Biaya Eksplisit: Pengertian, Komponen dan Cara Menghitungnya

biaya eksplisit

Biaya eksplisit atau explicit cost adalah salah satu komponen biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan perusahaan dan organisasi. Berbeda dengan biaya implisit yang tidak dimasukkan ke dalam laporan keuangan, explicit cost adalah biaya nyata yang dilaporkan secara rutin pada catatan keuangan.

Explicit cost juga dikenal sebagai out of pocket costs yakni dana yang melibatkan arus kas keluar dari perusahaan karena dimanfaatkannya faktor-faktor produksi. Sifat estimasi biaya explicit cost adalah objektif karena didasarkan pada pengeluaran nyata.

Pengertian Biaya Eksplisit

Pengertian Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional dan proses produksi perusahaan. Explicit cost berbentuk kas yang akan ditampilkan di dalam laporan akuntansi dan laporan keuangan.

Explicit cost perusahaan mempengaruhi besarnya dana yang harus dipersiapkan dan dibayarkan perusahaan melalui keuntungan perusahaan dan dana kas tersedia. Semakin besar perusahaan, maka explicit cost akan semakin tinggi karena dana yang dikeluarkan harus lebih banyak.

Pada biaya eksplisit maka terdapat pertukaran uang tunai atau transaksi yang benar-benar terjadi. Pertukaran dana tunai ini akan dicatat pada catatan dan laporan keuangan perusahaan. Explicit cost pada perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap atau fixed cost merupakan biaya dengan nilai yang cenderung tetap dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Sementara biaya variabel adalah biaya yang nilainya lebih mudah berubah sesuai dengan volume produksi perusahaan.

Baca Juga : Pengertian Perusahaan

Contoh Komponen Biaya Eksplisit pada Perusahaan

Jenis biaya eksplisit pada perusahaan merupakan setiap pengeluaran perusahaan yang akan dicatat pada laporan keuangan perusahaan.

Jenis pengeluaran perusahaan beragam mulai dari upah karyawan, hingga biaya bahan baku untuk produksi. Berikut contoh explicit cost berdasarkan biaya tetap dan variabel:

1. Biaya Tetap atau Fixed Cost

Biaya Tetap atau Fixed Cost

Biaya tetap (fixed cost) adalah salah satu jenis explicit cost yang nilainya bersifat tetap atau cenderung tidak mudah mengalami perubahan pada satu periode akuntansi. Satu periode akuntansi untuk pencatatan keuangan perusahaan adalah satu tahun.

Jumlah biaya tetap akan bernilai tetap meskipun terjadi perubahan terhadap volume produksi barang yang dilakukan perusahaan. Sifat biaya tetap adalah pasti sehingga dapat dianggarkan secara tepat jumlahnya. Ada beberapa komponen pengeluaran perusahaan yang termasuk biaya tetap:

a. Biaya Sewa Gedung

Biaya sewa gedung termasuk di dalamnya adalah sewa pabrik. Bangunan berupa gudang, kantor dan pabrik yang masih harus disewa perusahaan harus dianggarkan dengan jumlah yang tepat setiap bulan atau tahunnya sesuai yang sudah disepakati oleh pemilik property dan perusahaan.

b. Biaya Sewa Kendaraan

Beberapa perusahaan mungkin harus menyewa kendaraan transportasi baik berupa truk pengangkut dan sebagainya. Besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk sewa kendaraan adalah tetap setiap bulannya atau sesuai kesepakatan.

c. Biaya Upah Karyawan

Upah karyawan merupakan biaya jenis eksplisit yang bernilai tetap yang harus dianggarkan oleh perusahaan secara rutin setiap bulannya. Besaran anggaran upah karyawan akan tetap sama selama jumlah karyawannya sama.

Karyawan adalah sumber daya manusia penting yang harus dimiliki perusahaan agar dapat menjalankan proses produksi dengan efektif termasuk mengoperasikan mesin-mesin di perusahaan.

Pengeluaran perusahaan untuk membayar upah karyawan adalah contoh biaya eksplisit karena dicatat secara rutin di laporan keuangan perusahaan.

Termasuk di dalam komponen upah karyawan adalah komisi dan juga bonus yang diberikan. Selain itu ada juga komponen asuransi kesehatan hingga fasilitas akomodasi.

d. Biaya Sewa dan Maintenance Alat

Perusahaan mungkin harus menyewa beberapa mesin untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Contoh mesin yang disewa seperti mesin generator listrik sebagai back up listrik untuk operasional pabrik. Biaya sewa ini biasanya dihitung setiap bulan dengan harga yang tetap.

Perusahaan akan merencanakan jumlah anggaran yang nilainya tetap untuk sewa mesin. Termasuk di dalamnya adalah maintenance mesin yang sifatnya rutin seperti pemeriksaan rutin bulanan. Hal ini dimaksudkan agar mesin tetap dapat bekerja dengan optimal dan mendukung proses produksi perusahaan.

2. Biaya Variabel atau Variabel Cost

Biaya Variabel atau Variabel Cost

Biaya variabel atau variabel cost merupakan salah satu jenis biaya eksplisit dengan nilai yang sangat terpengaruh oleh besarnya volume kegiatan usaha. Hal ini disebut juga sebagai komponen biaya tidak tetap karena besarannya akan terus naik dan turun sesuai volume operasional.

Ketika produksi barang dan jasa semakin besar, maka biaya tidak tetap atau variabel cost ini akan terus meningkat. Sementara jika produksi barang dan jasa semakin berkurang, maka komponen biaya tidak tetap atau variabel cost akan terus menurun.

Biaya variabel juga dapat dikategorikan ke dalam komponen biaya yang keluar ketika proses produksi berlangsung. Berikut beberapa contoh jenis biaya variabel:

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah biaya proses produksi yang harus dikeluarkan perusahaan ketika menjalankan produksi. Bahan baku yang dibeli perusahaan tentu bergantung kepada jenis produk dan jasa yang dihasilkan.

Bahan baku adalah setiap material yang digunakan sekali pakai saja sehingga harus terus dibeli jika akan menambah volume produksi. Misalnya pabrik pakaian, maka bahan bakunya meliputi kain, benang, dan aksesoris yang langsung melekat di pakaian.

b. Biaya Pemasaran atau Marketing

Biaya untuk melakukan marketing atau pemasaran sebenarnya bersifat relatif, yakni bisa jadi bergantung kepada volume produksi dan bisa jadi tidak. Pengeluaran perusahaan ini akan meningkat jika jenis barang yang diproduksi lebih bervariasi.

Sebaliknya, biaya marketing biasanya akan bernilai tetap jika jenis barang yang diproduksi tidak bertambah meskipun volume produksinya meningkat. Proses pemasaran oleh perusahaan ditujukan untuk mengenalkan produk ke khalayak.

Teknik pemasaran yang dipilih mempengaruhi besar biaya yang harus dikeluarkan. Contoh pemasaran produk adalah dengan membayar influencer, memperbanyak gerai penjualan, membuat iklan di TV, Youtube dan media sosial dan sebagainya.

c. Biaya Angkutan Barang

Semakin besar volume produksi yang dihasilkan maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk angkutan barang. Biaya angkutan barang adalah dana yang dibutuhkan untuk mengangkut produk dari satu tempat ke tempat lain.

d. Biaya Pendukung Proses Produksi

Untuk mendukung kegiatan produksi, maka dibutuhkan beberapa komponen pendukung tambahan seperti listrik, internet, telepon hingga air. Biaya ini akan berubah menyesuaikan tingkat produksi. Misalnya biaya listrik akan semakin membesar jika produksi semakin massif.

e. Pengeluaran untuk Pajak dan Pungutan Lain

Pajak adalah salah satu pengeluaran yang harus dianggarkan perusahaan setiap tahunnya. Besaran pajak perusahaan terus berubah bergantung kepada pendapatan yang diperoleh perusahaan pada tahun tersebut berjalan.

Cara Menghitung Biaya Eksplisit Perusahaan

Cara Menghitung Biaya Eksplisit Perusahaan

Untuk menghitung explicit cost perusahaan sebenarnya tidak begitu sulit. Bagian keuangan perusahaan hanya perlu menambahkan keseluruhan pengeluaran organisasi atau perusahaan dalam durasi waktu satu tahun akuntansi.

Keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan mulai dari aktivitas operasional produksi hingga proses pemasaran atau marketing yang dijumlahkan menghasilkan explicit cost.

Contoh Soal Menghitung Biaya Eksplisit (1)

Seorang pengusaha berencana akan membuka butik pakaian di tengah kota. Pengusaha tersebut memperkirakan akan mendapatkan laba sebesar Rp 10 juta dari toko tersebut per bulannya. Pengusaha mempunyai semua modal yang diperlukan sehingga ia tidak meminjam dana dari luar sama sekali.

Kemudian, pengusaha tersebut memperkirakan biaya rutin bulanan yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan perbaikan sebesar Rp 1,2 juta. Pengusaha butik tersebut juga memutuskan untuk mempekerjakan seorang karyawan dan diberi gaji sebesar Rp 2,1 juta per bulan.

Tentukan explicit cost bisnis butik tersebut?

Jawab:

Explicit cost dihitung dengan menjumlahkan total pengeluaran bisnis. Pada usaha butik di atas, maka total pengeluaran per bulannya adalah biaya gaji karyawan dan juga biaya perbaikan rutin.

Biaya eksplisit = Upah karyawan + Biaya perbaikan

Explicit cost = Rp 2,1 juta + Rp 1,2 juta

Hasil = Rp 3,3 juta

Perkiraan pemasukan rutin bulanan dari usaha butik di atas sebesar Rp 10 juta. Maka pemilik bisnis masih bisa memperoleh keuntungan sebesar:

Laba = Rp 10 juta – Rp 3,3 juta

Laba = Rp 6,7 juta

Contoh Soal Menghitung Biaya Eksplisit (2)

Sebuah UMKM memperoleh pendapatan penjualan di bulan Mei 2020 sebesar Rp 58 juta. Pemilik UMKM tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah dana kas untuk mendukung operasional perusahaan. Beberapa dana yang harus dikeluarkan perusahaan meliputi:

  • Upah pegawai 5 orang dengan gaji sebesar Rp 3 juta per orang
  • Biaya pembelian bahan baku sebesar Rp 12 juta
  • Biaya perawatan mesin pabrik sebesar Rp 1,5 juta
  • Biaya pemasaran sebesar Rp 500 ribu

Tentukan berapakah explicit cost dari UMKM di bulan Mei 2020?

Jawab:

Explicit cost UMKM dihitung dengan menjumlahkan keseluruhan pengeluaran bisnis di bulan Mei 2020. Pada UMKM di atas, maka total pengeluaran per bulannya adalah penjumlahan biaya gaji pegawai, biaya perbaikan mesin rutin, biaya beli bahan baku dan pemasaran.

Explicit cost = Upah karyawan + Biaya perbaikan + Biaya pemasaran + Biaya bahan baku

Biaya Eksplisit = (Rp 3 juta x 5 orang) + Rp 1,5 juta + Rp 500 ribu + Rp 12 juta

Jumlah = Rp 29 juta

Sehingga laba yang diterima sebesar:

Laba = Rp 58 juta – Rp 29 juta

Laba = Rp 29 juta

Alasan Perusahaan Harus Menghitung Jumlah Biaya Eksplisit

Alasan Perusahaan Harus Menghitung Jumlah Biaya Eksplisit

Keseluruhan explicit cost harus dihitung secara rutin oleh perusahaan karena menunjukkan jumlah dari biaya finansial dalam bisnis. Berikut alasan perusahaan harus menghitung explicit cost:

  • Dengan menghitung explicit cost, maka perusahaan dapat mengetahui total laba yang diperoleh pada periode akuntansi tertentu. Laba dihitung dengan mengurangi total pendapatan atau pemasukan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan (explicit cost)
  • Perhitungan explicit cost sangat penting untuk membantu manajerial perusahaan melakukan evaluasi operasional bisnis. Dengan didapatkannya nilai explicit cost, maka pihak pengelola perusahaan dapat melihat apakah bisnis yang dijalankan sudah dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.
  • Perhitungan explicit cost juga akan menunjukkan apakah terjadi kebocoran dana selama operasional. Jika diduga terjadi kebocoran dana, maka pihak manajerial perusahaan akan langsung dapat menentukan komponen mana saja yang harus lebih diefektifkan lagi.

Biaya eksplisit merupakan jenis biaya yang memiliki pengaruh langsung terhadap aktivitas operasional perusahaan. Di dalam explicit cost terdapat komponen biaya tetap dan biaya variabel. Menghitung explicit cost sangat penting agar perusahaan bisa menganalisa efektivitas penggunaan dananya.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.