Bagi yang sering berselancar di dunia internet, mungkin sudah tidak asing dengan apa itu domain?
Namun, pengertian dan fungsinya sendiri belum banyak diketahui pengguna internet.
Beberapa domain yang sering ditemui misalnya berakhiran .co.id, .com, .gov.id, dan sebagainya.
Tanpa adanya hal ini, dapat dipastikan proses browsing sulit dilakukan. Bagian dari IP address ini penting keberadaannya dan tipenya cukup banyak.
Bahkan ada yang tersedia secara gratis maupun berbayar sesuai dengan kebutuhan, berikut ulasan lengkapnya.
Apa itu Domain?
Ketika internetan di browser yang sering digunakan, pastinya Anda akan melihat bagian domain.
Adapun domain sendiri merupakan alamat yang dapat mengidentifikasikan sebuah situs dengan nama yang lebih mudah diketik dan diingat.
Orang awam mungkin akan menganggap nama dari sebuah website dan IP address itu hal yang sama. Padahal, jelas kedua elemen tersebut berbeda dari berbagai sisi.
Alamat IP memiliki jumlah karakter lebih banyak sehingga jika mengetikkannya secara manual sangat sulit.
Namun, tentunya setiap halaman website di dunia ini memiliki IP address. Nama mungkin saja dihafal, sedangkan alamat IP hampir mustahil kecuali yang sudah cukup familial.
Menyalin IP address pun bukanlah sesuatu yang asing saat ini, mengingat mengetikkannya memang begitu sulit.
Domain adalah elemen yang berfungsi sebagai pengganti alamat IP yang ada di suatu website.
Alamat IP yang dikenal rumit jadi lebih familiar dengan penyebutan lebih sederhana. Contohnya jika Anda memiliki website jualan bernama Ritaelfianis.id.
Pada contoh website tersebut, nama domainnya adalah Ritaelfianis. Sedangkan bagian id disebut sebagai domain yang mengacu pada organisasi atau perusahaan dengan regional Indonesia.
Domain tersebut termasuk populer sehingga digunakan di bidang bisnis.
Pemilik website bisnis yang sudah pesat biasanya mendaftarkan nama domainnya ke ICANN.
Lembaga tersebut pada intinya memilikit tugas menentukan domain yang dapat digunakan dan tidak melanggar kebijakan.
Adapun pemberian nama sendiri tidak ada batasan, namun tidak bisa digunakan dua kali.
Misalnya jika sudah ada pebisnis yang mendaftarkan website jualan skincareorganic.co.id ke ICANN, maka Anda tidak bisa menggunakan nama tersebut.
Baca Juga : Apa itu Website?
Bagaimana Domain Bekerja dalam Dunia Internet?
Cara kerja nya dalam dunia internet pun harus dipelajari sebagai pengetahuan dasar.
Ketika membuka halaman website tertentu, maka proses ini membutuhkan server jaringan global.
Jaringan tersebut sudah berstandar internasional dan diberi nama Domain Name System (DNS). Elemen yang bertindak sebagai nameserver adalah komputer itu sendiri.
Perangkat tersebut akan mencari lokasi website yang sudah dikaitkan dengan nama yang sudah Anda siapkan.
Pada dasarnya, setiap server pada DNS memiliki nama tersendiri. Variasi nama tersebut tergantung dari organisasi atau perusahaan yang memiliki alamat web. Dengan kata lain, nameserver adalah server DNS itu sendiri.
Misalnya ketika seorang pebisnis memiliki website bernama Ritaelfianis.id maka name server yang digunakan adalah ns1.ritaelfianis.id dan ns2.ritaelfianis.id.
Jika browser yang digunakan sudah selesai memproses, maka server DNS akan mengirimkannya. Anda tinggal menunggu sampai website ditampilkan sesuai dengan nama yang dikaitkan.
Perbedaan Dasar dengan Subdomain
Pada dasarnya, keduanya memang dua buah elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam perancangan sebuah website.
Misalnya website dengan nama blog.ritaelfianis.id bisa dilihat bahwa .id merupakan ekstensinya. Sedangkan pada bagian depannya terdapat “blog.” yang mana ini disebut sebagai subdomain.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa subdomain adalah turunan dari domain yang menunjukkan alamat spesifik dari suatu situs. Pada contoh di atas, subdomainnya adalah blog.
Penggunaan subdomain dalam alamat web pun bukan tanpa alasan.
Subdomain berfungsi untuk memisahkan konten subdomain tersebut dari konten utama yang disediakan suatu situs.
Tidak hanya itu, sebenarnya mesin pencari juga menganggap subdomain sebagai website terpisah yang tidak ada kaitannya dengan domain utama.
Apakah Domain dan Hosting itu Sama?
Jika sudah memahami pengertian dan cara kerjanya, mungkin Anda bertanya-tanya mengenai perbedaannya dengan hosting.
Tidak sedikit yang menganggapnya sama, padahal keduanya merupakan hal berbeda dalam dunia internet.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, domain adalah alamat yang digunakan untuk mewakili suatu situs.
Sedangkan hosting merupakan storage atau tempat penyimpanan seluruh file yang diperlukan oleh suatu website.
Hubungan keduanya bisa diibaratkan seperti ini, hosting adalah sebuah kabupaten dengan banyak desa di dalamnya.
Sedangkan domain adalah alamat sebuah desa di kabupaten tersebut. Jika tidak ada alamat jelas, maka pengguna internet akan merasa sulit menemukan situs yang dituju.
Oleh karena itu, penting untuk menentukan nama yang unik dan mudah diingat.
Dengan demikian, website Anda akan lebih mudah ditemukan dan dikenali.
Baca Juga : Apa itu Hosting?
Fungsi Domain Name System (DNS)
Memahami materi mengenai hal ini, memang tidak bisa dipisahkan dari DNS. Elemen ini sendiri berperan memproses layanan hosting yang tersedia di internet. Domain dan hosting harus terhubung ke server yang sama.
Sistem nama ini berisi jaringan database website dari berbagai sumber. DNS nantinya akan memproses nama tersebut menjadi alamat IP sebelum halaman website terbuka.
Sistem ini memiliki tipe record yang bervariasi sesuai fungsi utamanya dalam sebuah website.
Jenis Record DNS | Fungsi |
CNAME Record | Menghubungkan dengan subdomain |
TXT Record | Menampilkan teks atau catatan khusus |
SOA Record | Menyediakan data administrasi |
NS Record | Merupakan nama server dalam daftar entri domain |
A Record | Berisi alamat IP dari suatu domain |
PTR Record | Menyediakan nama dalam tipe PTR |
Daftar file DNS seperti yang telah disebutkan di atas harus disimpan pada sebuah PC/laptop.
Adapun komputer yang digunakan biasanya dikenal dengan nameserver. Lalu, apa yang dimaksud dengan nameserver itu sendiri?
Nameserver merupakan nama khas yang diterapkan pada sebuah jaringan server yang menyimpan database DNS.
Di dalamnya tersimpan informasi alamat IP server hosting yang sudah ditentukan sebelumnya.
Tipe-Tipe Domain dalam Internet
Pemahaman mengenai hal ini memang tidak lengkap tanpa mengetahui tipe-tipenya.
Internet saat ini sudah dipenuhi jutaan website, tak heran jika tipe-tipe nya pun cukup banyak. Namun yang paling sering digunakan adalah jenis domain sebagai berikut.
1. Top Level Domain (TLD)
Ketika hendak membuka sebuah website, coba Anda perhatikan nama domainnya.
Di bagian akhir nama website biasanya dibubuhi “.com” atau disebut juga sebagai ekstensi.
Contohnya ketika hendak membuka halaman https://www.jualgranitmurah123.com.
Adapun ekstensi “.com” sendiri sudah sangat populer dan digunakan di hampir semua bidang, tak heran jika elemen tersebut termasuk Top Level Domain (TLD).
a. Generic Top Level Domain (gTLD)
Dalam dunia internet, tentunya terdapat ekstensi nama yang paling populer.
Ekstensi tersebut adalah gTLD atau Generic Top Level Domain yang sangat sering digunakan pada nama website.
Baik itu situs bisnis, organisasi, pendidikan, dan sebagainya sehingga sifatnya umum.
Jenis Ekstensi gTLD | Fungsi |
.org | Digunakan pada ekstensi nama organisasi/lembaga |
.edu | Ekstensi nama yang digunakan lembaga pendidikan |
.com | Dipakai website komersial, bisnis, perusahaan |
.biz | Ekstensi bersifat khusus untuk bisnis |
Beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa gTLD adalah ekstensi yang paling mudah diingat. Hal ini karena penggunaannya sendiri sudah mengglobal di berbagai belahan dunia.
Mendaftarkan nama website dengan domain generic juga cenderung mudah tanpa proses yang ribet.
Soal biaya, bisa dibilang gTLD termasuk terjangkau untuk pembuatan website komersial, pendidikan, dan bisnis.
Sesuai dengan namanya, ekstensi ini bersifat generic atau umum sehingga cukup mudah diakses. Hal ini sebenarnya menjadi kekurangan tersendiri terkait persaingan bisnis.
Penggunaan nama dengan ekstensi ini jadi lebih kompetitif karena setiap pengguna internet bisa mendaftarkannya dengan mudah.
Selain itu, tipe gTLD lebih besar risikonya terkena phising atau kejahatan internet lainnya.
b. Country Code Top Level Domain (ccTLD)
Untuk mengenali nama yang mengidentifikasikan regional negara tertentu maka digunakan ccTLD atau Countery Code Top Level Domain.
Ekstensi ini umumnya digunakan website di bidang komersil, pendidikan, maupun lembaga di negara tertentu.
ccTLD untuk negara Indonesia sendiri yaitu .id, mungkin Anda juga sudah tidak asing menemukan website dengan ekstensi tersebut.
Contoh lainnya misalnya .sg yang mengidentifikasikan negara singapura, .jp untuk negara Jepang, dan lain sebagainya.
Jenis Ekstensi ccTLD | Fungsi |
.ac.sg | Ekstensi untuk website perguruan tinggi di Singapura |
.co.id | Ekstensi untuk website komersil atau perusahaan |
.sch.id | Nama yang dimiliki oleh sekolah |
.web.kr | Umumnya digunakan untuk lembaga atau blog asal Korea Selatan |
.go.jp | Ekstensi yang digunakan pemerintah Jepang |
Dengan melihat ekstensi di belakangnya maka Anda bisa dengan mudah mengidentifikasi bahwa website tersebut berasal dari regional negara tertentu.
Proses pendaftaran nama domain ccTLD bisa dibilang lebih kompleks dibanding domain generic.
Biasanya Anda wajib menyertakan kartu identitas atau paspor untuk verifikasi data. Kelebihan utama jenis domain ini adalah reputasinya yang lebih bagus karena risiko penyalahgunaannya rendah.
Misalnya dalam kasus penipuan melalui website jarang sekali menggunakan ekstensi jenis ini.
Opsi nama ccTLD juga lebih beragam sehingga bisa menjangkau audiens lebih banyak. Namun, dengan catatan target pembaca atau pembeli masih di dalam regional negara bersangkutan.
Hanya saja, ccTLD tetap memiliki kekurangan tersendiri sehingga sulit menjangkau pasar luar negeri.
Prosedur pendaftarannya pun berbeda-beda, prosesnya lebih rumit dibanding domain biasa.
Terutama jika dibandingkan dengan domain generic (.com) yang tidak membutuhkan identitas. Pada beberapa kasus, harga domain ini bahkan bisa lebih mahal dibanding jenis lainnya.
c. Premium Top Level Domain
Tipe ekstensi selanjutnya yang bisa digunakan adalah versi premium. Nama domain ini menunjukkan spesifikasi khusus pada organisasi atau konten yang ada di dalamnya.
Biasanya yang paling banyak menggunakan tipe premium adalah organisasi atau perusahaan dalam industri tertentu.
Tujuan penggunaan nama premium adalah agar jenis konten lebih mudah dikenali.
Misalnya apakah website tersebut menyediakan konten film, investasi, finansial, dan lain sebagainya. Tak heran jika domain istimewa ini lebih bersifat profesional dan khusus.
Bagi yang ingin memperkuat branding perusahaan, maka bisa menggunakan nama ini.
Biasanya bisnis akan terlihat lebih dipercaya dan kredibel. Sayangnya, jenis ini harganya lebih mahal karena sifat khususnya tersebut.
2. Second Level Domain (SLD)
Tidak sulit untuk menemukan perbedaan antara TLD dengan SLD atau Second Level Domain.
Bagian dari nama website ini juga penting dipahami. Misalnya pada nama situs carikerjayuk.co.id, maka yang menjadi SLD-nya adalah “carikerjayuk”.
Agar website memiliki traffic yang bagus, maka pembuatan SLD pun tidak bisa sembarangan.
Ada berbagai macam kriteria tertentu agar nama tersebut mudah diketik dan dieja. Pastikan Anda memilih nama SLD yang berhubungan dengan topik atau bidang industri pada website.
3. Third Level Domain
3LD atau Thrid Level Domain memang tidak sepopuler TLD atau SLD. Namun sebenarnya masih cukup banyak peminatnya untuk pembuatan website tertentu.
Misalnya untuk nama situs blog.pengalamankeluarga.co.id, maka “blog” tersebut adalah domain 3LD.
Singkatnya, 3LD sebenarnya adalah subdomain yang sebelumnya sudah dibahas di bagian atas.
Tidak semua website membutukannya, biasanya untuk website dengan SLD tertentu saja.
Bagaimana dengan Addon dan Parking Domain?
Pembahasan tentang jenisnya ternyata tidak sampai pada TLD, SLD, dan 3LD saja.
Bagi yang sering memanfaatkan web hosting, mungkin sudah tidak asing dengan halaman cPanel.
Halaman tersebut bisa diakses melalui Parking Domain dan Addon, berikut ulasannya.
1. Addon Domain
Ketika pemilik website menemukan domain utama, maka selanjutnya mencari Addon Domain yang sifatnya independen.
Seperti yang telah disebutkan di atas, subdomain memang tidak bisa berdiri sendiri karena membutuhkan domain utama.
Addon Domain ini memiliki ciri khas dimana elemennya terpisah dari domain utama. Namun, audiens website memang tidak bisa melihatnya secara langsung.
Hal yang perlu diingat adalah domain tersebut sebenarnya berada di server yang sama dengan yang utama.
Baca Juga : Cara Menambahkan Addon Domain di cPanel
2. Parking Domain
Terdapat elemen khusus yang dibutuhkan untuk mengarahkan ke domain utama, elemen tersebut adalah Parking Domain. Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan redirection ketika mengakses sebuah website.
Misalnya perusahaan A memiliki website bernama distributormobil321.com lalu membuat nama baru bernama distributormobil.co.id.
Di momen tertentu, proses redirection akan mengarahkan audiens website distributormobil321 ke website yang satunya.
Peran Parking yaitu dengan menampilkan apa saja yang berada di situs distributormobil321.com pada halaman website kedua.
Proses ini membuat pengunjung website tidak perlu melakukan refresh pada halaman website.
Tips Memilih Nama Website untuk Pemula
Pada dasarnya, pemula tidak perlu terburu-buru dalam membeli. Terlebih jika melakukannya pertama kali, disarankan untuk membuat riset kecil-kecilan.
Untuk lebih jelasnya, simak beberapa tips memilih domain yang tepat untuk pemula berikut ini.
1. Memilih dan Membeli dengan Ekstensi .com
Sebagian besar blog dan website menggunakan ekstensi .com sebagai ekstensinya.
Hal ini menunjukkan kepopuleran Top Level Domain yang satu ini memang tidak perlu diragukan. Jangkauannya juga lebih mendunia dan luas dibanding ekstensi yang lain.
2. Merepresentasikan Merek Dagang
Perlu diingat bahwa nama ini pada dasarnya merepresentasikan bisnis dan sudah pasti memiliki hak paten dan merek dagang.
Oleh karena itu, carilah nama yang tidak bersinggungan dengan merek dagang populer yang sudah ada terlebih dahulu di market.
3. Riset Kata Kunci
Disarankan untuk mencari tahu kata kunci dan istilah pencarian yang sedang populer dan trending.
Bisa jadi kata kunci tersebut bisa memberi ide hingga nama yang benar-benar tepat sesuai kebutuhan. Pastikan nama website Anda benar-benar merepresentasikan website yang dibuat.
4. Membuat Nama Singkat dan Menarik
Hindari membuat nama yang panjang dan berbelit-belit. Sebagian besar pengunjung tidak akan mengingatnya dengan baik.
Oleh karena itu, pikirkanlah nama yang catchy, singkat, dan tetap menarik.
5. Tidak Menggunakan Angka dan Simbol Penghubung
Pada dasarnya, penggunaan tanda penghubung dan angka akan membuat nama lebih unik. Sayangnya, penggunaan karakter tersebut kerap kali mendatangkan masalah baru.
Misalnya ketika menggunakan karakter 0 (nol) akan membuat ambigu dengan huruf O.
Memahami apa itu domain memang penting dilakukan bagi Anda yang menginginkan website yang ramai dan trafik meningkat.
Gunakan nama yang catchy agar bisa menarik pengunjung lebih banyak. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan riset kecil-kecilan sebelum memilih untuk website.
Baca Juga : Cara Memilih Nama Domain untuk Bisnis