Perbedaan Online Shop, Marketplace, dan E-Commerce, Wajib Tahu!

Perbedaan Online Shop, Marketplace, dan E-Commerce, Wajib Tahu!

Perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce sebenarnya cukup menonjol.

Meskipun begitu, faktanya masih banyak orang yang belum memahami perbedaan di antara ketiganya.

Jika Anda berencana terjun ke dunia bisnis online, maka harus memahami apa beda e-commerce, marketplace, dan online shop.

Pasalnya, beda tempat jualan (platform), berbeda pula strategi pemasaran yang harus diaplikasikan.

Pengertian Online Shop, Marketplace, dan E-Commerce

Pengertian Online Shop, Marketplace, dan E-Commerce.avif

Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce beserta contohnya, sebaiknya ketahui pengertian dari ketiganya, di antaranya sebagai berikut:

1. Online Shop

Istilah online shop memang sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia.

Online shop mengacu pada bisnis online dengan berbasis toko digital. Dengan kata lain, semua kegiatan atau transaksi jual beli, mulai dari pemesanan hingga pembayaran produk dilakukan secara online.

Menurut Sari 2015, disebutkan bahwa online shopping (belanja online) melalui internet adalah proses membeli produk barang atau jasa yang dijual di media internet, termasuk sosial media.

Baca Juga : 9 Ide Jualan Online Shop untuk Pemula, Dijamin Untung!

2. Marketplace

Dilansir dari laman Shopery dijelaskan bahwa marketplace adalah sebuah platform di mana para penjual (seller) berkumpul dan dapat menjual produk barang maupun jasa kepada konsumen tanpa harus melakukan tatap muka.

Jadi, proses jual beli dilakukan secara daring.

Dalam hal ini, pemilik bisnis marketplace akan menyediakan platform yang menjadi tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

Penjual dapat memposting produk jualannya, sedangkan pembeli bisa bebas melihat berbagai pilihan produk yang dibutuhkan melalui marketplace.

Secara umum, marketplace terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Marketplace Murni

Situs marketplace menyediakan kerja sama kepada pelapak dalam bentuk lapak toko online lengkap dengan fasilitas pembayarannya.

Dengan begitu, penjual memiliki kewajiban mencantumkan foto dan deskripsi produk terbaik agar lebih mudah untuk dipahami oleh calon konsumen.

b. Marketplace Konsinyasi

Pihak marketplace menawarkan sistem kerjasama berupa titip barang. Dalam hal ini, penjual hanya harus menyediakan detail informasi produk pada marketplace.

Sedangkan urusan penjualan, seperti foto produk, stok, pengiriman barang, dan fasilitas pembayarannya akan diurus oleh marketplace.

3. E-Commerce

Perdagangan elektronik atau e-commerce adalah kegiatan menyebarkan, jual beli, pemasaran produk yang dilakukan melalui sistem elektronik, baik televisi, internet, atau jaringan komputer lain.

E-commerce bisa melibatkan pertukaran data elektronik, transfer dana elektronik, dan banyak lagi.

Di era industri teknologi informasi saat ini, aktivitas e-commerce bisa dilihat sebagai bentuk penerapan dari e-business (bisnis elektronik) yang berkaitan dengan transaksi komersial, meliputi pemasaran elektronik, transfer dana elektronik, pemasaran online, dan proses transaksi online.

Perbedaan Online Shop, Marketplace, dan E-Commerce

Setelah membaca pengertian tentang online shop, marketplace, dan e-commerce yang dipaparkan di atas.

Sekarang Anda pasti sudah memiliki gambaran mengenai perbedaan di antara ketiganya, bukan?

Namun, hal tersebut ternyata tidak cukup dijadikan pegangan memulai bisnis online.

Agar bisa sukses berbisnis melalui perantara media digital, Anda juga harus tahu hal-hal yang membedakan ketiganya.

Dengan begitu, barulah bisa mengambil kesimpulan tempat terbaik untuk memulai mengembangkan bisnis berbasis sistem daring.

Di bawah ini adalah perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce yang harus diketahui oleh setiap pelaku bisnis berbasis digital:

1. Anggaran

Anggaran

Di online shop dan marketplace, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun untuk mendaftar dan berjualan di platform tersebut.

Kecuali, kalau Anda ingin menikmati ragam fitur premium yang disediakan oleh pihak marketplace, seperti iklan atau Ads.

Akan tetapi, beda ceritanya jika Anda memilih berjualan di e-commerce.

Pasalnya, Anda perlu mengeluarkan biaya untuk beli dan memperpanjang domain serta hosting website.

Terlebih lagi kalau menggunakan CMS toko online berbayar, misalnya Shopify. Anda akan dikenakan biaya ekstra.

Meskipun begitu, sebenarnya tidak ada ruginya bagi pebisnis untuk mencoba peruntungannya di e-commerce, sebab bisa memberikan dampak jangka panjang.

Apabila dihitung dengan teliti, jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk biaya e-commerce biasanya jauh sedikit dibandingkan uang jajan Anda.

Dengan biaya minim tersebut, Anda sudah bisa merasakan berbagai macam manfaat yang tidak bisa ditemukan di online shop dan marketplace.

Di bawah ini adalah beberapa kelebihan menggunakan e-commerce sebagai lapak bisnis:

  • Meningkatkan brand awareness.
  • Bisnis mudah ditemukan di mesin pencarian Google.
  • Meningkatkan kredibilitas bisnis.
  • Bentuk profesionalitas.

2. Produk yang Dijual

Produk yang Dijual

Pada situs website e-commerce, biasanya produk yang cocok untuk dijual adalah produk eksklusif limited edition dan tidak mudah ditemukan.

Misalnya, produk kerajinan tangan, makanan ringan olahan unik, barang-barang branded, produk import, dan lain sebagainya.

Di marketplace, produk jualan bisa lebih fleksibel. Anda bisa menyesuaikan dengan pangsa pasar atau trend terkini, seperti alat tulis, pakaian, perlengkapan, barang elektronik, hingga aksesoris.

Sedangkan berjualan di online shop sebenarnya tidak begitu berbeda dengan marketplace.

Baik penggiat usaha di marketplace dan online shop sama-sama bisa menjual barang apa saja. Namun, di marketplace skala dan jangkauan penjualan lebih kecil karena cenderung pada konsumsi pribadi.

3. Tingkat Kesulitan Pembuatan Lapak Bisnis

Tingkat Kesulitan Pembuatan Lapak Bisnis

Perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce selanjutnya terletak pada tingkat kesulitan pembuatan. Masing-masing platform memiliki standar dan ketentuan berbeda.

Untuk membuat website e-commerce misalnya, Anda membutuhkan waktu relatif lebih lama (untuk pemula).

Selain itu, Anda juga harus mempelajari hal-hal teknis, termasuk melakukan optimasi, pemeliharaan, dan bahkan perbaikan website untuk menghemat budget di masa mendatang.

Dalam hal ini, pelaku bisnis di e-commerce dituntut paham dan mampu mengoptimasi SEO, memastikan keamanan website, melakukan promosi, dan lain-lain.

Sedangkan di platform marketplace, semua yang dibutuhkan konsumen telah tersedia.

Di sisi lain, cara registrasinya juga terbilang mudah, Anda cukup daftar dan ikuti instruksi yang ditampilkan. Setelah disetujui, Anda bisa langsung input produk beserta deskripsi dan harga.

Di online shop, pengelolaannya susah-susah gampang. Kenapa?

Karena fungsi utama media sosial bukanlah untuk berjualan, namun lebih kepada komunikasi dan interaksi.

Di Instagram misalnya, selain posting foto produk dengan tag menarik, Anda bisa ubah akun ke Instagram for Business.

4. Persaingan

Persaingan

Persaingan antara online shop dan marketplace hampir mirip.

Pasalnya, tingkat persaingan antara kedua platform tersebut sangat tinggi, karena pastinya ada banyak toko lain yang menawarkan produk sama dengan harga lebih murah.

Hal ini menuntut penggiat bisnis untuk bisa lebih bersaing, baik dari segi kualitas, harga, waktu pengemasan, dan kecepatan pengiriman.

Tingginya persaingan ini membuat seller mengalami kesulitan dalam mendapatkan konsumen, sebab calon pembeli memiliki banyak pilihan.

Beda halnya dengan website e-commerce, tidak ada persaingan terjadi di sebuah website.

Akan tetapi, persaingan justru terjadi dengan website e-commerce lain. Karena setiap e-commerce berlomba-lomba untuk mendapatkan ranking pertama pada mesin pencarian.

Oleh karena itu, jika Anda menjual produk tertentu yang memerlukan brand awareness tinggi, seperti bisnis dengan niche market, seperti distributor kosmetik import.

Website e-commerce bisa menjadi alternatif pilihan lapak yang strategis.

Produk yang menuntut awareness tinggi dapat tenggelam dengan mudah apabila dipromosikan melalui online shop dan marketplace.

Ini dikarenakan ketatnya persaingan dan terbatasnya cara peningkatan brand awareness.

Sementara itu web e-commerce, ada begitu banyak cara meningkatkan brand awareness supaya produk jualan bisa menjangkau lebih banyak konsumen.

5. Promosi

Promosi

Salah satu perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce yang paling kentara terletak pada bagian promosi.

Sebab memiliki web e-commerce sama dengan mengurusi segala hal yang berkaitan dengan promosi web.

Promosi web e-commerce meliputi berbagai hal, mulai dari menarik trafik, promosi media sosial, mengumpulkan leads, dan sebagainya.

Anda harus bisa kreatif dengan membuat strategi pemasaran digital semaksimal mungkin supaya produk di e-commerce bisa terjual.

Sementara di platform marketplace, promosi akan dibantu platform tempat jualan Anda. Selaku seller, Anda tidak akan direpotkan dengan masalah tersebut.

Sebagai penyedia lapak jual beli, pihak marketplace tentu ingin menarik trafik serta menjual produk sebanyak mungkin.

Untuk meningkatkan aktivitas promosi, Anda juga membeli fitur-fitur premium di marketplace.

Fitur-fitur tersebut berfungsi membantu usaha Anda menjangkau pengguna lebih banyak. Pada marketplace Tokopedia misalnya, Anda bisa menikmati fitur Power Merchant.

Sedangkan untuk promosi online shop, sistemnya hampir sama dengan marketplace sebab Anda tidak mempunyai kontrol penuh.

Saat menjalani aktivitas jualan online di sosial media, Anda bisa meningkatkan promosi dengan cara memanfaatkan fitur Instagram Ads dan Facebook Ads.

Pada sisi lain, kebebasan berpromosi di e-commerce membuat pebisnis memiliki pilihan pemasaran tidak terbatas.

Apabila dilakukan dengan baik, penjualan melalui e-commerce bisa melebihi hasil yang didapatkan dari jualan di online shop dan marketplace.

6. Kesetiaan Pelanggan

Kesetiaan Pelanggan

Sama halnya dengan promosi. Anda tidak memiliki banyak opsi menjaga dan meningkatkan kesetiaan pelanggan pada online shop dan platform marketplace.

Apalagi, jika mengingat ketatnya persaingan di marketplace maupun online shop. Kesetiaan pelanggan bisa dengan mudah goyah jika pesaing bisnis hadir dengan penawaran diskon.

Di website e-commerce, Anda punya kemungkinan meningkatkan kesetiaan pelanggan dengan strategi customer retention terbaik.

Kesetiaan pelanggan memiliki peran sangat penting dalam membangun usaha, hal ini juga sudah dimuat dalam sebuah riset.

Dikatakan bahwa mempertahankan konsumen loyal lebih mudah serta menguntungkan jika dibandingkan dengan mencari pelanggan baru.

Dengan kata lain, pebisnis dapat mendulang untung atau menjual produk dalam jumlah lebih besar kepada pelanggan lama.

Anda bisa mengaplikasikan strategi untuk menjaga kesetiaan konsumen agar tidak kabur dan beralih ke saingan bisnis.

7. Jumlah Penjualan

Jumlah Penjualan

Di online shop dan marketplace, margin penjualan lebih rendah dibandingkan penjualan di e-commerce.

Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh ketatnya persaingan di era ini. Secara tidak langsung, Anda dipaksa untuk menurunkan tarif agar bisa tetap bersaing.

Untuk meraup keuntungan besar, maka para penjual di marketplace dan online shop harus mampu menjual produk dalam jumlah banyak.

Beda dengan berbisnis menggunakan e-commerce, Anda tidak harus menjual banyak produk agar bisa untung besar.

Hal tersebut karena margin yang diperoleh dari platform e-commerce per produk bisa melebihi online shop dan marketplace.

Apalagi, kalau produk Anda sudah terbukti kualitasnya dan tidak dijual di toko manapun. Tentu akan lebih mudah mendapatkan pembeli potensial.

8. Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

Perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce juga bisa dilihat dari proses pengumpulan data yang dilakukan.

Umumnya, pengumpulan data bisnis hanya terdapat pada web e-commerce.

Anda dapat mengetahui berbagai hal, seperti demografi audiens, engagement, perilaku pengunjung, dan sumber trafik situs website menggunakan tools, misalnya Google Analytics.

Jadi, Anda bisa memeriksa dan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk keperluan bisnis.

Dalam dunia bisnis, data memiliki peran sangat penting sehingga harus selalu dipantau.

Dari pengumpulan data, pemilik bisnis dapat melihat bagaimana performa usaha secara keseluruhan. Dengan begitu, Anda bisa menggunakan data tersebut untuk menyusun strategi marketing terbaik.

Sebenarnya, online shop dan marketplace juga mempunyai fitur analisis data. Akan tetapi, sudah pasti hasilnya tidak akan selengkap di website e-commerce.

Pasalnya, ada berbagai macam tools pemasaran yang dapat Anda manfaatkan sehingga hasil data yang didapatkan juga lebih akurat.

9. Kepercayaan Pelanggan

Kepercayaan Pelanggan

Dari segi kepercayaan, marketplace bisa menjadi pilihan tepat bagi seller baru dibandingkan langsung membuat e-commerce.

Terlebih lagi, jika platform marketplace yang dipilih sudah sangat terkenal dan memiliki reputasi baik tentu potensi menjual produk bisa lebih besar.

Sebagai pebisnis yang baru ingin terjun ke dunia usaha online, Anda harus berpikir dua kali sebelum membuat e-commerce.

Karena membangun kepercayaan pelanggan membutuhkan waktu cukup lama. Selain harus mempersiapkan budget, Anda juga perlu memikirkan strategi pemasaran ampuh.

Ada beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk membangun loyalitas pelanggan, seperti menampilkan testimonial, live chat, memberikan diskon atau cashback, promo, dan kartu member.

Bagi pebisnis online shop yang baru mulai dari nol, mendapatkan kepercayaan konsumen seringkali membutuhkan waktu lama.

Rasa kepercayaan tersebut dapat dilihat melalui review yang ditulis pelanggan maupun interaksi aktif antara penjual dan pembeli.

Contoh Online Shop, Marketplace, dan E-Commerce

Sudah paham mengenai perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce, tapi belum bisa menyimpulkan contoh pastinya? Simak contoh selengkapnya di bawah ini!

1. Contoh Online Shop

Contoh Online Shop

Seperti telah disebutkan sebelumnya, online shop mengacu pada toko yang ada di jaringan internet. Jadi, online shop tidak hanya dalam bentuk situs website.

Karena Anda juga dapat membangun online shop di platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan sebagainya.

Oclo dan Avana Clothing adalah contoh dari sekian banyak merek online shop sukses di Indonesia.

Keduanya sama-sama bergerak di bidang penjualan produk fashion, baik itu pakaian maupun aksesoris, dan terkenal menawarkan produk terbaik dengan harga terjangkau.

2. Contoh Marketplace

Contoh Marketplace

Ada banyak sekali perusahaan marketplace di dunia, dan beberapa di antaranya pasti sudah sangat familiar di telinga Anda, seperti Amazon, Alibaba, Rakuten, dan eBay.

Sementara itu, ada juga perusahaan marketplace lebih spesifik, contohnya Runners (jual pakaian dan alat olahraga lari), Etsy (kerajinan tangan), dan Shop Surf (perlengkapan selam).

Di Indonesia, terdapat perusahaan marketplace ternama yang sangat digandrungi oleh pecinta belanja online, seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, BliBli, OLX, dan sebagainya.

3. Contoh E-Commerce

Contoh E-Commerce

Electronic commerce (e-commerce) merupakan kegiatan jual beli yang dilakukan di media elektronik.

E-commerce terdiri dari berbagai komponen, salah satunya adalah marketplace yang digunakan sebagai media untuk menjembatani penjual dan pembeli di sebuah platform.

Contoh e-commerce jenis B2B atau Business to Business adalah Mbiz, Ralali, dan Electronic City.

Sedangkan contoh e-commerce C2B atau Consumer to Business antara lain Upwork dan Freelancer.

Setelah memahami perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce, sekarang Anda bisa lebih mudah menentukan tempat yang akan dipilih sebagai lapak jualan online.

Namun, jika budget dan sumber daya memadai, Anda bisa mencoba peruntungan di tiga tempat jualan online tersebut.

Baca Juga: Ide Peluang Bisnis Online Terbaik 2022

Bagikan:

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses