Masalah Keuangan Milenial, Rumah Tangga, Perusahaan dan Cara Atasinya

Cara Mengatasi Masalah Keuangan

Masalah keuangan merupakan hal yang paling krusial dalam sebuah institusi maupun perusahaan.

Pasalnya setiap kegiatan operasional memerlukan biaya untuk menunjang keberlangsungan tujuan yang hendak dicapai. Baik pemasukan maupun pengeluaran dicatat sebagai aktivitas keuangan.

Dimana setiap hasilnya disajikan setiap tahun dalam bentuk laporan pertanggungjawaban. Laporan tersebut menjadi evaluasi untuk menilai kondisi finansial baik pada lembaga, institusi, organisasi, maupun perusahaan.

Tidak hanya itu, masalah keuangan juga dapat melanda secara perorangan atau pada sebuah keluarga. Dimana ketimpangan sosial terjadi pada masyarakat secara meluas dengan indikator pendapatan dan peluang lapangan kerja yang tersedia.

Masalah Keuangan Generasi Milenial

Masalah Keuangan Generasi Milenial

Generasi Z maupun generasi milenial saat ini dihadapkan dengan budaya konsumtif yang didukung dengan berkembangnya arus informasi dan teknologi. Sehingga tidak heran jika masalah keuangan kerap kali menghampiri kaula muda.

Berikut ini faktor penyebab masalah keuangan pada generasi saat ini.

1. Sulit Menyimpan Uang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh IDN Times 2019 setidaknya hanya 10% dari pendapatan yang disisihkan oleh kaum milenial untuk menabung.

Hal ini menunjukan sebagian besar kaula muda sekarang ini tidak senang menabung dan lebih suka berfoya-foya.

Hal ini disebabkan oleh gaya hidup konsumtif yang mengakibatkan besarnya pengeluaran untuk hal-hal yang sebetulnya tidak terlalu penting. Seperti membeli busana untuk mengikuti tren tertentu agar tampak gaya dan kekinian.

Membeli makan di restoran agar terkesan lebih keren dan bergaya. Jika dihitung pengeluaran setiap bulan apabila dalam sepekan makan di restoran menghabiskan uang Rp50.000-Rp100.000.

Maka dalam satu bulan telah menghabiskan uang sekitar Rp200.000-Rp400.000.

Jika uang tersebut ditabung tentunya akan menjadi simpanan uang darurat yang bisa dipakai untuk kebutuhan tertentu. Atau digunakan untuk membeli aset yang akan berguna di masa mendatang dan mendatangkan keuntungan.

Baca Juga: 19 Aplikasi Keuangan Digital Terbaik, Bisa Diakses Gratis!

2. Berhutang

Kebiasaan lainnya yang tidak lepas dari kalangan milenial adalah banyak berhutang untuk memenuhi tuntutan gaya hidup.

Mulai dari membeli barang-barang sekunder maupun tersier yang dapat ditunda pemenuhannya. Seperti ponsel, perhiasan, brand fashion, atau aset-aset tertentu.

Meskipun terlihat sepele hutang dapat menjerat pelakunya dimasa mendatang. Penghasilan akan terkuras habis dan tidak memiliki tabungan untuk hari tua atau dana darurat.

Selain itu kebutuhan sehari-hari tentunya harus dipenuhi akan menambah beban anggaran pengeluaran.

Penggunaan kartu kredit untuk berbelanja menyebabkan meningkatnya tagihan utang dengan bunga serta denda pada tagihannya.

Hal ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian orang akan penggunaan kartu kredit yang seharusnya digunakan untuk memudahkan transaksi.

3. Tidak Berinvestasi

Kesalahan yang banyak terjadi pada kaula muda saat ini membuang uang untuk hal yang sesaat dibandingkan membeli aset untuk berinvestasi. Seperti membeli tanah yang harganya akan bergerak naik di masa mendatang.

Sehingga ketika dalam kondisi darurat generasi ini tidak memiliki simpanan yang sewaktu-waktu dapat diandalkan. Meskipun investasi merupakan pilihan opsi, namun keberadaanya akan membantu mengatasi masalah keuangan di masa mendatang.

Cara Mengatasi Masalah Keuangan Para Milenial

Cara Mengatasi Masalah Keuangan Para Milenial

Memiliki kehidupan sejahtera menjadi dambaan setiap orang, untuk mewujudkannya dibutuhkan kerja keras serta perencanaan keuangan yang terarah.

Agar uang Anda tidak terbuang secara percuma berikut ini beberapa cara mengatur uang yang bisa Anda praktekkan:

1. Membuat Skala Prioritas

Untuk mengatur keuangan dengan bijak, Anda bisa membuat skala prioritas sesuai dengan kebutuhan. Agar penghasilan yang diperoleh setiap bulannya tidak habis di tanggal tua, Anda bisa membuat anggaran pos pengeluaran.

Mulai dari pengeluaran yang paling penting seperti kebutuhan pokok, Anda dapat menyesuaikan berbagai anggaran yang dibutuhkan per hari, mingguan, maupun bulanan.

Selanjutnya Anda bisa menyisihkan sebagian uang untuk disimpan dan sisanya dapat Anda gunakan untuk pilihan lain.

Sehingga Anda mengetahui seberapa besar pengeluaran yang dibutuhkan dan sebaiknya jangan besar pasak daripada tiang.

Artinya usahakan pengeluaran tidak lebih dari pendapatan agar tidak terjadi kekurangan yang menyebabkan Anda harus berhutang.

Kesampingkan gaya hidup konsumtif agar tidak boros pengeluaran. Pertimbangkan kembali untuk memilih opsi lain untuk memenuhi keinginan Anda.

Misal ketika ingin makan di restoran kita dapat memasak makanan di rumah yang lebih hemat dan sehat.

Sehingga pengeluaran dapat terkendali dan semua keperluan dapat dipenuhi. Anda bisa membuat pos pengeluaran kategori primer maupun tersier setelah kebutuhan primer terpenuhi.

Dengan demikian Anda tidak akan kesulitan secara finansial meski menjelang tanggal tua.

2. Membuat Perencanaan Keuangan Secara Terarah

Setelah membuat anggaran pengeluaran, selanjutnya Anda bisa membuat rencana keuangan untuk masa depan.

Anda bisa menyimpan uang sebagai tabungan di hari tua, atau membuat target tertentu. Misal dalam jangka waktu 3 tahun membeli kendaraan dengan menabung uang setiap hari.

Sehingga uang yang dimiliki saat ini tidak digunakan sepenuhnya pada saat itu juga, melainkan disimpan untuk kebutuhan dimasa mendatang.

Selain itu Anda bisa menyisihkan pendapatan untuk menambah penghasilan baru dengan membuka bisnis.

Dengan cara tersebut Anda bisa memiliki pos pemasukan baru yang bisa Anda gunakan untuk kebutuhan lainnya atau dikembangkan dengan investasi lainnya.

3. Biasakan Menabung

Kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Bisa jadi kita membutuhkan dana darurat ketika sakit dan butuh berobat, atau memperbaiki kerusakan di rumah atau kebutuhan lainnya yang mendesak.

Dengan menyisihkan sedikit uang, kita tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Uang tersebut dapat kita gunakan sewaktu-waktu saat kita membutuhkannya. Sehingga kita tidak mengalami kesulitan saat terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi.

Baca Juga : 3 Metode Cara Mengatur Penghasilan dengan Bijak

Masalah Keuangan dalam Rumah Tangga

Masalah Keuangan dalam Rumah Tangga

Selain terjadi pada kalangan milenial, permasalahan keuangan kerap kali dialami dalam sebuah keluarga, terutama rumah tangga yang baru dibina.

Banyak permasalahan baru yang kadang terjadi, berikut ini beberapa masalah keuangan yang sering dihadapi dalam sebuah keluarga:

1. Tidak Mengelola Keuangan secara Bersama

Baik suami dan istri bekerja atau hanya suami yang bekerja, keduanya harus saling terbuka dalam mengelola keuangan.

Tetapkan prioritas bersama dengan menggabungkan pendapatan agar bisa saling membantu dalam menghadapi masalah keuangan.

Istri yang berperan dalam mengelola keuangan dapat membuat rincian pos pengeluaran mulai dari tagihan listrik, air, kebutuhan pokok, sampai dana pendidikan anak-anak.

Semua anggaran dicatat menyesuaikan dengan pemasukan yang dimiliki.

Terbukanya istri dalam pengelolaan uang terhadap suami dapat dievaluasi dan membuat rencana keuangan secara bersama. Sehingga masing-masing saling memberi masukan untuk mengelola finansial.

2. Gaya Hidup yang Konsumtif

Masalah keuangan yang sering terjadi pada keluarga umumnya disebabkan oleh gaya hidup yang konsumtif. Perilaku foya-foya dan boros anggaran untuk kebutuhan yang tidak terlalu urgen dapat menjadikan masalah bagi keuangan dalam keluarga

Belum lagi setelah berkeluarga beban pengeluaran bertambah banyak. Mulai dari kebutuhan anak-anak dan pendidikannya.

Tentunya hal ini membutuhkan biaya yang cukup besar, rencanakan keuangan sedini mungkin agar tidak mengalami kesulitan ekonomi.

Setiap bulannya Anda dapat mengevaluasi catatan pengeluaran, pangkaslah bagian yang menurut Anda bisa menekan anggaranya.

Mulai dari biaya belanja, sampai kebutuhan hiburan bersama keluarga, dapat dianggarkan sesuai pemasukan dan tidak berlebihan.

3. Berhutang Tanpa Sepengetahuan

Untuk memenuhi tuntutan gaya hidup atau keinginan pribadi tidak jarang pasangan suami istri berhutang tanpa saling terbuka satu sama lain.

Seperti penggunaan kartu kredit yang berlebihan yang dilakukan oleh pihak istri untuk membeli barang-barang mewah.

Atau bahkan dilakukan suami yang berhutang untuk memenuhi hobi yang tidak diketahui oleh istri. Kondisi ini akan membuat kondisi finansial keluarga menjadi tidak sehat. Sehingga kebiasaan berhutang secara diam-diam harus dihindari.

4. Membandingkan antara Suami dan Istri

Baik dari kondisi pendapatan yang berbeda maupun pengeluaran yang berbeda hal ini sering menjadi masalah keuangan dalam sebuah rumah tangga.

Ketimpangan pendapatan antara suami istri jika keduanya sama-sama dan membandingkanya hingga menimbulkan konflik.

Tidak jarang suami merasa minder karena penghasilan istri lebih tinggi. Hilangnya peran suami dalam menafkahi istri karena merasa istri telah cukup secara finansial. Sehingga Istri terpaksa memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Mengatasi Masalah Keuangan Keluarga

Mengatasi Masalah Keuangan Keluarga

Banyak perceraian terjadi ditengarai oleh masalah keuangan, sehingga untuk mengatasi persoalan pasutri tersebut harus bijak dalam mengelola keuangan.

Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan bersama pasangan dalam mengatur masalah keuangan.

1. Menjalin Komunikasi dengan Baik

Agar tidak menimbulkan konflik dalam rumah tangga, baik pihak istri yang merasa kurang atau suami berfikir istri tidak dapat mengelola keuangan dengan baik.

Dalam hal ini dibutuhkan keterbukaan satu sama lain tentang penghasilan dan pengeluaran dalam rumah tangga.

Sehingga suami merasa yakin uangnya dapat dimanfaatkan dengan baik dan istri tidak merasa curiga dan bisa menerima pemberian nafkah seberapa pun besarnya.

Terlebih jika sedang terjadi penurunan pendapatan istri harus bijak dalam mengatur keuangan.

2. Melakukan Penghematan

Agar pengeluaran tidak terlalu membengkak dan bisa menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat Anda bisa melakukan penghematan.

Baik pengeluaran belanja maupun beban resiko tagihan yang harus dibayar seperti listrik, air, transportasi dan lain-lainnya.

Memangkas pengeluaran yang tidak dibutuhkan dan mengutamakan anggaran yang perlu diutamakan. Dengan demikian Anda bisa menyimpan sebagian pendapatan untuk ditabung dan mewujudkan rencana jangka panjang Anda kedepan.

3. Buat Catatan Anggaran

Agar mengetahui jumlah anggaran bulanan yang dibutuhkan Anda dapat membuat catatan kebutuhan bulanan. Menghitung setiap pengeluaran bulanan dan membuat perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk bulan mendatang.

Gunakan penghasilan Anda sesuai rancangan anggaran yang telah dibuat setiap bulannya. Setidaknya sediakan juga pos pengeluaran untuk kebutuhan diluar perencanaan. Seperti dana untuk kesehatan, dan lain-lainnya.

Dengan adanya catatan tersebut Anda dapat mengendalikan pengeluaran dan meminimalisir pemborosan karena membeli kebutuhan yang tidak diperlukan.

4. Biasakan Menabung

Salah satu kebiasaan yang sering terlupakan adalah menyisihkan pemasukan dan menabung. Cara ini dapat membantu Anda menyiapkan bekal untuk keperluan di hari tua maupun dana pendidikan anak-anak.

Setidaknya kita memiliki dana darurat melalui tabungan tersebut jika dihadapkan pada kondisi tertentu.

Kita dapat membuat intensitas menabung baik harian, mingguan, atau bulanan dengan nominal tertentu. Selain itu kita dapat membuat target menabung untuk kebutuhan pribadi.

5. Memisahkan Kebutuhan Pribadi

Dalam anggaran rumah tangga sebagian besar kebutuhan dialokasikan untuk kebutuhan domestik. Keperluan dapur, sumur, dan kebutuhan pribadi setiap anggota keluarga.

Agar dapat menyisihkan uang dan kebutuhan pribadi terpenuhi Anda dapat memisahkannya dari anggaran belanja dan lain-lainnya.

Masalah Keuangan dalam Perusahaan

Masalah Keuangan dalam Perusahaan

Secara khusus masalah keuangan yang terjadi pada perusahaan terjadi karena kegagalan dalam manajemen finansial.

Baik dalam mengatur biaya operasional maupun dalam mengelola profit, dalam kondisi lain penurunan pendapatan juga dapat mempengaruhi keuangan perusahaan.

1. Transaksi yang Bermasalah

Permasalahan yang sering terjadi saat membangun bisnis adalah arus kas yang tidak teratur atau terbatas.

Dimana perusahaan harus dapat mengembangkan keuntungan ketika pemasukan terbatas karena menumpuknya piutang yang belum lunas dan penyebab lainnya.

Hal ini terbukti dengan kondisi dari 49% dari pengusaha yang ada di wilayah Asia Pasifik mengalami arus kas yang buruk disebabkan oleh wabah Covid-19 yang melanda dunia.

2. Keluar dari Anggaran yang Telah Ditetapkan

Menjalankan bisnis bukan hanya perkara memperoleh pendapatan semata, melainkan terdapat aturan pengeluaran, pendapatan dan cara mengelola yang harus ditetapkan. Sebelum menjalankan bisnis biasanya dibuat anggaran yang terencana.

Ketika Anda menjalankan bisnis tanpa mengikuti anggaran yang ditetapkan tentunya akan mengakibatkan menumpuknya hutang perusahaan. Sehingga keuangan tidak stabil dan berpengaruh pada perkembangan bisnis Anda.

3. Tidak Memiliki Dana Darurat

Permasalahan yang sering terjadi baik pada perorangan, keluarga, maupun perusahaan adalah tidak adanya dana darurat.

Saat pertama kali membangun bisnis tentunya kita akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang membuat siklus keuangan tidak menentu.

Ketika kondisi tersebut terjadi perusahaan akan membutuhkan uang tunai untuk menyeimbangkan kondisi finansial suatu perusahaan. Tidak hanya mengalami kerugian, kemungkinan terburuk jika perusahaan kolaps.

4. Beban Hutang yang Menumpuk

Tidak bisa dipungkiri kebanyakan pengusaha memulai bisnis mereka dengan hutang. Namun jika terlalu berlebihan dalam mengambil hutang bukan tidak mungkin jika hal tersebut dapat menjadi masalah bagi keuangan perusahaan.

Terutama ketika bisnis yang baru dibentuk belum berjalan cukup benefit sedangkan beban biaya cukup tinggi.

Ditambah beban hutang yang terus bertambah dan pajak yang harus dibayarkan tentunya hal ini akan menjadi masalah keuangan bagi perusahaan.

5. Keuangan Tidak Dicatat

Kesalahan terbesar dalam mengelola keuangan adalah tidak mencatat setiap transaksi yang terjadi.

Hal ini akan membuat Anda kebingungan dalam mengetahui laba bersih yang diperoleh maupun pengeluaran apa saja yang sering terjadi setiap bulannya.

Sehingga kemungkinan besar Anda tidak dapat membuat rencana bagi perusahaan dimasa mendatang.

Sehingga berapapun besarnya pendapatan yang diperoleh Anda tidak bisa mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dialami pada bisnis yang Anda jalankan.

6. Menggabungkan Uang Pribadi dalam Bisnis

Kesalahan berikutnya yang mengakibatkan masalah keuangan dalam perusahaan adalah mencampurkan dana pribadi ke dalam aset perusahaan. Cara ini akan berdampak buruk pada perusahaan dan keuangan pribadi.

Terlebih jika dana perusahaan kemudian digunakan oleh Anda, hal ini akan menyebabkan Anda tidak mengetahui keuntungan yang diperoleh. Selain itu jika berterusan dana yang dimiliki akan terus berkurang.

Tips Mengatasi Persoalan Keuangan Perusahaan

Tips Mengatasi Persoalan Keuangan Perusahaan

Permasalahan finansial pada perusahaan jika dibiarkan dapat menyebabkan kegagalan dalam membangun sebuah bisnis.

Jika tidak diatasi usaha yang dijalankan akan cepat bangkrut, berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menjaga bisnis tetap berjalan baik.

1. Mengelola Hutang dan Piutang

Hutang dan piutang sama-sama menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan.

hutang yang menumpuk dapat membebani perusahaan, sedangkan piutang yang tidak ditagih akan menyebabkan kerugian bagi bisnis Anda. berikut cara mengatasi persoalan hutang dan piutang.

Mengatasi Hutang

  • Pastikan kembali kontrak yang Anda lakukan dengan pihak pemasok adalah transaksi pembayaran di akhir.
  • Lakukan pemetaan terhadap pemasok penting sebagai langkah awal prioritas bisnis Anda
  • Ketahui pemasok mana yang bisa menimbulkan resiko dan pemasok yang dapat
  • Memastikan pembayaran dilakukan dengan metode yang telah disepakati

Menyelesaikan Masalah Piutang

  • Menawarkan diskon agar mendapatkan pelunasan lebih cepat
  • Mengirimkan faktur tepat waktu sebagai pengingat bagi konsumen
  • Mendahulukan konsumen dengan tagihan piutang yang lebih besar dengan proses uang tunai

2. Membuat Anggaran Keuangan

Anda bisa membuat anggaran keuangan dengan dua cara yaitu anggaran statis dan fleksibel.

Anggaran statis biasanya menghasilkan anggaran yang sama dengan asumsi saat membuat perencanaan meskipun terdapat perubahan yang signifikan dari perkiraan.

Sedangkan anggaran fleksibel metode anggaran yang dibuat menyesuaikan perubahan asumsi pada saat membuat perencanaan anggaran.

Baik statis maupun fleksibel, setidaknya dalam sebuah anggaran harus terdapat 5 komponen penting seperti berikut:

  1. Biaya Variabel
  2. Biaya tetap
  3. Biaya lainnya
  4. Keuntungan
  5. Dan laporan arus kas

Masalah keuangan dapat terjadi pada berbagai segmen, baik pribadi, keluarga maupun perusahaan. Umumnya permasalahan tersebut disebabkan oleh hutang dan perencanaan keuangan yang tidak terarah dengan baik.

Sehingga solusi untuk permasalahan keuangan dapat dilakukan dengan membuat anggaran keuangan, dan membuat skala prioritas untuk menekan pengeluaran. Cara ini efektif dalam mengelola keuangan secara berkala.

Baca Juga : Masalah Keuangan di Indonesia, Penyebab, dan Dampaknya

Bagikan:

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.