan secara tunggal dalam mengukur kemampuan likuiditas suatu perusahaan.
Baca Juga : Pengertian Current Ratio
2. Rasio Quick Ratio
Rasio quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat.
Jenis rasio ini dihitung dengan membagi (aset lancar – persediaan) dengan kewajiban lancar.
Semakin tinggi rasio quick ratio, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat.
3. Rasio Cash Ratio
Rasio cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan uang tunai atau sekuritas yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat.
Jenis rasio ini dihitung dengan membagi uang tunai dan sekuritas yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat dengan kewajiban lancar.
Semakin tinggi rasio cash ratio, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan uang tunai atau sekuritas yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat.
Catatan: Setiap jenis memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga perlu dipertimbangkan dalam konteks perusahaan yang bersangkutan.
Rasio current ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar secara keseluruhan, sementara rasio quick ratio dan cash ratio lebih fokus pada aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat.
Oleh karena itu, analis keuangan perlu menggunakan kombinasi dari ketiga rasio tersebut untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai kemampuan likuiditas suatu perusahaan.
Bagaimana Rasio Likuiditas Mempengaruhi Keuangan Perusahaan?
Selanjutnya dalam artikel ini akan dibahas mengenai bagaimana rasio likuiditas mempengaruhi keuangan perusahaan.
1. Kemampuan Menyelesaikan Kewajiban Jangka Pendek
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Semakin tinggi rasio likuiditas suatu perusahaan, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Hal ini penting karena perusahaan yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya akan mengalami kesulitan dalam menjalankan operasionalnya dan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan tersebut.
2. Tingkat Kepercayaan Investor
Rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, sehingga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut.
Investor yang percaya pada kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya akan lebih mudah untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, rasio likuiditas yang rendah dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan.
3. Kinerja Keuangan
Rasio likuiditas yang tinggi dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Hal ini karena perusahaan yang dapat menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan baik dapat meningkatkan kinerja operasionalnya dan meningkatkan laba bersihnya.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan kesulitan dalam menjalankan operasionalnya dan dapat mengalami kerugian.
4. Kemampuan mengambil keputusan
Rasio likuiditas yang tinggi dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola keuangannya.
Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang tinggi akan lebih fleksibel dalam mengambil keputusan, karena memiliki lebih banyak aset lancar yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dan mengembangkan usahanya.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan kesulitan dalam mengambil keputusan, karena memiliki sedikit aset lancar yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dan mengembangkan usahanya.
Kesimpulan: Rasio likuiditas memainkan peran penting dalam mengukur kondisi keuangan suatu perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, menarik investor, meningkatkan kinerja keuangan dan dalam mengambil keputusan.
Oleh karena itu, analis keuangan perlu mengamati rasio likuiditas perusahaan secara berkala untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan memberikan saran yang tepat untuk meningkatkan kondisi keuangan perusahaan.
Apa perbedaan antara Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas?
Rasio likuiditas dan rasio solvabilitas merupakan dua rasio yang digunakan dalam analisis keuangan untuk mengukur kondisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek, sedangkan rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka panjang.
Dalam artikel ini juga akan dibahas perbedaan antara rasio likuiditas dan rasio solvabilitas, yaitu sebagai berikut:
1. Kewajiban yang Diukur
Perbedaan utama antara rasio likuiditas dan rasio solvabilitas adalah kewajiban yang diukur. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek
Sedangkan rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka panjang.
2. Aset yang Diukur
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar.
Sedangkan rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka panjang dengan menggunakan aset total.
3. Tujuan Analisis
Tujuan dari analisis adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek.
Sementara tujuan dari analisis rasio solvabilitas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka panjang.
4. Contoh Rasio
Beberapa contoh yang sering digunakan adalah current ratio, quick ratio, dan cash ratio.
Beberapa contoh rasio solvabilitas yang sering digunakan adalah debt to equity ratio dan debt to asset ratio.
5. Penggunaan
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek, sehingga rasio ini sangat penting untuk diketahui oleh kreditor dan pemilik perusahaan.
Sedangkan Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka panjang. Rasio ini sangat penting untuk diketahui oleh investor
Bagaimana Rasio Likuiditas dapat Digunakan dalam Analisis Risiko?
Selain digunakan dalam analisis keuangan, rasio likuiditas juga dapat digunakan dalam analisis risiko. Dalam artikel ini kami juga akan membahas bagaimana rasio likuiditas dapat digunakan dalam analisis risiko.
1. Mengukur Risiko Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar.
Semakin tinggi rasio likuiditas suatu perusahaan, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Sebaliknya, semakin rendah rasio likuiditas suatu perusahaan, maka semakin tinggi risiko likuiditas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, rasio likuiditas dapat digunakan untuk mengukur risiko likuiditas suatu perusahaan.
2. Mengukur Risiko Keuangan
Rasio likuiditas yang rendah dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesulitan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Hal ini dapat menyebabkan perusahaan tersebut mengalami kesulitan dalam menjalankan operasionalnya dan menyebabkan kerugian. Sehingga, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan memiliki risiko keuangan yang tinggi.
3. Mengukur Risiko Pasar
Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan lebih rentan terhadap risiko pasar.
Hal ini karena perusahaan tersebut akan kesulitan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya jika terjadi perubahan yang tidak diinginkan di pasar.
4. Mengukur Risiko Reputasi
Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan lebih rentan terhadap risiko reputasi.
Hal ini karena perusahaan tersebut akan kesulitan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dan akan lebih rentan terhadap kegagalan keuangan.
Kegagalan keuangan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan dapat merusak reputasi perusahaan di mata publik dan stakeholder.
Oleh karena itu, rasio likuiditas yang rendah dapat menunjukkan risiko reputasi yang tinggi bagi suatu perusahaan.
5. Mengukur Risiko Investasi
Analis keuangan juga dapat menggunakan rasio likuiditas dalam mengukur risiko investasi.
Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan memiliki risiko investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang tinggi.
Hal ini karena perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan lebih rentan terhadap kesulitan keuangan dan kesulitan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, yang dapat menyebabkan kerugian bagi investor.
Penutup
Rasio likuiditas dapat digunakan dalam analisis risiko untuk mengukur risiko likuiditas, keuangan, pasar, reputasi dan investasi suatu perusahaan.
Analis keuangan perlu mengamati rasio likuiditas perusahaan secara berkala untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan memberikan saran yang tepat untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.