Dead stock adalah: Definisi, Dampak, Dan Cara Mengatasinya

Dead stock adalah Definisi, Dampak, Dan Cara Mengatasinya

Menjalankan bisnis bukanlah hal yang mudah. Terkadang Anda dapat menemukan berbagai masalah dalam mengelolanya. Salah satunya masalah dead stock.

Dead stock adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut kondisi barang persediaan di gudang yang tidak dapat dijual lagi karena alasan rusak, cacat, atau kadaluwarsa.

Maka dari itu penting bagi Anda sebagai pemilik bisnis untuk mengontrol persediaan barang.

Hindari menimbun terlalu banyak barang di dalam gudang, agar terhindar dari dead stock. Untuk mengatasi dead stock simak penjelasan lebih detail dalam artikel ini.

Apa itu Dead Stock?

Dead stock adalah persediaan barang di gudang yang disimpan terlalu lama sehingga barang tersebut tidak laku lagi saat di jual. Misalnya saja barang kadaluwarsa, sisa produksi musiman, produk salah kirim, dan produk rusak.

Ini juga berkaitan dengan pergerakan barang dalam gudang ada yang Fast Moving dan Slow Moving.

Maksudnya adalah Produk Fast Moving merupakan barang yang cepat laku atau terjual. Sebaliknya, produk Slow Moving merupakan barang yang tidak laku atau memakan waktu lama agar produk laku terjual.

Contoh Produk Fast Moving dan Slow Moving

Contoh Produk Fast Moving dan Slow Moving

Contoh sederhana dari produk Fast Moving adalah berbagai barang yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi biasanya merupakan kebutuhan pokok, seperti sabun, makanan instan, gula, beras dan masih banyak yang lainya.

Sedangkan contoh barang Slow Moving adalah berbagai barang yang tingkat kebutuhannya rendah, seperti kendaraan bermotor.

Sebagai seorang pebisnis, penting bagi Anda agar menganalisis ketersediaan barang Slow Moving dan Fast Moving supaya dapat meminimalisir terjadinya dead stock.

Dampak Dead Stock Pada Perusahaan

Dead stock tentu saja dapat berdampak besar pada bisnis Anda. Beberapa dampak negatifnya adalah sebagai berikut:

1. Money Loss

Dampak utama yang dapat menimbulkan kerugian jika terjadi dead stock salah satunya adalah, Anda akan kehilangan uang. Pasalnya, perusahaan berinvestasi pada barang untuk dijual.

Investasi tersebut hanya akan memperoleh keuntungan apabila barang yang diproduksi atau dibeli mampu terjual habis.

Peluang mendapatkan keuntungan pun akan hilang jika terjadi dead stock. Dan jika kejadian ini tidak segera diatasi maka cepat atau lambat perusahaan Anda akan bangkrut.

2. Peningkatan Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menyimpan barang.

Biaya tersebut mencakup gaji tenaga kerja, perawatan ruang penyimpanan, dan lainnya. Semakin banyak barang yang mengalami dead stock, maka biaya penyimpanan juga akan semakin besar.

3. Lost Opportunity

Semakin banyak waktu yang Anda gunakan untuk mengurus produk dead stock, maka semakin sedikit waktu dan tenaga yang seharusnya Anda gunakan untuk mengurus barang yang berpotensi menguntungkan perusahaan.

4. Ruang Penyimpanan Lebih Sedikit

Karena dead srock adalah barang yang tidak laku dijual, hali ini  juga akan mempengaruhi kapasitas penyimpanan yang ada di gudang perusahaan.

Gudang akan lebih sempit  karena terisi dengan barang-barang slow moving, yang harusnya dapat dimanfaatkan untuk menyimpan produk yang lebih cepat terjual.

Cara Mengatasi Dead Stock

Dead stock adalah masalah yang cukup umum dalam sebuah perusahaan dan perlu untuk segera ditangani, agar tidak terjadi kerugian berkelanjutan.

Berikut strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang untuk menangani dead stock.

1. Strategi Jangka Pendek

Ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan saat melakukan strategi jangka pendek guna menekan terjadinya dead stock. Beberapa hal yang harus Anda lakukan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Memberikan Diskon kepada Pelanggan

Untuk mengurangi bahkan menghabiskan produk ini, strategi pertama yang bisa Anda lakukan adalah memberi diskon besar besaran pada produk yang sudah dijual.

Memang terkadang hal ini akan berdampak kerugian. Namun tidak sebesar bila barang tersebut mengalami dead stock dan harus dibuang percuma.

  • Membuat Strategi Bundling Dengan Produk Lain

Strategi selanjutnya adalah dengan menggabungkan produk dead stock dengan produk serupa menjadi satu paket.

Dengan begitu diharapkan barang tersebut mendapatkan permintaan yang lebih banyak di pasaran. Dengan begitu akan mengurangi barang dead stock di gudang.

  • Jual di Marketplace

Opsi lain adalah dengan menjualnya secara online. Anda dapat memasarkan barang tersebut melalui marketplace ternama Indonesia, maupun melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.

  • Pengembalian Produk ke Supplier

Mengembalikan kelebihan stok ke supplier juga bisa menjadi pilihan yang harus Anda coba. Hal ini berguna untuk mencegah penumpukan barang berlebih di gudang yang akan mengakibatkan dead stock.

Oleh karena itu, jika memungkinkan, ajukan pengembalian barang kepada pemasok, agar persediaan stok Anda dapat memenuhi permintaan dengan tepat, tidak kurang atau berlebihan.

  • Donasi atau Amal

Daripada hanya membuang produk dead stock, Anda dapat menyumbangkan produk ini untuk secara cuma-cuma atau untuk kegiatan amal. Produk Anda nantinya akan diperlakukan lebih baik daripada hanya dibuang dan berakhir di tempat sampah.

2. Strategi Jangka Panjang

Berikutnya untuk mengatasi masalah dead stock jangka panjang, Anda juga perlu melakukan beberapa hal dan menerapkan kebijakan-kebijakan tertentu dalam perusahaan yang Anda pimpin. Di antaranya:

  • Lakukan Stock Opname Secara Rutin

Sebagai pebisnis, Anda harus memberikan kewajiban kepada setiap tim gudang untuk melakukan kegiatan stock opname secara rutin per bulannya, tekankan pada karyawan yang bertugas agar membuat laporan secara detail.

Hal ini harus dilakukan agar Anda dapat  mengetahui ketersediaan barang yang sebenarnya dan dapat digunakan sebagai dasar PPIC dan pembelian dalam merencanakan produksi dan pembelian bahan produk.

  • Menghabiskan Stok Lama Terlebih Dahulu

Anda dapat meminta agar proses perubahan spesifikasi produk dilakukan dengan menghabiskan stok lama terlebih dahulu pada tim marketing dan tim Engineering.

Jika tidak bisa, Anda dapat meminta tim Engineering untuk memindahkan material produk lama yang masih ada di gudang agar digunakan untuk jenis produk lain.

Baca Juga : Social Engineering Adalah : Pengertian, Cara Kerja dan Bentuk

  • Update Layout Gudang

Cara mengatasi selanjutnya adalah dengan update layout gudang. Kegiatan repositioning material di gudang ini dapat dilakukan dengan mengelompokkan produk sesuai dengan material yang ada.

  • Memberikan Perkiraan Pembelian Pada Supplier

Dalam menjalankan bisnis, Anda harus pandai-pandai bernegosiasi dengan supplier. Saat ini peraturan mengenai minimum order memang jarang diterapkan oleh supplier.

Tetapi jika supplier yang Anda ajak kerja sama masih menerapkan sistem ini, maka negosiasikanlah kepada mereka.

Caranya adalah dengan memberikan perkiraan barang yang dibutuhkan untuk beberapa bulan kedepan sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang akan Anda dapatkan dari kegiatan pemasaran nantinya.

Penyebab Dead Stock

Penyebab Dead Stock

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan suatu barang mengalami dead stock dan tidak bisa dijual lagi.

Yang berdampak pada kerugian perusahaan serta nasib perusahaan tersebut kedepan. Faktor tersebut antara lain:

1. Permintaan yang Rendah

Permintaan pesanan dari pelanggan merupakan aspek penting dan menjadi pilar dalam menjalankan bisnis. Jika jumlah permintaan sedikit, barang hanya akan menumpuk di gudang.

Permintaan yang rendah dan forecasting yang buruk, dapat membuat suatu persediaan berakhir menjadi dead stock.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan rendahnya permintaan, seperti perubahan tren, perubahan preferensi pelanggan, hingga ada perusahaan pesaing yang memproduksi produk dengan kualitas produk yang lebih baik.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengecek tren pasar.

2. Kesalahan Perhitungan

Kesalahan dalam menghitung stok barang juga bisa menjadi faktor penyebab persediaan menjadi dead stock.

Hal ini dikarenakan kesalahan stock opname atau perhitungan barang akan berdampak pada perkiraan jumlah persediaan.

Misalnya di catatan menunjukkan stok barang menipis dan perlu update stok lagi, namun ternyata setelah diupdate terjadi kesalahan dalam perhitungan yang menyebabkan penumpukan stok di gudang.

Hal ini tentu saja akan berakibat fatal bagi bisnis Anda.

3. Kualitas Barang Buruk

Alasan lain adalah karena kualitas barang yang kurang baik. Hal ini dapat terjadi karena produk gagal melewati pemeriksaan kualitas atau quality control, sehingga mengakibatkan barang yang diterima dan masuk ke gudang untuk dijual kualitasnya kurang baik.

Jika barang tersebut sampai ke tangan pembeli, tentu akan berdampak fatal bagi bisnis Anda. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengecek setiap barang yang masuk ke gudang.

Hal ini untuk menghindari terjadinya barang cacat yang akan menumpuk sebagai dead stock karena tidak dapat dijual kembali.

4. Minimum Order Dari Supplier

Faktor lain yang menyebabkan persediaan menjadi dead stock adalah karena minimum order yang ditetapkan oleh supplier. Terkadang, beberapa supplier menetapkan minimum order yang harus dibeli jika ingin membeli barang dari mereka.

Hal ini menyebabkan Anda terpaksa harus membeli sejumlah barang dari supplier meskipun tidak sesuai dengan jumlah barang yang dibutuhkan di gudang.

Akibatnya stok barang persediaan akan menjadi semakin banyak dan nantinya dapat menyebabkan dead stock.

5. Penataan Barang yang Buruk

Penataan gudang yang kurang baik juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya dead stock.

Jika penataan gudang kurang baik tentu akan menyulitkan petugas gudang untuk melakukan stock opname dan pencatatan barang untuk dijadikan bahan pertimbangan pembelian barang selanjutnya.

Apalagi jika ada barang yang tercampur atau terselip di antara rak gudang, tentunya barang tersebut akan berakhir menjadi dead stock karena terlalu lama disimpan di gudang.

Oleh karena itu, penting untuk mengatur tata letak barang di gudang dengan benar agar tidak ada barang yang tertinggal dan mengakibatkan dead stock.

6. Marketing yang Buruk

Penyebab yang terakhir adalah marketing penjualan yang buruk sehingga tidak menyasar konsumen yang tepat untuk jenis barang Anda, alhasil barang yang Anda produksi atau beli dari supplier tidak laku di pasaran.

Agar hal ini tidak terjadi, maka penting untuk membentuk tim marketing yang benar-benar handal dalam memasarkan produk perusahaan. Agar nantinya tidak terjadi dead stock

Hubungan Dead Stock dan Stock Inventory

Hubungan Dead Stock dan Stock Inventory

Jika dead stock adalah barang yang tidak laku di jual, stock inventory manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencatat informasi mengenai stok barang perusahaan.

Informasi tersebut meliputi berat, dimensi, kuantitas, dan lokasi dimana barang tersebut berada.

Tujuan utama stock inventory manajemen adalah meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan untuk menyimpan barang di gudang.

Biaya dapat diminimalkan dengan mengetahui secara pasti kapan harus re-stock barang, atau membeli bahan untuk barang yang ingin Anda buat.

Pentingnya Stock Inventory Bagi Bisnis

Mengapa stock inventory penting? Stock inventory yang baik akan menjamin ketersediaan barang akan selalu terjaga. Di sisi lain, jika inventaris tidak dikelola dengan baik, akan membuat Anda merugi karena terjadinya dead stock.

Berikut tiga manfaat menggunakan stock inventory manajemen:

1. Menghindari Kedaluwarsa

Jika bisnis Anda berfokus pada penjualan barang yang memiliki tanggal kadaluwarsa seperti makanan, setiap hari Anda dihadapkan pada risiko barang dagangan yang berakhir basi dan tidak dapat dijual.

Sistem manajemen persediaan akan membantu mengatur jumlah persediaan sehingga kejadian barang kadaluwarsa tidak akan terjadi lagi.

2. Menghindari Dead Stock

Dead stock adalah barang yang tidak dapat dijual, serupa tetapi tidak sama dengan barang kadaluwarsa.

Jika barang kadaluwarsa mengharuskan untuk dibuang karena sudah tidak bisa dimakan atau digunakan lagi, namun dead stock adalah barang tidak laku karena trendinya sudah lewat atau sudah ketinggalan zaman.

3. Menghemat biaya sewa gudang

Jika tidak memiliki gudang untuk menyimpan barang, maka Anda harus menjualnya. Biaya yang harus Anda keluarkan untuk sewa gudang umumnya berbeda-beda, tergantung berapa banyak barang yang Anda simpan.

Jenis-jenis Manajemen Inventory

Jenis-jenis Manajemen Inventory

Selain banyak manfaatnya, jenis manajemen inventory juga cukup beragam. Setiap jenisnya memiliki fungsi dan manfaat tersendiri bagi perusahaan. Jenis manajemen inventory di antaranya:

1. Bahan Baku atau Raw Goods

Bahan baku merupakan jenis persediaan yang pertama. Manajemen harus dapat menjamin ketersediaan bahan baku ini karena merupakan sesuatu yang wajib.

Tanpa tersedianya bahan tersebut, maka produksi dalam suatu perusahaan tentunya akan terhambat.

2. Barang setengah jadi

Barang setengah jadi merupakan jenis kedua yang dibutuhkan dalam pengelolaan inventory. Masih terkait dengan proses produksi, barang setengah jadi biasanya akan didistribusikan ke pabrik lain untuk diteruskan menjadi barang jadi.

Manajemen inventory digunakan untuk menentukan berapa banyak barang yang dibutuhkan untuk didistribusikan agar dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan jadwal produksi.

3. Barang Jadi

Setelah proses produksi menggunakan bahan baku mentah dan setengah jadi, barang jadi diproduksi untuk dipasarkan.

Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, manajemen perlu menyesuaikan jumlah yang tersedia, saluran distribusi dan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasar.

4. Barang Persediaan

Barang persediaan adalah jenis barang lain yang harus dikelola oleh manajemen inventory. Barang-barang tersebut harus dikelola dengan baik dan dipilah mana yang akan digunakan untuk produksi dan mana yang tidak.

5. Merchandise

Dalam pengelolaan inventory barang dagangan harus jelas jumlah dan di mana jalur distribusinya. Selain kelima jenis barang tersebut, ada dua jenis barang yang juga dikelola oleh manajemen inventory dari sisi permintaan.

Pertama adalah barang mentah dan barang setengah jadi. Dan yang kedua adalah barang jadi. Manajemen inventory yang baik tidak hanya menghindarkan Anda dari kerugian yang mungkin terjadi, tetapi berpotensi meningkatkan arus kas perusahaan.

Ketika telah menggunakan sistem manajemen inventory, Anda akan mengetahui dengan pasti jumlah ketersediaan barang di gudang.

Baca Juga : Cara Jitu Menarik Hati Konsumen, Merchandise Adalah Solusinya!

Penutup

Setelah membaca penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dead stock adalah barang yang tidak laku dijual karena ketinggalan zaman maupun rusak.

Untuk mengatasi dead stock maka Anda perlu menerapkan manajemen inventory stock yang baik.

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.