Pemimpin selalu dibutuhkan dalam sebuah kelompok, organisasi, perusahaan dalam skala kecil maupun besar. Secara sederhana, kepemimpinan adalah sebuah sikap dan tindakan yang dimiliki pemimpin agar dapat membawa kelompoknya mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Seorang pemimpin harus memiliki sikap kepemimpinan yang tegas dan peranan dominan dalam kelompok.
Tanpa seorang pemimpin yang paham dan menerapkan sikap kepemimpinan, maka sebuah kelompok akan sangat kesulitan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Memangnya, seperti apa sebenarnya sikap/ sifat kepemimpinan tersebut? Apa tujuan dan fungsinya dan apa saja teori tentang kepemimpinan? Jika ingin penjelasan lebih lengkap, maka simak langsung artikel di bawah ini!
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pemimpin”, artinya orang yang memimpin. Secara sederhana, memiliki arti “sikap memimpin”. Pengertian dari kepemimpinan juga dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:
1. Pengertian Umum
Kepemimpinan merupakan sebuah sikap yang dimiliki pemimpin untuk memimpin kelompoknya agar mencapai tujuan dengan cara efektif dan efisien.
Sikap dalam memimpin tersebut merupakan sikap yang dijalani oleh sosok peran dominan, krusial, dan kritikal dalam menjalani berbagai upaya.
Selain itu, juga dapat diartikan sebagai sikap pemimpin untuk mempengaruhi orang lain atau anggotanya demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Sutarto Wijono
Sutarto Wijono menganggap bahwa kepemimpinan adalah sebuah rangkaian aktivitas penataan. Aktivitas yang dimaksud dapat berupa kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sikap, tindakan, atau perilaku orang lain dalam situasi tertentu.
Tujuannya adalah agar orang lain bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dan disepakati.
3. Imam Moejiono
Imam Moejiono berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan pengaruh satu arah yang dilakukan oleh pemimpin.
Pemimpin merupakan orang yang memiliki beberapa kualitas yang berbeda dari anggota lainnya.
4. George R Terry
George R Terry menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain. Pengaruh yang dimaksud dilakukan dan diarahkan guna mencapai serta mewujudkan tujuan dari organisasi atau kelompok.
5. Ralp M Stogdill
Tokoh lainnya yang memiliki pendapat tentang arti kepemimpinan adalah Ralp M Stogdill.
Menurutnya, kepemimpinan merupakan proses untuk memberikan pengaruh untuk berbagai kegiatan kelompok yang terorganisasi. Tujuannya untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.
6. Sullivan dan Decker
Sullivan dan Decker juga merupakan ahli yang mengemukakan pendapat. Menurut mereka, kepemimpinan merupakan suatu keterampilan seseorang untuk mempengaruhi orang lain.
Tujuannya agar orang lain melakukan sesuatu sebaik mungkin sesuai kemampuannya.
Tujuan Kepemimpinan
Kepemimpinan yang dijalankan oleh setiap pemimpin dalam kelompok maupun organisasi memiliki berbagai tujuan. Apa saja tujuan tersebut?
Jika belum mengetahuinya, maka berikut ini beberapa tujuannya, yaitu:
- Membantu membentuk lingkungan kerja dan sosial yang baik agar setiap anggota merasa nyaman dalam menjalankan tugasnya
- Membantu kelompok untuk menetapkan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh semua anggota di dalamnya
- Membantu mengorganisasi
- Mendelegasikan atau membagi tugas ke semua anggota
- Memberi semangat dan motivasi kepada anggotanya
- Memberi pertimbangan dan saran atas kinerja anggotanya
- Mengambil keputusan dengan mempertimbangkan semua aspek di dalam kelompoknya
- Memberi kesempatan agar anggotanya belajar dari pengalaman
Fungsi Kepemimpinan
Selain memiliki tujuan, sikap kepemimpinan memiliki beberapa fungsi tertentu. Apa saja fungsi tersebut? Jika belum mengetahuinya, maka berikut ini penjelasan tentang berbagai fungsi dalam kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Instruktif atau Komando
Fungsi pertama adalah sebagai instruktif atau komando. Artinya, seorang pemimpin dapat memberikan perintah kepada anggota kelompoknya. Perintah yang diberikan harus jelas dan terarah untuk tujuan kelompok.
Pemimpin harus mampu memberi perintah atau instruksi hingga anggotanya menjalankan tugas dalam perintah tersebut dengan baik. Artinya, di dalam Fungsi instruktif, pemimpin memiliki peran sebagai pemberi tugas.
Selain itu, pemimpin juga berperan dalam pengambilan keputusan atas perintahnya. Sementara itu, anggota kelompok tersebut memiliki peranan atau tugas untuk menjalankan instruksi dan perintah yang diberikan oleh pemimpin.
2. Fungsi Partisipasi atau Keikutsertaan
Fungsi partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan kelompok. Partisipasi yang dimaksud dapat berupa ikut serta dalam perencanaan hingga pelaksanaan kerja dalam kelompok.
Pemimpin juga harus mempengaruhi anggotanya untuk menjalankan atau ikut berperan dalam proses mencapai tujuan. Jadi, anggota kelompok tidak hanya sekedar mendengarkan tanpa ikut terlibat langsung dalam proses mencapai tujuan tersebut.
3. Fungsi Konsultatif
Selanjutnya, disebut juga dengan fungsi konsultatif. Artinya, seorang pemimpin harus mau mendengarkan pendapat maupun pertimbangan yang diberikan anggota kelompoknya yang berkaitan dengan proses mencapai tujuan.
Anggota kelompok juga harus terbuka dan bersedia melakukan konsultasi dengan pimpinannya mengenai pekerjaan yang dilakukannya dalam kelompok.
Tujuannya adalah agar pemimpin bisa membantu memberikan solusi terbaik demi mencapai tujuan bersama.
Di dalam fungsi kobsultatif, seorang pemimpin tidak hanya memberikan solusi. Namun, seorang pemimpin juga bisa berperan dalam memberikan motivasi maupun semangat kepada anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugasnya.
4. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian adalah pemimpin memiliki peranan untuk mengendalikan dan mengatur semua aktivitas atau pekerjaan di kelompok. Tujuannya agar seluruh kegiatan berjalan sesuai perencanaan yang sudah dibuat.
Selain itu, pengendalian juga berfungsi untuk membuat proses pengerjaan maupun penyelesaian pekerjaan berjalan lebih efektif dan efisien.
Fungsi pengendalian atau pengelolaan ini dapat dilakukan secara teknis maupun non teknis oleh seorang pemimpin.
5. Fungsi Delegasi
Kata delegasi memiliki arti sederhana berupa perwakilan atau utusan. Kepemimpinan juga memiliki fungsi delegasi. Artinya, pemimpin dapat mendelegasikan suatu tugas atau urusan kepada anggota sebagai perwakilan dari kelompok.
Anggota kelompok yang ditunjuk sebagai delegasi atau mendapat tugas tersebut dapat dipilih secara langsung maupun atas dasar musyawarah bersama.
Pemimpin juga mempertimbangkan kemampuan anggota kelompok sebelum mendelegasikan tugas atau urusan tersebut.
Sementara itu, anggota kelompok yang ditunjuk harus bersedia dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Baca Juga: Urutan Struktur Organisasi Perusahaan, Tugas, dan Contohnya
Pentingnya Kepemimpinan
Kepemimpinan memiliki peranan penting di dalam suatu kelompok, organisasi, hingga perusahaan.
Tanpa adanya pemimpin yang memiliki sikap kepemimpinan baik, maka suatu organisasi akan berjalan tidak terarah bahkan kesulitan mencapai tujuan.
Tidak hanya itu, banyak permasalahan yang terjadi akibat tidak adanya sikap kepemimpinan di dalam organisasi. Kekacauan struktural dan organisasi bahkan sangat mungkin terjadi di dalam organisasi tersebut.
Sebaliknya, Pemimpin yang dapat berperan optimal akan memberikan keuntungan bagi banyak pihak. Misalnya, keuntungan untuk pemimpin, anggota organisasi, dan keuntungan bagi organisasi atau kelompok secara lebih besar.
Tujuan organisasi akan lebih mudah dicapai secara efisien dan efektif dengan gaya pemimpin yang baik.
Aspek Penting dalam Kepemimpinan
Materi selanjutnya tentang beberapa aspek di dalamnya. Kepemimpinan setidaknya memiliki tiga buah aspek penting di dalamnya. Berikut ini beberapa aspek penting yang harus yang harus ada dalam kepemimpinan, yaitu:
1. Pemimpin Harus Melibatkan Orang Lain/ Anggotanya
Aspek penting yang pertama adalah pemimpin melibatkan orang lain dalam menjalankan tugas maupun aktivitasnya. Orang lain yang dimaksud adalah anggota atau peserta di dalam kelompok/ organisasi yang dipimpinnya.
Anggota dalam suatu kelompok membantu banyak tujuan kepemimpinan, termasuk mempertegas status seorang pemimpin. Selain itu, seluruh anggota juga terlibat dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama kelompoknya.
2. Kemampuan untuk Menggunakan Kekuasaan
Aspek kedua adalah seorang pemimpin pasti memiliki kekuasaan. Kekuasaan tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap, tindakan, dan perilaku orang lain yang termasuk anggota kelompoknya.
Pengaruh tersebut dilakukan melalui berbagai cara.
Cara yang dilakukan harus bisa membuat anggotanya melakukan tindakan tertentu secara sadar atau pengorbanan pribadi.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki etika dan mempertimbangkan berabagai faktor, sebelum mengambil keputusan.
3. Mencakup Distribusi Kekuasaan
Aspek lainnya mencakup distribusi atau penyebaran kekuasaan. Artinya, pemimpin dan anggotanya sebenarnya sama-sama memiliki kekuasaan.
Namun, kekuasaan seorang pemimpin lebih besar, tinggi, dan lebih mempengaruhi kelompok maupun anggotanya.
Teori-Teori Kepemimpinan
Para ahli di bidangnya membuat beberapa teori tentang kepemimpinan. Teori-teori tersebut terus berkembang dan memiliki sudut pandangnya tersendiri.
Banyaknya teori tentang kepemimpinan juga disebabkan karena kepemimpinan bisa bersifat subjektif.
Memangnya, apa saja teori-teori yang membahas tentang kepemimpinan? Jika belum mengetahuinya, maka berikut ini beberapa teori yang populer, yaitu:
1. Great Man Theory
Salah satu teori kepemimpinan yang paling populer dan dikenal masyarakat dunia adalah Great Man Theory.
Teori ini yang sudah dikenal sejak abad ke-19 ini sangat bersejarah, meskipun kini sudah tidak diikuti sepenuhnya oleh para pemimpin di zaman sekarang.
Great Man Theory adalah teori yang berpendapat bahwa kepemimpinan lahir sebagai sebuah bakat milik seseorang dan dibawa sejak ia lahir di dunia. Tidak heran teori Great Man Theory ini dikenal juga dengan istilah teori “orang hebat”.
Sebenarnya, tidak ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikan karakteristik manusia seperti apa yang disebut pemimpin hebat.
Namun, pastinya di antara banyaknya orang terdapat seseorang yang memiliki ciri khas untuk berperan sebagai pemimpin kelompok.
2. Teori Gaya dan Perilaku
Selain Great Man Theory, Teori Gaya dan Perilaku juga merupakan teori yang cukup populer.
Menurut teori ini, kepemimpinan tidak berasal atau sudah dibawa sejak seseorang lahir di dunia. Artinya, dalam kepemimpinan teori ini berkebalikan dengan Great Man Theory.
Teori Gaya dan Perilaku menegaskan bahwa kepemimpinan dapat tumbuh dan berkembang berdasarkan beberapa hal.
Misalnya, pengalaman memimpin, evaluasi, menghadapi tantangan, melatih diri, menciptakan pemimpin berkarakter, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Teori Gaya dan Perilaku, kepemimpinan yang hebat berasal dari hasil tiga keterampilan. Keterampilan yang dimaksud dalam teori ini berupa keterampilan manusiawi, keterampilan konseptual, dan keterampilan teknis.
3. Trait Theory
Teori kepemimpinan lainnya adalah Trait Theory atau teori sifat kepemimpinan. Trait Theory adalah teori yang percaya bahkan kepemimpinan dapat terbentuk ketika karakter atau sifat tertentu sudah diajarkan sejak dini atau secepat mungkin.
Misalnya, pengetahuan, kecakapan, disiplin, kreativitas, tangung jawab, imajinasi, keberanian, kecerdasan, dan perilaku lainnya.
Penganut teori ini percaya bahkan pemimpin hebat memerlukan analisis karakter serta pembentukan fisik, mental maupun emosi/ sosial. Karakter yang dibentuk tersebut harus menyerupai karakter yang dipercaya dimiliki oleh pemimpin baik.
4. Teori Servant
Teori kepemimpinan lainnya adalah Teori Servant atau pelayanan. Istilah ini mengacu pada kepercayaan bahwa seorang pemimpin yang baik harus mampu bekerja sebagai pelayan, penjaga, bahkan pemelihara kesejahteraan mental serta fisik dari semua anggota kelompoknya.
Teori kepemimpinan yang satu ini emang lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dari para anggotanya. Selain itu, pemimpin juga harus membantu dan bersikap simpati kepada para anggotanya.
Pemimpin juga turut ambil bagian dalam membantu kesejahteraan para anggota atau pengikutnya.
Oleh karena itu, berdasarkan Teori Servant, pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang pada dasarnya sudah memiliki jiwa melayani.
5. Teori Transformasional
Teori Transformasional adalah sebuah teori lebih fokus menjalankan pendekatan secara personal dari seorang pemimpin kepada anggotanya. Istilah yang paling dikenal dalam teori ini adalah “memanusiakan manusia”.
Tujuan utama teori ini adalah mengubah kesadaran, membangun semangat/ motivasi, dan juga memberikan inspirasi.
Tujuan utama kepemimpinan menurut Teori Trnsformasional adalah mencapai tujuan bersama yang dilakukan tanpa timbul rasa tertekan.
Pemimpin yang menerapkan Teori Transformasional menjalankan atau mengelola kelompoknya dengan lebih efektif maupun efisien.
Terdapat tiga aspek utama yang diperhatikan dalam Teori Transformasional, yaitu vision, power, dan juga self confidence.
6. Teori Transaksional
Teori Transaksional merupakan salah satu jenis teori kepemimpinan yang percaya bahwa gaya kepemimpinan dilakukan berdasarkan suatu kesepakatan atau perjanjian. Perjanjian tersebut dilakukan oleh seseorang dengan pihak lainnya.
Perjanjian dibuat untuk mendapat pertukaran yang sepadan dan menguntungkan bagi pemimpin maupun anggotanya.
Misalnya, pemimpin memberikan tugas kepada anggotanya. Anggota tersebut menjalankan tugas dengan baik, sehingga pemimpin memberikan apresiasi.
Apresiasi yang dimaksud sudah termasuk dalam bentuk kesepakatan sebelumnya. Misalnya, kenaikan gaji, bonus, tunjangan, kenaikan jabatan, dan berbagai bentuk apresiasi lainnya.
7. Contingency Theory
Contingency Theory adalah sebuah teori yang percaya bahwa tidak ada car paling baik untuk memimpin.
Hal tersebut karena adanya anggapan bahwa setiap gaya kepemimpinan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan kondisi maupun situasi tertentu.
Berdasarkan teori kepemimpinan ini, seorang bisa menjadi pemimpin yang hebat dan berhasil dalam situasi dan kondisi tertentu saja.
Artinya, kinerja kepemimpinannya dapat berubah ketika menghadapi situasi maupun kondisi yang berbeda dari sebelumnya.
Hal tersebut terjadi karena gaya atau kinerja kepemimpinan seseorang juga ditentukan oleh berbagai faktor di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, Contingency Theory juga bisa disebut juga teori kepemimpinan situasional.
8. Behavioral Theories
Behavioral Theories atau teori perilaku merupakan sebuah teori tentang kepemimpinan yang lebih menekankan pada perilaku yang dilakukan oleh pemimpin itu sendiri.
Teori ini tidak terlalu mementingkan karakteristik fisik, mental, dan sosial seperti pada Trait Theory.
Penganut Behavioral Theories berpendapat jika keberhasilan pemimpin sangat ditentukan dari perilaku atau sikapnya. Misalnya, perilaku ketika menjalankan berbagai fungsi kepemimpinan dalam suatu kelompok atau organisasi.
Perilaku dari pemimpin yang hebat menurut Behavioral Theories dapat dibentuk, dilatih, dan dipelajari dengan berbagai cara.
Kepemimpinan adalah sebuah sikap yang dimiliki sosok pemimpin dalam memimpin kelompoknya. Pemimpin harus memahami dan menjalankan sikap kepemimpinan dengan baik agar mencapai berbagai target atau tujuan secara efektif dan efisien.
Banyak teori tentang kepemimpinan yang bisa dipelajari dan diterapkan dalam suatu kelompok atau organisasi.
Sikap kepemimpinan yang baik tidak hanya dipelajari melalui teori, tetapi dapat dipelajari melalui pelatihan dan pengalaman secara langsung dengan memimpin suatu kelompok.