Ekonomi Institusional: Pengertian, Metode, Sejarah dan Tokoh

Ekonomi Institusional Pengertian, Metode, Sejarah dan Tokoh

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang sangat luas dan memiliki berbagai istilah lainnya di dalamnya. Salah satunya adalah ekonomi institusional. Dari namanya saja, istilah ini merujuk pada sebuah institusi atau nilai.

Ekonomi institusional termasuk dalam pandangan ekonomi yang mengarah pada sebuah institusi. Setiap tindakan atau perilaku ekonominya ini dilakukan atas dasar institusi tersebut.

Lalu, bagaimana pengertian, sejarah, pemikiran, dan perbedaan aliran ini? Yuk simak pembahasannya!

Pengertian Ekonomi Institusional

Pembahasan pertama yang harus Anda ketahui adalah apa itu ekonomi institusional. Pengertiannya adalah sebuah pandangan pada ilmu ekonomi yang membuat perilaku seseorang tersebut melakukan tindakan karena pengaruh dari institusi.

Yang dimaksud dari institusi di dalam pengertian ini tidak hanya bersifat formal seperti aturan, hukum, dsb, melainkan juga dalam bentuk konvensi, budaya, dsb.

Oleh sebab itu, kata institusi dalam pengertian tersebut merujuk pada aturan yang ada di suatu masyarakat.

Dengan kata lain, institusi disini bukanlah sebuah lembaga pemerintah maupun bentuk organisasi. Menurut mazhab ini, munculnya institusional merupakan sangkalan dari pandangan ekonomi neoklasik.

Dalam pandangan Neoklasik dikatakan bahwa perilaku ekonomi hanya terjadi karena keinginan dari orang tersebut untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

Namun, dalam hal pandangan institusional, perilaku ekonomi berasal dari pengaruh institusi.

Metodologi Riset Institusionalisme

Metodologi Riset Institusionalisme

Ekonomi institusional ini dikenal oleh masyarakat karena dua faktor. Pertama adalah karena pendekatan yang bersifat holistic dalam memahami semua situasi dan masyarakat yang ada.

Faktor kedua adalah karena adanya “serangan” penolakan pada pandangan ekonomi neoklasik. Inilah yang membuatnya menjadi mudah untuk dikenal. Namun, tidak serta merta diterima.

Hal ini karena banyak pandangan ahli yang meragukan keilmiahan dari aliran ini sehingga banyak juga yang tidak tertarik untuk mendukungnya.

Dalam menjalankan pandangan ini, institusionalisme mempunyai 3 variasi metode riset, yaitu sebagai berikut:

1. Comparative Analysis

Comparative analysis dikenal juga dengan sebutan historical comparative method. Cara kerja dari metode riset ini adalah peneliti menggunakan analisis sosiologis agar mampu membandingkan proses sosial antara institusi satu dengan lainnya.

Dua pendekatan yang dilakukan untuk melaksanakan historical comparative method yaitu dengan mencari persamaan yang ada. Kemudian, juga dilakukan untuk mencari perbedaan yang ada.

2. Studi Kasus dengan Pendekatan Etnografi

Metode riset yang kedua yaitu dilakukan dengan peneliti yang memilih institusi sebagai objek penelitian. Dari institusi tersebut, lalu dipelajari lebih lanjut pada kasus yang ada di dalamnya dan ditelaah menggunakan aspek sosio kultural.

3. Metode Riset Kuantitatif

Metode riset yang terakhir adalah metode kuantitatif yang mengarah pada perhitungan dan angka. Jenis ini bertolak belakang dengan positivism yang hanya menelitian fenomena tertentu saja.

Dengan menggunakan metode kuantitatif, peneliti akan mempelajari dan mengembangkan hipotesis serta teori yang didapatkannya.

Selain itu, dikembangkan juga modeling dengan data statistik dari berbagai data  kuantitatif yang dikumpulkan.

Dengan begitu, ini akan membuat hasil menjadi lebih empiris karena didapatkan dari data-data yang nyata.

Adanya  3 pilar dari institusional ini membuat pendekatan ini menjadi berubah dari yang awalnya kurang sistematis di institusional barunya menjadi lebih sistematis karena kerangka pola pikir lebih baku.

Sejarah dari Ekonomi Institusional

Penamaan dari istilah mazhab institusional dalam bidang ekonomi ini muncul mulai tahun 1919. Adapun orang yang pertama kali memperkenalkannya adalah Walton Hamilton.

Sedangkan pendiri dan yang pertama kali mencetuskannya ada 3 tokoh terkenal, yaitu John R, Wesley Mitchell, dan Thorstein Veblen.

Dari tokoh tersebut, mazhab ini lahir dengan berbagai topik yang muncul, yaitu terjadi karena aspek hukum, psikologi, dan perubahan teknologi.

Setelah pandangan ini muncul, maka kemudian terus berkembang dan semakin terkenal. Penyebabnya karena ekonomi ini dikenal dan dianggap sebuah pandangan yang realistis dan lebih dapat diterima secara nyata dan didukung dengan bukti empiris.

Dengan demikian, banyak  orang yang semakin paham dan menganggap mazhab ini cukup relevan.

Kendala Perjalanan dari Mazhab Institusional

Perkenalan mazhab ini rupanya tidak terlalu mulus karena ada masalah yang dihadapi.

Berdasarkan sejarahnya, mazhab institusional ini cenderung disisihkan karena tidak ada pendukungnya yang memperdalam teori ini serta memberikan landasan kuat.

Di lain sisi, terjadi keunggulan dari mazhab neoklasik yang akhirnya mengembangkan alat untuk perhitungan ekonominya.

Alat untuk analisis tersebut dinilai lebih mampu menjelaskan teori tersebut berdasarkan empiris. Itulah yang membuat adanya kelemahan mazhab institusional.

Belum lagi adanya pandangan lain dari mazhab ekonomi kesejahteraan yang diperkenalkan oleh J.M Keynes.

Berbagai faktor tersebut membuat mazhab institusional menjadi lebih terasingkan. Meski perjalanannya tidak mulus, ekonomi institusional kemudian berkembang lagi di tahun 1970-an.

Hal ini karena adanya pembaruan pemahaman sehingga lahirlah pandangan mazhab institusional baru atau yang disebut dengan New Institutional Economic.

Penamaan tersebut didasarkan karena pada masa kebangkitan ini, terjadi pembaruan dari mazhab yang sudah dikenalkan oleh John R dkk.

Oleh sebab itu, pandangan yang lama kemudian dikenal dengan Old Institutional Economic atau mazhab institusional lama.

Perubahan Ekonomi Institusional Baru

Perubahan Ekonomi Institusional Baru

Ada perbedaan antara mazhab institusional baru dan lama. Perbedaan tersebut dari adanya perkembangan teori yang didukung dengan alat analisis berdasarkan 4 teori. Teori yang dipakai di era baru ini yaitu sebagai berikut:

  • Teori hak kepemilikan
  • Teori pilihan publik
  • Teori permainan
  • Teori biaya transaksi

Dengan adanya 4 teori tersebut membuat mazhab baru ini bisa menyempurnakan yang lama. Tak hanya itu, perbedaan lainnya yaitu dari dasar asumsinya. Menurut mazhab institusional baru, asumsinya ada dua di antaranya yaitu:

  • Manusia berperilaku rasional.
  • Fungsi preferensi individu yang jelas.

Kedua asumsi yang dipakai juga sama dengan neoklasik. Dengan demikian, yang baru ini tidak menolak neo klasik seperti pada mazhab lama. Ekonomi Institusional Baru adalah perngembangan dari neoklasik.

Adapun tokoh yang berperan dalam perkembangan institusional baru adalah Oliver Williamson, Harold Demsetz, Ronald Coase, dsb.

Tokoh Aliran Institusional

Ada berbagai ilmuwan yang berperan penting dalam perkembangan aliran institusional. Aliran ini sudah berkembang pada tahun 20-n.

Semua tidak terlepas dari peran penting tokoh ilmuwan yang turun memperkenalkan dan mengembangkan aliran institusional ini.

Berikut adalah beberapa tokoh mazhab institusional mulai dari Veblen sampai Douglas North.

1. Thornstein Bunde Veblen

Veblen ini termasuk dari pencetus adanya ekonomi institusional. Di masa itu, ia mengkritik pemikiran yang dibuat oleh ekonomi klasik dan neo klasik.

Veblen beranggapan bahwa teori tersebut terlalu kabur dan hanya menyederhanakan masalah ekonomi.

Ia juga menilai bahwa pandangan neoklasik ini mengabaikan aspek non ekonomi yang juga berpengaruh terhadap perilaku ekonomi seseorang di dalam masyarakat. contohnya seperti lembaga dan lingkungan.

Perbedaan pemikiran ekonomi Veblen dengan yang lainnya yang membuatnya melahirkan pemikiran institusional. Menurutnya masyarakat bersifat kompleks dan tingkah laku seseorang bisa juga dipengaruhi oleh pandangan dari orang lain.

Veblen kemudian melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan metode induksi. Dengan adanya metode ini memberikan pemahaman institusi yang mengarah pada norma, nilai, dan budaya.

2. Wesley Clair Mitchel

Tokoh lainnya adalah Wesley Clair Mitchel yang merupakan murid dan pendukung dari Veblen.

Mitchel merupakan ilmuwan yang sebelumnya mengembangkan metode kuantitatif. Karya terkenal yang sudah dibuatnya adalah Business Cycles and Their Causes.

Di dalam perjalanan karirnya, ia juga membuat berbagai perhitungan statistik untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak stabil. Kemudian, ia bergabung di organisasi penelitian pada masa perang dunia kedua.

Dari penelitian tersebut, dirinya menjadi lebih tahu banyak dan mengembangkan berbagai teori ekonomi tentang business cycle, pendapatan nasional, analisis harga, dsb.

3. Gunnar Karl Myrdal

Ilmuwan selanjutnya adalah tokoh yang berasal dari Swedia. Gunnar Karl Myrdal termasuk pendukung dari aliran institusional. Awalnya, pendidikannya bukan dari ekonomi, melainkan dari bidang hukum.

Namun, ia melanjutkan pendidikannya di jurusan ekonomi dan lulus di tahun 1927. Myrdal turut aktif dalam mengembangkan ekonomi institusional.

Kepiawaiannya dalam memahami ekonomi membuat banyak ahli ekonomi yang ingat pesannya yaitu harus melakukan penelitian dengan “value judgement” agar teori yang dikembangkan menjadi realistis.

Myrdal juga menerima penghargaan Nobel atas dasar kemanuasiaannya karena sudah memberikan sumbangan banyak untuk negara yang berkembang.

4. Joseph A. Schumpeter

Ahli selanjutnya yaitu Joseph A Schumpeter di tahun 1883-1950. Ia juga berjasa dalam perkembangan aliran ekonomi institusional.

Jasa yang sudah diberikannya yaitu adanya pendapatnya yang menyebut kemakmuran tidak berasal dari domain ekonomi tetapi dari faktor luar. Faktor luarnya adalah lingkungan dan masyarakat.

Schumpeter menyebut bahwa sumber kemakmuran berasal dari jiwa entrepreneurship yang ada bagi pengusaha ekonomi.

Pendapatnya inilah yang menguatkan pandangan dari ekonomi institusional yang juga menyebut bahwa perilaku ekonomi ini tergantung dari institusi (dari luar).

Joseph A Schumpeter juga pemahaman terkait invensi dan inovasi. Apa yang dimaksud invensi menurut Schumpeter adalah penemuan dari teknik produksi yang baru. Sedangkan inovasi lebih mengarah pada pengertian yang lebih luas.

Hal baru dari pengertian inovasi tidak hanya berlaku pada tekniknya saja tetapi dalam penemuan bahan baku, material baru, cara pemasaran baru, dsb. Dengan demikian, inovasi ini lebih unggul dan memiliki fungsi yang besar dalam proses produksi sebuah usaha.

Pengertian inovasi inilah yang banyak sampai saat ini dipakai.

5. Douglas North

Ilmuwan lain yang berperan dalam perkembangannya adalah Douglas North. Ahli ekonomi ini berasal dari Amerika Serikat dan berpengaruh terhadap aliran di tahun 1993.

Di tahun tersebut, ia membawa kebangkitan dari aliran institusional. Douglas North mendapatkan penghargaan Nobel karena sudah memperbarui riset dan metode kuantitatif dalam bidang ekonomi.

Douglas North memiliki pemikiran lain dari para ahli kebanyakan. Menurutnya, penggerak roda ekonomi bukan hanya dari mekanisme pasar tetapi juga ada peran dari institusi.

Ia membuktikannya dengan kasus negara komunis yang hancur karena tidak adanya institusi yang mendukung pemasaran produk.

Lebih lanjut, Joseph A Schumpeter menyebut bahwa apa yang terjadi di Eropa Timur dan Soviet yang sudah melakukan reformasi belum bisa memberikan hasil dalam memperbaiki ekonomi.

Hal ini disebabkan karena tidak adanya institusi yang bisa memberikan keuntungan bagi pelaku usaha seperti hak cipta, dan sebagainya.

Dari penjelasan tersebut, dikatakan bahwa terjadi perubahan makna institusi seperti yang dikemukakan oleh pendahulunya, Veblen.

Menurut Veblen, institusi yang dimaksud berkaitan dengan nilai dan norma sedangkan menurut Schumpeter lebih mengarah pada peraturan dengan sifat yang memaksa seperti peraturan undang-undang. Inilah yang melahirkan ekonomi institusional baru.

Pemikiran Aliran Ekonomi Institusional

Di tahun 20-an di Amerika Serikat, ada aliran yang disebut dengan ekonomi institusional. Pandangan ini merupakan cabang ilmu ekonomi tentang pentingnya peran dari kelembagaan untuk menentukan sistem ekonomi.

Persamaan antara aliran ini dengan aliran sejarah yaitu keduanya menolak pandangan Klasik. Sedangkan perbedaannya cukup besar yaitu dari segi dasar pandangannya serta kesimpulan dari kedua aliran.

Menurut aliran institusional, tidak ada sistem eksperimentasi seperti yang dilakukan aliran Sejarah. Selanjutnya, aspek metodologi yang dianut ekonomi institusional yaitu masuk dalam kategori ekonomi ortodoks.

Ekonomi ortodoks adalah pemikiran yang didasarkan dan melanjutkan dari pandangan sebelumnya yaitu ekonomi Klasik.

Baca Juga : Kegiatan Ekonomi: Pengertian, Tujuan, Jenis, Beserta Contohnya

Perbandingan Pendekatan Ekonomi Neoklasik dan Institusional

Perbandingan Pendekatan Ekonomi Neoklasik dan Institusional

Pembahasan selanjutnya yang akan saya jabarkan adalah terkait dengan perbedaan dari ekonomi neoklasik dan institusional. Anda bisa mengetahuinya dari analisis dalam aspek pengembangan.

Berikut akan dijabarkan secara lebih rinci pada pembahasan di bawah ini.

1. Ekonomi Neoklasik

Berdasarkan ekonomi neoklasik, analisisnya dilakukan dengan membuat asumsi hubungan supply dan demand untuk pondasi pasar dan properti. Yang dimaksud dengan supply adalah penawaran dari produk sedangkan demand adalah permintaan.

Selanjutnya, ekonomi neoklasik juga berasumsi bahwa pelaku usaha adalah orang yang memiliki perilaku rasional. Kemudian, konsep lainnya yaitu kompetisi dan persamaan harga menurut neoklasik adalah berfungsi untuk mencapai kesetimbangan

Jika dalam skala mikro, ekonomi ini lebih berfokus pada perilaku kesimpulan yang ditetapkan oleh perusahaan maupun konsumen. Analisis pengembangan ekonomi neoklasik dilihat dari hal yang bukan problematis.

2. Ekonomi Institusional

Setelah mengetahui apa saja analisis pengembangan yang dilakukan ekonomi neoklasik, Anda juga perlu mengetahui analisis pada institusional. Pandangan ini lebih berfokus pada pengkondisian dalam membuat keputusan.

Keputusan yang diambil ini berdasarkan dari regulasi serta pengaruh kekuasaan. Selain itu, paham ini lebih berfokus ada bagaimana kelompok pelaku usaha/aktor yang berbeda dapat ikut berpartisipasi dalam pengembangan kota.

Dengan demikian, dapat membantu dalam meningkatkan ekonomi secara lebih luas lagi mulai dari lokal, nasional, sampai internasional.

Konsep lainnya dari penerapan ekonomi ini adalah heterogenitas pada pasar yang dilakukan oleh pengusaha perseorangan atau organisasi adalah hal yang penting.

Ini karena perbedaan tersebut yang nantinya memunculkan ciri khas dari usaha yang sedang dijalankan dengan usaha lainnya.

Pemahaman dari contoh ekonomi institusional yaitu adanya kekuasaan relatif adalah hal penting. Kekuasaan ini yaitu berkaitan dengan tenaga kerja, modal, budaya, dan institusional yang ada di organisasi.

Semua itu yang menentukan pasar berjalan baik atau tidak. Terakhir, pandangan institusional ini ada lingkungan terbangun. Lingkungan terbangun adalah berbagai hubungan dari pelaku usaha dan institusi dalam ekonomi.

Selanjutnya, bisa menghasilkan kepentingan finansial dari berbagai segi yaitu regional sampai internasional.

Penutup

Demikian penjelasan penting ekonomi institusional yang merupakan pandangan ilmu ekonomi yang menyatakan perilaku ekonomi seseorang bisa dipengaruhi dari faktor institusi. Institusi ini adalah norma, kebiasaan, aturan, sampai dengan nilai-nilai.

Bagaimana, apakah Anda sudah mulai mengerti? Semoga pembahasan di atas bermanfaat ya!

Baca Juga : Pabrik Garmen Adalah: Sejarah, Proses, Perbedaan dan Teknologi

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.