Arti Cash Ratio, Fungsi, Cara Hitung, Analisis & Contoh Kasus

Arti Cash Ratio, Fungsi, Cara Hitung, dan Tipsnya

Jika Anda bekerja di sebuah perusahaan atau menjadi wirausaha, maka perhitungan keuangan harus diperhatikan dengan benar. Hal ini karena analisa keuangan bisnis adalah penting untuk kemajuan bisnis Anda. Salah satunya adalah menghitung Cash Ratio.

Cash Ratio atau rasio kas adalah komponen penting terkait dengan keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Fungsinya adalah untuk menghitung seberapa besar kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi hutangnya.

Cara untuk melakukan perhitungan ini yaitu dengan melakukan perbandingan antara aset yang dimiliki dalam bisnis tersebut dengan kewajibannya.

Lalu, apa yang dimaksud dengan cash ratio, fungsi, dan cara menghitungnya? Mari kita simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Cash Ratio?

Apa Itu Cash Ratio

Bagi pemilik perusahaan atau orang yang memiliki andil dalam bidang keuangan penting untuk mengetahui pengertian Cash Ratio.

Cash Ratio adalah suatu pengukuran dengan membandingkan kas yang diperoleh dengan kewajiban lancar.

Apa saja yang termasuk dengan kas tersebut?

Hal ini menyangkut banyak aset dari perusahaan yang meliputi uang tunai, saldo rekening, atau bahkan surat berharga dsb.

Jadi, kas ini merupakan semua barang berharga yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa dijual dengan cepat agar dapat melunasi hutang atau mendapatkan pemasukan.

Lalu, apa maksud dari kewajiban lancar?

Maksud dari kewajiban lancar yaitu beberapa pembayaran yang harus dilakukan oleh perusahaan baik itu dalam pembayaran rutin atau tidak terduga. Contohnya adalah gaji karyawan, utang pajak, utang jangka pendek, dsb.

Cash ratio juga diartikan sebagai pengukuran yang dapat memberikan penilaian terhadap perusahaan tersebut apakah bisa melunasi semua utangnya atau tidak.

Penting sekali untuk mengukurnya sehingga setiap perusahaan mampu untuk menutupi hutang yang diberikan.

Namun, perhitungan ini dilakukan untuk menilai kemampuan bayar hutang dalam jangka pendek. Jadi, harus selalu dihitung untuk terus menyediakan biaya tersebut untuk keberlangsungan perusahaan.

Jangan sampai mendapatkan hasil kalau perusahaan tidak mampu membayarnya.

Hal ini karena ada risiko lebih besar yang menanti seperti harus melakukan pinjaman untuk menutupi hutang tersebut sehingga dapat masuk ke dalam lingkaran yang tidak ada habisnya.

Perhitungan ini juga hanya dapat mengukur aktiva dari jangka pendek yang paling likuid dengan cara membandingkan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek.

Fungsi Cash Ratio

Fungsi Cash Ratio

Setelah mengetahui arti dari cash ratio, selanjutnya beralih ke fungsinya. Ada beberapa fungsi yang dimiliki, yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui Keamanan Likuiditas Perusahaan

Fungsi utamanya adalah untuk mengetahui likuiditas dari perusahaan dari hasil pengukuran tersebut.

Nantinya, akan didapatkan kesimpulan dari hasil yang didapatkan. Hasil dari cash ratio ini digunakan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan likuiditas.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya untuk melunasi semua pembayaran dan hutang dalam waktu yang pendek.

Perusahaan akan dikatakan likuid ketika punya harta yang lebih banyak dibandingkan dengan total seluruh kewajibannya.

Setelah mendapatkan hasilnya, Anda bisa menyusun langkah strategis untuk masa depan agar kondisi finansial dari perusahaan bisa terselamatkan dan aman.

2. Mengetahui Risiko Perusahaan Ketika Membayar Hutang

Manfaat cash ratio berikutnya adalah untuk mengetahui risiko yang akan dimiliki oleh perusahaan saat membayar utangnya. Jadi, hal tersebut juga meneruskan fungsi utama sebelumnya.

Dengan mengukurnya, akan didapatkan nilai. Jika rendah, itu artinya kas yang dimiliki kurang sehingga tidak mampu untuk membayar hutang.

Oleh sebab itu, perhitungan ini akan membuat perusahaan mencari metode yang tepat agar bisa meningkatkan dana untuk kas.

Sebaliknya, apabila nilai rasionya tinggi itu menunjukkan bahwa dana tunai sudah dapat membayar hutang yang ada.

3. Mengetahui Perputaran Kas

Fungsi terakhir adalah dapat memahami perputaran cash dengan mudah. Apabila nilai cash rationya tinggi, maka dana tersebut bisa diputar kembali sebagai investasi agar pendapatan yang diperoleh perusahaan menjadi lebih tinggi.

Yang mengatur dan mengelola cash ratio umumnya dari pihak manajemen. Nantinya, manajemen tersebut perlu mengontrol kas perusahan secara berkala agar seluruh kegiatan operasional menjadi lancar.

Diketahui bahwa kas adalah aset paling penting yang memiliki taraf likuiditas tertinggi.

Jadi, menjadi hal yang penting memastikan ketersediaan dari aset ini karena apabila tidak memenuhinya maka perusahaan bisa gagal atau bahkan bangkrut.

Rumus Cash Ratio

Rumus Cash Ratio

Selanjutnya kita akan beralih ke cara menghitung dari cash ratio. Sesuai dengan pengertiannya, perhitungan dari rumus ini yaitu dengan membagi aset kas terhadap kewajiban lancar. Adapun rumus lengkapnya bisa Anda lihat di bawah ini:

Cash Ratio: (kas+ setara kas)/ kewajiban lancar

Dari rumus tersebut, yang dimaksud dengan kas adalah seluruh alat pembayaran yang diperlukan untuk melakukan transaksi dari perusahaan atau membayar semua hutang.

Sedangkan setara kas yaitu instrumen dari investasi yang bisa ditukar dengan uang tunai dengan cepat dalam jangka waktu pendek sebagai likuiditas perusahaan.

Syarat dari setara kas ini juga bisa dijadikan kas dalam waktu yang cepat serta tidak mengalami perubahan nilai di masa mendatang.

Jadi, kas dan setara kas harus dicari terlebih dahulu untuk mengetahui nilai keseluruhan dari cash ratio.

Pihak yang menghitungnya harus melakukannya secara teliti dan tidak boleh terlewat agar perhitungannya menjadi lebih akurat.

Berikutnya adalah membandingkannya dengan hutang lancar. Hutang lancar tersebut perlu segera dilunasi oleh perusahaan dalam waktu pendek atau umumnya satu tahun atau sesuai dengan siklus perusahaan masing-masing.

Cara Menafsirkan Cash Ratio

Cara Menafsirkan Cash Ratio

Sebelum beralih ke contoh kasus dari perhitungan ini, ada baiknya untuk memahami bagaimana menginterpretasikan nilai yang sudah didapatkan nanti.

Seperti yang diketahui, cash ratio memiliki sifat yang ketat diantara perhitungan rasio likuiditas lainnya.

Alasannya karena dari perhitungan tersebut, memakai likuiditas tinggi yaitu kas setara. Anda bisa melihat dari hasil yang nantinya didapatkan.

Apabila nilainya adalah 1,0 maka menandakan bahwa perusahaan memiliki uang yang memadai dan sanggup membayar utang jangka pendek.

Namun, jika nilainya adalah kurang dari 1,0 artinya perusahaan tidak mampu untuk membayar tagihannya dari kas atau setara kas yang dimilikinya karena itu semua masih belum cukup.

Lalu, apabila nilai rasionya melebihi 1,0 dipastikan perusahaan sanggup membayar dengan jumlah kas yang sangat memadai bahkan bisa lebih sehingga dapat diputar keuangannya untuk kemajuan bisnis.

Baca Juga: ROI Adalah: Pengertian, Fungsi dan Cara Hitung

Contoh Kasus dan Cara Menghitungnya

Contoh Kasus dan Cara Menghitungnya

Agar lebih mudah dalam memahami konsep yang sudah dipaparkan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh kasus dan cara menghitung  sampai menyimpulkan dari hasil nilai rasio yang akan didapatkan.

Contoh kasus:

Ada sebuah perusahan yang memproduksi keripik pisang Agung dengan data keuangan sebagai berikut:

  • Uang tunai: Rp 150 juta
  • Surat berharga setara kas: Rp 200 juta
  • Utang jangka pendek: Rp 50 juta
  • Gaji karyawan: Rp 30 juta
  • Biaya kegiatan operasional: Rp 20 juta

Dari data keuangan tersebut, berapakah cash ratio yang dimiliki oleh perusahaan?

Jawab:

Cash ratio: (kas+setara kas)/kewajiban lancar

= (150.000.000 + 200.000.000)/(50.000.00 + 30.000.000 + 20.000.000)

= (350.000.000)/100.000.000

Jadi = 3,5

Jawaban dari perhitungan kasus tersebut yaitu nilai kas rasio perusahaan mencapai 3,5. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan punya kemampuan likuiditas yang baik dan sanggup untuk memenuhi kewajibannya.

Namun, apabila cash rationya memiliki nilai kurang dari 1 berarti perusahaan ini tidak cukup melunasi seluruh tagihan dari kewajiban lancar yang harus diembannya.

Faktor yang Mempengaruhi

Faktor yang Mempengaruhi

Setelah mengetahui perhitungannya, penting juga untuk mengetahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cash ratio.

Dengan demikian, Anda bisa mudah untuk menganalisis dan meningkatkan nilainya.

Berikut adalah beberapa faktornya.

1. Jenis Industri

Yang pertama adalah jenis industri dari perusahaan Anda bisa mempengaruhi nilai rasio. Beberapa industri ada yang memiliki arus kas yang rendah. Ada pula yang biasanya tidak menyimpan kas secara rutin.

Contohnya adalah industri konstruksi atau pembangunan. Jenis industri ini umumnya memerlukan modal yang besar untuk pembangunan seperti gedung, jembatan, dsb.

Oleh sebab itu, mereka akan menggunakan sebagian besar uang yang dimilikinya untuk proses pembangunan. Meski pada kenyataannya, juga didukung oleh biaya kontrak atau klien memberikan biaya dp sebagian.

Namun, karena masalah itu, kas tersebut biasanya hanya sedikit sehingga seringkali tidak cukup untuk membayar tagihan dalam jangka pendek. Untuk menyiasatinya, perusahaan harus memikirkan cara terbaik untuk mengatur keuangan.

Keuangan diketahui adalah modal utama perusahaan dapat berjalan sehingga harus pintar mengaturnya agar tidak habis sampai uang total dari proses pembangunan berhasil dibayar lunas.

Perusahaan harus menyimpan uang tunai dengan baik baik agar bisa membayar semua kewajibannya. Pastikan juga nilai rasionya mencari 1,0.

2. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian yang dapat berdampak pada perusahaan juga mempengaruhi nilai dari cash ratio.

Apabila kondisinya tidak stabil dan tidak baik atau mengalami krisis ekonomi baik karena faktor luar atau dalam perusahaan, ini juga mengakibatkan arus kas tidak lancar.

Contohnya saja ketika situasi politik yang tidak stabil sehingga berpengaruh kepada pendapatan bisnis.

Kondisi yang seperti ini terkadang memang sulit untuk dicarikan solusinya. Ketika terjadi krisis atau wabah yang melanda dunia dan berdampak pada perekonomian, setiap bisnis perlu untuk menyiapkan kasnya untuk produksi atau kebutuhan operasional.

Hal ini tidak sejalan dengan pendapatannya yang terus mengalami penurunan sehingga bisa mengakibatkan kas likuid yang dimiliki terus mengalami penurunan.

Dengan adanya kejadian tersebut, perusahaan akan melakukan langkah lanjutan yaitu dengan mencairkan uangnya untuk bisa meningkatkan cash ratio.

3. Cash Ratio Terlalu Tinggi

Nilai yang terlalu besar juga ternyata tidak bagus untuk perkembangan bisnis. Cash ratio yang terlalu tinggi ini bisa menyebabkan bisnis tidak berkembang dengan baik karena terlalu banyak yang disimpan.

Padahal, perusahaan dapat lebih maju apabila kasnya memiliki arus yang baik dari segi pengeluaran dan pendapatan. Contohnya membayar operasional dan proses produksi yang baik.

Modal ini bisa menguntungkan apabila produksinya semakin ditingkatkan dan penjualan lebih tinggi. Sebaliknya, apabila lebih banyak disimpan, maka bisnis akan lebih lambat untuk bergerak maju.

Dengan demikian, tidak ada peningkatan penjualan dari perusahaan tersebut karena modal yang dikeluarkan sangat kecil. Kegiatan operasionalnya juga tidak akan berkembang karena produksinya sama.

Jadi, agar penjualan lebih efektif, Anda harus menggunakan kas tersebut dengan bijak.

Bisa juga dengan melakukan investasi yang aman untuk perusahaan atau melakukan ekspansi dan upgrade perusahaan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

4. Profil Risiko Bisnis

Setiap perusahaan mempunyai risiko bisnis yang berbeda ada yang dalam skala kecil dan ada pula yang besar. Untuk itu, pemilik bisnis harus memikirkan semua risiko tersebut dan membuat strategi terbaiknya.

Umumnya, perusahaan yang punya risiko yang besar akan menyimpan kasnya dalam jumlah besar. Tujuannya adalah sebagai bentuk pencegahan terhadap risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Oleh sebab itu, ia akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uangnya. Berbeda halnya dengan perusahaan yang tidak punya risiko atau memiliki sedikit risiko kegagalan bisnis.

Mereka akan cenderung untuk menggunakan uang cash tersebut untuk membeli aset atau sarana lainnya.

Itulah yang harus diperhatikan dengan baik. Jangan sampai mengeluarkan uang yang tidak efektif bagi perusahaan dan terlalu menghamburkannya. Hal terpenting dari risiko yang dimiliki tiap perusahaan adalah menjaga Cash ratio sebaik-baiknya.

5. Pertumbuhan Perusahaan

Faktor terakhir yang mempengaruhi adalah pertumbuhan dari perusahaan yang dijalankannya.

Apabila perusahaan tersebut berkembang dengan cepat, maka sejalan dengan pendapatan yang diperoleh juga akan semakin besar.

Selanjutnya, ini akan berdampak pada nilai rasio yang tinggi karena uang tunainya akan lebih banyak lagi.

Jadi, ini bisa dimanfaatkan untuk membayar kebutuhan operasional agar perkembangan perusahaan menjadi lebih tinggi dan stabil.

Sebaliknya, apabila perusahaan tersebut pertumbuhannya sulit, maka cash ratio yang dihasilkan bisa tidak mencapai angka 1,0.

Hal ini karena tidak mampu untuk melakukan pembayaran dan menutupi hutang jangka pendeknya karena penjualan tidak stabil.

Jika terus mengalami kondisi ini dalam waktu yang lama, maka tidak menutup kemungkinan bisa mengalami kebangkrutan. Inilah yang menjadi mimpi buruk dari setiap perusahaan yang ada.

Cara Memaksimalkan Nilai Cash Ratio

Cara Memaksimalkan Nilai Cash Ratio

Dari faktor-faktor yang dijelaskan sebelumnya, para pelaku bisnis harus mencari strategi sesuai dengan situasi dan kondisi yang dimilikinya. Untuk itu, Anda harus meningkatkan cash ratio dengan baik.

Cara umum yang bisa dilakukan adalah dengan menyimpan laba bersih yang didapatkan dari produksi perusahaan tersebut. Kemudian, dari laba bersih ini perlu untuk mengubahnya menjadi bentuk kas tunai atau setara.

Dengan demikian, kebutuhan pengeluaran jangka pendek akan bisa dipenuhi segera.

Cara berikutnya yang dapat perusahan yaitu mengurangi kewajiban lancar atau utang yang dimiliki oleh perusahaan sehingga bisa mengurangi pengeluaran dan nilai cash ratio menjadi seimbang.

Mengurangi kewajiban tersebut tentu membuat kewajiban yang dimiliki perusahaan menjadi lebih ringan sehingga bisa memaksimalkan aset dengan baik. Selain itu, pengurangan dari segi biaya operasional bisa dilakukan apabila perlu untuk tidak memberatkan perusahaan.

Lalu, bagaimana jika cash ratio terlalu tinggi?

Salah satu faktor yang juga mempengaruhi cash ratio adalah ketika nilainya terlalu tinggi karena terlalu banyak menyimpan kas.

Cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan dana kas yang masih banyak untuk alat investasi dalam jangka panjang.

Dengan melakukannya, Anda bisa dengan mudah membuat arus keuangan menjadi lebih baik yang mengarahkan pada keuntungan perusahaan.

Dari kejadian ini, tidak mengherankan apabila pihak pemberi pinjaman akan senang dan lekas setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan Anda karena memiliki arus keuangan yang baik.

Namun, ada juga beberapa perusahaan yang sudah puas dengan nilai rasio yang didapatkan.

Ketika sudah puas, perusahaan tersebut bisa mencoba parameter perhitungan lain untuk menganalisis keuangan dan yang terkait dengan likuiditas. Contohnya adalah rasio lancar dan rasio cepat.

Analisis Cash Ratio

Analisis Cash Ratio

Tidak hanya pihak perusahaan yang mengatur dan menghitung Cash Ratio, ada juga pihak investor dan kreditur yang turut menghitung nilai tersebut.

Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memastikan bahwa perusahaan yang ingin melakukan pinjaman pada pihaknya mengalami masalah keuangan finansial atau tidak.

Apabila perusahaan tersebut memiliki masalah yang besar, tentu pihak kreditur akan mempertimbangkannya lagi dalam meminjamkan uang tersebut.

Jadi, analisis ii digunakan untuk indikator jangka pendek tentang bagaimana memutuskan kerja sama pinjaman.

Rumus tersebut lebih cocok untuk mengukur masalah ini dibandingkan dengan rumus rasio likuiditas lainnya.

Nantinya, hasil yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan punya waktu dan uang yang cukup untuk melunasi seluruh tagihan.

Perlu diketahui bahwa nilai cash ratio yang didapatkan tidak bisa mendapatkan kesimpulan angka minimal nilai rasio yang dibutuhkan perusahaan. Namun, secara umumnya angka dari 0,5 sampai dengan 1,0 bisa diterima oleh para investor.

Adanya sistem pengukuran ini bisa membuat penilaian yang bijaksana serta paling konservatif dari nilai likuiditas perusahan selama ini.

Sejalan dengan itu, penggunaannya memuat unsur bahwa cash ratio ini dapat dijalankan dengan mudah karena hanya perlu menambahkan kas dan setara kas untuk data yang diperlukan dalam perhitungan.

Perlu digaris bawahi bahwa kas yang tinggi dan memiliki nilai rasio yang besar tidak selalu bagus.

Hal ini karena perusahaan yang punya kas terlalu tinggi menunjukkan kas tersebut bersifat diam.

Jadi, tidak akan cepat berkembang. Berbeda dengan perusahaan yang memutar arus keuangannya untuk kemajuan perusahaan seperti melakukan investasi agar lebih menghasilkan keuntungan yang lebih besar di masa mendatang.

Kapan Menggunakan Cash Ratio?

Kapan Menggunakan Cash Ratio

Bagi Anda yang ingin menerapkan rumus ini, maka ada beberapa kondisi yang bisa diterapkan.

Perusahaan dapat melaksanakan perhitungan tersebut pada saat terjadi hal berikut ini.

1. Penagihan

Sebagian perusahaan ada yang berusaha untuk mempertahankan jumlah kas yang masuk karena beberapa pelanggan ada yang tidak membayarnya tepat waktu.

Untuk departemen penagihan di perusahaan ini akan mencari cara agar bisa meningkatkan rasionya sehingga akan melakukan perhitungan dengan cash ratio. Biasanya ini yang terjadi pada manajer akuntansi

2. Mencari Nilai Solvabilitas

Anda bisa menggunakan cash ratio untuk mencari nilai rasio dari solvabilitas dasar. Kasus ini terjadi ketika perusahaan tidak punya likuid yang cukup untuk melunasi pembayarannya dalam waktu dekat.

Adanya perhitungan ini dapat mencerminkan atau mendekati likuiditas secara keseluruhan.

3. Menghitung Profitabilitas

Perusahaan startup umumnya melakukan perhitungan ini untuk mengetahui profitabilitasnya. Hal ini karena sebagian besar perusahaan startup biasa menanggung utang besar untuk membangun perusahaan di awalnya.

Banyak yang harus dipersiapkan sehingga modal yang dikeluarkan juga besar. Bisnis yang stabil dan matang ditandai dengan keuntungan yang meningkat agar bisa berkelanjutan.

Jika perusahaannya tidak memiliki cash flow yang baik, tentu tidak mempunyai profitabilitas kedepannya.

Perbedaan Cash Ratio dan Rasio Likuiditas Lainnya

Perbedaan Cash Ratio dan Rasio Likuiditas Lainnya

Sebenarnya, tidak hanya perhitungan cash ratio saja yang perlu digunakan oleh perusahaan, tetapi ada juga beberapa rumus rasio likuiditas lainnya untuk melihat lebih lanjut tentang kemajuan perusahaan.

Pada kesempatan ini, akan dijelaskan juga perbedaan cash ratio dengan quick ratio dan current ratio.

1. Cash Ratio VS Quick Ratio

Perhitungan rumus dari quick ratio atau rasio cepat hampir sama dengan cash ratio. Bedanya ada penambahan setara kas. Tidak hanya aset yang bisa dijadikan sebagai setara kas, tetapi juga ada piutang yang diperhitungkan.

Piutang ini yang juga mempengaruhi perhitungan rasio likuiditasnya. Peningkatan penambahan piutang sebagai aset ini tergantung dari perkembangan dari bisnis tersebut.

Bisnis yang bagus adalah bisnis yang bisa secara rutin menagih hutangnya dalam jangka pendek.

Kegiatan tersebut dilakukan secara stabil dan teratur dari klien lama sampai saat ini. Dalam sejarah penagihan utang yang cepat pasti tetap memiliki risiko tetapi terbilang sangat kecil.

Namun, itu semua masih tidak berada dalam kepemilikan.

Ada kemungkinan yang masuk akal bahwa mereka nantinya akan mendapatkan pembayaran tersebut. Dilihat dari rumusnya, quick ratio memiliki perhitungan sebagai berikut:

Quick ratio= (kas + setara kas + piutang)/ kewajiban lancar

Dari rumus tersebut jelaslah bahwa ada perbedaan dengan cash ratio yaitu dari segi piutangnya. Adapun untuk pembaginya yaitu sama-sama menggunakan kewajiban lancar.

2. Cash Ratio VS Current Ratio

Berikutnya adalah rumus dari Current Ratio atau rasio saat ini. Current Ratio merupakan hal yang penting untuk perkembangan bisnis. Ada faktor yang mempengaruhi current ratio yaitu arah ekonomi dan kesehatan bisnis secara menyeluruh.

Adapun persediaan dari pengukuran ini yaitu aset yang belum terjual. Apabila ada persediaan yang mewakili produk yang dapat diprediksi dari pemasok, dapat dikatakan risiko tambahan umumnya tidak signifikan.

Namun, apabila persediaan tersebut dari barang industri dan tidak dapat prediksi, contohnya fashion, tidak bisa dikatakan bahwa barang tersebut dapat dijual cepat atau bahkan sampai tidak pernah dijual sama sekali.

Dengan pengukuran current rasionya, diukur tidak hanya dengan data kas, setara kas, dan piutang, tetapi juga dari persediaan barang tersebut. Jadi, rumusnya adalah sebagai berikut:

Current ratio= (kas + setara kas + piutang + persediaan)/ kewajiban lancar

Dari rumus tersebut, dapat dibedakan secara jelas perbedaan diantara ketiganya sehingga Anda bisa mengambil kesimpulan dengan mudah antar perbedaan cash ratio, quick ratio, sampai dengan current ratio.

Baca Juga: Pengertian Current Ratio, Manfaat, dan Kelebihannya

Tips Membuat Cash Ratio dalam Bisnis Tetap Aman

Tips Membuat Cash Ratio dalam Bisnis Tetap Aman

Cash ratio yang terbaik adalah yang punya risiko likuiditas yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Lalu, apa saja tips untuk menjaganya tetap aman?

Simak beberapa penjelasannya berikut ini.

  • Tingkatkan Penjualan. Penjualan yang lebih banyak akan meningkatkan kas perusahaan. Anda perlu untuk memasarkan, menjual, sampai mengubah inventaris agar menjadi sangat likuid (kas).
  • Kurangi Biaya Overhead. Biaya ini akan menurunkan cadangan kas Anda. Kurangilah pengeluaran yang tidak penting agar dapat melunasi hutang jangka pendek.
  • Buat Strategi Baik dalam Menagih Utang. Penting untuk segera mengubah piutang menjadi kas agar bisa likuid. Caranya bisa dengan mempersingkat jatuh tempo pembayaran pelanggan, buat persyaratan, sampai memberlakukan denda.
  • Lunasi Hutang dengan Cepat. Pelaku bisnis juga harus segera melunasi hutang tersebut agar lebih cepat mendapatkan keuntungan bersih dan sedikit risiko likuiditasnya.
  • Jual Aset. Apabila perlu ANda bisa menjual aset untuk cepat mendapatkan uang tunai tersebut. Namun, penting untuk memperhatikan aset yang dijual agar tidak rugi.

Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa cash ratio merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur kekuatan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.

Hal ini didapatkan dari aset dan uang tunai perusahaan yang valid.

Yang diperlukan untuk melakukan perhitungan, ada 3 variabel yang mendukung, diantaranya adalah kas, setara kas, dan kewajiban lancar.

Anda juga perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya agar bisa meningkatkan nilai rasio sewajarnya.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.