Dalam konteks bisnis, biaya tetap adalah biaya atau pengeluaran yang tidak berpengaruh dan terlepas dari jumlah barang atau jasa yang dihasilkan dan diproduksi oleh perusahaan.
Artinya, biaya ini tetap konstan dalam rentang tertentu dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi permintaan atau volume produksi.
Biaya tetap memiliki pengaruh yang relatif stabil terhadap struktur biaya perusahaan dan cenderung tidak berubah dalam jangka waktu yang pendek. Biaya ini juga memberikan kestabilan dan kepastian dalam perencanaan keuangan perusahaan.
Pemahaman yang baik tentang biaya tetap membantu perusahaan dalam menghitung titik impas atau break-even point, yaitu jumlah produksi atau penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya dan mencapai titik di mana perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian.
Contoh Biaya Tetap
Berikut adalah beberapa contoh biaya tetap yang sering ditemui dalam bisnis:
1. Gaji Karyawan
Biaya tetap termasuk gaji karyawan yang dibayarkan setiap bulan. Meskipun produksi atau penjualan meningkat atau menurun, jumlah gaji yang harus dibayarkan kepada karyawan tetap sama.
Baca Juga : Perbedaan Karyawan Kontrak dan Tetap
2. Sewa Gedung atau Kantor
Jika perusahaan menyewa gedung atau kantor untuk operasionalnya, biaya sewa tersebut merupakan biaya tetap.
Jumlah sewa yang harus dibayarkan setiap bulan tidak bergantung pada volume produksi atau penjualan.
3. Biaya Asuransi
Biaya asuransi juga termasuk dalam biaya tetap. Perusahaan harus membayar premi asuransi dengan jumlah yang tetap dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari perubahan aktivitas bisnis.
4. Biaya Administrasi
Biaya administrasi seperti biaya pengelolaan keuangan, pembukuan, dan pengarsipan dokumen juga merupakan biaya tetap. Meskipun volume produksi atau penjualan berubah, biaya administrasi tetap harus dikeluarkan secara konsisten.
5. Biaya Penyusutan Aset
Biaya penyusutan aset tetap seperti mesin, peralatan, atau kendaraan merupakan biaya tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan umur ekonomis aset dan tetap konstan dalam rentang waktu tertentu.
6. Biaya Bunga Pinjaman
Jika perusahaan memiliki pinjaman, pembayaran bunga pinjaman setiap bulan merupakan biaya tetap. Jumlah bunga yang harus dibayarkan tidak berubah tergantung pada volume produksi atau penjualan.
7. Biaya Pajak
Biaya pajak seperti pajak properti atau pajak bisnis juga termasuk dalam biaya tetap. Pajak ini harus dibayarkan sesuai dengan ketentuan peraturan dan tetap konstan dalam rentang waktu tertentu.
Meskipun biaya tetap cenderung stabil, pebisnis harus mengelolanya dengan baik karena dapat mempengaruhi keuntungan bisnis.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi biaya tetap adalah dengan mencari gedung atau kantor yang lebih terjangkau, atau mengurangi jumlah karyawan jika memungkinkan.
Dalam mengelola biaya tetap, perusahaan harus mempertimbangkan efisiensi dan kebutuhan bisnisnya tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan.
Pemahaman yang baik tentang biaya tetap penting bagi para pebisnis dalam merencanakan anggaran, mengelola keuangan, dan membuat keputusan bisnis yang tepat.
Dengan memperhatikan biaya tetap secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan menjaga stabilitas keuangan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Apa itu PKP (Pengusaha Kena Pajak), Syarat dan Keuntungannya
Fungsi Biaya Tetap
Biaya tetap adalah jenis biaya yang tidak tergantung pada tingkat produksi atau aktivitas bisnis perusahaan.
Biaya ini tetap konstan, baik produksi meningkat atau menurun. Fungsi utama dari biaya tetap sebagai berikut:
1. Membantu Akuntan
Biaya tetap memberikan kemudahan bagi akuntan dalam menghitung total biaya, karena biaya ini tidak berubah tergantung pada volume produksi. Dengan demikian, akuntan dapat dengan mudah menentukan biaya keseluruhan yang harus dicatat.
2. Menentukan Perolehan Laba dalam Jangka Panjang
Biaya tetap memiliki pengaruh yang lebih signifikan dalam menentukan perolehan laba perusahaan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Karena biaya tetap tidak berubah, analisis laba jangka panjang memperhitungkan biaya tetap untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang keuntungan bersih perusahaan.
3. Memudahkan Penentuan Total Biaya
Biaya tetap memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah menentukan total biaya, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel.
Dengan mengetahui jumlah biaya tetap, perusahaan dapat merencanakan dan mengelola anggaran dengan lebih efektif.
4. Digunakan untuk Jangka Panjang
Biaya tetap umumnya digunakan untuk perencanaan jangka panjang. Karena biaya ini tidak tergantung pada fluktuasi produksi, perusahaan dapat menggunakan biaya tetap sebagai dasar perencanaan keuangan jangka panjang, termasuk perencanaan investasi dan pengembangan bisnis.
5. Tidak Berubah Meskipun Produksi Berubah
Salah satu karakteristik utama dari biaya tetap adalah bahwa biaya ini tetap konstan, tidak peduli seberapa banyak barang atau jasa yang dihasilkan.
Sebagai contoh, biaya sewa dan biaya penyusutan akan tetap sama setiap bulan, terlepas dari apakah perusahaan menghasilkan banyak atau sedikit produk.
Jenis Biaya Tetap
Dalam bisnis, ada beberapa jenis biaya tetap yang perlu untuk Anda ketahui. Jenis-jenis biaya tetap adalah:
1. Biaya Tetap yang Terikat (Committed Fixed Cost)
Jenis biaya tetap ini harus dikeluarkan secara tetap dan tidak dapat dikurangi. Biaya ini diperlukan untuk mempertahankan aktivitas bisnis yang berjalan.
Contoh dari biaya tetap yang terikat ini adalah biaya sewa gedung atau kantor yang harus dibayarkan setiap bulan, gaji karyawan yang tetap harus diberikan, serta biaya administrasi yang tidak dapat dihindari.
2. Biaya Tetap yang Disesuaikan (Discretionary Fixed Cost)
Jenis biaya tetap ini bersifat opsional dan dapat diubah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Biaya ini bergantung pada kebijakan manajemen perusahaan dan dapat disesuaikan dengan situasi yang ada.
Contohnya adalah biaya pelatihan karyawan yang dapat dikurangi jika anggaran terbatas, biaya riset yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan proyek, atau biaya pemasangan iklan yang dapat diubah sesuai dengan strategi pemasaran yang sedang dilakukan.
Pemahaman yang baik tentang jenis-jenis biaya tetap ini penting bagi perusahaan dalam pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.
Biaya tetap yang terikat harus diperhatikan dengan seksama karena tidak dapat dihindari, sedangkan biaya tetap yang disesuaikan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan anggaran perusahaan.
Dalam mengelola biaya tetap, perusahaan perlu mempertimbangkan efisiensi dan kebutuhan bisnisnya tanpa mengorbankan kualitas dan kelancaran operasional. Dalam hal ini, perusahaan dapat melakukan evaluasi berkala terhadap biaya tetap yang ada.
Gunanya untuk menemukan cara-cara mengurangi pengeluaran yang tidak perlu atau melakukan penyesuaian yang sesuai dengan perubahan kondisi bisnis.
Dengan memahami perbedaan antara biaya tetap yang terikat dan biaya tetap yang disesuaikan, perusahaan dapat mengelola keuangan dengan lebih baik.
Selain itu juga dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada, dan menjaga stabilitas keuangan dalam jangka panjang.
Biaya Tetap Mempengaruhi Perhitungan Laba Rugi Perusahaan
Dalam menghitung laba rugi perusahaan, biaya tetap memiliki pengaruh yang signifikan.
Berikut adalah beberapa cara di mana biaya tetap mempengaruhi perhitungan laba rugi perusahaan:
1. Pengaruh terhadap Biaya Tetap per Unit
Biaya tetap tidak berubah meskipun volume produksi perusahaan meningkat atau menurun. Namun, ketika produksi meningkat, biaya tetap per unit akan semakin kecil karena biaya tersebut dibagi dengan jumlah produksi yang lebih besar.
Sebaliknya, ketika produksi berkurang, biaya tetap per unit akan semakin besar karena jumlah produksi yang lebih sedikit. Hal ini berarti biaya tetap per unit akan berfluktuasi tergantung pada tingkat produksi perusahaan.
2. Pengaruh terhadap Break Even Point
Biaya tetap juga berpengaruh terhadap titik impas atau break even point perusahaan. Break even point adalah titik di mana perusahaan berada di posisi seimbang, tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Semakin besar biaya tetap, semakin tinggi pula break even point. Hal ini karena perusahaan harus menjual lebih banyak produk atau jasa untuk mencapai titik impas dan mulai menghasilkan keuntungan setelah mengcover biaya tetap tersebut.
3. Pengaruh terhadap Laba Kotor dan Laba Operasi
Biaya tetap juga mempengaruhi laba kotor dan laba operasi perusahaan. Semakin besar biaya tetap, semakin kecil laba kotor dan laba operasi yang dihasilkan perusahaan.
Biaya tetap harus dikurangkan dari pendapatan perusahaan untuk mendapatkan laba kotor, yang kemudian dikurangi lagi dengan biaya variabel dan biaya lainnya untuk mendapatkan laba operasi.
Oleh karena itu, semakin besar biaya tetap, semakin rendah pula laba kotor dan laba operasi yang diperoleh.
Rumus Menghitung Total Biaya Tetap
Tentu biaya ini dapat dihitung menggunakan rumus. Berikut ini adalah beberapa rumus perhitungan biaya tetap yang perlu dipahami oleh para pebisnis:
1. Biaya per Unit Produk
Pertama, rumus untuk menghitung biaya per unit produk. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Dalam rumus tersebut, total biaya tetap dan total biaya variabel perlu dijumlahkan terlebih dahulu. Kemudian hasilnya dibagi dengan total unit yang diproduksi untuk mendapatkan biaya per unit produk.
Rumus ini membantu pebisnis dalam mengetahui estimasi biaya yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit produk.
2. BEP
Selanjutnya, rumus untuk menghitung Break Even Point (BEP). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Rumus ini digunakan untuk menentukan titik impas atau break even point, yaitu jumlah unit produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan nol.
Dalam rumus ini, total biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit.
3. Jumlah Total Biaya Tetap
Metode lain yang sederhana adalah dengan menjumlahkan semua biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Dalam hal ini, pebisnis dapat menambahkan semua biaya tetap seperti biaya sewa, gaji karyawan, biaya administrasi, biaya asuransi, dan biaya bunga pinjaman yang harus dibayarkan oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.
4. Rumus Perhitungan Total Biaya Tetap
Metode lainnya adalah dengan menggunakan rumus perhitungan total biaya tetap. Rumus ini melibatkan penjumlahan semua biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan saat memproduksi barang atau jasa dalam skala output tertentu.
Rumusnya dapat dinyatakan sebagai berikut:
Total Biaya Tetap = Biaya Sewa + Biaya Gaji Karyawan + Biaya Administrasi + Biaya Asuransi + Biaya Bunga Pinjaman
Contoh Cara Menghitung Biaya Tetap Adalah?
Anda dapat melihat contoh perhitungan biaya tetap:
Misalkan suatu perusahaan memproduksi 1000 unit produk dalam satu bulan, dengan total biaya tetap sebesar Rp. 50 juta dan total biaya variabel sebesar Rp. 20 juta. Dalam hal ini, biaya per unit produk dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya Per Unit = (Rp. 50 juta + Rp. 20 juta) / 1000 = Rp. 70.000 per unit
Sebagai contoh lain, anggaplah suatu perusahaan memiliki total biaya tetap sebesar Rp. 1 miliar dan biaya variabel per unit sebesar Rp. 500.000. Jika harga jual per unit adalah Rp. 1,5 juta, maka BEP dapat dihitung sebagai berikut:
BEP = Rp. 1 miliar / (Rp. 1,5 juta – Rp. 500.000) = 1000 unit
Dalam mengelola bisnis, penting bagi para pebisnis untuk memahami rumus perhitungan biaya tetap ini.
Dengan memahami rumus-rumus tersebut, para pebisnis dapat menghitung biaya produksi yang diperlukan, menentukan harga jual yang tepat, mengoptimalkan laba, meningkatkan efisiensi produksi, dan mencari cara untuk mengurangi biaya produksi secara efektif.
Baca Juga: Biaya Eksplisit: Pengertian, Komponen dan Cara Menghitungnya
Beda Biaya Tetap Dan Biaya Variabel
Biaya tetap dan biaya variabel adalah dua hal yang penting dalam sebuah bisnis. Berikut adalah perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel dalam beberapa aspek:
1. Waktu Terjadi
Biaya tetap tetap tidak berubah meskipun tingkat produksi atau penjualan berubah. Artinya, biaya tetap harus dibayarkan secara reguler, tidak peduli seberapa banyak produk atau jasa yang dihasilkan.
Sementara itu, biaya variabel berubah seiring dengan perubahan tingkat produksi atau penjualan. Biaya variabel meningkat ketika produksi atau penjualan meningkat, dan sebaliknya.
2. Nominal Pembayaran
Biaya tetap memiliki nominal pembayaran yang tetap dan tidak berubah seiring waktu.
Misalnya, jika perusahaan membayar sewa gedung sebesar Rp 10 juta per bulan, jumlah tersebut tetap tidak berubah meskipun ada fluktuasi produksi atau penjualan.
Di sisi lain, biaya variabel memiliki nominal pembayaran yang bervariasi tergantung pada jumlah produksi atau penjualan.
Misalnya, biaya bahan baku yang dikeluarkan akan berbeda tergantung pada seberapa banyak produk yang diproduksi.
3. Hubungan dengan Produksi
Biaya tetap tidak tergantung pada jumlah produksi atau penjualan. Artinya, biaya tetap akan tetap sama meskipun produksi atau penjualan berkurang atau meningkat. Sebaliknya, biaya variabel terkait langsung dengan jumlah produksi atau penjualan.
Semakin banyak produk yang diproduksi atau dijual, semakin tinggi biaya variabel yang dikeluarkan.
4. Pencatatan Akuntansi
Dalam pencatatan akuntansi, biaya tetap adalah biaya dicatat dalam laporan keuangan. Ini membantu perusahaan dalam melihat pengeluaran tetap mereka dan mengelola anggaran dengan lebih efektif.
Di sisi lain, biaya variabel dicatat sebagai biaya variabel dalam laporan keuangan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melihat sejauh mana biaya berubah tergantung pada tingkat produksi atau penjualan.
5. Penentuan Harga
Biaya tetap jarang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga produk. Karena biaya tetap tidak berubah terlepas dari jumlah produksi atau penjualan, perusahaan biasanya menggunakan biaya variabel dan mengambil margin keuntungan tambahan sebagai dasar untuk menentukan harga.
Sebaliknya, biaya variabel sering digunakan sebagai dasar penentuan harga. Perusahaan mempertimbangkan biaya variabel yang terkait langsung dengan produksi atau penjualan untuk menentukan harga jual yang mencakup biaya produksi dan memberikan keuntungan yang diinginkan.
6. Keputusan Bisnis
Perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel penting dalam pengambilan keputusan bisnis.
Pemahaman yang jelas tentang karakteristik keduanya membantu pengusaha dalam merencanakan anggaran, menentukan harga jual yang kompetitif, dan mengoptimalkan laba.
Dengan membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, pengusaha dapat mengelola risiko bisnis dengan lebih baik dan membuat keputusan yang berdasarkan pada analisis yang akurat.
Penting bagi perusahaan untuk melakukan analisis yang cermat terhadap biaya tetap, mengidentifikasi peluang penghematan, dan mengadopsi strategi yang tepat untuk mengelola biaya tetap secara efisien.
Pemahaman tentang biaya tetap adalah faktor penting dalam pengelolaan bisnis yang sukses.
Dengan mengoptimalkan pengelolaan biaya tetap, perusahaan dapat mencapai keuntungan yang lebih baik, menghadapi tantangan pasar dengan baik, dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
Baca Juga: Biaya Implisit: Pengertian, Komponen, Contoh, dan Cara Menghitungnya