Banyak yang belum mengetahui apa itu obligasi meskipun sebagian besar pasti sudah pernah mendengar kata ini.
Jadi, obligasi merupakan surat utang dalam jangka menengah maupun jangka panjang yang bisa dijual belikan.
Obligasi ini berisi janji yang berasal dari pihak yang telah menerbitkan saham untuk membayar imbalan berupa return di periode tertentu dan juga melunasi pokok utang pada akhir waktu yang sudah ditentukan kepada pihak pembeli tersebut.
Pengertian Obligasi
Bagi masyarakat yang memahami perihal investasi pasti tidak lagi asing dengan istilah obligasi.
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh entitas pemerintah atau perusahaan dengan jangka waktu tertentu atau yang telah ditentukan.
Sedangkan arti secara umum sering kali disebut sebagai surat pengakuan utang.
Surat utang tersebut telah diakui dan tanda berhutang pada pembeli obligasi sesuai dengan waktu jatuh tempo yang telah disepakati bersama.
Sederhananya penerbit obligasi yaitu debitur, sedangkan pembeli merupakan kreditur atau investor.
Jadi, pembayaran yang harus dilunasi tersebut yaitu utang pokok yang ditambah dengan return. Pada obligasi istilah bunga lebih sering disebut dengan kupon.
Obligasi juga dapat dikatakan sebagai salah satu investasi efek berpendapatan tetap yang memiliki tujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang juga stabil jika dibanding dengan saham.
Baca Juga : Apa itu Saham?
Dalam surat obligasi ini biasanya tercantum beberapa hal. Hal-hal yang tercantum tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
- Coupon rate atau suku bunga yang nantinya akan diterima pemegang obligasi
- Maturity date atau jangka waktu obligasi
- Coupon date atau tanggal pembayaran kupon
- Par value atau nilai pokok yang nantinya akan diterima oleh pemegang obligasi ketika jangka waktu telah berakhir
Dasar Hukum Obligasi
Dasar hukum adanya obligasi di Indonesia mengacu pada Undang-undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
Jadi kegiatan ini memiliki legalitas yang jelas jika ditinjau dari peraturan negara. Anda dapat membaca lebih jauh perundang-undangan ini di ojk.go.id.
Sedangkan dasar hukum untuk obligasi syariah mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 23/DSN- MUI/IX/2002.
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi biasa yang keuntungannya didapat dari bunga. Dalam hukum syariah, investasi dengan adanya bunga tidak dibenarkan.
Karakteristik Obligasi
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa obligasi merupakan surat berharga sebagai tanda bukti utang.
Selain itu, memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan saham atau produk lainnya.
Berikut adalah beberapa hal terkait karakteristiknya:
1. Terdapat klaim aset dan pendapatan perusahaan
Karakteristik ada bermacam-macam. Karakteristik yang pertama adalah adanya klaim terhadap aset dan juga pendapatan perusahaan apabila perusahaan yang menerbitkan obligasi ini diterpa musibah dan bangkrut.
Pemegang obligasi bisa mendapatkan hak pertama untuk didahulukan pada saat terjadi penjualan aset.
Sedangkan untuk klaim terhadap pendapatan, hal itu berarti pemegang obligasi memiliki hak dividen yang lebih dulu daripada pemegang saham umum maupun saham preferen.
2. Memiliki nominal
Karakter selanjutnya adalah memiliki nominal atau nilai pari (par value).
Nilai nominal ini biasanya selalu tercantum dalam lembar surat obligasi. Setiap penerbitan obligasi biasanya selalu disertakan dengan adanya kupon dengan tingkat suku bunga/ bagi hasil tertentu.
Return tersebut juga dapat dibayar setiap tiga bulan sekali, empat bulan sekali, atau bahkan setiap enam bulan sekali.
Sebagai contohnya adalah obligasi tetap 10 persen untuk dibayar setiap enam bulan sekali.
3. Terdapat daftar ketentuan atau batas ketentuan
Karakter selanjutnya adalah pada umumnya terdapat kontrak yang berisi daftar ketentuan atau batas ketentuan yang telah dirancang untuk melindungi pemegang obligasi.
Hal tersebut biasanya berisi perihal larangan penjualan piutang perusahaan, batas pembayaran dividen, adanya larangan pembelian atau penjualan aktiva tetap pada perusahaan dan juga perihal batas penarikan pinjaman tambahan.
4. Proses pemeringkatannya melalui lembaga independen
Untuk proses pemeringkatan sendiri pada umumnya dilakukan oleh lembaga yang bersifat independen yang biasa disebut dengan lembaga pemeringkat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peringkat seperti proporsi modal terhadap hutang dan profitabilitas perusahaan.
Dengan mengetahui beberapa karakteristik tersebut diharapkan investor dapat mengetahui seberapa besar return yang nantinya bisa didapatkan.
Selain itu Anda juga dapat memilih obligasi apa yang sesuai dan cocok untuk karakter.
Jenis-jenis Obligasi
Setelah mengetahui pengertian dan karakternya, langkah yang selanjutnya adalah mengetahui perihal jenis atau macam-macam obligasi.
Pada umumnya obligasi sendiri memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Jenis obligasi berdasarkan penerbit
Berdasarkan penerbitannya, jenis dibagi menjadi tiga, yaitu obligasi pemerintah, ritel, dan juga korporasi.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah macam-macamnya berdasarkan penerbitannya.
Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah adalah obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh pemerintah RI.
Pemerintah menerbitkan dengan kupon tetap (seri FR-Fixed Rate), kupon variable (seri VR-Variable Rate) dan juga dengan prinsip syariah.
Jenis surat utang ini berdasarkan hukum yang dilindungi oleh sejumlah aturan, di antaranya adalah PP, UU, PMK (peraturan menteri keuangan), dan yang lainnya.
Sehingga banyak investor yang mengincar obligasi ini karena aman terhadap kemungkinan gagal bayar.
Obligasi Ritel
Obligasi ritel ini diterbitkan oleh pemerintah yang dijual kepada individu atau perseorangan melalui agen penjual yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
Pada umumnya terdapat beberapa jenis obligasi ritel ini, yaitu Sukuk Ritel dan ORI.
Obligasi Korporasi
Obligasi koperasi ini berupa surat utang yang telah diterbitkan oleh korporasi Indonesia, baik BUMN atau korporasi lainnya.
Sama halnya dengan obligasi pemerintah, Jenis ini terbagi atas obligasi tetap, obligasi dengan prinsip syariah, dan obligasi kupon variable.
Pada umumnya jenis ini memiliki masa jatuh tempo yang pendek, yaitu setidaknya satu tahun.
Namun, mengingat jenis ini dikeluarkan bukan dari negara, menjadikannya memiliki risiko yang relatif lebih besar.
2. Jenis obligasi berdasarkan kupon
Selain berdasarkan pada penerbitan dan juga masa jatuh tempo, jenis ini juga dapat dilihat berdasarkan kupon.
Obligasi berdasarkan kupon ini terbagi atas tiga hal, di antaranya adalah sebagai berikut:
Zero Coupon
Zero Coupon merupakan obligasi yang tidak memberikan kupon dengan cara berkala, sebagai bukti keuntungan pemegang investasi.
Dalam membagikan keuntungan kepada investor, maka pihak penerbit akan membayar bunga secara penuh saat jatuh tempo sesuai yang tertera.
Fixed Coupon
Fixed Coupon merupakan skema pegangan yang sama dengan penjelasan perihal kupon pada umumnya.
Namun, nilai bunga yang akan dibayarkan secara berkala masih memiliki angka yang tetap.
Variable Coupon
Variabel Coupon merupakan obligasi bunga yang telah ditetapkan, dan juga dapat berubah sewaktu-waktu.
Perubahan persentase atau nilai bunga tersebut dipengaruhi oleh acuan dari suku bunga perbankan.
3. Obligasi berdasarkan jaminan atau kolateral
Obligasi berdasarkan jaminan ini terbagi atas beberapa, yaitu sebagai berikut:
Secured bond
Secured bond merupakan jenis obligasi yang dijaminkan dengan kekayaan milik penerbit atau juga bisa dijaminkan oleh pihak ketiga.
Secured bond ini memiliki beberapa jenis obligasi, diantaranya adalah Mortgage bond, Collateral trust bond, dan juga equipment trust certificate.
Baca Juga : Pengertian Equipment Adalah
Unsecured bond
Unsecured bond merupakan jenis obligasi yang tidak dijaminkan dengan menggunakan kekayaan milik penerbit.
Unsecured bond memiliki beberapa jenis, yaitu debentures, subordinated debentures, dan juga income bond.
4. Obligasi berdasarkan karakteristik hak penukaran
Dewasa ini terdapat beberapa jenis obligasi yang tersedia. Anda bisa memilih obligasi berdasarkan pilihan yang tepat.
Selain ketiga jenis obligasi di atas, juga terdapat obligasi berdasarkan karakteristik hak penukaran.
Obligasi opsi beli
Opsi beli adalah jenis obligasi yang dapat memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk membelinya kembali dari tangan investor sesuai harga yang telah disepakati.
Namun, tidak dapat ditarik kembali sebelum tanggal jatuh tempo.
Obligasi konversi
Obligasi konversi yaitu jenis surat utang yang memungkinkan atau bisa memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengubah menjadi saham.
Dalam mengonversi sebagai saham, perusahaan penerbit obligasi akan melakukan pengonversian dengan rasio penukaran yang telah disepakati.
Obligasi tukar
Jenis ini hampir sama dengan obligasi konversi.
Namun, terdapat perbedaan dimana pada obligasi tukar pemegang surat utangnya dapat mengubah obligasi menjadi saham afiliasi penerbit.
Obligasi non konversi
Obligasi non konversi atau yang biasa disebut dengan non convertible bond merupakan obligasi yang tidak dapat diubah menjadi saham.
Hal ini tentu berbeda dengan obligasi tukar sebagaimana yang telah dijelaskan.
Putable bond
Jenis obligasi berdasarkan karakteristik hak penukaran adalah putable bond.
Putable bond yaitu jenis yang lebih ‘tegas’ dalam hal kewajiban untuk membeli kembali obligasi dari tangan investor.
Pada obligasi jenis ini investor memiliki hak mewajibkan emiten atau penerbit obligasi untuk melakukan pembelian surat utangnya.
Baca Juga : Tips Memilih Obligasi: Panduan Lengkap untuk Investor
Contoh Obligasi
Contoh ini baik obligasi pemerintah atau obligasi korporasi yang terdapat di Indonesia.
1. Contoh obligasi pemerintah
Di Indonesia sendiri obligasi pemerintah ini dimulai pertama kali pada bulan Agustus 2006. Berikut adalah contoh obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
- Surat Utang Negara atau yang biasa disingkat dengan SUN. Obligasi yang satu ini diterbitkan oleh pemerintah sebagai cara untuk mendanai defisit APBN.
- Obligasi Rekap atau OR yang bertujuan untuk mendukung program rekapitalisasi perbankan yang pada umumnya dilakukan oleh pemerintah.
- Obligasi Ritel Indonesia atau yang disingkat dengan ORI. Obligasi jenis ini memiliki tujuan yang sama dengan SUN. Namun, obligasi ini memiliki nominal yang cenderung lebih kecil.
- Surat Berharga Syariah Negara atau yang biasa disingkat dengan SBSN. Obligasi ini biasanya dijalankan sesuai dengan prinsip syariah Islam. SBSN ini juga disebut dengan Sukuk Negara.
2. Contoh obligasi korporasi
Kini yang akan dibahas adalah perihal contoh obligasi korporasi. Obligasi jenis ini biasanya diterbitkan perusahaan, baik swasta maupun BUMN, atau BUMD. Misalkan :
- Obligasi yang diterbitkan AB Sinar Mas Multifinance Seri A pada tahun 2020. Obligasi ini memiliki jangka waktu sekitar satu tahun dan juga memberikan kupon tetap.
- Obligasi berkelanjutan III Adira Finance Seri C. Obligasi jenis ini diterbitkan pada tahun 2016 dengan jangka waktu sekitar lima tahun. Kupon yang diberikan ini bersifat tetap, yaitu sebesar 10,25 persen.
- Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Taspen Tahap 1 Seri B. Yang mana obligasi ini dikeluarkan tanggal 26 November 2019 dengan jangka waktu sekitar lima tahun. Selain itu obligasi ini juga memberikan kupon tetap, yaitu sebesar 8,20 persen.
Rumus Obligasi Untuk Mengetahui Besaran Keuntungan
Anda dapat menghitung perkiraan keuntungan obligasi yang nantinya akan Anda dapatkan.
Rumus obligasi yang digunakan ini berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan jenis obligasi. Meski begitu, dasar perhitungannya tetap sama.
1. Current yield
Cara menghitung keuntungan dengan menggunakan current yield ini merupakan jumlah imbal hasil yang diperkirakan akan diterima oleh investor apabila menyimpan obligasi dalam kurun waktu satu tahun.
Cara menghitungnya adalah dengan membagi penghasilan bunga kupon tahunan dengan harga obligasi.
Hanya saja, instrumen current yield ini tidak akan menggambarkan imbal hasil secara aktual yang diterima investor apabila menyimpan obligasi sehingga jangka waktu berakhir.
2. Yield to call
Cara menghitung keuntungan obligasi selanjutnya adalah dengan yield to call.
Yang mana imbal hasil yang bisa didapatkan investor adalah hingga call to date. Call to date adalah waktu ketika penerbit obligasi membeli kembali obligasi dari investor.
Pada umumnya hal ini terjadi sebelum obligasi mencapai masa berakhir.
Untuk perhitungannya pun dilakukan dengan mengasumsikan jangka waktu pada saat obligasi dibeli kembali dan harga obligasi terkini.
3. Discount yield
Ada kalanya tingkat bunga di pasar lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat bunga atau coupon rate yang ditawarkan penerbit obligasi.
Pada saat suku bunga naik, maka pada umumnya harga obligasi akan mengalami penurunan.
Obligasi yang dijual dengan harga lebih rendah dari nilai nominal atau par value ini biasa disebut dengan diskonto obligasi.
Untuk tingkat imbal hasil yang diterima dari obligasi dengan harga jual diskonto ini biasa disebut dengan discount yield.
4. Realized yield
Cara menghitung keuntungan dari obligasi salah satunya adalah dengan realized yield. Ini adalah imbal hasil aktual yang didapatkan investor selama masa penyimpanan obligasi.
Istilah tersebut juga digunakan pada saat investor menjual obligasi sebelum jangka waktu berakhir.
Selain itu realized yield ini juga mencakup pembayaran kupon yang diterima selama periode penyimpanan obligasi.
5. Yield to maturity
Cara menghitung keuntungan dengan cara ini adalah tingkat return atau imbal hasil tahunan yang nantinya akan diterima oleh investor apabila menyimpan obligasi hingga batas akhir.
Cara menghitung pun bisa dibilang merupakan proses yang rumit.
Perhitungannya sendiri diasumsikan bahwa suku bunga dibayarkan sesuai dengan jadwal dan kemudian diinvestasikan kembali dengan suku bunga yang serupa.
Penutup
Setelah mengetahui apa itu obligasi beserta karakter dan jenisnya, Anda bisa memilih jenis obligasi yang tepat dan bisa saling memberi keuntungan.
Selain itu jangan lupa untuk memperkirakan keuntungan yang nantinya akan Anda dapatkan sebelum memutuskan untuk membeli obligasi.