Pemasaran merupakan salah satu aspek penting dalam keberlanjutan bisnis. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu mengembangkan strategi yang mampu meningkatkan loyalitas pelanggan serta memperluas jangkauan pemasaran. Salah satu strategi yang efektif dalam mencapai hal tersebut adalah advocacy marketing. Lalu, apa itu advocacy?
Apa Itu Advocacy?
Apa itu advocacy? Advocacy marketing adalah strategi pemasaran yang bertujuan untuk memanfaatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan yang ada agar mereka menjadi juru bicara yang aktif dan bersemangat tentang merek, produk, atau layanan tertentu.
Dalam advocacy marketing, perusahaan berfokus pada membangun hubungan kuat dengan pelanggan yang ada dengan harapan mereka akan merekomendasikan dan mempromosikan produk atau layanan tersebut kepada orang lain.
Tujuan utama dari advocacy marketing adalah memanfaatkan kekuatan pengaruh dan rekomendasi pelanggan yang puas untuk meningkatkan kesadaran merek, memperluas jangkauan pemasaran, dan meningkatkan tingkat konversi pelanggan baru.
Dalam era media sosial yang semakin berkembang, advocacy marketing menjadi lebih penting karena pelanggan dapat dengan mudah berbagi pengalaman mereka dengan orang lain melalui platform media sosial dan memberikan rekomendasi secara langsung kepada audiens yang lebih luas.
Dalam advocacy marketing, penting untuk memastikan bahwa pelanggan merasa dihargai dan terlibat secara positif.
Dengan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan memanfaatkan kekuatan rekomendasi mereka, perusahaan dapat menghadirkan kampanye pemasaran yang efektif dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Contoh Advocacy Marketing
Berikut adalah lima contoh advocacy marketing yang sering digunakan oleh perusahaan ternama:
1. Program Referensi
Perusahaan mendorong pelanggan yang puas untuk merujuk teman atau keluarga mereka ke produk atau layanan perusahaan.
Dalam pertukaran atas rujukan yang berhasil, pelanggan tersebut dapat menerima insentif seperti diskon, hadiah, atau kredit produk.
Contoh: Dropbox memiliki program referensi yang berhasil di mana pelanggan dapat mendapatkan tambahan ruang penyimpanan gratis jika mereka berhasil merujuk teman-teman mereka untuk mendaftar dan menggunakan layanan Dropbox.
2. Ulasan dan Testimoni Positif
Perusahaan mendorong pelanggan untuk menulis ulasan atau memberikan testimoni positif tentang produk atau layanan mereka.
Ulasan ini dapat diposting di situs web perusahaan, platform media sosial, atau situs web pihak ketiga.
Contoh: Airbnb memiliki fitur ulasan di mana pelanggan dapat memberikan ulasan tentang pengalaman mereka dengan tuan rumah atau tempat menginap.
Ulasan positif ini membantu calon pelanggan dalam membuat keputusan dan juga meningkatkan kepercayaan terhadap platform Airbnb.
3. Komunitas Pelanggan
Perusahaan menghadirkan ruang online atau offline di mana pelanggan dapat berinteraksi, berbagi pengalaman, dan memberikan masukan tentang produk atau layanan.
Ini memungkinkan pelanggan merasa terlibat dan mendapatkan manfaat dari interaksi dengan sesama pengguna.
Contoh: Apple sangat mengerti apa itu advocacy, sehingga mereka memiliki forum komunitas pengguna di mana pengguna produk Apple dapat berinteraksi, bertanya, dan berbagi tips serta trik tentang produk Apple.
Forum ini memungkinkan para pengguna berkolaborasi dan saling membantu.
4. Influencer Marketing
Perusahaan bekerjasama dengan influencer atau individu yang memiliki pengaruh besar di media sosial untuk mempromosikan produk atau merek mereka kepada pengikut mereka. Influencer dapat memberikan rekomendasi dan pengalaman pribadi kepada audiens mereka.
Contoh: Adidas bekerja sama dengan berbagai influencer fitness dan atlet terkenal untuk mempromosikan produk mereka.
Influencer ini mengunggah foto, video, atau ulasan tentang produk Adidas kepada jutaan pengikut mereka di media sosial.
5. Program Pelanggan Setia
Perusahaan memiliki program yang dirancang khusus untuk menghargai dan memberikan manfaat kepada pelanggan setia mereka. Program ini dapat berupa keanggotaan eksklusif, diskon khusus, hadiah, atau akses awal ke produk baru.
Contoh: Sephora memiliki program keanggotaan Beauty Insider yang memberikan manfaat eksklusif kepada pelanggan yang sering berbelanja di toko mereka.
Keanggotaan ini memberikan akses ke penawaran khusus, sampel produk gratis, dan akses awal ke penjualan dan produk baru.
Dalam semua contoh di atas, tujuan utama adalah menggunakan kekuatan pengaruh pelanggan yang puas untuk merekomendasikan dan mempromosikan produk atau layanan kepada orang lain, sehingga memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan kepercayaan serta loyalitas pelanggan.
Cara Membangun Advocacy Marketing
Berikut cara membangun advocacy marketing yang efektif untuk mendukung pertumbuhan bisnis Anda. Mari kita lihat secara rinci langkah-langkahnya.
1. Membangun Hubungan yang Kuat dengan Pelanggan
Pertama-tama, langkah awal dalam membangun advocacy marketing adalah membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.
- Mengutamakan Kepuasan Pelanggan: Pastikan pelanggan merasa dihargai dan puas dengan produk atau layanan yang Anda berikan. Tanggap terhadap masalah atau keluhan mereka dengan cepat dan berikan solusi yang memuaskan.
- Komunikasi yang Efektif: Terjalinnya komunikasi yang baik antara perusahaan dan pelanggan sangat penting. Dapatkan masukan dari pelanggan melalui survei atau umpan balik untuk memahami kebutuhan dan keinginan mereka.
- Personalisasi: Upayakan untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan. Gunakan data yang ada untuk menyediakan penawaran yang relevan dan sesuai dengan preferensi masing-masing pelanggan.
2. Mendorong Rekomendasi dan Ulasan Positif
Langkah berikutnya dalam membangun advocacy marketing adalah mendorong rekomendasi dan ulasan positif dari pelanggan.
- Program Referensi: Buatlah program referensi yang memberikan insentif kepada pelanggan yang merujuk teman atau keluarga. Misalnya, mereka bisa mendapatkan diskon atau hadiah khusus sebagai penghargaan.
- Ulasan dan Testimoni: Dorong pelanggan untuk memberikan ulasan positif tentang produk atau layanan Anda. Permintaan ulasan ini bisa dilakukan melalui email, situs web, atau media sosial. Ulasan positif ini akan mempengaruhi calon pelanggan dalam membuat keputusan.
- Kolaborasi dengan Influencer: Kerjasama dengan influencer atau individu yang memiliki pengaruh di media sosial dapat meningkatkan visibilitas merek Anda. Influencer dapat merekomendasikan produk atau layanan Anda kepada pengikut mereka melalui konten yang relevan dan autentik. Pelajari : Apa itu Influencer?
3. Membangun Komunitas Pelanggan yang Aktif
Membangun komunitas pelanggan yang aktif merupakan langkah berikutnya setelah memahami apa itu advocacy marketing.
Berikut adalah beberapa poin yang perlu diperhatikan terkait membangun komunitas pelanggan:
- Platform Komunitas: Buatlah platform online atau offline di mana pelanggan dapat berinteraksi satu sama lain, berbagi pengalaman, dan memberikan masukan. Misalnya, forum diskusi atau grup media sosial khusus untuk pelanggan.
- Mempromosikan Kolaborasi: Dorong pelanggan untuk berkolaborasi dalam menghadirkan konten atau memberikan ide untuk pengembangan produk. Ini akan memberikan rasa memiliki dan meningkatkan keterlibatan mereka dengan merek Anda.
- Acara dan Kontes Pelanggan: Selenggarakan acara atau kontes khusus untuk pelanggan. Ini akan menghadirkan ikatan yang lebih kuat antara pelanggan dengan merek Anda, serta mendorong partisipasi aktif dan promosi positif.
4. Pelayanan Pelanggan yang Luar Biasa
Pelayanan pelanggan yang luar biasa merupakan faktor penting dalam membangun advocacy marketing.
Berikut adalah beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam membangun pelayanan pelanggan:
- Responsif dan Efisien: Tanggapi pertanyaan, keluhan, atau permintaan pelanggan dengan cepat dan efisien. Berikan solusi yang memuaskan dan pastikan mereka merasa didengar dan dihargai.
- Pelatihan Karyawan: Berikan pelatihan kepada karyawan Anda untuk meningkatkan keterampilan dalam memberikan pelayanan pelanggan yang baik. Komunikasi yang ramah, pengertian, dan solutif akan membantu membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.
- Pemantauan dan Perbaikan: Selalu pantau kualitas pelayanan pelanggan dan cari cara untuk memperbaikinya. Dapatkan masukan dari pelanggan melalui survei atau umpan balik, dan lakukan perbaikan berkelanjutan.
5. Memonitor dan Menganalisis Hasil Advocacy Marketing
Terakhir, penting untuk memonitor dan menganalisis hasil dari upaya advocacy marketing yang telah Anda lakukan.
- Pengukuran Kinerja: Tentukan metrik yang relevan untuk mengukur keberhasilan program advocacy marketing Anda, seperti jumlah rujukan, ulasan positif, atau pertumbuhan pelanggan baru. Gunakan alat analitik yang sesuai untuk memantau dan mengevaluasi kinerja Anda.
- Pelaporan dan Analisis: Buat laporan berkala tentang hasil advocacy marketing Anda. Analisis data tersebut akan memberikan wawasan berharga tentang efektivitas strategi Anda dan membantu Anda dalam mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasilnya.
- Adaptasi dan Perbaikan: Jika diperlukan, lakukan perubahan dan penyesuaian dalam strategi advocacy marketing Anda. Berdasarkan hasil analisis, identifikasi area yang perlu diperbaiki dan eksperimen dengan pendekatan baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Baca Juga : 6+ Jenis Strategi Marketing Online yang Efektif dan Efisien
Penutup
Kita telah membahas apa itu advocacy, contoh hingga cara membangunnya. Dengan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, mendorong rekomendasi positif, membangun komunitas yang aktif, memberikan pelayanan pelanggan yang luar biasa, dan memantau hasil secara terus-menerus, Anda dapat membangun advocacy marketing yang efektif.