Proses produksi dalam suatu perusahaan tentu menjadi hal yang penting diperhatikan dan direncanakan secara optimal. Perlu diketahui bahwa proses ini memiliki banyak kegiatan, salah satunya yaitu dispatching. Lalu sebenarnya apa itu dispatching?
Dispatching dalam proses produksi memiliki tujuan utama untuk memudahkan proses dalam pencatatan semua transaksi, dan dapat membantu proses pengelolaan bisnis agar lebih baik dan cepat.
Selain itu, proses produksi akan dilakukan sesuai dengan aturan dan rencana yang disusun.
Untuk mengetahui pembahasan ini lebih dalam lagi, seperti tentang pengertian, jenis, fungsi dan lain sebagainya maka tak perlu bingung. Simak pemaparannya pada artikel yang akan disampaikan berikut ini.
Mengenal Tahapan dalam Produksi
Sebelum membahas apa itu dispatching, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai tahapan perencanaan produksi.
Setidaknya ada 4 tahapan yang meliputi routing, penjadwalan, dispatching dan follow up.
1. Routing (Menentukan Alur)
Hal pertama yang perlu dilakukan saat melakukan perencanaan produksi yaitu routing.
Routing dapat diartikan sebagai proses dalam menentukan rute atau alur pekerjaan dan juga urutan operasi.
Bentuknya berupa urutan atau proses dalam pengerjaan produk, urutan kerja operasional, dan linimasa operasional perusahaan. Routing meliputi berbagai macam informasi penting yang ada dalam alur kerja.
Seperti misalnya, kuantitas mesin, kualitas produk, supply bahan mentah, karyawan, peralatan produksi, operasional kerja, dan sebagainya.
Melalui routing, Anda bisa mengetahui apa saja yang dibutuhkan supaya proses pengerjaan produk dan perusahaan bisa berjalan dengan lancar.
Terdapat 4 proses dalam routing yang harus dipahami dengan baik. Keempat proses tersebut yaitu seperti berikut:
- Penentuan produk yang akan diproduksi,
- Cara memproduksi,
- Kapasitas produksi,
- dan lokasi yang menjadi tempat produksi.
Staff perusahaan diharuskan untuk selalu cermat dalam menelaah semua proses tersebut, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga produk bisa terjual.
Selain itu, ada pula yang memahami bahwa routing merupakan alur untuk mengubah bahan baku menjadi produk siap jual.
Untuk mengubahnya tentu harus sesuai supaya tenaga dan bahan baku yang diolah bisa maksimal.
2. Penjadwalan
Jika proses routing sudah selesai dilakukan, maka proses berikutnya yaitu membuat scheduling atau mengatur jadwal pengerjaan.
Untuk melakukan scheduling harus sesuai dengan hasil routing yang memberikan informasi mengenai jumlah pekerjaan dan sekuensinya.
Untuk proses penjadwalan ini berhubungan dengan berbagai macam hal yang penting, yaitu sebagai berikut:
- Mengubah pekerjaan yang perlu dilakukan.
- Mengubah operasi manufaktur yang berbeda pada urutan prioritas.
- Terakhir adalah fiksasi proses yang dilakukan ketika dimulai hingga selesai, tanggal dan waktu dalam setiap operasi.
Penjadwalan dalam kegiatan produksi ini bukan hanya berlaku khusus untuk jam kerja staff saja, tapi juga untuk bahan baku, mesin, suku cadang, dan lain sebagainya.
Proses penjadwalan memang sangat bermanfaat untuk menggunakan waktu secara lebih optimal.
Apabila penjadwalan dilakukan secara ketat dan disiplin, maka alur produksi dalam pekerjaan bisa semakin dikontrol.
Entah itu yang baru dimulai ataupun proses produksi yang selesai dilakukan sesuai waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
3. Dispatching
Tahapan ini bisa dibilang merupakan pemindahan tanggung jawab kerja yang diberikan kepada staf untuk implementasi routing ataupun penjadwalan.
Adapun untuk tanggung jawabnya mencakup infrastruktur penunjang, instruksi, penjelasan mengenai tanggung jawab, struktur proses kerja dan aturan. Bahkan ada pula yang mencantumkan memo atau catatan sebagai pengingat alias reminder.
Tahapan dispatching juga dilengkapi dengan fungsi kontrol dalam pelaksanaan kerja. Kontrol di sini bukan mengatur, tapi lebih cenderung kepada pengawasan.
Jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan dan bisa berdampak pada kegagalan proses produksi, maka pengawas akan langsung mengembalikan kegiatan produksi tersebut pada pakem yang sudah dibuat pada bagian perencanaan.
4. Follow Up
Peninjauan ulang atau follow up merupakan tahapan yang terakhir dalam produksi. Tahapan ini sangat berkaitan erat dengan yang namanya evaluasi hasil.
Tujuan dilakukan proses ini adalah untuk mencari produk yang rusak, menghilangkan cacat produk, dan berbagai masalah dalam produksi.
Selain itu, juga dapat mengukur kinerja secara aktual yang dibandingkan dengan kinerja sesuai harapan.
Caranya adalah dengan melakukan pencatatan pekerjaaan, menemukan sumber masalah, dan juga menemukan solusi yang tepat.
Catatan ini mungkin terlihat sepele, tapi dibutuhkan di masa mendatang untuk dapat mengendalikan proses produksi yang lebih baik.
Baca Juga : 10 Strategi Follow Up yang Bisa Meningkatkan Penjualan
Apa Itu Dispatching?
Dispatching memang menjadi bagian yang sangat penting dari tahapan perencanaan sekaligus pengendalian proses produksi dalam suatu perusahaan.
Dispatching termasuk tahapan ketiga setelah proses routing ataupun penjadwalan.
Tahapan ketiga ini juga merupakan tahap tindakan atau yang biasa disebut implementasi. Lalu apa itu dispatching secara umum?
Pengertian dispatching adalah kegiatan untuk menyerahkan fisik pesanan produksi kepada fasilitas operasi perusahaan, lewat pelepasan pesanan serta instruksi berdasarkan rencana produksi yang sudah dibuat sebelumnya.
Disamping itu, staff yang memiliki tugas untuk melakukan proses ini disebut sebagai dispatcher. Selain itu, tugas lain dari seorang dispatcher juga mengirim pesanan ke beberapa toko.
Pihak dispatcher diharuskan untuk mengetahui kapasitas produksi dari masing-masing peralatan yang tersedia, mengawasi bagaimana perkembangan pesanan, termasuk juga kecepatan pergerakan dalam masing-masing rute yang berbeda.
Beragam Fungsi Dispatching
Dalam memahami dispatching, ketahui juga mengenai peran atau fungsinya di suatu bisnis atau perusahaan. Berikut ini merupakan sederet fungsi yang dimiliki oleh dispatching:
- Melakukan pemeriksaaan mengenai stok atau ketersediaan bahan yang masuk sekaligus memastikan perpindahan mulai dari toko ke proses pertama, dan proses berikutnya.
- Untuk mengetahui tentang gambaran, list, dan spesifikasi produk lengkap yang dibutuhkan.
- Untuk menjamin adanya ketersediaan dari berbagai macam alat produksi dan inspeksi.
- Menentukan kegiatan produksi berdasarkan tenaga kerja, tempat kerja, dan peralatan yang ada.
- Membuat suatu kartu instruksi, time tickets, dan berbagai barang lain yang diperlukan untuk pekerja yang akan melaksanakan berbagai macam kegiatan produksi.
- Memberikan perintah dengan tujuan untuk mengesahkan operasional bisnis berdasarkan tanggal dan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, kemudian dimasukkan pada lembar rute ataupun bagan muatan.
- Membuat perintah inspeksi ketika semua operasi sudah dilakukan untuk menentukan hasil yang berkaitan dengan kualitas produk. Dalam hal ini, juga terkait proses evaluasi dan mengetahui penyebab ketika ada kesalahan ataupun kecacatan dalam produk.
- Menyelesaikan pekerjaan, pengumpulan tiket waktu, kartu instruksi, blueprint atau cetak biru, dan proses pengembaliannya kepada bagian dari departemen kontrol
- Memastikan apakah pekerjaan dapat diteruskan ke proses selanjutnya atau menuju bagian gudang.
- Untuk melakukan pencatatan kapan waktu dimulai dan selesainya pekerjaan pada tiket waktu, sehingga dapat menentukan interval waktu produksi.
- Memberikan tiket waktu untuk departemen sehingga dapat menyiapkan upah.
- Melakukan pencatatan dan melaporkan waktu idle setiap pekerja dan juga mesin, sekaligus untuk meminta tindakan korektif yang diperlukan.
Semua fungsi tersebut harus dilakukan secara optimal, sesuai dengan standar kerja dari perusahaan.
Apabila tugasnya dilakukan dengan baik, maka output proses dari dispatching yang sudah dilakukan juga berjalan sesuai rencana.
Jenis-Jenis Dispatching
Jenis dispatching secara umum terbagi dalam dua jenis, yakni terpusat dan terdesentralisasi. Berikut ini akan dijelaskan lebih lengkap mengenai kedua jenis tersebut.
1. Dispatching Terpusat
Departemen pengiriman terpusat bisa melakukan order atau pesanan pada workstation secara langsung.
Dengan begitu, maka semua catatan mengenai informasi pengiriman akan selalu terjaga secara lengkap beserta kapasitas dan karakteristik pekerja ataupun peralatan di masing-masing mesin.
Perintah yang diberikan kepada pengawas toko ataupun bagian yang mengoperasikan mesin akan berjalan sesuai rencana.
Dalam berbagai kondisi, supervisor juga akan memberikan saran mengenai muatan mesin ataupun pekerja yang merupakan bawahannya.
Sedangkan sederet keuntungan yang ditawarkan oleh jenis ini adalah sebagai berikut ini:
- Tingkat kontrol secara keseluruhan akan lebih mudah untuk bisa dicapai.
- Koordinasi secara efektif antara fasilitas yang tidak sama.
- Fleksibilitas yang dimiliki jauh lebih besar.
- Akibat terjadinya urgensi pesanan, pengubahan jadwal dapat dilakukan secara lebih cepat tanpa mengganggu semua sistem.
- Perkembangan pesan dapat dinilai secara lebih mudah sewaktu-waktu. Alasannya karena memang semua informasi sudah disimpan secara terpusat.
- Pemanfaatan semua mesin ataupun tenaga kerja menjadi semakin efisien.
2. Dispatching Tersedentralisasi
Jenis yang kedua dalam apa itu dispatching adalah terdesentralisasi. Semua pesanan manufaktur akan diberikan secara menyeluruh kepada pihak supervisor, engineer, atau foreman.
Pihak tersebut akan langsung menentukan bagaimana proses urutan dalam pesanan yang diambil oleh departemen tertentu. Bahkan juga akan memastikan mengenai bahan baku yang dibutuhkan, apakah masih tersedia atau masih belum.
Pada kasus semacam ini, dispatch atau pengiriman material harus segera diselesaikan pada departemen sesuai dengan tanggal yang ditentukan atau bisa jadi lebih cepat.
Sama halnya dengan jenis yang sebelumnya, dispatching terdesentralisasi memiliki banyak keuntungan sebagai berikut:
- Sebagian besar alur birokrasi jauh lebih sederhana dan dapat diminimalkan.
- Pihak pengawas toko paham mengenai apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya, sehingga pekerjaan dapat segera diselesaikan secara cepat.
- Segala macam laporan rumit ataupun duplikasi pencatatan bisa dihindari.
- Kesenjangan komunikasi yang terjadi akan semakin berkurang.
- Lebih mudah dalam mengatasi masalah kecil yang sering dijumpai sehari-hari.
- Memberikan dorongan secara alami agar bisa menjadi semakin mandiri.
Prosedur Dispatching
Dalam prosedur dispatching, produksi harus dipecah dulu hingga terdiri dari beberapa komponen yang kemudian dimasukkan dalam sejumlah operasi.
Inilah beberapa prosedur yang perlu diketahui saat melakukan proses dispatching.
- Store Issue Order, adalah prosedur dalam mengotorisasi toko untuk pengiriman bahan baku maupun bahan mentah yang dibutuhkan.
- Tool Order, merupakan otorisasi pada toko alat dengan tujuan untuk menyerahkan berbagai macam peralatan yang diperlukan. Peralatan ini akan diambil oleh staf atau petugas ruangan peralatan.
- Perintah Kerja, prosedur yang ketiga ini memberikan instruksi para pekerja untuk melanjutkan kegiatan operasional.
- Time Ticket, prosedur pencatatan waktu yang dimana proses operasi bisa dimulai dan diakhiri. Selain itu, juga biasa dijadikan sebagai dasar dalam pembayaran upah para pekerja.
- Inspection Order, pihak inspektur dalam prosedur ini akan diberitahu agar melakukan proses inspkesi yang berhubungan dengan kualitas barang ataupun komponen dan kemudian dilaporkan kepada pihak terkait.
- Move Order, semua otorisasi pergerakan dari bahan dan komponen pada suatu fasilitas atau mesin dilakukan pada tahap operasi yang berikutnya.
Selain itu, sebenarnya masih banyak sekali aspek yang berkaitan dengan prosedur dispatching lainnya yang tak kalah penting untuk diketahui. Diantaranya adalah sebagai berikut ini:
- Semua informasi terkait produksi harus ada dan diketahui sebelum dimulai.
- Berbagai macam kartu pesanan dan gambar spesifikasi harus disiapkan terlebih dahulu.
- Mesin atau peralatan juga harus disiapkan supaya bisa digunakan secara langsung.
- Perkembangan mengenai beberapa pesanan harus dicatat secara detail pada Gantt Chart ataupun display boards.
- Semua catatan produksi harus disimpan dan dijaga dengan baik karena kemungkinan dibutuhkan di kemudian hari.
Manfaat Dispatching
Dispatching yang dilakukan ternyata juga memiliki banyak manfaat penting dalam perusahaan bisnis.
Inilah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari proses dispatching, yaitu sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Sumber Daya
Salah satu fungsi dari proses dispatching ada pemanfaatan sumber daya yang ada. Sumber dayanya memang akan dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Sehingga perusahaan sama sekali tidak mengeluarkan banyak biaya dalam proses produksi.
Hal ini karena memang dispatching memastikan bahwa segala macam kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang ditentukan.
2. Alur Produksi Menjadi Stabil
Prosedur dispatching yang dilakukan secara tepat bisa membuat kegiatan produksi menjadi stabil dan teratur.
Secara tidak langsung akan berdampak pada pengelolaan barang yang menjadi lancar hingga ke tangan konsumen.
3. Jumlah Stok Produk Menjadi Optimal
Kegiatan produksi yang berjalan sesuai dengan rencana, maka proses pengelolaan untuk ketersediaan barang akan menjadi maksimal.
Stok produk sudah pasti akan terjaga, sehingga perusahan akan selalu mampu dalam memenuhi permintaan pasar.
Istilah Lain Selain Dispatching dalam Pergudangan
Gudang atau warehouse dalam bisnis tidak hanya untuk menyimpan barang saja, tapi juga menjadi aspek yang sangat penting dalam mendukung kegiatan produksi, tempat transit, hingga proses penyortiran.
Dalam pergudangan, ada juga istilah warehouse management selain apa itu dispatching. Warehouse management merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memudahkan proses pengelolaan gudang.
Dapat dikatakan, Warehouse Management System merupakan sistem yang berguna untuk membantu segala macam proses pengelolaan gudang secara otomatis.
WMS akan membantu dalam mengelola stok penyimpanan, pencatatan keluar masuk barang, dan mengatur tempat penyimpanan barang.
Ada banyak istilah lain yang bisa dijumpai dalam manajemen gudang, berbagai istilah tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Receiving
Proses receiving gudang merupakan proses pertama kali dalam kegiatan pergudangan, dimana proses ini melibatkan penerimaan barang yang akan disimpan secara rapi dalam gudang.
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Selain itu, barang atau produk tersebut dalam kondisi yang bagus tanpa adanya cacat sama sekali.
Apabila terdapat kesalahan saat proses ini, tentu akan memberikan dampak yang buruk pada kegiatan pergudangan secara menyeluruh.
2. Putaway
Putaway merupakan suatu proses untuk menyimpan produk atau barang berdasarkan lokasi penyimpanannya.
Proses ini melibatkan berbagai kegiatan penyimpanan secara tepat, memaksimalkan ruangan, dan keamanan barang yang ada di dalam gudang.
Sehingga produk atau barang nantinya bisa lebih mudah untuk ditemukan dan dilacak dalam proses yang berikutnya.
3. Picking
Picking merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengambil barang di gudang, kemudian disiapkan untuk dikirim kepada konsumen yang sudah memesan.
Tujuan dilakukannya proses picking yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan dari para konsumen secara lebih cepat, untuk memastikan adanya stok barang, pengiriman barang secara tepat waktu, meningkatkan produktivitas karyawan, dan lain sebagainya.
4. Packing
Packing merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengemas barang secara rapi sebelum disiapkan dan dikirim.
Kegunaan proses ini yaitu untuk memastikan, bahwa produk atau barang yang dikirim dalam kondisi baik dan aman sehingga tidak mengalami kendala dalam pengiriman.
5. Returns
Returns merupakan hal yang paling tidak diinginkan oleh perusahaan bisnis apapun itu. Tapi proses ini penting dipahami supaya nantinya bisa mengantisipasinya.
Proses returns bisa dilakukan lewat beberapa tahapan tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri.
Tapi jika permintaan pasar semakin meningkat, tentu proses returns kemungkinan besar akan menjadi semakin rumit.
Pada proses returns, karyawan harus dapat memastikan bahwa produk yang telah dikembalikan oleh pelanggan berhasil dilacak sistem. Termasuk riwayat pemesanan dan apa alasan barang atau produk tersebut dikembalikan.
6. Stok Opname
Stock opname merupakan kegiatan dalam gudang untuk menghitung jumlah barang sebelum dikirim.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pencatatan barang yang dilakukan sesuai jumlah barang yang ada dalam gudang.
Apabila jumlah yang ada tidak sesuai, maka bisa menghambat jalannnya proses yang terjadi dalam gudang.
7. Shipping
Shipping adalah persiapan untuk mengirim barang mulai dari gudang menuju tempat tujuan, yang disesuaikan berdasarkan dokumen pengiriman dan pemesanan.
Kondisi pengiriman barang juga akan disesuaikan berdasarkan persyaratan penanganan barangnya. Semua barang pesanan bisa dikirim menggunakan layanan ekspedisi atau bisa juga jasa pengiriman dari perusahaan.
Baca Juga: Pengertian Logistik: Tujuan, dan Manfaat bagi Perusahaan
Mengenal Dispatcher dalam Dispatching
Seperti yang sudah disinggung dalam pengertian apa itu dispatching, bahwa dispatcher adalah pekerjaan yang melakukan dispatching. Tanggung jawab utamanya adalah memastikan apakah rencana yang sudah dilakukan berjalan lancar.
Tak hanya itu, seorang dispatcher juga memiliki tanggung jawab dalam menentukan pembagian pekerjaan yang perlu dilakukan sekaligus mengkoordinasikan proses produksi.
Profesi merupakan titik kunci yang ada dalam sistem komunikasi produksi. Posisi ini juga menjadi pihak perantara yang menghubungkan antara produksi dengan penjualan.
Jadi pada intinya adalah pihak yang mengetahui kapasitas produksi dari masing-masing peralatan, serta mengawasi perkembangan pesanan yang dimana pergerakannya memiliki kecepatan yang berbeda dengan rute yang berbeda pula.
Tugas Seorang Dispatcher
Seorang dispatcher memiliki banyak sekali tugas yang penting bagi perusahaan.
Sebagai ilustrasi, berikut ini adalah beberapa tugasnya dalam bidang bisnis:
1. Memastikan Stok Produk
Sebelum mengirim produk atau barang ke konsumen, dispatcher akan memastikan terlebih dahulu mengenai kondisi barang tersebut sesuai dengan permintaan.
Hal yang penting untuk diperhatikan yaitu kondisi stok barang berdasarkan permintaan konsumen, entah itu dari jumlah produk, nama produk, ataupun jenis produk yang sudah dipilih.
Untuk menjalankan tugas ini memang harus dilakukan secara teliti dan cermat ketika melakukan pengecekan.
Tujuannya tentu supaya tidak mengganggu jadwal yang sudah dibuat sehingga sedemikian rupa.
Baca Juga : Aplikasi Stok Barang Terbaik
2. Menulis Surat Jalan
Jika kondisi produk sudah sesuai dengan pesanan pelanggan, tugas dispatcher yang berikutnya yaitu menulis surat jalan pengiriman produk yang dipesan ke konsumen.
Ketika menulis surat jalan, dispatcher juga harus melakukan pengecekan apakah isi dalam surat sesuai dengan dengan kondisi produk.
Selain itu, dalam penulisan surat jalan harus dilengkapi dengan tanda tangan dari pihak terkait. Adapun yang dimaksud pihak terkait adalah jajaran petinggi yang ada dalam perusahaan atau bisnis itu sendiri.
3. Pengecekan Kondisi Transportasi untuk Mengirim Barang
Mengecek kondisi transportasi yang digunakan untuk mengirim produk atau barang juga sangat diperlukan.
Cek secara teliti pada transportasi tersebut, untuk mengetahui layak atau tidaknya untuk melakukan pengiriman barang.
Apabila transportasi tidak layak, tentu akan membahayakan saat melakukan pengiriman barang.
Hal ini ternyata juga termasuk prosedur paling penting yang sudah ditentukan oleh perusahaan pada umumnya.
Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk selalu ditaati dengan baik. Selain merugikan diri sendiri, jika tidak ditaati juga akan merugikan banyak pihak yang terlibat.
4. Memastikan Keamanan Barang
Tugas dispatcher berikutnya dalam apa itu dispatching yaitu mengirimkan produk atau barang ke konsumen.
Tak cukup sampai disitu, dispatcher juga bertugas untuk memastikan kondisi barang selama dalam perjalanan hingga sampai ke tangan konsumen.
Seperti yang kita ketahui bersama, kalau barang yang ada dalam ekspedisi biasanya mengalami kendala yang tak terduga.
Kendala tersebut bisa terjadi karena faktor alam atau bisa juga karena faktor kelalaian manusia.
Salah satu tugas dispatcher memang harus menjamin kondisi produk yang dikirim benar-benar tanpa cacat, tentunya juga sesuai dengan apa yang sudah dipesan konsumen.
5. Mematuhi Aturan dalam Pengiriman Barang
Dispatcher merupakan pihak yang diharuskan untuk selalu mematuhi peraturan perusahaan. Hal ini sebenarnya juga menjadi kewajiban semua pihak yang bekerja dalam perusahaan itu sendiri, bukan hanya dispatcher saja.
Dispatcher yang tidak patuh atau melanggar aturan tentu akan diberikan sanksi internal dari perusahaan.
Memang penting sekali bagi dispatcher untuk mematuhi semua peraturan, khususnya masalah pengiriman yang ditugaskan secara langsung oleh perusahaan.
6. Menaati Lalu Lintas
Dispatcher memang seringkali terjun ke jalan raya untuk melaksanakan tugasnya. Oleh sebab itu, saat mengirim barang juga harus memperhatikan peraturan lalu lintas dengan seksama.
Jika tidak maka resikonya tak berbeda jauh dengan tugas sebelumnya, yaitu bisa membahayakan diri sendiri dan memberikan dampak kerugian kepada banyak pihak.
Gaji Dispatcher di Indonesia
Gaji seorang dispatcher yang ada di Indonesia sangat bervariasi karena tergantung dari jobdesk dan perusahaan yang menjadi tempat bekerja.
Selain itu, gajinya juga berbeda antar setiap kota karena menyesuaikan UMR di masing-masing daerah.
Namun kebanyakan gajinya sangat tinggi dan berkisar mulai dari 3 sampai dengan 4 jutaan.
Gaji memang hanya berupa kisaran saja, sehingga bisa lebih tinggi atau bisa juga lebih rendah.
Syarat Menjadi Dispatcher
Bagi Anda yang tertarik menjadi seorang dispatcher, tentu harus memenuhi beberapa kualifikasi dan syarat yang ditentukan.
Adapun berbagai macam syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Skill yang Dibutuhkan
Kemampuan atau skill yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dispatcher yaitu seperti berikut:
- Memberikan pelayanan dengan baik untuk konsumen. Selain itu, juga harus paham akan kebutuhan konsumen.
- Mampu mengelola dan menjaga produk dengan baik.
- Kemampuan dalam mengatasi suatu masalah secara efektif.
2. Pendidikan
Melamar sebagai dispatcher setidaknya harus berpendidikan tinggi diploma. Namun, beberapa perusahaan yang tertentu ada juga yang mengharuskan lulusan minimal S1 fresh graduate.
Perusahaan biasanya lebih menyukai kandidat yang sudah memiliki pengalaman kerja sebagai dispatcher selama kurang lebih 1 tahun.
Kandidat yang berpengalaman memang memiliki nilai plus karena dinilai mampu menjalankan tugas secara lebih maksimal.
3. Pengetahuan dalam Pengembangan
Terakhir, yang tak kalah penting untuk diketahui sebelum melamar yaitu pengetahuan yang diperlukan dalam pengembangan.
Beberapa diantaranya yaitu seperti berikut:
- Komunikasi secara efektif baik itu dalam bentuk tulisan, lisan, maupun menggunakan beberapa alat komunikasi seperti komputer, radio, GPS, dan lain sebagainya.
- Memiliki kemampuan administrasi dalam penyimpanan data ataupun menyusun laporan.
- Aturan mengenai keselamatan dalam transportasi publik.
Berdasarkan pembahasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa proses dispatching sangat penting dalam kegiatan produksi. Sedangkan seseorang yang melakukan pekerjaan atau kegiatan ini disebut dengan dispatcher.
Pengertian apa itu dispatching sendiri merujuk dalam tahapan tindakan ataupun implementasi, yang dimana muncul setelah tahapan routing dan penjadwalan.
Dispatching dan dispatcher merupakan dua hal yang berbeda, tapi keberadaannya saling melengkapi sehingga kegiatan dapat berjalan lancar.