Tidak sedikit yang mengartikan finansial sebagai keuangan.
Meskipun definisi tersebut bukan merupakan hal yang salah, namun nyatanya finansial memiliki arti yang lebih luas.
Oleh karena itu sangat penting untuk memahami tentang pengertian, fungsi serta tujuannya secara lengkap.
Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih terperinci mengenai definisi atau pengertian finansial, fungsi, jenis serta tujuannya.
Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan finansial secara lebih spesifik. Untuk lebih jelasnya, silakan ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu Finansial?
Pada dasarnya pengertian finansial berkaitan erat dengan sistem pengelolaan keuangan.
Secara umum, dapat diartikan sebagai keuangan, karena merujuk pada asal kata finance.
Jadi secara sederhana, finansial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keuangan.
Sementara jika dilihat dari sudut pandang ilmu keuangan, berarti membahas dan mempelajari kondisi keuangan pada individu, perusahaan maupun bisnis.
Dari pengelolaan, pengalokasian dana, pemberdayaan sumber dana hingga perhitungan risiko serta prospek di masa yang akan datang.
Lantas, bagaimana pengertian yang dikemukakan oleh para ahli? Berikut ini adalah penjelasannya untuk Anda.
1. Martono dan Harjito
Martono dan Harjito mendefinisikan finansial sebagai aktivitas dan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan mendapatkan dana, menggunakan serta mengelolanya untuk suatu tujuan.
Dalam hal ini finansial juga disebut sebagai sistem pembelanjaan perusahaan.
2. Gitman
Ahli ekonomi dunia ini mendefinisikan finansial sebagai sebuah kegiatan yang berkaitan dengan manajerial keuangan dalam perusahaan.
Menurut Gitman, manajer keuangan memiliki tugas mengatur serta mengelola keuangan dalam perusahaan, baik pribadi maupun publik.
3. Nana Sudjana dan Berlian
Kedua ahli ini mengemukakan bahwa pengertian finansial adalah sebagai ilmu dan seni yang berguna untuk mengatur serta mengelola dana.
Dengan demikian finansial berkaitan erat dengan proses, pasar dan instrumen yang melibatkan individu maupun pemerintah.
4. J.L Massie
J.L Massie mengartikan manajemen finansial sebagai kegiatan operasional dalam perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan dana.
Dana yang telah didapatkan tersebut nantinya akan digunakan secara efektif dan efisien.
5. Prawironegoro
Definisi finansial menurut Prawironegoro merujuk pada kegiatan perusahaan yang dilakukan untuk mendapatkan serta menggunakan modal dengan cara yang efektif, efisien serta produktif.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Jenis-jenis Finansial
Setelah mengetahui bagaimana pendapat para ahli tentang pengertian finansial, ada baiknya Anda juga mempelajari apa saja jenis finansial sehingga bisa lebih mudah dalam memahami istilah tersebut.
Adapun penjelasan mengenai jenis-jenisnya adalah seperti berikut:
1. Finansial Individu atau Perorangan
Jenis ini bisa diketahui dari kondisi keuangan individu atau perorangan, yaitu didasarkan pada besaran gaji atau pendapatan yang dimiliki.
Bagaimana kondisi keuangan tersebut bisa memenuhi berbagai aspek kebutuhan yang menjadi tanggung jawabnya.
Biasanya kondisi finansial individu bisa dilihat secara jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Seseorang dikatakan memiliki finansial yang sehat jika pendapatan yang dimiliki lebih besar dari pengeluaran.
Demikian pula sebaliknya, kondisi keuangan seseorang dikatakan tidak sehat jika jumlah pendapatan yang dimiliki tidak mampu menutup pengeluaran.
Hal ini bisa disebabkan karena beban hutang yang tinggi, perilaku yang konsumtif atau karena tidak adanya tabungan.
2. Finansial Perusahaan atau Organisasi
Jenis ini diartikan sebagai kondisi keuangan dari suatu perusahaan, baik perusahaan dengan skala kecil, menengah maupun perusahaan besar.
Sebuah perusahaan dikatakan memiliki finansial yang sehat jika kondisi keuangannya stabil.
Hal ini bisa ditandai dengan adanya arus kas yang cukup besar dengan beban hutang yang relatif kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Kondisi tersebut menandakan bahwa perusahaan memiliki kondisi finansial yang sehat dan positif.
Demikian juga sebaliknya, jika perusahaan memiliki arus kas yang sedikit dengan beban hutang yang cukup besar.
Maka hal itu menandakan bahwa perusahaan tersebut cenderung memiliki keuangan yang kurang sehat sehingga bisa berpengaruh pada kinerja perusahaan.
3. Finansial Pemerintah
Terakhir adalah finansial pemerintah yang menjadi salah satu faktor penting untuk menentukan kondisi keuangan pada suatu negara.
Sehingga bisa berpengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang hidup di negara tersebut.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai kondisi finansial suatu negara sangatlah rumit dan kompleks.
Karena ada banyak faktor dan aspek yang bisa mempengaruhi penilaian tersebut. Seperti misalnya angka pengangguran, tingkat kemiskinan, daya beli dan lain-lain.
Fungsi Finansial adalah
Berdasarkan pengertian dan jenis-jenisnya yang telah dijelaskan di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa finansial merupakan aspek yang cukup penting.
Baik untuk kegiatan perusahaan, maupun lembaga dan individu.
Fungsinya sendiri cukup beragam seperti pada penjelasan berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Salah satu fungsinya yaitu sebagai perencanaan keuangan.
Pada saat memiliki dana dalam jumlah besar, maka setiap individu, lembaga atau perusahaan harus bisa melakukan perencanaan keuangan dengan baik.
Dalam membuat suatu perencanaan keuangan maka diperlukan banyak pertimbangan.
Mulai dari memprioritaskan kebutuhan pokok dan diikuti dengan pemenuhan kebutuhan lainnya.
Perencanaan harus dibuat seimbang antara pemasukan dan pengeluaran.
2. Fungsi Pengendalian
Selanjutnya adalah fungsi pengendalian yang memungkinkan individu atau perusahaan untuk mengendalikan pengelolaan keuangan sehingga sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
Oleh karena itu, diharapkan finansial mampu mengendalikan belanja keuangan secara efektif.
3. Fungsi Pemeriksaan
Fungsi selanjutnya adalah pemeriksaan. Jika diterapkan dalam kegiatan akuntansi maka dikenal dengan istilah audit.
Dalam hal ini kegiatan audit harus dilakukan secara berkala sehingga memudahkan dalam pemeriksaan serta evaluasi jika ditemukan ketidaksesuaian.
4. Fungsi Pelaporan
Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah pelaporan, terutama pada perusahaan, lembaga dan pemerintahan.
Semua pengelolaan keuangan harus dilaporkan secara jelas dan transparan sehingga hasil pengelolaan bisa dipertanggungjawabkan.
Tujuan Finansial
Apa sebenarnya tujuan finansial?
Mungkin pertanyaan tersebut juga singgah di benak Anda.
Secara garis besar, pengelolaan keuangan yang dilakukan dengan baik akan membantu mengoptimalkan manfaat finansial sehingga lebih efektif dan efisien. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
1. Menumbuhkan Sikap Disiplin
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa finansial sangat berkaitan dengan berbagai macam aktivitas keuangan sehingga perlu dilakukan secara teratur dan disiplin.
Dengan demikian maka bisa dikatakan salah satu tujuan dari finansial adalah menumbuhkan sikap disiplin.
Dalam hal ini pengelolaan keuangan akan berjalan dengan baik jika Anda melakukan perencanaan secara baik pula.
Sebagai gambaran, meskipun ada harga produk yang murah, namun jika pembeliannya tidak masuk dalam perencanaan maka tidak seharusnya dibeli.
Sikap disiplin dan keteraturan dalam mengelola keuangan akan berdampak pada kondisi keuangan secara menyeluruh.
Dengan adanya sikap disiplin dan teratur tersebut maka kondisi keuangan bisa lebih stabil dan terhindar dari risiko kerugian serta kendala lainnya.
2. Memaksimalkan Profit
Tujuan berikutnya adalah memaksimalkan profit, yang bukan hanya berlaku untuk sebuah bisnis atau perusahaan saja tetapi juga bagi individu.
Jika sebagai individu mampu mengelola dan merencanakan keuangan dengan baik maka bisa berdampak pada masa mendatang.
Sebagai contoh, di usia yang masih muda dan produktif Anda bisa merencanakan keuangan dan mengelolanya secara efektif termasuk bekal di hari tua.
Dengan cara tersebut maka Anda tidak perlu memikirkan masalah keuangan karena sudah direncanakan dengan baik.
Demikian pula bagi perusahan, pengelolaan dan perencanaan keuangan yang baik akan berpotensi meningkatkan keuntungan dan keamanan finansial di masa depan.
Karena tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana kondisi ekonomi perusahaan di masa mendatang.
3. Terhindar dari Hutang
Ada anggapan bahwa dalam hidup manusia tidak bisa lepas dari yang namanya hutang.
Meskipun tidak sepenuhnya benar, namun pada kenyataannya memang banyak yang memutuskan untuk berhutang demi mencukupi kebutuhan, untuk modal dan lain sebagainya.
Terlebih dengan adanya kebutuhan yang meningkat, sehingga mau tidak mau beberapa orang mengambil keputusan secara praktis dengan berhutang.
Meski demikian, tentu perlu dipertimbangkan terlebih dahulu mengenai penting tidaknya kebutuhan tersebut.
Dengan merencanakan dan mengelola keuangan secara efektif dan efisien, maka diharapkan bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Yaitu terhindar dari hutang sehingga bisa mengelola keuangan secara maksimal tanpa terkendala beban hutang.
4. Mengoptimalkan Perencanaan
Tujuan selanjutnya adalah mengoptimalkan perencanaan.
Dengan adanya pengelolaan yang matang, maka hal itu akan membuat perencanaan keuangan semakin optimal sehingga mampu memberikan hasil yang terbaik.
Bagi individu, perencanaan finansial yang baik dan terarah akan sangat menguntungkan karena bisa membantu menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil dan terhindar dari hutang.
Sementara bagi perusahaan, perencanaan yang optimal juga memiliki banyak manfaat.
Salah satunya adalah membantu meningkatkan kondisi keuangan sehingga semakin kuat dan berkembang di masa yang akan datang.
Selain itu juga diharapkan mampu meningkatkan potensi keuntungan secara maksimal.
5. Mengembangkan Dana
Tujuan lain adalah membantu mengembangkan dana yang telah dimiliki.
Ya, dengan adanya perencanaan serta pengelolaan keuangan yang baik maka Anda akan lebih termotivasi untuk mengembangkan dana yang dimiliki.
Pasalnya jika hanya mengandalkan pendapatan saja maka tentu saja tidak akan mencukupi untuk mencapai kebutuhan serta kebebasan finansial di masa yang akan datang.
6. Mencapai Financial Goals
Jika secara individu maupun perusahaan menerapkan perencanaan dan pengelolaan keuangan secara teratur dan disiplin, maka hal itu akan memudahkan dalam mencapai financial goals.
Seperti misalnya mengumpulkan dana untuk keperluan tak terduga, menyiapkan dana khusus untuk keperluan hari tua, dana untuk pernikahan, hingga kebebasan finansial.
Dengan cara tersebut maka pengelolaan keuangan akan berjalan dengan lebih mudah dan efektif.
Kebutuhan Finansial
Untuk mencapai tujuan finansial tentu Anda perlu memahami apa saja kebutuhan finansial yang harus dipenuhi.
Sehingga diharapkan bisa memudahkan untuk membuat perencanaan dan pengelolaan keuangan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa kebutuhan finansial yang perlu diketahui:
1. Kebutuhan untuk Hidup Sehari-hari
Kebutuhan yang satu ini merupakan kebutuhan penting yang harus terpenuhi karena berhubungan dengan aktivitas sehari-hari.
Mulai dari uang untuk makan, uang transportasi, hingga uang belanja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Kebutuhan untuk Pendidikan
Bagi orang tua, kebutuhan selanjutnya adalah pendidikan bagi anak-anaknya.
Tentunya kebutuhan pendidikan menjadi salah satu yang penting dan harus dipenuhi sebagai tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.
Selain berlaku bagi orang tua, kebutuhan pendidikan juga berlaku bagi Anda yang saat ini tengah menempuh pendidikan.
Sehingga diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang baik agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan secara optimal.
3. Kebutuhan Dana Tak Terduga atau Darurat
Dalam kehidupan tidak bisa terlepas dari adanya kejadian yang tidak terduga. Seperti misalnya mengalami sakit dan harus berobat segera, musibah atau kecelakaan.
Oleh karena itu sangat penting untuk menyiapkan dana darurat dalam perencanaan keuangan.
Meskipun tidak ada yang mengharapkan kejadian tak terduga seperti yang telah disebutkan di atas, namun dengan merencanakan dana darurat setidaknya hal itu akan sangat berguna jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
4. Kebutuhan Dana Hari Tua atau Pensiun
Kebutuhan yang tidak kalah penting untuk dipersiapkan adalah dana hari tua atau pensiun.
Jika Anda sudah menyiapkan dana pensiun jauh hari ketika masih dalam usia produktif, maka hal itu akan membantu masa tua Anda sehingga kondisi keuangan tetap stabil.
Masalah Finansial
Selain mengetahui apa saja kebutuhan finansial yang harus dipenuhi dan direncanakan dengan baik, Anda juga perlu memahami tentang masalah finansial yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Diantaranya adalah seperti berikut:
1. Tidak Mampu Menabung
Salah satu masalah keuangan yang sering dialami adalah ketidakmampuan untuk menabung.
Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan untuk mengelola dan merencanakan keuangan dengan baik. Agar kondisi keuangan tetap stabil, sebaiknya membiasakan untuk menabung.
Biasanya ketidakmampuan menabung terjadi karena gaya hidup yang cenderung konsumtif, seperti misalnya membeli berbagai macam barang yang sebenarnya tidak begitu penting.
Agar lebih hemat dan bisa menabung, maka sebaiknya prioritaskan barang yang memang penting.
2. Tergoda Investasi
Tidak ada yang salah jika Anda tertarik untuk mengembangkan uang dengan berinvestasi.
Yang menjadi masalah adalah, ketertarikan investasi karena tergiur dengan keuntungan besar yang dijanjikan dalam waktu singkat.
Sehingga tidak diteliti lebih jauh reputasi dari investasi.
Karena untuk bisa menjadi investor yang handal, Anda harus memiliki bekal dan dasar pengetahuan mengenai investasi termasuk risiko yang harus dihadapi.
Karena tidak jarang, investasi dengan keuntungan besar memiliki risiko kerugian yang juga besar.
Baca Juga : Apa itu Investasi?
3. Gaji Naik, Gaya Hidup juga Naik
Masalah finansial yang satu ini sangat umum terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Ya, biasanya jika gaji yang diterima naik maka hal itu akan membuat gaya hidup juga ikut naik.
Jika tidak dikelola dengan baik, maka bukan tidak mungkin justru terjebak di dalam pusaran hutang.
Hanya demi memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mewah, tidak sedikit yang memutuskan untuk berhutang.
Akibatnya, gaji yang sebenarnya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan justru menjadi kurang karena gaya hidup yang cenderung “besar pasak daripada tiang”.
4. Tidak Mampu Mengelola Keuangan
Masalah finansial yang sering dialami selain ketidakmampuan untuk menabung adalah ketidakmampuan untuk mengelola keuangan dengan baik dan disiplin.
Karena biasanya, kesulitan untuk menabung muncul akibat pengelolaan keuangan yang tidak tepat.
Karena untuk mengelola keuangan dengan baik Anda perlu mengatur bujet atau biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga sebulan.
Oleh karena itu, untuk memudahkan pengelolaan keuangan Anda bisa mencatat pengeluaran secara detail.
Risiko Finansial
Selain masalah finansial yang telah dijelaskan sebelumnya, pembahasan mengenai finansial juga tidak terlepas dari risiko finansial.
Yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang bisa berpotensi menghilangkan aset keuangan atau kekayaan yang dimiliki.
Bagaimana penjelasannya?
1. Jenis dan Contoh Risiko Finansial
Dalam kehidupan sehari-hari, sangat mungkin mengalami berbagai macam risiko finansial yang tentunya bisa berpengaruh pada kondisi keuangan secara menyeluruh.
Adapun contoh risiko finansial adalah seperti berikut:
Jenis Risiko Finansial | Keterangan |
Risiko Pendapatan/Pemasukan | Bisa berupa kehilangan pekerjaan atau di-PHK, kecelakaan kerja yang menimbulkan cacat fisik, serta kematian. Risiko bisa diantisipasi dengan asuransi.
|
Risiko Pengeluaran | Biaya pengeluaran menjadi risiko jika tidak dikelola dan diatur dengan baik sehingga perlu dipastikan besarnya pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
|
Risiko Aset serta Investasi
| Meskipun bisa dijadikan cadangan, aset dan investasi bisa memunculkan risiko finansial. Seperti misalnya tabungan yang tidak cukup serta penyusutan nilai investasi.
|
Risiko Utang dan Kredit
| Meskipun sering dianggap solusi saat menghadapi kesulitan ekonomi, namun hutang dan kredit bisa menimbulkan risiko finansial. Sebagai solusinya, sangat disarankan untuk tidak mengambil kredit dalam jumlah yang banyak agar tidak membebani kondisi keuangan.
|
2. Manajemen Risiko Finansial
Agar kondisi keuangan tetap sehat dan stabil, serta terhindar dari berbagai macam risiko finansial, ada beberapa manajemen risiko finansial yang perlu dilakukan seperti berikut ini:
Membuat Perencanaan Finansial
Salah satu cara untuk mengantisipasi risiko finansial adalah dengan membuat perencanaan keuangan.
Dengan adanya perencanaan yang baik dan matang maka pendapatan dan pengeluaran bisa tercatat dengan baik.
Dalam membuat rencana keuangan, ada baiknya untuk menentukan target yang akan dicapai dari perencanaan tersebut.
Dengan begitu maka Anda bisa lebih disiplin dalam mengelola keuangan sehingga sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Mengatur Jumlah Pengeluaran
Tips untuk mengelola risiko finansial selanjutnya adalah mengatur jumlah pengeluaran atau dikenal dengan istilah budgeting.
Dengan cara ini maka akan memudahkan dalam mengelola keuangan, seperti mengutamakan kebutuhan yang penting dan diprioritaskan.
Dalam hal ini Anda perlu membedakan antara pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dan pengeluaran untuk memenuhi keinginan.
Karena yang lebih utama untuk dipenuhi adalah kebutuhan bukan keinginan.
Mencari Tambahan Penghasilan
Untuk mengantisipasi risiko finansial, seseorang juga perlu mencari sumber lain untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
Caranya bisa dengan mengembangkan bisnis sampingan atau bekerja paruh waktu.
Menyiapkan Dana Darurat
Perlu diketahui bahwa dana darurat memiliki peran yang sangat penting, terutama untuk mengantisipasi kejadian atau kondisi yang tidak diinginkan.
Dengan adanya dana darurat maka kondisi keuangan tidak akan terganggu dan tetap stabil.
- Investasi dan Menghindari Hutang
Manajemen risiko finansial selanjutnya adalah investasi dan menghindari hutang yang tentunya tidak kalah penting dari beberapa tips yang telah disebutkan sebelumnya.
Mulailah untuk berinvestasi dan hindari hutang agar tidak membebani keuangan.
Apa itu Finansial Distress?
Berbicara tentang finansial, pembahasannya bukan hanya terbatas pada pengertian, fungsi, jenis dan tujuan saja.
Sebelumnya telah dibahas pula mengenai masalah finansial serta risiko finansial yang sebaiknya diantisipasi dengan strategi yang tepat.
Selain itu, dalam membahas finansial juga ada istilah finansial distress yang bisa diartikan sebagai ketidakcukupan keuangan.
Yaitu suatu kondisi ketika individu atau perusahaan tidak mampu mendapatkan penghasilan yang cukup sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya.
Dalam perusahaan, kondisi ketidakcukupan finansial tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti penurunan ekonomi, biaya produksi yang tinggi hingga aset yang tidak likuid.
Sementara pada individu bisa disebabkan pengelolaan anggaran yang buruk, kehilangan pekerjaan dan hutang besar.
1. Jenis-jenis Finansial Distress
Dalam membahas ketidakcukupan finansial ada beberapa jenis finansial distress yang perlu dipahami.
Adapun penjelasan lebih jauh mengenai jenis ketidakcukupan finansial adalah seperti berikut:
Jenis Finansial Distress | Keterangan |
Economic Failure | Suatu kondisi ketika pemasukan yang didapatkan perusahaan tidak mampu menutup beban perusahaan termasuk modal. |
Business Failure | Yaitu kondisi ketika perusahaan menghentikan kegiatan operasional untuk mengurangi kerugian. |
Insolvency in Bankruptcy | Yaitu kondisi nilai total keseluruhan kewajiban melebihi aset perusahaan. |
Legal Bankruptcy | Kondisi perusahaan yang tidak mampu membayar hutan dan secara hukum dinyatakan bangkrut. |
Technical Insolvency | Yaitu kondisi ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo. |
2. Penyebab Finansial Distress pada Perusahaan
Setiap perusahaan bisa saja mengalami kondisi finansial distress yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti berikut meskipun dari segi pengelolaannya sudah berjalan dengan baik.
Kenaikan Suku Bunga secara Signifikan
Pada saat tertentu perusahaan bisa saja mengajukan pinjaman dalam jumlah besar dengan suku bunga tertentu.
Namun tidak menutup kemungkinan terjadi kenaikan suku bunga yang cukup signifikan sehingga biaya yang harus dikeluarkan lebih tinggi.
Kondisi di Luar Kendali Perusahaan
Ada beberapa kondisi dan situasi yang terjadi di luar kendali perusahaan sehingga menyebabkan finansial distress.
Seperti misalnya pandemi covid-19 yang memunculkan kebijakan PPKM yang membatasi kegiatan bisnis di berbagai wilayah.
- Strategi Marketing yang Buruk
Strategi marketing yang buruk dan tidak efektif juga akan menyebabkan perusahaan mengalami finansial distresss.
Misalnya penetapan harga yang tidak tepat, kampanye iklan yang mahal namun tidak efektif hingga perubahan struktur harga dan produk.
Kegagalan dalam Manajemen
Penyebab lain dari ketidakcukupan finansial adalah kegagalan manajemen perusahaan.
Salah satunya adalah keputusan eksekutif yang membebani perusahaan dengan pinjaman besar.
Jika pinjaman tidak disertai peningkatan keuntungan maka perusahaan akan rugi.
3. Penyebab Finansial Distress pada Individu
Sedangkan pada individu, ketidakcukupan finansial bisa saja disebabkan oleh pengelolaan keuangan yang buruk.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa penyebab munculnya finansial distress pada individu:
Pendapatan Berkurang atau Bahkan Kehilangan Pendapatan
Salah satu penyebab utama finansial distress adalah berkurangnya pendapatan atau kehilangan pendapatan.
Hal ini bisa terjadi karena terjadi PHK besar-besaran, atau krisis ekonomi yang membuat kondisi keuangan semakin sulit.
Pengeluaran Tak Terduga
Adanya kejadian yang tak terduga seperti sakit, atau kendaraan yang rusak dan musibah lainnya akan menimbulkan pengeluaran tak terduga.
Jika sebelumnya tidak menyiapkan dana darurat maka bisa menyebabkan munculnya finansial distress.
Kegagalan dalam Pengelolaan Keuangan
Jika keuangan tidak dikelola dengan baik maka bisa menyebabkan finansial distress.
Seperti misalnya pengeluaran yang besar akibat harus membayar kewajiban kartu kredit, cicilan dan lain sebagainya.
Kebebasan Finansial adalah
Pada dasarnya kebebasan finansial bisa diartikan sebagai kondisi ketika Anda sudah bisa memenuhi semua kebutuhan tanpa memikirkan jumlah uang yang harus dikeluarkan.
Dengan kata lain Anda memiliki pendapatan pasif dari bisnis, aset maupun investasi.
Lantas, bagaimana ciri-ciri seseorang sudah mencapai kebebasan finansial?
Untuk mengetahui jawabannya, Anda bisa menyimak beberapa penjelasan seperti di bawah ini:
1. Mulai Mengembangkan Uang dengan Berinvestasi
Salah satu ciri yang menandakan bahwa seseorang sudah meraih kebebasan finansial adalah adanya keinginan untuk mengembangkan uang dengan cara memulai investasi.
Investasi sendiri diharapkan bisa membuat dana yang tersimpan semakin berkembang.
Dalam hal ini, investasi yang dilakukan bisa dalam bentuk apa saja.
Karena yang terpenting dari dana yang diinvestasikan mampu mendatangkan keuntungan lebih.
Sehingga dana terus berputar. Namun yang pasti, investasi yang dipilih haruslah legal dan tidak melanggar hukum.
2. Memiliki Asuransi Kesehatan
Ciri lainnya yang menjadi tanda bahwa seseorang sudah mencapai kebebasan finansial adalah memiliki asuransi kesehatan sebagai bentuk proteksi diri.
Kepemilikan asuransi kesehatan sendiri diharapkan bisa meminimalisir risiko yang bisa terjadi di masa mendatang.
Asuransi kesehatan juga bermanfaat untuk menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil.
Sebagai contoh, jika terjadi risiko seperti sakit atau kecelakaan maka asuransi yang dimiliki bisa membantu meringankan biaya rumah sakit sehingga tidak membebani keuangan Anda.
3. Memiliki Dana Pensiun untuk Hari Tua
Setiap orang tentu menginginkan hari tua yang tenang dan nyaman tanpa perlu direpotkan dengan urusan keuangan yang rumit.
Nah, itulah mengapa sejak usia produktif sebaiknya Anda sudah mempersiapkan tabungan di hari tua sebagai dana pensiun.
Dalam hal ini, memiliki dana pensiun untuk hari tua juga bisa menjadi salah satu tanda bahwa Anda sudah meraih kebebasan finansial.
Jadi, sebelum terlambat mulai saat ini harus sudah merencanakan dan mengelola keuangan untuk keperluan dana pensiun tersebut.
4. Memiliki Dana Darurat atau Tak Terduga
Ciri lainnya yang bisa dijadikan sebagai tanda bahwa seseorang sudah merdeka secara finansial adalah memiliki dana darurat untuk keperluan yang tidak terduga.
Dana darurat sendiri sangat penting karena bisa mengantisipasi risiko dan kondisi tak terduga di masa mendatang.
Dengan adanya dana darurat yang sudah disisihkan atau ditabung, maka risiko kejadian tak terduga yang membutuhkan biaya bisa antisipasi sejak dini.
Cara ini sangat efektif dan tentunya tidak akan mengganggu kondisi keuangan sehingga tetap stabil.
5. Berhutang untuk Keperluan Produktif
Jika Anda sudah meraih kebebasan finansial, maka akan cenderung untuk mengembangkan dana secara produktif.
Termasuk jika harus berhutang untuk menambah modal.
Dana yang didapatkan bisa dikembangkan dalam kegiatan produktif sehingga semakin menguntungkan.
Manfaat Kebebasan Finansial
Jika seseorang sudah berhasil meraih kebebasan finansial tentunya ada banyak manfaat yang akan didapatkan. Apa saja manfaat yang dimaksud?
Berikut adalah penjelasannya.
1. Bisa Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan
Jika sudah berhasil meraih kebebasan finansial, seseorang akan lebih mudah untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan dan keinginannya.
Dalam hal ini tidak perlu lagi kerja keras, karena semua upaya telah dilakukan sebelumnya sehingga bisa mendapatkan kebebasan tersebut.
2. Membuat Hidup lebih Bahagia
Salah satu faktor yang akan membuat hidup lebih bahagia adalah kondisi keuangan yang stabil, tidak kekurangan dan terbebas dari beban hutang.
Salah satunya bisa dilihat dari lebih banyaknya pemasukan dibandingkan pengeluaran.
3. Tidak Merepotkan Orang Lain
Jika kondisi keuangan Anda sudah stabil dan mampu meraih kebebasan finansial dengan baik maka secara otomatis tidak akan merepotkan orang lain.
Karena semua kebutuhan dan keinginan sudah terpenuhi dengan baik, dengan demikian maka keuangan jadi lebih mandiri.
4. Mewujudkan Mimpi yang Tertunda
Dengan kebebasan finansial yang telah dicapai, maka seseorang bisa dengan mudah mewujudkan mimpi yang selama ini masih tertunda.
Jika sebelumnya tidak memiliki kemampuan untuk mewujudkannya, maka saat ini mimpi yang tertunda bisa terlaksana.
Cara Meraih Kebebasan Finansial
Sebelumnya telah dibahas mengenai apa itu kebebasan finansial, ciri dan tanda telah mencapai kebebasan finansial serta manfaatnya.
Untuk mencapai kebebasan tersebut tentu saja dibutuhkan strategi yang tepat dan efektif.
Adapun cara mencapai kebebasan finansial adalah seperti berikut:
1. Mengetahui Kondisi Keuangan Pribadi
Hal pertama yang harus diperhatikan untuk mencapai kemerdekaan finansial yaitu mengetahui bagaimana kondisi keuangan pribadi Anda saat ini.
Anda harus mengetahui jumlah pemasukan serta perkiraan pemasukan di masa yang akan datang.
Selain itu juga harus mengetahui apakah masih memiliki hutang serta melakukan analisis dan identifikasi mengenai apa saja yang kurang pada keuangan Anda.
Seperti misalnya belum memiliki tabungan, dana darurat atau asuransi.
2. Membuat dan Merencanakan Anggaran
Langkah selanjutnya setelah mengetahui bagaimana kondisi keuangan secara detail adalah membuat dan merencanakan anggaran.
Perencanaan tersebut bisa dibuat untuk periode setiap minggu, per dua minggu atau bahkan per bulan.
Dengan adanya perencanaan dan pembuatan anggaran secara teratur, maka hal itu akan membuat Anda lebih mudah untuk mengendalikan diri.
Sehingga tidak mudah tergoda untuk membeli barang yang tidak penting dan terhindar dari perilaku konsumtif.
3. Membuat Catatan Keuangan
Strategi berikutnya untuk mencapai kebebasan finansial adalah dengan membuat catatan keuangan.
Catatan keuangan tersebut sangat penting untuk mengetahui arus masuk dan keluar uang yang telah didapatkan selama ini. Sehingga bisa dievaluasi untuk bulan depan.
Dengan adanya catatan keuangan secara detail, maka hal itu akan memudahkan mengatur dan mengelola keuangan dengan lebih baik.
Seperti misalnya dengan memprioritaskan kebutuhan yang memang penting dan menghindari perilaku konsumtif.
4. Menghindari Hutang
Adanya beban hutang yang dimiliki bisa menghambat proses pencapaian kebebasan finansial.
Oleh karena itu, jika ingin mencapai kemerdekaan finansial, maka langkah terbaik yang harus dilakukan adalah menghindari hutang.
Dan jika selama ini masih memiliki beban hutang yang menjadi tanggung jawab Anda, maka sebaiknya dilunasi sesuai tenggat waktu yang telah disepakati.
Dan jika sudah lunas, usahakan untuk tidak mengajukan pinjaman lagi sehingga uangnya bisa ditabung.
5. Hidup secara Hemat
Untuk mencapai kebebasan finansial, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan gaya hidup hemat sesuai dengan kondisi keuangan masing-masing.
Dengan hidup hemat, Anda tetap bisa memenuhi semua kebutuhan hidup dengan baik.
Karena yang dimaksud hidup hemat di sini bukan hidup menderita melainkan mengeluarkan dana sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Jadi hidup hemat bisa diartikan sebagai gaya hidup sederhana dan tidak konsumtif atau bergaya hidup mewah.
6. Memisahkan Dana Masa Depan dan Dana Darurat
Dana masa depan atau dana pensiun tidak sama dengan dana darurat sehingga harus dipisahkan.
Dalam hal ini, jika ingin meraih kebebasan finansial, Anda perlu menganggarkan dana untuk hari tua dan dana darurat.
Dana tersebut harus digunakan sesuai tujuannya.
Jika bisa menerapkan hidup hemat maka hal itu secara otomatis akan mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
Sehingga ada dana yang tersisa untuk ditabung sebagai tabungan pribadi, dana pensiun serta dana darurat.
7. Berinvestasi
Terakhir, jika ingin mencapai kebebasan finansial maka Anda perlu melakukan investasi.
Tujuannya adalah untuk menambah pemasukan dari pengelolaan dana yang tidak terpakai.
Dalam hal ini, sangat penting untuk memilih investasi yang legal dan menguntungkan.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa finansial merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas keuangan, baik pada individu maupun perusahaan.
Agar kondisi finansial tetap stabil maka diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang baik.
Karena pada dasarnya finansial adalah kondisi keuangan yang memiliki fungsi cukup penting dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pengelolaan yang baik dan terarah, maka diharapkan seseorang bisa mencapai kebebasan finansial sehingga mendapatkan kebahagiaan finansial yang diinginkan.