4+ Kategori Digital Marketing Metric dan Jenis-jenisnya

4+ Kategori Digital Marketing Metric dan Jenis-jenisnya
4+ Kategori Digital Marketing Metric dan Jenis-jenisnya

Sebagai upaya dalam memajukan keberhasilan digital marketing, tentu Anda harus melakukan analisis terhadap kinerja digital marketingnya, salah satunya dengan menganalisis metric.

Lebih jelasnya dalam mengenal metric, Anda bisa simak penjelasan ragam jenis digital marketing metric di bawah ini.

Ragam Digital Marketing Metric

Digital Marketing Metric  ialah sekumpulan nilai yang memiliki fungsi sebagai patokan untuk mengukur kesuksesan usaha pemasaran digital. Umumnya pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan Google Analytics.

Marketing metric terdiri dari beberapa kategori, setidaknya ada 4 kategori yang dapat membantu bisnis Anda. Kategori marketing metric ini terdiri dari Website Traffic Metric, Engagement Metric, Conversion Metric, dan Ravenue Metric.

Di setiap kategorinya, metric kembali terbagi lagi pada beberapa jenis. Contohnya Website Traffic Metric  terdiri dari overall traffic, channel metric,  New vs returning visitor,  exite rate dan lain-lainnya.

Engagement Metric terdiri dari Beyonce Metric, average time on page, pageviews per Session, dan lainnya.  Conversion Metric CTR, CPC, hingga CPL, selanjutnya Revenue Metric yang terdiri dari CAC, ROAS dan RORI.

Jenis dari setiap kategori tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya yang berbeda-beda, lebih jelasnya Anda bisa menyimaknya di sini:

Website Traffic Metric

Website Traffic Metric

1. EnvisionCreative

Website traffic metric memiliki tugas utama sebagai pengukur performa lalu lintas website sebagai pusat aktivitas dari bisnis Anda.

Seperti yang telah disinggung di atas, website traffic metric  ini kembali lagi ke beberapa jenis digital marketing metric di antaranya:

  • Overall Traffic

Overall traffic merupakan jumlah keseluruhan traffic suatu website, baik itu mengenai direct traffic, organic traffic, affiliate, paid search dan lainnya.

Anda bisa menggunakan tool digital marketing untuk mengetahui metric ini, salah satu Google Analytics, Ubersuggest, dan sebagainya.

Naik turunnya grafik dapat mengenali performa traffic website. Metric ini dapat Anda jadikan sebagai pegangan untuk menentukan strategi promosi website untuk bisnis kedepannya.

  • Channel Metric

Channel metric  adalah asal trafik yang masuk ke website, setiap channel mampu menyumbang trafik, baik itu sedikit maupun banyak.

Beberapa jenis channel yang menjadi asal traffic di antaranya:

  • Direct , yakni traffic yang mengarah ke website sebab adanya pengunjung mengetikkan alamat URL Anda.
  • Paid Search, yakni traffic yang berasal dari iklan dan dipasang pada halaman pencarian Google.
  • Affiliates, yakni traffic yang berasal dari rekan afiliasi yang menggunakan link unik.
  • Other, traffic yang berasal di luar sistem Google, baik itu media sosial atau email dan lainnya.
  • Display, yakni traffic yang bersumber dari display ads.

Dengan mengecek channel metric secara berskala Anda bisa memprediksi asal sumber yang berpotensi besar terhadap traffic sekaligus memperbaiki channel yang kurang berpotensial.

  • New vs Returning Visitor

Para pengunjung website terbagi menjadi dua tipe pengunjung baru atau New serta pengunjung yang sudah melakukan akses sebelumnya dinamakan Returning. New and Returning Visitor dibedakan sesuai dengan historis kunjungan website.

Dengan adanya New vs Returning Visitor Metric Anda bisa mendapatkan gambaran terkait seberapa berhasilnya upaya digital marketing yang Anda lakukan, sehingga mendapatkan angka visitor baru dan membawa kembali visitor yang sebelumnya pernah mengunjungi.

  • Exit Rate

Exit rate merupakan jenis metric yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah visitor yang mengunjungi satu halaman ke halaman lain hingga visitor tersebut meninggalkan website.

Dengan adanya Exite Rate, Anda akan mendapatkan gambaran performa halaman website bisnis Anda. di mana dengan semakin tinggi angka exite rate di suatu halaman, maka semakin besar Anda harus memperhatikan halaman tersebut seperti mencari tahu penyebab pengunjung meninggalkan website Anda.

2. Engagement Metric

Engagement Metric

Engagement metric adalah metric yang memiliki fungsi dalam mengukur interaksi antara pihak audiens dan digital marketing yang dilakukan. Jenis Engagement metric kembali terbagi lagi menjadi beberapa bagian di antaranya:

  • Bounce Rate

Bounce rate adalah angka persentase pengunjung yang meninggalkan halaman web tanpa melakukan aktivitas apapun, entah itu mengklik CTA, mengisi formulir, melakukan pembelian, maupun berlangganan newsletter.

Semakin tinggi persentase bounce rate-nya maka semakin kecil peluang upaya konsumen untuk membeli produk atau sekedar klik CTA.

Adapun penyebab bounce rate tinggi diantaranya, konten tidak sesuai kebutuhan, visitor mendapatkan informasi dengan cepat, tampilan web atau konten yang kurang berkualitas.

  • Average Time on Page

Average Time on Page adalah digital marketing metric yang memperlihatkan atau menunjukkan seberapa visitor ada di halaman website.

Kaitan average time on page dan engagement ada di pembuatan konten blog, yang mana pengunjung membaca konten tersebut hingga habis.  Di sinilah yang menjadi indikator konten dalam memiliki engagement yang tinggi.

Engagement halaman website bisa dihitung dari rata-rata waktu kunjungan dalam per halaman dari para pengunjung  atau average time on page.

  • Pageviews per Session

Pageviews per Session merupakan angka rata-rata halaman yang biasa dilihat oleh para pengunjung atau visitor dalam satu sesi kunjungan.

Metric ini menghitung pengunjung yang masuk ke halaman dan tidak langsung keluar, melainkan pengunjung tersebut masuk ke laman lain yang ada di website.

Pageview per session akan semakin tinggi angkanya seiring banyaknya halaman yang dikunjungi dalam sekali akses.

Jika PageView Per Session tinggi maka artinya pengunjung tertarik terhadap konten yang dibuat pada situs website Anda.

Tips agar pengunjung melihat banyak halaman situs di website, Anda bisa melakukan beberapa cara diantaranya membuat konten menarik, edukatif, dan mudah dipahami oleh audiens, membuat alur customer journey, memanfaatkan link internal di setiap konten dan memaksimalkan responsive.

  • Impression

Metric impression adalah angka yang bergunakan untuk mengukur total viewer atau orang yang melihat konten yang dibuat.

Impressions ini bisa Anda temukan dalam semua digital marketing baik itu media sosial Facebook Ads, Instagram Ads, Google Ads, website.

Dengan impression Anda dapat mengetahui angka halaman yang dilihat oleh audiens dari penelusuran Google.

  • Engagement Rate

Engagement rate adalah metric yang memiliki fungsi untuk mengukur seberapa aktif visitor terhadap konten yang dibuat dalam website Anda. Anda bisa menerapkan metric ini ke berbagai platform digital marketing termasuk media sosial.

Singkatnya metric ini dapat mengukur interaksi yang dilakukan oleh audiens terhadap bisnis website Anda.

3. Conversion Metric

Conversion Metric

Conversion metric adalah angka banyaknya tindakan konsumen yang sesuai dengan tujuan strategis bisnis website Anda, contohnya melakukan registrasi member, membeli produk dan lainnya.

Nah, Conversion Metric ini terdiri dari:

  • Click Through Rate (CTR)

CTR—Click Through Rate yakni angka jumlah klik terhadap impression. Dengan metric CTR ini Anda dapat melakukan pengukuran angka persen efektifitas konten yang dibuat sebagai konten digital marketing Anda.

Angka CTR—Click Through Rate ini tergantung pada impression dan kliknya. Oleh sebab itu, pastikan selalu konten yang dibuat mendapatkan banyak impression dahulu sebelum melakukan optimasi. Dengan demikian dapat mendatangkan banyak klik.

Dalam meningkatkan Click Through Rate bisa Anda lakukan dengan mencoba jenis Ads atau iklan yang berbeda-beda.  Hal ini bertujuan agar Anda bisa menemukan iklan yang dapat bekerja secara efektif dan dapat dijangkau oleh  visitor.

  • Cost per Click (CPC)

CPC—Cost per Click adalah digital marketing metric yang berfungsi dalam menghitung biaya yang perlu Anda bayar di setiap klik pada iklan yang Anda  buat.

Pastikan Anda mengandalkan strategi iklan CPC dengan menggunakan data dari tools marketing, seperti mempertimbangkan untuk menggunakan Google Ads dalam menekan biaya pasang iklan.

Sebelum memasang iklan, pastikan iklan yang dibuat relevan dengan kebutuhan audiens atau visitor serta buatlah iklan semenarik mungkin.

Dengan demikian Anda harus meningkatkan kualitas yang Anda buat, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan dalam meningkatkan hal tersebut di antaranya membuat buyer persona dengan spesifik sehingga target iklan tepat sasaran, membuat copywriting yang menarik, melakukan optimasi landing page.

Selain itu, Anda bisa mengidentifikasi keyword yang sesuai sehingga dapat membuka peluang tayang iklan lebih besar.

  • Cost per Lead (CPL)

CPL—Cost per Lead adalah cara menghitung angka biaya per lead atau user potensial. Dengan demikian Anda harus mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkan user potensial baru.

Contohnya Anda mengalokasikan anggaran untuk satu iklan seharga Rp. 200.000, kemudian Anda mendapatkan 100 leads, dengan ini biaya yang dikeluarkan untuk setiap lead adalah Rp. 20.000

  • Conversion Rate

Conversion Rate merupakan angka metric yang dapat mengukur efektivitas landing page dalam membuat pengunjung mengklik tombol CTA, melakukan registrasi, download file dan lain-lainnya.

Dengan ini Anda bisa mengetahui angka pengunjung website yang melakukan konversi.

Contohnya saja dari 200 pengunjung halaman CTA terdapat 40 orang yang melakukan klik CTA, dengan ini conversion rate yang diraih adalah 20%.

Dalam meningkatkan persentase conversion rate Anda bisa melakukannya dengan memaksimalkan CTA dengan menggunakan kalimat yang relevan dan bersifat persuasif, Melakukan A/B Testing dalam mendapatkan desain web terbaik dan melakukan pemantauan dengan menggunakan tool Conversion Tracking perubahan dari tingkat konversi.

4. Ravenue Metric

Ravenue Metric

Ravenue Metric adalah digital marketing metric yang digunakan untuk melakukan analisa keberhasilan terhadap penjualan produk yang Anda lakukan. Setidaknya terdapat tiga jenis ravenue metric diantaranya:

  • Customer Acquisition Cost (CAC)

CAC—Customer Acquisition Cost yakni  metrik untuk melakukan pengukuran biaya dalam mendapatkan konsumen. Dalam menghitung CAC, Anda bisa menghitungnya dengan total biaya marketing dan sales lalu dibagi dengan total konsumen.

Contohnya biaya marketing yang Anda keluarkan adalah Rp. 200.000 dan konsumen yang Anda dapatkan adalah 20 konsumen maka CAC—Customer Acquisition Cost adalah Rp10.000.

  • Return on Ad Spend (ROAS)

Return on Ad Spend—Roas yakni metric pengukur keuntungan setelah memasang iklan dalam menjual produk.

Dengan metrik ROAS Anda bisa melakukan  analisis dan  evaluasi efektivitas iklan yang Anda pasang dan menghasilkan pendapatan dari berbagai channel.

Contoh Anda menghabiskan Rp. 100.000 untuk iklan kemudian pemasukan yang didapat sebesar Rp300.000, maka nilai ROAS yang didapat adalah 300%.

  • Return on Investment (ROI)

ROI—Return on Investment berfungsi dalam membantu Anda menghitung laba dari investasi digital marketing yang dilakukan.

Semakin tinggi ROI yang didapat, maka semakin besar keuntungan yang Anda raih.  Contoh hitungan ROI ialah dengan membagi laba bersih dengan total biaya lalu dikalikan dengan 100.

Demikianlah penjelasan terkait digital marketing metric dan fungsinya yang harus Anda ketahui dalam mengembangkan marketing digital.

Baca Juga : Pengertian ROI

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.