Biaya Overhead: Pengertian, Jenis, Cara Menghitung dan Tipsnya

Biaya Overhead Pengertian, Jenis, Cara Menghitung, dan Tipsnya

Salah satu rumus yang perlu dihitung dalam menjalankan bisnis adalah biaya overhead.

Biaya ini penting dalam menjalankan usaha sehingga tidak boleh dilewatkan oleh pemilik bisnis agar dapat mengetahuinya secara keseluruhan.

Biaya overhead adalah pengeluaran uang yang dilakukan oleh perusahaan tetapi tidak berhubungan dengan tenaga kerja atau biaya untuk produksi.

Dikatakan overhead apabila biaya tersebut adalah keuangan tambahan yang perlu dikeluarkan untuk produk dan jasa.

Pengertian Biaya Overhead

Pengertian Biaya Overhead

Untuk lebih jelasnya mengetahui informasi tentang biaya overhead, Anda perlu tahu pengertian yang lebih mendalam mengenai jenis biaya ini.

Biaya overhead adalah biaya untuk produksi produk yang selain dari bahan bakunya dan tenaga kerja.

Jadi, yang dimaksud dengan biaya overhead adalah semua tagihan produksi yang termasuk dalam bahan baku tidak langsung dan semua biaya lain yang dibedakan dari proses produksi langsungnya.

Baca Juga : Pengertian Biaya

Tujuan Menghitung Biaya Overhead

Tujuan Menghitung Biaya Overhead

Ketika memulai bisnis, penting memahami tujuan dari setiap proses perhitungan yang dilakukan.

Dengan demikian, dapat menganalisa keuangan bisnis menjadi lebih baik lagi. Jadi, Anda perlu mengetahui tujuan dari biaya overhead.

Adapun tujuan yang bisa didapatkan dari perhitungan ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui Penggunaan Biaya yang Efisien

Tujuan yang pertama adalah dapat memudahkan pelaku bisnis untuk mengetahui alokasi dana yang dikeluarkan secara lebih lengkap dengan tujuan untuk biaya produksi dan jasa.

Dengan adanya perhitungan tersebut, membuat perusahaan bisa memprediksi biaya yang perlu dikeluarkan dengan lebih tepat dan efisien.

Jadi, ini lebih membuat Anda menjadi lebih meminimalisir pengeluaran yang berlebihan dan tidak perlu.

2. Menentukan Harga Produk Lebih Cepat

Setelah menghitung biaya overhead, hasil yang didapatkannya ini juga bisa membuat perusahaan lebih cepat memutuskan harga produk yang dijual.

Setiap perhitungan yang dilakukan akan mendapatkan hasil berapa biaya yang dikeluarkan dalam produksi.

Dengan demikian, perusahaan bisa menentukan harga penjualan dengan lebih mudah dari data tersebut.

Tentu harganya akan ditentukan untuk bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Jangan sampai memberikan harga yang lebih murah dibandingkan biaya overhead, karena ini bisa merugikan perusahaan.

Analisa ini yang perlu dilakukan secara matang bersama dengan stakeholder perusahaan untuk penentuan harga yang tepat tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah.

3. Menentukan Alokasi Biaya Untuk Setiap Departemen di Perusahaan

Tujuan lainnya yaitu memberikan wawasan tentang alokasi biaya perusahaan yang sesuai dengan departemen.

Biaya tersebut diberikan untuk mengelola perusahaan sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.

Dari biaya yang dibebankan tersebut akan memudahkan bagian keuangan untuk melakukan pendataan, analisa, sampai mengoreksi, sampai membuat proposal anggaran lebih mudah karena sudah dialokasikan dengan baik dan jelas.

4. Sebagai Alat Pengawasan

Tujuan terakhir yaitu sebagai alat pengawasan. Perhitungan ini memudahkan pengawasan biaya produksi yang masuk dan keluar.

Hal ini karena biaya tersebut lebih mudah dikorupsi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Jadi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan tindakan penyelewengan setiap perusahaan perlu menghitung biaya overhead secara rutin.

Kejelasan keuangan perusahaan adalah hal yang penting sehingga perlu dimaksimalkan dengan data dan perhitungan yang akurat.

Dengan demikian, perputaran keuangan  atau cash flow perusahaan menjadi lebih baik dan penghasilan yang didapatkan lebih menguntungkan.

Jenis Biaya Overhead Berdasarkan Perilaku Perubahan Volume Produksi

Jenis Berdasarkan Perilaku Perubahan Volume Produksi

Setelah mengetahui tujuannya, ketahui pula jenis-jenisnya yang terdiri dari, biaya overhead tetap, variabel, dan semi-variable.

Ketiganya memiliki perbedaan dan ciri-cirinya masing-masing. Simak penjelasannya berikut.

1. Biaya Overhead Tetap

Jenis yang pertama ini disebut dengan biaya overhead tetap atau Fixed Overhead.

Fixed Overhead adalah biaya yang jumlahnya tidak mengalami perubahan meski dalam jangka waktu yang lama.

Contohnya adalah biaya pajak, gaji pekerja, biaya sewa alat produksi, dsb.

Biaya tersebut tidak mengalami perubahan yang cepat sehingga pengeluaran ini selalu bersifat konstan atau tetap.

Untuk kasus gaji karyawan, bisa juga ada peningkatan gaji tetapi tidak terlalu signifikan dan dalam waktu yang dekat sehingga masih tergolong dalam biaya overhead tetap.

2. Biaya Overhead Variabel

Jenis berikutnya adalah biaya overhead variabel atau yang disebut dengan Variable Overhead.

Biaya ini memiliki karakteristiknya yang membedakan dengan biaya overhead tetap. Hal ini karena biaya variabel overhead akan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan.

Oleh karena itu, biayanya tidak konstan dan selalu berubah-ubah. Salah satu ciri dari biaya variabel yaitu perusahaan lebih fleksibel untuk menyesuaikan pengeluaran sesuai dengan strategi dan kondisi yang ada di perusahaan.

Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan menjadi lebih efektif. Jenis perhitungan ini juga dapat berubah seiring dengan jangka waktu tertentu.

Contohnya adalah bonus yang diberikan untuk karyawan, biaya promosi atau iklan, membeli perlengkapan alat tulis dan perabot kantor.

Contoh lainnya adalah biaya telepon perusahaan, biaya marketing dan promosi, pemeliharaan kantor, sampai dengan biaya pengiriman.

Biaya ini bisa berubah-ubah tiap waktunya dan akan terus mengalami peningkatan dan penurunan.

3. Biaya Variabel Mixed

Jenis selanjutnya yaitu Semi Variable Overhead atau variable mixed. Perhitungan yang dilakukan dari jenis ini yaitu menggabungkan dua jenis sebelumnya yaitu dari biaya tetap dan variabel.

Jadi, karakteristik yang dimiliki oleh biaya variabel mixed adalah jumlah nominalnya yang bisa berubah-ubah. Perubahan ini juga tergantung dari kegiatan perusahaan.

Meski sesuai dengan kondisi perusahaan, biaya ini tetap harus dibayarkan walaupun mencapai titik nol.

Perusahaan tersebut masih wajib membayar minimumnya. Contoh dari biaya variabel mixed adalah tinta printer. Contoh studi kasusnya yaitu suatu perusahaan pasti memiliki penurunan dan peningkatan di setiap musimnya.

Saat mengalami penurunan, perusahaan tidak banyak menghasilkan keuntungan karena penjualannya yang sedikit. Jadi, kebutuhan untuk mencetak dokumen tidak banyak dan tinta printer yang dibutuhkan juga lebih sedikit.

Sedangkan pada saat masa penjualan yang tinggi, maka kegiatan marketing dan dokumentasi menjadi lebih banyak sehingga membutuhkan lebih banyak tinta printer.

Jadi, perhitungan biaya  variabel mixed ini bersifat fleksibel dan bisa tidak sama setiap bulannya.

Ini disebabkan karena perusahaan memiliki kegiatan dan volume penjualan yang tidak tetap sehingga harus disesuaikan.

Jenis Biaya Overhead Berdasarkan Sifatnya

Jenis Berdasarkan Sifatnya

Selain jenis seperti yang sudah disebutkan di atas, ada juga kategori berdasarkan sifatnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Biaya bahan penolong, yaitu bagian biaya yang bukan termasuk dari hasil produksi atau bahan yang punya nilai lebih kecil daripada harga seluruh produk.
  • Tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya overhead yang nilainya tidak dapat dihitung langsung untuk produk.
  • Reparasi pemeliharaan yaitu biaya dari overhead yang ditujukan untuk pemeliharaan proses produksi. Contohnya adalah biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai, harga untuk perbaikan dan pemeliharaan mesin, kendaraan, dsb. Semua pemeliharaan tersebut dibutuhkan untuk memastikan proses produksi berjalan secara berkesinambungan.

Cara Menghitung Biaya Overhead

Cara Menghitung Biaya Overhead

Ketika sudah diketahui jenis biaya overhead, pemilik bisnis sudah bisa melakukan perhitungannya.

Namun, yang perlu digaris bawahi adalah dalam menghitung perlu dilakukan dengan baik karena ada langkah-langkah yang harus dilakukan.

Dengan begitu, bisa menghasilkan perhitungan yang akurat.

Lalu, bagaimana cara menghitungnya?

Ikuti langkah-langkah berikut ini dengan benar:

1. Menyusun Anggaran Biaya

Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyusun anggarannya dengan benar berdasarkan tingkat kegiatannya. Ada 3 jenis kapasitas yang bisa dijadikan sebagai dasar membuat anggaran biaya overhead.

Contohnya adalah kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas real yang diharapkan.

Baca Juga : Pengertian Anggaran

2. Memilih Dasar Pembebanan

Setelah berhasil menyusun anggaran biaya, berikutnya adalah memilih dasar yang digunakan sebagai pembebanan biaya overhead pada hasil produk tersebut. Pembebanan yang dilakukan ini harus secara adil dan merata.

Dasar pembebanan disebut juga dengan satuan penghitung yang dipakai untuk melihat jumlah kegiatan produksi dan jasa dalam menjalankan proses produksinya.

Jadi, satuan kegiatan tersebut dibutuhkan untuk penyusunan anggaran biaya overhead. Hal ini sesuai dengan prinsipnya yaitu berasal dari hasil perkalian antara satuan kegiatan dengan biaya overhead.

Anda bisa menggunakan beberapa faktor berikut untuk satuan kegiatan membebankan biaya overhead.

Diantaranya adalah satuan produk, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin, biaya bahan baku.

Semua itu termasuk faktor yang mempengaruhi satuan kegiatan untuk beban biaya.

3. Menghitung Tarif Biaya

Setelah mendapatkan dasar beban biaya untuk produk, berikutnya adalah menghitung tarif biaya overhead.

Setiap perusahan harus memberikan penilaian dari jumlah tarifnya yang akan digunakan.

Untuk mendapatkan nilai tarif biaya ini, ada 3 alternatif yang dapat digunakan, yaitu plantwide rate (tarif tunggal), departemental rate (tarif departementalisasi), dan activity rate (tarif setiap aktivitas).

Manfaat Menghitung Biaya Overhead

Manfaat Menghitung Overhead Cost

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa biaya ini perlu dihitung dan ada dalam sistem kerja perusahaan. Pengeluaran tersebut sejatinya adalah penting dilakukan oleh semua perusahaan di berbagai sektor produksi karena bermanfaat untuk menjalankan bisnis.

Jika tidak dikeluarkan, tentu Anda tidak bisa menghasilkan produk dan meningkatkan pendapatan sehingga penting untuk melakukan perputaran keuangan.

Telah dijelaskan sebelumnya, perhitungan biaya ini berfungsi untuk mengetahui pengeluaran operasional perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan lebih memahami kesehatan keuangan bisnis dengan baik.

Pihak perusahaan dapat melakukan pengendalian dan pemantauan terkait dengan biaya operasional yang tidak penting dan harus dikurangi atau ditambah sehingga bisnis yang berjalan menjadi lebih efektif.

Selain itu, ada juga manfaat lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Bisa menentukan nilai dari produk sehingga bisa memberikan harga yang tepat sesuai dengan kualitas dan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan.
  • Pihak perusahaan bisa melakukan pengawasan terhadap arus kas keuangan agar bisnis berjalan dengan lancar.
  • Mengetahui dan mengelola kesehatan finansial perusahaan Anda karena bisa dikontrol dengan mudah dari analisis biaya yang didapatkan sebelumnya
  • Mempunyai balance sheet yang memiliki value tinggi serta seimbang.
  • Berdampak positif terhadap pendapatan perusahaan karena dapat menentukan harga dengan baik dan cerdas.

Cara Menghitung Biaya Overhead Berdasarkan Jenis Satuan Kegiatan

Cara Menghitung Biaya Overhead Berdasarkan Jenis Satuan Kegiatan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada dasar pembebanan biaya overhead yang terdiri dari beberapa satuan kegiatan.

Satuan kegiatan tersebut diantaranya adalah jumlah satuan produk, harga bahan pokok, tenaga kerja langsung, sampai dengan waktu penggunaan mesin.

Setiap dari satuan kegiatan memiliki rumus yang berbeda. Jadi, Anda perlu memilih dasar apa yang akan dipakai untuk menentukan biaya overhead. Berikut adalah cara perhitungan setiap satuan kegiatan beserta dengan contohnya.

1. Jumlah Satuan Produk

Untuk menghitung dari jumlah satuan produk adalah perhitungan yang paling sederhana dan mudah dilakukan sehingga banyak perusahaan yang memilihnya. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Rumus biaya overhead per satuan= anggaran biaya overhead / taksiran jumlah produk

Untuk memahaminya lebih lanjut, simak contoh kasusnya dan cara menghitungnya berikut ini.

Contoh kasus:

Sebuah perusahaan menafsirkan anggaran biaya overhead dengan nominal Rp 5.000.000 dengan taksiran produknya sebanyak 20.000 unit. Jadi, biaya satuan unitnya adalah sebesar:

Biaya overhead satuan: Rp 5.000.000 / 20.000

= Rp 250 per unitnya.

Jadi, apabila ada pesanan sebanyak 500 unit, maka biaya overhead yang terbebani tinggal dikalikan saja, yaitu:

Rp 250 x 500 = Rp 125.000

2. Harga Bahan Pokok

Perhitungan selanjutnya apabila menggunakan biaya harga bahan pokok atau baku sebagai dasar biaya overhead, maka rumusnya adalah sebagai berikut:

Rumus= (taksiran biaya overhead / bahan baku yang digunakan) x 100%

Hasil dari perhitungan ini akan berbentuk persentase karena dikalikan dengan 100%. Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut adalah contohnya.

Contoh kasus:

Perusahaan Suka Maju menaksirkan anggaran biaya overhead sebesar Rp 2.000.000 dengan besaran harga bahan pokok selama setahun adalah Rp 6.000.000. Berapakah biaya overheadnya?

Pada kasus tersebut, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung persentase satuan kegiatannya terlebih dahulu menggunakan rumus tersebut.

Rumus: (Rp 2.000.000 / Rp 6.000.000) x 100% = 33%

Setelah mendapatkan persentase tersebut diketahui ada pesanan yang menggunakan bahan baku sebesar Rp 400.000. Jadi, hasil biaya overheadnya adalah sebagai berikut:

33% x Rp 400.000 = Rp 132.000

3. Tenaga Kerja Langsung

Metode berikutnya adalah menggunakan biaya tenaga kerja langsung untuk dasar perhitungan biaya overhead. Rumusnya yaitu dihasilkan dalam bentuk persentase.

Rumus= (taksiran biaya overhead / biaya tenaga kerja langsung) x 100%

Contoh kasus:

Perusahaan X mempunyai taksiran sebesar Rp 2.000.000 dengan besaran biaya tenaga kerja langsung Rp 3.000.000. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

= Rp 2.000.000 / Rp 3.000.000) x 100% = 67%

Jadi, apabila terdapat pesanan yang membutuhkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 200.000, maka biaya overheadnya adalah Rp 200.000 x 67% = Rp 134.000

4. Waktu Penggunaan Mesin

Dasar selanjutnya yaitu berasal dari jam mesin. Untuk menghitung tarifnya dapat menggunakan rumus berikut ini:

= (taksiran biaya overhead / jam kerja mesin)

Contoh kasus:

Perusahaan X memiliki taksiran overhead dalam satu tahun sebesar Rp 2.000.000 yang menggunakan mesin dalam waktu 6000 jam/tahun. Berikut ini adalah perhitungannya:

= Rp 2.000.000 / 6000 = Rp 333.000

Cara Menentukan Biaya Overhead

Cara Menentukan Biaya Overhead

Setelah semua biaya overhead sudah dikategorikan, Anda bisa mengetahui persentasenya. Kemudian, lakukan perhitungan dari rumusnya.

Untuk menentukan biaya overhead secara umum dilakukan dengan menjumlahkan biaya overhead per bulannya lalu, membagi semua biaya dengan total penjualan bulanan.

Contohnya adalah sebagai berikut:

Perusahaan B memiliki biaya overhead bulanan sebesar Rp 150.000.000. Adapun penghasilan dari penjualan bulanan tersebut adalah Rp 300.000.000.

Untuk menghitung persentasenya, cukup bagikan Rp 150.000.000 dengan Rp 300.000.000 yang mendapatkan nilai sebesar 0,5.

Setelah itu, jadikan persentase dengan mengalirkannya 100% sehingga hasil total persentase overhead yaitu 50% dari penjualan bisnis.

Tips Mengurangi Biaya Overhead

Tips Mengurangi Biaya Overhead

Dalam mengelola bisnis, seringkali kita mendengar bagaimana cara mendapatkan uang sebesar-besarnya dengan mengeluarkan biaya sedikit mungkin. Sebenarnya, anggapan ini tidak sepenuhnya benar terutama dalam penerapan secara realnya.

Akan lebih cocok dengan mengatakan menggunakan uang untuk mendapatkan uang.

Hal ini karena biaya yang dikeluarkan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan tentu saja membutuhkan strategi yang baik.

Bagi yang pemula dalam berbisnis, umumnya tidak semua modal dapat kembali di tahun pertama membangun perusahaan. Untuk mengembalikan modal, membutuhkan waktu yang lama bahkan untuk perusahaan besar sekalipun.

Ada yang bisa balik modal setelah menjalankan usahanya selama 5 sampai 10 tahun. Meski berlangsung lambat, proses pertumbuhannya perlu direncanakan dengan matang sambil memanfaatkan grafik dari hasil perhitungan.

Fungsi dari perencanaan yang matang ini agar mengetahui kapan waktu perusahaan bisa balik modalnya sehingga perusahaan bisa berkembang.

Apabila dalam perkembangannya perusahaan malah jauh dari target, itu artinya perusahaan tidak menghasilkan profit bahkan disebut sebagai rugi. Dalam perusahaan tidak mungkin tidak mengeluarkan modal apapun selama proses produksi.

Namun, Anda sebagai pemilik perusahaan bisa menekan biaya dari proses produksi ini dengan mengurangi biaya overhead.

Jangan sampai perusahaan yang Anda kelola memiliki penghasilan yang lebih kecil dibandingkan pengeluarannya karena dapat memberikan efek kebangkrutan yang perlu Anda waspadai.

Cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan:

1. Mengurangi Kesalahan Fatal dalam Cash Flow

Mengurangi kesalahan fatal dalam cash flow atau arus keuangan. Arus keuangan dari uang yang masuk dan keluar harus didata dengan baik agar perhitungan seluruh biaya atau penghasilan bersih bisa diketahui.

Dengan demikian, Anda dapat melakukan analisa tentang bagaimana harga produk terbaik sampai dengan pengeluaran biaya yang tepat dan menguntungkan di masa mendatang.

2. Meningkatkan Margin Keuntungan

Tips berikutnya yaitu dengan meningkatkan margin keuntungan.

Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti meningkatkan harga jual produk, menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, mengurangi berat produksi per satu barangnya, dsb.

3. Memperkokoh Pondasi Perusahaan

Tips lainnya yaitu untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam segala kondisi dan tantangan yang akan dihadapinya kelak.

Perusahaan harus mampu untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti dan bisa berfluktuasi.

Kondisi ekonomi tersebut terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti politik, bencana alam, krisis, wabah penyakit, sampai dengan faktor internal perusahaan sendiri.

Jadi, setiap perusahaan harus mampu mempersiapkan segala risiko yang bisa terjadi kedepannya.

4. Cari Tempat Kerja yang Lebih Worth it dan Affordable

Unsur biaya overhead yang besar adalah dari segi membayar lahan atau sewa tempat untuk proses produksi.

Jadi, untuk menghemat, pemilik bisnis harus memperkirakan kebutuhan lahan produksi secara tepat.

Pilih luas lahan yang sesuai atau bahkan lebih kecil agar bisa mendapatkan biaya yang lebih murah tetapi cukup untuk menampung seluruh proses produksi yang ada.

Tips lainnya yaitu bisa membuat sistem WFH (Work From Home) untuk beberapa karyawan tertentu yang bisa melaksanakan pekerjaannya dari rumah.

Berikutnya adalah menukar atau mengubah lokasi perusahaan yang tepat tanpa mengurangi tingkat produktivitas.

5. Utamakan Menyewa Bukan Membeli

Apabila Anda membeli seluruh barang dan mesin produksi tentu ini akan membuat biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar. Ketika biaya tersebut tinggi maka biaya overhead juga ikut naik.

Oleh sebab itu, Anda bisa menyewa barang produksi saja agar lebih menghemat biaya.

Dengan melakukannya, tidak perlu dilakukan maintenance sehingga lebih hemat. Umumnya, maintenance dilakukan oleh pemilik barang yang disewakan tersebut.

6. Pilih SDM yang Unggul dan Gunakan Pekerja Sesuai Kebutuhan

Sebagai pemilik perusahaan, penting juga mengatur tenaga kerja dan jumlah yang diperlukan.

Hal ini karena pekerja tersebut perlu digaji sehingga termasuk dalam pengeluaran perusahaan. Jadi, pertimbangkan berapa karyawan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada.

Kemudian, rekrut dan pilih dengan seleksi yang ketat agar bisa mendapatkan Sumber Daya Manusia yang unggul.

Meski ada pengeluaran dan dapat meningkatkan biaya overhead, pelatihan dan pengembangan karyawan juga diperlukan agar bisa meningkatkan kualitas perusahan.

Penting untuk memilih yang bisa multitasking, inovatif, dengan  pengalaman yang tepat agar biaya overhead yang keluar dapat efektif untuk kemajuan perusahaan di masa mendatang.

7. Gunakan Prinsip Ramah Lingkungan

Perusahaan berbasis go green saat ini sudah banyak dikembangkan oleh para pengusaha.

Hal ini dimaksudkan karena tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi bagi perusahaan itu sendiri.

Dengan menggunakan konsep ramah lingkungan penggunaan energi bisa lebih hemat sehingga  pengeluaran biaya overhead dapat lebih ditekan. Contohnya adalah penggunaan  air dan listrik untuk perusahaan.

Keduanya adalah sumber energi yang diperlukan untuk keberlangsungan perusahaan dan fasilitas karyawan. Biaya air dan listrik ini bisa membuat pengeluaran dana yang besar.

Namun, apabila menggunakan konsep go green maka bisa lebih berhemat.

Contohnya adalah menggunakan lampu yang hemat energi, atau menggunakan panel surya untuk listrik.

Meskipun pada prakteknya, fasilitas go green ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit di awal, tetapi juga efektif dipakai dalam jangka panjang.

8. Beli Barang Jadi

Anda tidak perlu memproduksi untuk membuat barang jadi secara keseluruhan. Barang mentah sampai menjadi barang jadi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Untuk mengakalinya, bisa juga langsung membeli barang jadi atau setengah jadi kemudian diproduksi kembali untuk menghasilkan produk yang berbeda.

Jika memakai cara ini, yang perlu diperhatikan adalah memilik supplier atau pemasok yang berkualitas baik dari segi barang dan harganya yang ekonomis sehingga bisa meningkatkan penjualan perusahaan.

Buatlah survei apakah lebih menguntungkan untuk membuatnya sendiri atau membeli dari produsen lain?

9. Perbarui Kontrak Kerja

Tips terakhir adalah dengan memperbarui kontrak kerja. Pemilik bisnis harus selalu mengevaluasi kontrak kerja yang dilakukannya dengan pihak lain apakah masih menguntungkan atau tidak.

Ini bisa dilihat dari kontrak sewa lokasi, kontrak lahan, sampai kontrak dengan tenaga kerja.

Anda bisa melihat apa saja syarat dan ketentuan yang disetujui oleh kedua belah pihak dan memberikan penilaian apakah kontrak tersebut perlu direvisi atau tidak sesuai kondisi perusahaan.

Untuk menekan biaya ini, lakukan pembatalan kontrak atau tidak memperpanjang kontrak yang tidak memberikan manfaat bagi perusahaan. Dengan melakukannya, ini akan menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Namun, perlu diingat bahwa pengurangan tersebut tidak perlu ekstrim dan harus memperhatikan beberapa pertimbangan lain.

Efek dari pengelolaan biaya ini tidak bisa langsung dirasakan secara instan tetapi dirasakan bertahap untuk membuat aktivitas penjualan menjadi lebih baik. Salah satunya adalah dengan menghitung biaya overhead.

Setiap perusahaan juga perlu untuk menghitungnya dengan menggunakan beberapa rumus yang cocok agar mendapatkan manfaat yang diharapkan.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.