Conflict of interest: Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak dan Contoh

Conflict of interest Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak, Contoh,

Masalah dalam membangun bisnis seringkali terjadi, salah satunya adalah conflict of interest.

Masalah tersebut dapat terjadi karena sifat yang dimiliki oleh SDM perusahan berbeda-beda.

Setiap jabatan dari perusahaan yang berbeda ini juga menyimpulkan konflik tersebut. Contohnya karyawan, manajer, supervisor, dsb.

Masalah ini sebenarnya dapat diatasi tetapi tak jarang berbuntut pada masalah yang lebih besar lagi.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui conflict of interest dalam dunia kerja agar tidak menimbulkan masalah yang berdampak pada kemajuan perusahaan.

Setiap perusahaan tentu menginginkan kerjasama karyawan yang solid untuk mencapai tujuan perusahaan.

Apa Itu Conflict of Interest?

Apa Itu Conflict of Interest

Conflict of interest adalah kondisi dimana seseorang dalam perusahaan atau organisasi lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri dibandingkan dengan kepentingan publik.

Seseorang tersebut melakukannya tanpa memperhatikan keadilan dan norma publik lainnya.

Pengertian lain menyebutkan bahwa terjadinya konflik tersebut akibat dari dua peran yaitu principal dan agen.

Principal adalah orang yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya kepada agen.

Jadi, ada dua jabatan yang berbeda dan memiliki tingkat jabatan yang tinggi dan rendah sehingga saling berinteraksi.

Contoh hubungan tersebut yaitu antara manajer dan karyawan, pemimpin dan anggota, komisaris dengan direksi, dsb.

Ada dua konteks yang berbeda saat terjadi conflict of interest. Untuk yang pertama yaitu dalam konteks organisasi.

Konflik yang terjadi dalam organisasi terjadi apabila orang tersebut melakukan hal yang diluar dengan tujuan organisasi dengan mengabaikan kode etik.

Biasanya terjadi pada orang yang memiliki jabatan tinggi dalam organisasi sehingga mempunyai wewenang lebih untuk organisasi contohnya adalah pimpinan organisasi. Konteks selanjutnya yaitu dalam segi perusahaan.

Konflik tersebut juga dilakukan oleh seseorang yang punya jabatan tinggi di perusahaan seperti direktur, manajer, sampai dengan supervisor departemen.

Dari jabatan ini, mereka melakukan penyelewengan tugas sehingga tidak memberikan keadilan bagi karyawan lainnya.

Jika terjadi demikian, karyawan juga akan bertindak yang diluar dari visi misi perusahaan sehingga muncullah konflik.

Konflik tersebut dapat membuat suasana kerja menjadi buruk dan berakhir dengan perselisihan.

Adanya conflict of interest ini juga membuat dampak buruk bagi citra perusahaan.

Kategori Conflict of Interest

Ada beberapa jenis conflict of interest yang terjadi dalam perusahaan.

Setiap jenisnya ada faktor penyebabnya sendiri. Berikut adalah beberapa jenisnya yang perlu diketahui terutama bagi yang pemilik bisnis atau perusahaan.

1. Kepentingan Keluarga

Karyawan yang Mencari Keuntungan Pribadi

Konflik pertama yang dapat terjadi dalam sebuah perusahaan adalah konflik kepentingan keluarga.

Konflik ini terjadi apabila seseorang dalam perusahaan lebih mengutamakan kepentingan keluarganya dibandingkan dengan kepentingan perusahaan.

Contohnya adalah memperlakukan khusus karyawan yang punya hubungan keluarga dengan manajer.

Karyawan tersebut mendapatkan pekerjaan yang lebih sedikit atau diangkat ke jabatan yang lebih tinggi bukan berdasarkan keterampilan yang mereka miliki.

Bahkan mereka mudah diterima pada saat pencarian lowongan pekerjaan padahal skill dan pengalaman yang dimiliki oleh orang tersebut tidak sesuai dengan pekerjaannya.

Oleh sebab itu, konflik ini muncul dari karyawan lain yang merasa ini tidak adil.

Sebutan umum dari kepentingan keluarga dalam perusahaan adalah Nepotisme.

2. Kepentingan Asmara

Kepentingan Asmara

Jenis konflik berikutnya adalah menyangkut asmara. Asmara tak jarang terjadi di perusahaan karena sering bertemu dan bekerja sama sehingga bisa menimbulkan rasa suka. Kepentingan asmara ini bisa terjadi antara atasan dan bawahan.

Karena atasan jatuh cinta pada bawahannya, maka timbullah conflict of interest dimana ia memperlakukannya berbeda dengan karyawan lain.

Akibatnya, perilaku ini tidak membuat atasan tersebut profesional dalam pekerjaan sehingga menimbulkan konflik.

Contoh perbedaan perilaku yang ditunjukkan adalah dengan memberikan kenaikan gaji, tidak memberikan tugas berat, sampai mengizinkannya untuk bolos.

Masalah ini tentu berdampak buruk bagi perusahaan sehingga pemilik perusahaan harus lekas mengambil tindakan.

3. Kepentingan Keuangan

Kepentingan Keuangan

Kepentingan keuangan seringkali terjadi karena banyak orang yang tergiur dengan uang.

Konflik tersebut terjadi ketika seseorang yang bekerja di perusahaan tersebut ingin mendapatkan manfaat dari keuangan tersebut.

Maksudnya adalah setiap perilakunya berlandaskan pada kebermanfaatan untuk dirinya sendiri agar lebih mendapatkan uang lebih banyak.

Jadi, biasanya pekerja tersebut berusaha mempengaruhi keputusan rapat untuk mendapatkan kebijakan yang menguntungkan dari segi keuangan untuk dirinya sendiri.

Konflik tersebut biasa terjadi ketika gaji yang diberikan perusahaan masih belum mencukupi harapannya sehingga risiko untuk berbuat curang menjadi lebih besar.

Parahnya, konflik tersebut bisa membuatnya melakukan penggelapan uang sampai dengan korupsi.

4. Kepentingan Tersembunyi

Kepentingan Tersembunyi

Kategori terakhir yaitu kepentingan tersembunyi. Setiap perusahaan mempunyai rahasia atau data yang tidak boleh diketahui publik contohnya adalah cara produksi, resep makanan, dsb. Hal tersebut bertujuan agar kompetitor lain tidak mencuri data tersebut.

Namun, ada pula conflict of interest yang terjadi dari masalah ini yaitu karyawan yang membocorkan data perusahaan atau informasi yang bersifat rahasia.

Apabila informasi tersebut bocor, perusahaan bisa mengalami kegagalan karena sudah banyak yang mengetahuinya.

Jadi, untuk menjaga keamanan data privasi lebih baik lagi, pemimpin perusahaan harus membuat peraturan terkait dengan privasi dari aset perusahaan.

Bisa juga dengan menyimpannya dengan menggunakan keamanan tinggi.

Baca Juga: Mengapa Etika Bisnis Penting? Cara Meningkatkan untuk Bisnis

Penyebab Conflict of Interest

Penyebab Conflict of Interest

Disebutkan bahwa ada beberapa penyebab terjadinya conflict of interest.

Hal ini sudah dituangkan dalam pasal 43 ayat 1 UU No. 30 Tahun 2014 yang berkaitan tentang Administrasi Pemerintahan.

Berikut adalah poin penting yang kami rangkum sebagai berikut:

  • Adanya kepentingan pribadi atau bisnis dari milik sendiri sehingga melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan umum atau organisasi.
  • Adanya hubungan kekerabatan atau keluarga. Hubungan sedarah ini membuat para pelaku menjadi lunak untuk melakukan tindakan yang sudah diatur dalam perusahaan sehingga diberikan perlakuan khusus.
  • Hubungan dengan wakil pihak yang terlibat seperti teman dekat, satu alumni sekolah, dsb.
  • Berikutnya adalah adanya relasi dengan pihak yang bekerja . Bisa juga terjadi karena mendapat gaji dari pihak yang terlibat. Dalam hal ini misalnya atasan dan bawahan.
  • Memiliki hubungan dengan pihak yang memberikan rekomendasi. Dengan begitu, merasa sungkan dan membuatnya menjadi orang spesial karena sudah merekomendasikan Anda untuk bekerja di perusahaan tersebut.
  • Hubungan dengan pihak lain yang dilarang oleh ketentuan UU.

Selain alasan di atas, ada juga beberapa penyebab lainnya seperti yang sudah dikemukakan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rangkap Jabatan

Pekerjaan double juga bisa menyebabkan conflict of interest karena orang tersebut umumnya akan cenderung ke salah satu jabatan yang ada.

Jadi, ini akan membuat kinerjanya menjadi menurun dan tidak maksimal.

2. Kekuasaan dan Kewenangan

Kekuasaan yang semakin tinggi juga memiliki tanggung jawab yang besar.

Bukan hal yang mustahil apabila seseorang yang diserahi jabatan tinggi akan melakukan penyelewengan karena kepentingan pribadi dan adanya kesempatan yang lebih mudah.

3. Hubungan Afiliasi

Hubungan afiliasi atau pertalian dengan organisasi lain, lembaga lain, atau orang lain yang terlibat dalam perusahaan juga dapat memunculkan konflik of interest.

Hal ini terjadi karena ada rasa loyalitas yang berdampak negatif.

Baca Juga : Pengertian Afiliasi Adalah

4. Kepentingan Pribadi

Kepentingan pribadi seperti keinginan untuk kaya juga hal yang paling sering ditemukan dalam penyebab konflik ini.

5. Kelemahan Sistem Organisasi

Sistem perusahaan yang lemah juga lebih mudah memunculkan konflik.

Jika tidak ada peraturan yang ketat atau sistemnya salah ini juga sangat mungkin untuk melakukan tindakan yang berujung kepentingan pribadi.

Contohnya adalah tidak ada kebijakan tentang sanksi pelanggaran wewenang, dsb.

6. Gratifikasi

Terakhir, adalah gratifikasi. Mungkin Anda sering mendengar nama ini tetapi masih belum mengetahui artinya.

Gratifikasi adalah pemberian uang atau imbalan kepada seseorang karena punya hubungan dengan jabatan yang tidak sesuai dengan kewajiban dan haknya.

Gratifikasi ini juga seringkali bisa bersifat penyuapan.

Dampak dari Conflict of Interest

Dampak dari Conflict of Interest

Konflik tersebut menimbulkan adalah dampak negatif bagi perusahaan.

Contohnya adalah karyawan lainnya juga dicap buruk karena satu karyawan yang melakukan tindakan tersebut. Selain itu, hubungan antar rekan kerja menjadi tidak harmonis.

Padahal, setiap perusahaan perlu untuk menjaga hubungan baik agar internal perusahaan bisa mengembangkan bisnis menjadi lebih baik.

Kerjasama antar karyawan juga membuat tindakan yang lebih produktif lagi.

Namun, apabila tidak harmonis tentu pekerjaan menjadi terhambat. Banyak perdebatan panjang yang terjadi sampai bisa menyisihkan tugas pokoknya.

Karyawan yang tidak nyaman bekerja dalam suatu perusahaan dapat menyebabkan kinerjanya menjadi menurun yang dapat berdampak buruk bagi perusahaan. Motivasi kerja juga akan semakin turun.

Potensi pemecatan juga dapat terjadi akibat dari conflict of interest ini karena sudah melanggar peraturan atau bersikap semena-mena dalam perusahaan.

Dampak lainnya tidak hanya terjadi pada internal perusahaan tetapi juga eksternalnya.

Salah satunya adalah membuat masyarakat menjadi tidak percaya pada bisnis yang Anda jalankan.

Reputasi dan branding perusahaan bisa menjadi rusak padahal membangunnya penuh dengan usaha yang tidak sedikit.

Jika terjadi demikian, investor juga dapat menarik saham mereka sehingga perusahaan menjadi rugi sampai bangkrut.

Contoh Conflict of Interest Pada Bisnis

Berikut adalah contoh conflict of interest yang biasanya terjadi dalam bisnis yang sedang dijalankan.

Konflik ini perlu diketahui agar bisa memprediksi dan segera menanggulangi perilaku tersebut di perusahaan.

1. Karyawan yang Punya Loyalitas dengan Bisnis Pesaing

Karyawan yang Punya Loyalitas dengan Bisnis Pesaing

Contoh yang pertama dapat kita temui pada karyawan tetap di perusahaan tetapi bekerja di perusahaan lain untuk bidang yang sama. Baik itu dalam bentuk pekerja paruh waktu atau freelance.

Loyalitas ini bisa membuat perusahaan sebelumnya terabaikan dan membuat kinerjanya tidak maksimal.

Itulah sebabnya banyak perusahaan yang melarang bekerja di dua tempat terutama bagi yang sudah menjalin kontrak yang sah dibubuhkan dengan tanda tangan.

2. Seseorang yang Tidak Dapat Dipercaya karena Mementingkan Kepentingan Pribadi

Seseorang yang Tidak Dapat Dipercaya karena Mementingkan Kepentingan Pribadi

Setiap keputusan yang dilakukan oleh orang tersebut tidak berdasarkan teori atau keperluan bisnis tetapi berdasarkan ego pribadi saja.

Hal ni terjadi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya yaitu ketika orang tersebut lebih memilih hubungan keluarga, pacarnya yang satu perusahaan, sampai karena hubungan dekat lainnya.

Kepentingan tersebut akan membuat keputusan yang dilakukan menjadi berbeda.

3. Karyawan yang Mencari Keuntungan Pribadi

Karyawan yang Mencari Keuntungan Pribadi

Setiap perusahaan umumnya memberikan peraturan tidak boleh menerima hadiah dari kliennya agar menjadi seorang yang bekerja secara profesional.

Tugas mereka sudah dibayarkan oleh perusahaan sehingga tidak boleh menerima hadiah dalam bentuk apapun.

Namun, banyak juga karyawan yang mengabaikan aturan tersebut dan senang menerima imbalan dari klien untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Selain itu, keuntungan ini malah dijadikan sebagai bisnis sehingga malah meminta imbalan kepada klien tersebut.

Itulah yang termasuk dalam contoh conflict of interest yang perlu diwaspadai.

Solusi Conflict of Interest

Solusi Conflict of Interest

Apabila sudah timbul gejala konflik yang ada di perusahaan, Anda perlu cepat-cepat mencarikan solusinya agar tidak bertambah parah sampai menghancurkan perusahaan.

Anda perlu mencegahnya atau melakukan tindakan berikut ini untuk keberlangsungan perusahaan.

1. Menghormati Persaingan

Conflict of interest bisa diredakan dengan baik apabila tidak sampai parah. Caranya adalah dengan menghormati persaingan bebas.

Di dalam perusahaan, setiap karyawan dengan jabatan yang berbeda-beda dapat memiliki kepentingan pribadi untuk naik jabatan, dsb.

Untuk menghindari konflik antar karyawan lainnya, penting untuk membuat persaingan dalam internal menjadi sehat. Jadi, siapapun bisa mendapatkan posisi tersebut sesuai dengan kualifikasinya.

Dengan begitu, kompetisi yang dilakukan menjadi lebih sehat dan terkendali.

Tugas pemimpin ini yang menjadi fungsi besar dalam menjalankan sesuai dengan amanat dan tujuan perusahaan.

Persaingan juga sebenarnya dapat dipandang sebagai hal yang positif dalam meningkatkan perusahaan.

Hal ini karena persaingan tersebut akan memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih baik.

Namun, di satu sisi, penting dilakukan dengan cara saling menghormati agar menjalin suasana yang harmonis.

Jangan sampai persaingan tersebut malah mengarah kepada persaingan tidak sehat sehingga tidak jujur dan adil.

Jika terjadi demikian, perlu pengawasan dan kontrol dari pihak pemangku perusahaan.

2. Melawan Tindak Korupsi

Tindakan korupsi juga salah satu contoh conflict of interest yang meresahkan dan banyak menimbulkan kerugian.

Korupsi tidak hanya terjadi pada pejabat pemerintah, tetapi dalam level perusahaan bisa melakukannya.

Risiko tindakan korupsi ini akan semakin besar apabila pihak yang melakukannya memiliki jabatan yang tinggi.

Semakin kekuasaan yang dimiliki menjadi tinggi maka niat untuk melakukan tindakan penyelewengan ini juga semakin besar karena dia memiliki wewenang besar dalam perusahaan. Jadi, aksinya bisa dengan mudah ia tutupi.

Namun, itu semua bisa dihalangi dengan cara melawan tindak korupsi dengan menetapkan peraturan yang ketat serta tugas yang tidak hanya dikuasai oleh satu orang saja sehingga aksi ini dapat diminimalisir karena banyak orang yang terlibat dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Celah korupsi harus ditutup sedemikian rupa. Bisa juga dengan saling mengingatkan kepada karyawan atau atasannya dalam sebuah sosialisasi atau penyuluhan.

Dengan demikian, conflict of interest tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.

Pasalnya, tindakan ini bisa merugikan perusahaan dalam jumlah yang besar.

3. Meningkatkan Interaksi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tindakan korupsi atau penyelewengan lainnya dapat terjadi karena kurangnya interaksi dengan berbagai pihak sehingga mudah untuk menutupi kesalahan tersebut.

Jadi, cara untuk mencegahnya adalah dengan meningkatkan keterlibatan tugas dari berbagai pihak sehingga setiap orang dapat mengawasi kinerja dari orang tersebut.

Selain itu, dengan meningkatkan interaksi akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman sehingga konflik antar karyawan juga dapat dikurangi dengan baik.

Apabila hubungan antar karyawan tidak harmonis, lama kelamaan akan menimbulkan conflict of interest.

Setiap orang kemudian akan mementingkan ego mereka sendiri karena tidak dekat dengan karyawan lainnya sehingga bisa memunculkan konflik dan merugikan perusahaan.

Berbagai kepentingan pribadi yang berbeda-beda inilah akan saling berbenturan dan menyebabkan perpecahan.

Untuk itu, selalu tingkatkan interaksi dengan sesama rekan kerja sampai dengan bawahan.

Jika hubungan tersebut semakin akrab dan dekat, maka hal ini akan membuat suasana yang harmonis sehingga menjadi tim yang lebih solid lagi untuk memajukan perusahaan bersama. Tujuan dan visi dari perusahaan dapat dikembangkan bersama.

Cara untuk mempererat interaksi ini yaitu dengan sering mengedapankan meeting tentang suatu topik sehingga bisa bekerjasama dan mendapatkan kesepakatan.

Bisa juga dengan mengadakan acara perusahaan untuk menjalin keakraban seperti buka bersama, halal bi halal, senam pagi tiap hari Jumat, dsb.

4. Menambah Sifat Terbuka

Keterbukaan menjadi bagian paling penting dalam menjalankan perusahaan.

Setiap masalah yang dihadapi perlu saling terbuka agar bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik.

Keterbukaan ini juga membantu agar tugas yang dijalankan menjadi cepat selesai.

Keterbukaan juga perlu dilakukan dalam mengevaluasi produk yang akan dijual.

Katakan apa kelemahan dan kelebihan dari produk tersebut sehingga conflict of interest tidak terjadi. Semua harus terbuka dan tidak ada yang ditutupi.

Dengan keterbukaan inilah setiap karyawan akan melakukan kerja sama untuk mendapatkan solusi terbaik sehingga bisa meningkatkan kualitas dari produk.

Selain itu, penting juga untuk menekan kepentingan pribadi agar dapat mencapai kesepakatan bersama.

Selain itu, keterbukaan mengenai keuangan juga dapat dilakukan bagi jabatan yang terlibat dalam proses keuangan tersebut.

Jangan sampai terjadi penggelapan dana yang akan membuat perusahaan menjadi rugi sampai bangkrut.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembuatan laporan tentang pekerjaan yang dilakukannya.

Contohnya adalah laporan keuangan setiap bulan sehingga diketahui dengan jelas berapa pendapatan yang didapatkan atau berapa pengeluaran dan untuk apa saja.

Penjelasan yang detail ini akan membuat arus keuangan menjadi lancar karena akan sulit untuk melakukan manipulasi dengan melakukan tindakan korupsi.

Jadi, sifat terbuka merupakan salah satu hal yang penting untuk menekan kepentingan pribadi masing-masing.

5. Melibatkan Partisipasi di Lingkungan Masyarakat

Masyarakat juga perlu dilibatkan dalam kegiatan perusahaan sehingga karyawannya dapat memiliki rasa empati dan berusaha yang terbaik untuk memberikan citra perusahaan yang bagus.

Caranya adalah dengan ikut dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, penanaman pohon di sekitar perusahaan, sampai memberikan santunan atau donasi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Dengan menjalankan program kemasyarakatan ini, citra perusahaan akan menjadi baik dipandang sehingga  setiap pekerjanya juga akan berhati-hati dalam bertindak agar tidak merugikan perusahaan.

Masyarakat yang ikut terlibat dalam kegiatan perusahaan ini juga bisa dijadikan sebagai pengawas atau pemantau kegiatan sehingga perusahaan akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Contoh yang sering ditemui adalah masalah lingkungan seperti pembuangan limbah cair.

Perusahaan perlu melakukan pengelolaan limbah cair terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan sungai agar tidak mencemari lingkungan dan merugikan lingkungan.

Apabila tidak mematuhinya, masyarakat umumnya akan melakukan protes sampai dengan demonstrasi sehingga pihak yang memprioritaskan kepentingan pribadi tidak bisa melakukannya.

Jadi, masyarakat adalah dapat dijadikan sebagai pengendali perusahaan yang efektif.

6. Pengelolaan yang Baik

Untuk mengatasi adanya conflict of interest, Anda harus membuat sistem manajemen yang baik dan efisien untuk seluruh karyawan. Dengan sistem yang baik, maka konflik ini bisa ditanggulangi dengan baik.

Data dari setiap karyawan sampai dengan tugasnya harus didokumentasikan dengan baik agar mudah dikelola.

Untuk itu, Anda membutuhkan software untuk menyimpan data tersebut sehingga semuanya bisa terdata dengan baik.

Salah satu hal yang bisa memperlancar kinerja perusahaan adalah dari administrasinya yang baik sehingga pemimpin perusahaan bisa melakukan evaluasi dan analisis dari data tersebut untuk menghindari conflict of interest dan memajukan perusahaan dengan strategi yang baik.

7. Pemecatan Karyawan

Apabila karyawan tersebut sudah melakukan tindakan yang sampai melanggar hukum, maka keputusan yang tegas penting dilakukan oleh perusahaan.

Contohnya saat melakukan tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

Masalah ini sudah menyangkut hukum dan sudah tidak bisa diatasi lagi dengan cara diatas.

Ketika seseorang melakukannya, maka pemecatan merupakan solusi terbaik untuk membuat perusahaan tetap berkembang.

Jika tidak segera mengambil langkah, maka tindakan yang dilakukan oleh karyawan ini bisa menelan dana yang besar dan merugikan perusahaan.

8. Konsultasi dengan Pengacara

Untuk kasus ekstrim, kebijakan bagi para manajemen di perusahaan yaitu bisa berkonsultasi pada pengacara yang profesional tentang masalah hukum yang dijerat oleh karyawan yang melakukan tindakan conflict of interest.

Dengan demikian, hak dari karyawan lainnya bisa diselamatkan dan tidak dilanggar.

Selain itu, ini merupakan niat baik perusahan dalam membuka diri terhadap tindakan hukum.

Perusahaan yang terjebak dalam conflict of interest bisa meminta bantuan pada pihak ketiga agar tidak memihak salah satu pihak.

Hal ini karena yang profesional tentu memiliki integritas yang baik dalam menangani suatu konflik dengan pemikiran yang logis.

Selain pengacara, Anda juga bisa mendatangkan tokoh agama, lembaga nirlaba, sampai penasihat hukum untuk mencegah dan menanggulanginya.

9. Bangun Kesadaran

Sadar akan tanggung jawab yang diemban membuat dirinya mengakui minat dan posisinya saat ini. Dengan begitu, hal tersebut dapat meningkatkan komitmen untuk menegakkan  keyakinannya.

Yang perlu Anda lakukan adalah dengan meninjau semua perjanjian dan kontrak yang terikat secara hukum.

Selanjutnya, lakukan penandatanganan setelah membaca semua syarat dan ketentuannya.

Baca dengan baik untuk memastikan bahwa tidak ada tindakan yang melanggar perjanjian.

Contohnya ketika menandatangani laporan keuangan sampai kerja sama dengan supplier. Anda perlu memperhatikan betul apakah sudah sesuai dengan perusahaan atau tidak.

Dengan demikian, conflict of interest bisa dicegah lebih baik dan tidak membuat nama perusahaan menjadi tercemar.

10. Non Disclosure

Upaya terakhir yang dapat dilakukan untuk mengatasi conflict of interest adalah memisahkan minat dan bakat yang berbeda.

Setiap karyawan harus punya kesadaran untuk tidak membahas agama, sosial, politik, sampai ideologi pribadi di tempat kerja.

Jangan pernah menanyakan permasalahan pribadi yang bersifat privasi kepada karyawan.

Contohnya ketika memiliki pandangan politik berbeda, rekan kerja bisa saja akan berubah memusuhi Anda karena hal tersebut sehingga membuat kondisi perusahaan tidak nyaman dan aman.

Namun, apabila kondisi tersebut dibutuhkan untuk mengamankan individu, maka informasi yang bersifat pribadi bisa ditanya dan dibantu mencari penyelesaiannya.

Contoh adalah saat karyawan memiliki kesehatan mental yang menurun karena stress dalam bekerja sampai masalah rumah tangga.

Perusahaan dapat membantunya untuk mencari psikiater agar keamanan dan kesehatan tenaga kerja bisa ditingkatkan.

Setiap conflict of interest memiliki berbagai macam jenis yang bisa berdampak buruk bagi perusahaan.

Anda perlu mengetahui berbagai penyebabnya agar dapat menanggulanginya dengan baik.

Ikuti juga tips yang sudah disampaikan untuk mengatasi konflik ini.

Setiap perusahaan harus menyediakan strategi terbaik agar tidak terjadi masalah internal perusahaan karena hal ini sekali lagi bisa membuat perusahaan menjadi menurun performanya.

Baca Juga: Pengertian Perusahaan dan Jenis Berdasarkan Badan Usaha

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.