7 Cara Belajar Investasi Bagi Pemula Agar Tidak Rugi

7 Cara Belajar Investasi Bagi Pemula

Memiliki keuangan (finansial) yang stabil tentu merupakan mimpi semua orang. Untuk memperoleh hal tersebut, Anda harus merencanakan dengan matang, termasuk berinvestasi. Terdapat banyak cara belajar investasi, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Pada dasarnya, investasi merupakan usaha mempersiapkan tabungan untuk masa depan.

Seseorang tidak harus memiliki uang banyak terlebih dahulu untuk melakukannya, tetapi mulai dengan menyisihkan sedikit uang. Jika dilakukan secara rutin, maka akan terkumpul banyak.

Cara Belajar Investasi Bagi Pemula

Bagi pemula, memulai investasi mungkin menjadi hal yang membingungkan. Akan tetapi, semuanya bisa dimulai dengan belajar mengelola pendapatan yang diterima.

Nah, berikut ini terdapat beberapa cara untuk belajar investasi bagi pemula yang wajib untuk diketahui.

1. Mulai Sedini Mungkin

Mulai Sedini Mungkin

Investor dikenal sebagai orang yang melakukan investasi. Tidak ada waktu yang ideal untuk memulai investasi, akan tetapi lebih cepat akan lebih baik.

Investor yang berinvestasi sedini mungkin akan lebih cepat untuk mencapai target keuangan yang ingin dicapai.

Perkembangan teknologi memungkinkan setiap orang untuk belajar kapanpun dan dimanapun. Anda dapat mencari informasi dan belajar investasi melalui internet yang bisa diakses dengan mudah.

Pastikan untuk menggunakan sumber terpercaya agar terhindar informasi yang salah dan merugikan.

2. Memahami Konsep dan Risiko Investasi

Memahami Konsep dan Risiko Investasi

Investasi umumnya berupa pendapatan tambahan (passive income), dimana seseorang tidak menjadikan hal tersebut sebagai sumber keuangan utama.

Beberapa jenis produk investasi yang dapat menjadi pilihan, yaitu emas, obligasi, saham, hingga reksadana.

Setiap produk tersebut memiliki risiko yang berbeda-beda, sehingga penting untuk mempelajarinya dengan baik.

Setelah itu, sesuaikan dengan preferensi Anda, mulai dari risiko rendah, menengah, maupun tinggi. Semakin besar keuntungan yang ditawarkan, maka risikonya juga semakin tinggi.

Setelah memahami risiko, Anda dapat memutuskan untuk berinvestasi pada produk yang mana dengan memulainya dalam jumlah berapa.

Untuk pemula yang takut untuk mengambil risiko, maka pilihlah produk yang memiliki risiko rendah dengan modal sedikit.

Baca Juga: Apa itu Investasi?

3. Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu

Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu

Jika sudah merasa cocok dengan satu produk, maka langkah selanjutnya menentukan tujuan investasi.

Tujuan keuangan merujuk pada kondisi yang ingin dicapai terkait dengan dana pada periode tertentu. Dengan begitu, investasi akan menjadi lebih terarah karena memiliki strategi dan target yang jelas.

Selain kondisi, tujuan investasi juga dapat berdasarkan target waktu tertentu.

Misalnya, Anda ingin mencapai tujuan keuangan dalam kurung waktu tiga tahun untuk dana liburan serta mudik akhir tahun, pendidikan anak, maupun dana pensiun.

Dari tujuan tersebut, tentukan target dana yang ingin dicapai. Misalnya, liburan dan mudik Rp10 juta, maka jenis produk investasi yang dipilih harus dapat menghasilkan besaran yang sama dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

Umumnya, instrumen investasi akan memberikan saran atau rekomendasi besaran dana yang harus diinvestasikan untuk mencapai target.

Saran tersebut berupa jumlah minimal, namun juga dapat menginvestasikan yang lebih besar jika investor memiliki dana yang lebih.

4. Menyiapkan Modal

Menyiapkan Modal

Investor umumnya memiliki pekerjaan utama dan mendapatkan gaji sebagai sumber keuangan utama.

Untuk menyiapkan modal investasi, Anda dapat menyisihkan 10%-30% dari jumlah gaji yang diterima. Akan tetapi, pastikan semua kebutuhan utama sudah tercukupi dengan baik.

Hindari untuk menjadikan investasi sebagai kewajiban yang harus terpenuhi tanpa memperhatikan kebutuhan rumah tangga, seperti makan, belanja, air, hingga listrik.

Modal investasi sebaiknya menggunakan uang yang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat.

Cara belajar investasi bagi pemula ini harus dilakukan dengan konsisten, agar imbal hasil (return) yang diperoleh semakin besar.

Pastikan untuk menggunakan uang pribadi agar tidak menambah beban dengan mengambil pinjaman yang berpotensi menjadi hutang.

5. Memilih Instrumen Investasi

Memilih Instrumen Investasi

Pemilihan instrumen investasi yang benar harus sesuai dengan profil risiko dan time horizon tujuan keuangan.

Time horizon sangat mempengaruhi penilaian terhadap risiko sebuah instrumen dan efektivitasnya dalam membantu investor mencapai target dana yang diinginkan.

Time horizon investasi:

  • Jangka pendek : Kurang dari 3 tahun
  • Jangka menengah : 3-5 tahun
  • Jangka panjang : Diatas 5 tahun

Misalnya, seorang investor ingin mengumpulkan dana untuk menikah selama 3 tahun sebesar Rp100 juta.

Instrumen investasi yang cocok untuk kondisi keuangan tersebut adalah yang memiliki tingkat risiko rendah hingga menengah seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang.

Adapun untuk saham tidak cocok untuk tujuan keuangan dengan waktu 3 tahun. Hal ini disebabkan karena risiko fluktuasi harga tergolong tinggi untuk investasi jangka pendek.

Namun, jika Anda ingin berinsvetasi jangka panjang dan tidak masalah dengan risiko tinggi, maka saham dapat menjadi pilihan.

Untuk profil risiko, investor dapat tergolong dalam tiga kategori, yaitu konservatif, moderat dan agresif.

Setiap investor dapat mengisi lembar pengisian risiko agar mendapatkan gambaran terkait kategori profilnya. Investor konservatif menyukai investasi yang stabil dan tidak suka fluktuasi.

Investor moderat masih dapat menerima fluktuasi harga, namun berharap jika modal awalnya tidak habis.

Sementara itu, investor agresif siap mengambil risiko akan investasi, tidak bermasalah jika terjadi fluktuasi tajam dan berharap jika nilai investasinya berkembang berkali-kali lipat.

Baca Juga: Investasi Jangka Panjang: Pengertian, Tujuan dan Jenis-Jenisnya

6. Jangan Investasi Pada Satu Instrumen

Jangan Investasi Pada Satu Instrumen

Bagi investor berpengalaman, tentu tidak menyimpan dana pada satu instrumen saja. Nah, Cara belajar investasi ini perlu diperhatikan bagi pada investor pemula.

Diversifikasi merupakan tindakan untuk menyimpan dana investasi pada beberapa instrumen yang berbeda.

Dengan demikian, saat salah satu aset mengalami penurunan, maka aset lainnya dapat memberikan kompensasi dengan tidak ikut mengalami penurunan.

Misalnya, Anda berinvestasi pada perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan tower dan perhotelan.

Saat terjadi pandemi Covid-19, kinerja kedua perusahaan tersebut mengalami penurunan akibat adanya kebijakan social distancing.

Alhasilnya, harga saham perusahaan menjadi turun dan tentu akan berpengaruh terhadap nilai aset semua investor.

Meskipun demikian, perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur seperti pengadaan tower akan mengalami peningkatan kinerja.

Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan work from home (WFH) dan sekolah daring yang memicu peningkatan penggunaan internet.

Alhasil, harga saham perusahaan dan nilai aset para investor pun menjadi naik. Itulah yang disebut dengan fenomena diversifikasi.

Selain pada perusahaan atau industri yang berbeda, investor juga dapat melakukan diversifikasi melalui perbedaan jenis mata uang dan investasi.

7. Update Informasi dan Manfaatkan Momentum

Para investor biasanya selalu mengikuti berita terkini seputar dunia investasi atau perusahaan yang menjadi pilihan instrumen aset.

Dengan demikian, Anda dapat menentukan pengambilan keputusan yang tepat, termasuk membeli, menjual atau melakukan hold pada investasi.

Update informasi dapat diperoleh dengan mudah melalui internet. Selain itu, investor dapat melakukan riset terhadap prospek industri tertentu pada masa yang akan datang.

Dengan begitu, Anda menjadi tahu perusahaan mana saja yang cocok untuk mendapatkan pendanaan.

Investasi merupakan usaha mempersiapkan tabungan untuk masa depan.

Dengan memiliki investasi, maka seseorang akan mendapatkan passive income untuk mencapai target dana dalam jumlah maupun periode tertentu. Misalnya, dana liburan, menikah, pendidikan, hingga dana pensiun.

Bagi pemula, cara belajar investasi dapat dilakukan dengan 7 cara.

Mulai dengan sedini mungkin, memahami konsep dan risiko investasi, menentukan tujuan dan jangka waktu, menyiapkan modal, memilih instrumen investasi, tidak berinvestasi pada satu instrumen saja, dan update informasi.

Bagikan:

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.