Pengertian EBIT dan EBITDA dalam Laporan Keuangan

Pengertian EBIT dan EBITDA

Jika Anda seorang pengusaha, istilah EBIT dan EBITDA pastinya sudah tidak asing lagi. Kedua teori ini sering digunakan untuk menganalisis performa bisnis yang dijalankan oleh sebuah perusahaan. Dalam artikel ini kita akan mengulas mengenai pengertian EBIT, EBITDA, perbedaan dan cara kerjanya.

Sebuah perusahaan tentunya akan sangat membutuhkan gambaran mengenai kondisi finansial untuk menggaet investor serta evaluasi kinerja yang dilakukan. Untuk menganalisanya kita dapat menggunakan cara hitung dari EBIT dan EBITDA.

kedua metode perhitungan ini sering digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan pada perusahaan.

Melalui laporan laba rugi kemudian diketahui hasilnya dengan menjumlahkan pendapatan bersih dengan biaya operasional maupun non-operasional.

Mengenal Pengertian EBIT dan EBITDA

Mengenal Pengertian EBIT dan EBITDA

Sekilas keduanya memiliki singkatan yang sama namun keduanya memiliki metode yang berbeda, meskipun EBIT maupun EBITDA sering digunakan untuk mengetahui gambaran kesehatan finansial dan performa dari suatu perusahaan.

1. Pengertian EBIT Menurut Para Ahli

Secara umum para ahli berpendapat bahwa EBIT merupakan pendapatan atau laba yang didapatkan oleh sebuah perusahaan sebelum bunga dan pajak. Berikut ini pemaparan mengenai EBIT dari para ahli:

  • Siswanto Sutojo (2003 : 18)

Pengertian EBIT menurut Siswanto Sutojo merupakan laba sebelum adanya pajak yang dikurangi laba dari penjualan aktiva tetap, aktiva produktif, aktiva lain-lain, dan saham penyerta langsung.

  • Drs. Lukman Syamsuddin (2013 : 90)

Drs. Lukman Syamsuddin berpendapat bahwa EBIT merupakan hubungan pendapatan yang diperoleh sebelum adanya potongan bunga dan pajak.

2. Pengertian EBITDA

Adapun EBITDA adalah singkatan dari Earning Before Interest and Taxes, Depreciation and Amortization yang berarti pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Teori EBITDA ini sering digunakan untuk mengetahui arus kas secara keseluruhan.

Untuk mengetahuinya kita dapat menghitungnya melalui data yang terdapat pada laporan perolehan laba dan rugi perusahaan. Dimana pendapatan dikurangi anggaran pengeluaran seperti biaya produksi, sewa, gaji, hingga tunjangan.

Manfaat EBIT dan EBITDA bagi Perusahaan

Manfaat EBIT dan EBITDA bagi Perusahaan

Teknik perhitungan EBIT dan EBITDA sering digunakan untuk menganalisis kondisi dan membuat kebijakan dalam perusahaan.

Untuk memahami berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan EBIT dan EBITDA berikut ini penjelasannya.

1. Manfaat Penerapan Teori EBIT untuk Investor

EBIT berguna dalam menganalisis kondisi dan perkembangan bisnis yang dijalankan.

Melalui perkiraan yang dihasilkan oleh perhitungan bisnis Anda dapat mengetahui sehat atau tidaknya keuangan yang dimiliki oleh perusahaan, berikut ini manfaat EBIT dalam laporan keuangan  bagi para investor.

  • Merancang langkah yang dibutuhkan untuk kegiatan bisnis maupun sehari-hari
  • Mengetahui kondisi yang dialami oleh perusahaan secara menyeluruh
  • Sebagai indikator kemampuan sebuah perusahaan dalam melakukan liabilitas atau membayar kewajiban (utang)
  • Memudahkan kita dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan
  • Membandingkan profit yang diperoleh perusahaan dengan kompetitor lainnya
  • Menganalisis beban utang yang dimiliki oleh perusahaan dengan pesaing lainnya
  • Memprediksi kinerja perusahaan dimasa mendatang dengan indikator kemampuan dalam membayar pajak.
  • Membantu menganalisis dalam pertimbangan untuk melakukan perluasan bisnis

2. Kegunaan EBIT untuk Manajemen

Selain membantu investor mengetahui kinerja perusahaan oleh para investor. Metode hitungan EBIT juga berguna dalam manajemen suatu perusahaan. Berikut ini manfaatnya:

  • Membantu merencanakan keuangan untuk melakukan kegiatan operasional, membayar kewajiban utang, serta menggaji para karyawan.
  • Mendorong perkembangan perusahaan dengan memunculkan ide baru untuk meraih keuntungan yang lebih dengan menganalisa kinerja yang dilakukan oleh perusahaan.
  • Memberikan gambaran mengenai produktivitas perusahaan melalui kinerja yang dilangsungkan dalam sebuah perusahaan. Mulai dari cara promosi hingga aktivitas lembur para karyawan.
  • Menganalisa kondisi suatu perusahaan untuk mengetahui kelayakan ketika akan memperluas bisnis atau ekspansi, dengan memperhitungkan kemampuan secara finansial.

3. Kelebihan Menggunakan EBITDA

Jika teori EBIT digunakan untuk menganalisa kemampuan finansial suatu perusahaan.

Sedangkan EBITDA merupakan cara hitung untuk mengetahui pendapatan secara bersih yang didapatkan oleh perusahaan dan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh perusahan.

EBITDA dapat membantu kita menganalisa perkembangan bisnis dan memperkirakan langkah kedepan untuk kemajuan perusahaan. Mulai dari melakukan reinvestasi, perluasan bisnis, hingga manajemen utang.

Selain itu EBITDA memudahkan bagi analis untuk menghitung perputaran uang pada kas perusahaan. Meski demikian, baik analis maupun investor tetap perlu memperhitungkan resiko ketika menggunakan EBITDA.

Pasalnya, EBITDA dihitung dengan aktivitas arus kas untuk mengukur kinerja perusahaan dimasa mendatang. Sedangkan depresiasi serta amortisasi merupakan perkiraan kerugian yang dapat terjadi setiap saat.

Sehingga memungkinkan sebuah perusahaan bekerja secara kurang efektif ketika mengubah modal berupa aset menjadi uang tunai.

Tidak hanya itu, resiko yang perlu dipertimbangka juga ketika saldo dalam kas tidak dapat melakukan pembelian karena inventaris perusahaan mengalami penyusutan.

Kelemahan Sistem EBIT

Kelemahan Sistem EBIT

Meski memiliki banyak keunggulan, metode perhitungan EBIT juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diketahui baik oleh pemilik usaha, bagian manajemen, maupun investor. Berikut ini beberapa keterbatasan metode EBIT:

1. Dampak pada Bagian Manajemen

Dalam sistem EBIT, hutang dan bunga tidak diperhitungk

an dalam yang berpengaruh pada hasil laporan keuangan. Pasalnya hutang dapat menyebabkan turunnya kinerja perusahaan. Selain itu biaya bunga juga perlu dipertimbangkan dalam laporan keuangan secara akurat.

Baca Juga : Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Contoh

2. Pertimbangan bagi Investor dan Kreditor

Ketika membuat perbandingan pada hasil nilai EBIT dengan lebih dari satu perusahaan terdapat hal yang tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap perusahaan memiliki laba yang berbeda. sehingga anggaran dan beban yang dimiliki juga berbeda.

Perbedaan EBIT dan EBITDA

Perbedaan EBIT dan EBITDA

Meskipun keduanya sering digunakan sebagai indikator kesehatan suatu perusahaan, namun masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda.

Berikut ini penjelasan mengenai perbedaan antara EBIT dan EBITDA.

1. Sudut Pandang EBIT

Dari pemaparan definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa EBIT menjadi indikator kondisi keuangan dari sebuah perusahaan.

Adapun EBITDA merupakan ukuran dari profitabilitas dalam sebuah industri terutama pada aset-intensif ketika perusahaan mengalami leverage.

Kondisi tersebut menyebabkan amortisasi serta bunga yang dapat mengurangi pendapatan pada bottom line.

Sehingga dapat disimpulkan perbedaan dari keduanya, bahwa EBIT merupakan perkiraan jumlah pendapatan yang diperoleh oleh sebuah perusahaan.

2. Sudut Pandang EBITDA

Sedangkan EBITDA merupakan gambaran menyeluruh mengenai arus kas pada sebuah perusahaan.

Meski demikian keduanya sangat berguna untuk mengetahui kondisi keuangan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Selain itu, perhitungan EBIT dapat memberikan gambaran dari kinerja sebuah perusahaan. Sedangkan EBITDA memberikan analisis mengenai daya beli yang dimiliki oleh perusahaan.

Penerapan EBITDA dapat membantu mengefektifkan penghitungan anggaran dengan investasi yang cukup besar.

Baca Juga : Tips Memilih Financial Advisor untuk Masalah Keuangan

Cara Mencari EBIT dan EBITDA di Laporan Keuangan

Cara Mencari EBIT dan EBITDA di Laporan Keuangan

Agar memudahkan kita memahami konsep EBIT dan EBITDA, pemaparan diatas dapat digambarkan dengan sebuah rumus formula.

Dimana untuk mengetahui kondisi dan perkembangan perusahaan dilakukan melalui perhitungan pendapatan dan pengeluaran.

1. Menghitung EBIT

Setelah mengetahui berbagai informasi mengenai pengertian EBIT, kini kita beralih ke cara menghitungnya.

Terdapat dua cara untuk menghitung EBIT yaitu secara langsung (direct method) dan tidak langsung (indirect method). Berikut ini pemaparan kedua metode tersebut:

  • Menghitung EBIT secara Langsung

Menghitung dengan metode langsung akan diketahui nilai EBIT sebagai hasil dari kegiatan operasional dalam perusahaan.

Hasil tersebut dapat ditemukan dalam urutan pertama dari laporan laba rugi perusahaan. Berikut ini cara hitung EBIT dengan direct method:

EBIT = Hasil Penjualan Bersih – Harga dari Pokok Penjualan – Biaya Operasional yang meliputi pemasaran, penjualan, administrasi, dan lain-lainnya.

Umumnya cara ini digunakan oleh akuntan dalam sebuah perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pada pertengahan tahun. Hal ini dilakukan untuk mengambil keputusan dalam membuat rencana kerja perusahaan pada masa berikutnya.

  • Menghitung EBIT secara Tidak Langsung

Sedangkan indirect method atau cara menghitung EBIT secara tidak langsung akan menghasilkan nilai EBIT secara profitabilitas setiap akhir tahun.

Dimana bunga, pajak, dan laba bersih perusahaan akan diketahui. Adapun formula untuk menghitung EBIT secara indirect method adalah sebagai berikut:

Perolehan laba bersih + beban bunga + potongan pajak

Cara kedua ini dapat dipakai untuk mengetahui kinerja perusahaan yang disampaikan pada rapat perusahaan setiap akhir tahunnya.

Hasil dari penilaian tersebut dapat menjadi evaluasi bagi manajemen untuk membuat keputusan pada rencana di tahun berikutnya.

Meskipun dihitung dengan rumus yang berbeda, baik direct method maupun indirect method dapat menghasilkan nilai yang sama.

Akan tetapi kedua cara ini digunakan untuk sudut pandang yang berbeda tergantung kebutuhan, baik oleh manajemen, investor atau pemilik perusahaan.

2. Cara Menghitung EBITDA

Sama halnya dengan metode perhitungan EBIT, untuk menghitung EBITDA terdapat dua cara untuk mengetahui hasil EBITDA.

Cara pertama yaitu dengan menyertakan laba, bunga, dan pajak dalam hitungannya, dan cara kedua yaitu dengan menambahkan salah satu metode EBIT.

  • Menghitung EBITDA dari Laporan Keuangan

Metode pertama yaitu menghitung EBITDA melalui laporan keuangan dari perusahaan.

Dimana kita dapat mengetahui hasil laba bersih yang diperoleh, bunga, serta pajak dari laporan laba rugi. Sedangkan penyusutan maupun amortisasi dimasukan secara terpisah.

Terkadang dicantumkan dalam laporan laba rugi jika tidak bagian ini dimasukan dalam arus kas.

Penyusutan dan amortisasi juga dapat dimasukan pada catatan akun biaya operasional. Berikut ini rumus EBITDA dengan metode pertama:

EBITDA = perolehan laba bersih + beban bunga + potongan pajak + depresiasi + amortisasi

  • Menghitung EBITDA dengan Rumus EBIT

Selain cara diatas, untuk menghitung EBITDA dapat dapat dilakukan dengan menambahkan rumus EBIT dengan menggabungkan penyusutan dan amortisasi.

Berikut ini metode kedua untuk menghitung EBITDA:

EBITDA = EBIT + depresiasi + amortisasi

Berbeda dengan EBIT, dalam metode EBITDA sejumlah biaya dihapuskan seperti biaya pendanaan, biaya aset perusahaan, hingga biaya pajak.

Perhitungan ini akan menghasilkan gambaran mengenai profitabilitas dari bisnis yang dijalankan sebagai ukuran kemampuan menghasilkan uang tunai.

Meski demikian terkadang perhitungan EBITDA menghasilkan nilai seolah mengaburkan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan.

Pasalnya adanya beban bunga maupun pajak merupakan pengeluaran yang sejatinya dapat menguras biaya dalam sebuah bisnis.

Selain itu, sebuah perusahaan juga tidak terlepas dari berbagai aset yang terus mengalami penyusutan sehingga harus mendapatkan perawatan maupun diganti.

Sehingga menimbulkan kesan pengeluaran lebih rendah dari realita yang sesungguhnya.

Contoh Perhitungan EBIT dalam Laporan Keuangan

Contoh Perhitungan EBIT dalam Laporan Keuangan

Sebagai gambaran dari pengertian EBIT, Anda dapat memperhatikan contoh perhitungan EBIT secara langsung maupun tidak langsung di bawah ini.

1. Perhitungan EBIT secara Langsung

Perusahaan PT. Makmur Sejahtera melakukan pencatatan laporan kinerja selama 6 bulan dengan pendapatan bersih sebesar Rp.25.000.000 sedangkan harga pokok penjualannya adalah Rp.10.000.000.

Kemudian diketahui biaya operasionalnya yaitu Rp.5.000.000. Berapakah nilai dari EBIT?

Jawab :

Diketahui :

Laba bersih : Rp.25.000.000

Harga pokok penjualan : Rp.10.000.000

Biaya operasional : Rp.5.000.000

Berapa nilai EBIT?

EBIT = Pendapatan / laba bersih – Harga pokok dari penjualan – biaya operasional

EBIT = Rp.25.000.000 – Rp.10.000.000 – Rp.5.000.000

EBIT = Rp.10.000.000

2. Perhitungan EBIT Tidak Langsung

Pada akhir tahun PT. Makmur Sejahtera ingin membuat rencana untuk tahun depan. Sehingga untuk mengetahui nilai EBIT, perusahaan menggunakan rumus EBIT tidak langsung. Berikut rumusnya:

Laba bersih = Rp.50.000.000

Biaya bunga = Rp.15.000.000

Pajak = Rp.10.000.000

Berapa nilai EBIT ?

EBIT = Rp.50.000.000 + Rp.15.000.000 + Rp.10.000.000

EBIT = Rp.75.000.000

Jika terdapat peningkatan pada hasil perhitungan maka memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan.

Namun, apabila nilai EBIT menurun, perusahaan dapat melakukan strategi dengan menekan biaya operasional, menaikan keuntungan, dan lain-lainnya.

Strategi untuk Meningkatkan Nilai dari EBIT dan EBITDA

Strategi untuk Meningkatkan Nilai dari EBIT dan EBITDA

Dari contoh dan pengertian EBIT dan EBITDA dapat kita ketahui bahwa nilai EBIT yang diperoleh dari perhitungan pendapatan dan biaya operasional  memberikan gambaran mengenai perkembangan suatu perusahaan., semakin meningkat nilainya maka akan memberikan keuntungan.

Lantas bagaimana cara untuk meningkatkan nilai EBIT maupun EBITDA bagi perusahaan? Berikut ini penjelasannya

1. Meningkatkan Perolehan Pendapatan melalui Penjualan

Untuk meningkatkan nilai dari EBIT dan EBITDA, suatu perusahaan dapat menggenjot laba dari penjualan dengan cara menaikan harga jual.

Meski demikian, dalam kondisi lain seperti persaingan yang ketat perusahaan tidak perlu menaikan harga dengan membuat permintaan baru.

Sehingga perusahaan dapat mempertahankan harga tanpa memberlakukan diskon. Maka perusahaan tetap memperoleh keuntungan dengan meminimalisir dampak kerugian.

2. Menciptakan Permintaan Baru

Seperti yang dijelaskan pada poin pertama selain menaikan harga jual, perusahaan dapat mempertahankan harga dengan membuat ide baru.

Tujuannya adalah agar menghadirkan permintaan baru dari konsumen, baik dengan mengubah kemasan produk maupun peningkatan layanan jasa.

3. Melakukan Evaluasi Terhadap Penerapan Diskon

Diskon kerap kali dijadikan sebagai strategi pemasaran untuk menarik minat pelanggan membeli produk yang dipasarkan.

Meski cara ini dianggap mampu meningkatkan penjualan, namun diskon juga dapat menjadi hambatan bagi pendapatan perusahaan.

Pasalnya banyak kompetitor yang memasang harga dibawah pasaran sehingga tidak jarang banting harga dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Namun tanpa disadari, cara ini justru dapat memberikan kerugian bagi perusahaan.

Jika ingin memberlakukan diskon Anda dapat melakukan analisis terlebih dahulu dengan mengetahui harga produk di pasaran, melakukan promosi, memberikan sampel gratis, dan penjualan.

Selanjutnya kita dapat menentukan perlu atau tidak menerapkan diskon.

4. Melakukan Penurunan untuk Harga Pokok Penjualan

Terakhir, masih dalam pembahasan pengertian EBIT,  yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan penurunan untuk harga pokok penjualan.

Dengan pengurangan anggaran untuk penjualan barang, Anda dapat mengetahui jumlah pengeluaran yang dibutuhkan.

Cara Menganalisa Pengeluaran dengan Tepat

Cara Menganalisa Pengeluaran dengan Tepat

Agar Anda dapat membuat anggaran pengeluaran secara terencana, langkah yang bisa dilakukan mulai dari memperoleh data, menganalisis rincian pengeluaran, membuat rencana terarah, mengatur biaya produksi, hingga menjalankan ide atau rencana.

Berikut langkah yang bisa Anda lakukan:

1. Mengumpulkan Data

Untuk melakukan analisa dan evaluasi keuangan perusahaan, Anda memerlukan data dari laporan keuangan terbaru.

Setidaknya melalui informasi laporan tiga tahun sebelumnya. Kemudian merinci segala aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan keuangan.

2. Menganalisa Pengeluaran

Anda dapat mempertimbangkan metode yang digunakan dalam mengatur biaya internal maupun eksternal.

Caranya yaitu dengan membuat skala prioritas kemudian memangkas biaya yang bisa dikesampingkan. Beberapa pertimbangan yang bisa Anda lakukan diantaranya sebagai berikut:

  • Pengaturan staf karyawan dalam perusahaan
  • Penggunaan Aset atau inventaris perusahaan untuk produktivitas bisnis
  • Cara memperoleh bahan baku yang memiliki kualitas yang sama namun dengan harga yang relatif lebih rendah, serta melakukan negosiasi harga untuk memperoleh bahan baku.

3. Lakukan Analisis Terhadap Bisnis yang Dijalankan

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan bisnis, Anda dapat melakukan evaluasi dengan menganalisa SWOT.

Dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dipertahankan dan di lejitkan.

Kelemahan perusahaan yang harus diperbaiki dan menjadi bahan evaluasi, peluang yang bisa ditempuh oleh perusahaan dalam mengembangkan bisnis.

Terakhir yaitu ancaman yang perlu diwaspadai seperti kerugian dan persaingan yang dapat menjatuhkan bisnis Anda.

4. Memangkas Biaya Jika Diperlukan

Jika cara diatas telah Anda coba dan masih belum dapat meningkatkan nilai EBIT dan EBITDA, cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah Memotong biaya operasional atau biaya produksi jika diperlukan.

Anda bisa menentukan cara lain untuk melakukan penghematan baik dari segi persediaan, penjualan, maupun produksi untuk mengefektifkan laba pendapatan.

5. Membuat Ide Rencana

Anda dapat mengembangkan ide dengan merancang strategi untuk meningkatkan EBIT dan EBITDA.

Dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang harus dihadapi oleh perusahan dalam menghadapi persaingan.

6. Melakukan Rencana Tersebut

Setelah berbagai rancangan dibuat, selanjutnya Anda dapat mengimplementasikan rencana yang telah ditetapkan.

Agar Anda dapat berhasil mencapai tujuan Anda buatlah langkah demi langkah yang terarah dengan mengatur jadwal perencanaan tersebut.

Berdasarkan pengertian EBIT dan EBITDA serta gambaran penerapannya dapat kita simpulkan bahwa keduanya memiliki manfaat untuk mengukur kondisi suatu perusahaan.

Akan tetapi EBIT dan EBITDA menghasilkan laporan dari sudut pandang yang berbeda.

Meski demikian, terdapat berbagai hal yang perlu dipertimbangkan pula saat melakukan perhitungan baik dengan metode EBIT maupun EBITDA. Pasalnya masing-masing memiliki kelemahan dan keterbatasan dalam melakukan analisis.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.