Apa Itu Marketplace? Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Apa Itu Marketplace Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Sebagian besar seseorang pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah atau nama ini, tetapi tahukah Anda apa itu marketplace?

Jika masih belum tahu, kami akan membahas banyak hal mengenai marketplace di artikel ini.

Baca dari awal hingga akhir agar Anda dapat memperoleh banyak wawasan baru!

Apa Itu Marketplace?

Apa Itu Marketplace

Marketplace adalah website atau aplikasi yang menyediakan fasilitas proses jual beli dari berbagai toko.

Konsep atau cara kerjanya sebenarnya hampir sama dengan apa yang dilakukan pasar tradisional.

Jadi, seorang pemilik tidak bertanggung jawab atas barang-barang yang dijual karena mereka hanya bertugas untuk menyediakan tempat bagi para penjual barang tersebut agar dapat bertemu dengan pelanggan dan melakukan proses transaksi yang lebih mudah.

Salah satu alasan mengapa marketplace sangat terkenal dan digunakan oleh banyak orang adalah karena berbagai kemudahan serta keamanan yang ditawarkan.

Penjual dapat menjual barang dengan mudah, sedangkan pembeli juga akan membeli produk atau layanan dengan cepat dan aman karena tidak perlu khawatir akan penjual penipu walaupun adapun beberapa pihak yang melakukan kecurangan.

Namun, jika hal tersebut diketahui oleh pihak marketplace, maka mereka akan diberikan peringatan atau bahkan diblokir.

Transaksinya sendiri memang diatur oleh marketplacenya. Kemudian jika sudah menerima pembayaran, maka penjual akan mengirim barang tersebut ke pembeli.

Salah satu alasan marketplace banyak digunakan dan terkenal adalah karena kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaannya. Banyak yang menyebutnya, seperti department store.

Sudah ada banyak sekali marketplace yang populer di seluruh dunia, seperti Amazon dan eBay.

Adapun di Indonesia, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis Marketplace

Jika sudah paham mengenai apa itu marketplace, selanjutnya Anda juga perlu mengetahui bahwa penyedia fasilitas ini mempunyai beberapa jenis, antara lain:

1. Horizontal Marketplace

Jenis marketplace yang menjual berbagai jenis produk dengan kategori berbeda, misal menyediakan buku, furniture, pakaian, makanan, mainan, gadget, dan lain sebagainya.

Biasanya jenis ini menawarkan layanan sebagai toko serba ada dengan kenyamanan sebagai selling point utama.

2. Vertical Marketplace

Berbanding terbalik dengan poin sebelumnya, jenis vertical ini bersifat spesialis atau hanya menjual produk dari kategori tertentu.

Misal hanya menjual produk keperluan bayi, pakaian, gadget, dan lain sebagainya.

Tujuan pengguna untuk memahami jenis ini dan menggunakannya adalah ingin mendapatkan produk sesuai keinginan yang lebih mendalam serta lengkap.

3. Marketplace Murni

Jenis kerjasama penjualan yang mana marketplace hanya menyediakan fasilitas untuk berjualan, pembayaran, dan transaksi.

Jadi, penjual pada jenis ini dapat kostum toko mereka, memilih jasa pengiriman, hingga memberikan kategori pada produk secara mandiri.

Ada banyak orang yang ingin memahami jenis ini karena sangat populer di kalangan umum serta sudah digunakan dan dipilih banyak orang.

4. Marketplace Konsinyasi

Jenis marketplace berupa sistem kerjasama yang bertugas untuk mengatur penuh secara promosi, penyimpanan, pengiriman, hingga pelayanan pelanggan.

Oleh karenanya, penjual di marketplace ini hanya perlu menyediakan produk saja.

Pada awalnya terdapat marketplace yang menggunakan metode ini, tetapi seiring berjalannya waktu ada banyak jenis marketplace murni yang mulai menambahkan fitur konsinyasi, berupa Official Store dan Mall untuk menunjukkan toko khusus yang sudah bekerjasama dengan pihak mereka.

Contoh Marketplace

Agar dapat lebih paham dengan marketplace, oleh karenanya Anda juga perlu mengetahui apa saja contoh-contohnya.

Berikut adalah beberapa marketplace yang sudah terkenal di seluruh dunia hingga buatan Indonesia, antara lain:

1. Amazon

Pertama adalah Amazon yang didirikan oleh salah satu pengusaha terkaya di dunia, yaitu Jeff Bezos.

Amazon ini berdiri pada tahun 1995 dan menjual berbagai macam produk, mulai dari makanan, gadget, mainan, pakaian, dan lain sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, Amazon sendiri sudah berkembang dan beroperasi di beberapa negara termasuk Amerika Utara, Asia, hingga Eropa.

2. eBay

Selanjutnya ada eBay yang merupakan salah satu marketplace pertama di dunia.

Keunikan yang ditawarkan oleh eBay adalah Anda bisa melakukan lelang.

3. Alibaba

Jenis berikutnya adalah Alibaba yang berasal dari China dan dibuat oleh seorang pengusaha sukses, yaitu Jack Ma.

Ada sekitar 80% pasar online di China yang dikuasai oleh marketplace Alibaba.

Selain itu, Alibaba sendiri menjadi marketplace terbesar di dunia yang transaksinya melebihi jumlah transaksi total antara Amazon dan eBay.

4. Tokopedia

Indonesia mempunyai beberapa marketplace salah satunya adalah Tokopedia yang sudah dikenal oleh banyak orang termasuk dari mancanegara sekalipun.

Ini dikarenakan mereka menggunakan teknik promosi yang disenangi oleh banyak orang pula, seperti mengundang boy group atau girl group asal Korea Selatan.

5. Bukalapak

Menjadi salah satu marketplace asal Indonesia yang menawarkan berbagai macam produk, baik itu baru maupun bekas.

Bukalapak sendiri mengutamakan keandalan dan kemudahan platformnya agar pengguna bisa mendapatkan pengalaman berjualan atau membeli dengan baik.

6. Blibli

Marketplace asal Indonesia yang selanjutnya adalah Blibli, salah satu pusat belanja online asal Indonesia yang menawarkan berbagai ragam produk, mulai dari pakaian, makanan, gadget, otomotif, produk kecantikan, dan lain sebagainya.

7. JD.ID

Ada pula JD.ID yang merupakan sebuah department store online dengan beragam variasi mulai dari kategori produk fashion, elektronik, hingga gadget.

JD.ID berdiri pada November 2015 dan merupakan anak perusahaan dari E-commerce China bernama JD.com.

8. Shopee Indonesia

Terakhir ada Shopee Indonesia yang juga sangat terkenal karena berbagai kemudahan dan menawarkan banyak macam kategori produk.

Apa marketplace ini asli buatan Indonesia?

Tidak, Shopee adalah buatan Singapura yang sudah tersebar di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, hingga Taiwan.

Perbedaan Marketplace, E-Commerce, dan Toko Online

Perbedaan Marketplace, E-Commerce, dan Toko Online

Sejumlah orang masih menganggap bahwa marketplace, e-commerce, dan toko online adalah hal yang sama.

Padahal ketiganya mempunyai beberapa perbedaan.

Jika penasaran, poin-poin berikut akan membahas tentang perbedaannya, antara lain:

1. Pengertian

Apa itu marketplace?

Pengertian marketplace adalah pihak yang bekerja sebagai perantara antara penjual pembeli.

Mereka juga menjadi penyedia fasilitas untuk penjual agar bisa mendapatkan lebih banyak pembeli dengan menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari pembayaran hingga sejumlah voucher menguntungkan.

Bisa dikatakan jika marketplace adalah department store secara online.

Sementara e-commerce adalah bisnis yang menjual produk-produk secara online dengan melalui website.

Produknya biasanya terbatas pada satu brand atau bermacam-macam produk dari berbagai brand. Namun, produk tersebut dijual oleh satu penjual, yaitu si pemilik website itu sendiri.

Online shop atau olshop adalah bisnis berjualan yang fokus bergerak di media sosial, seperti di Facebook dan Instagram.

Ini dikarenakan mereka berdua media sosial itulah yang paling banyak digunakan untuk berjualan secara online.

2. Biaya

Pada marketplace dan online shop, Anda tidak akan mengeluarkan uang sedikitpun sebagai biaya mendaftar maupun tempat sewa jualan.

Kecuali, jika ingin menggunakan beberapa fitur premium yang ditawarkan oleh marketplace atau media sosial tersebut, seperti Facebook Ads atau Instagram Ads.

Sementara jika menggunakan e-commerce, Anda akan mengeluarkan uang untuk bisa memperpanjang domain dan hosting bagi website tempat jualan.

Apalagi jika menggunakan CMS toko online berbayar, seperti Shopify.

3. Kesulitan Pembuatan

Pada jenis bisnis ini apa yang dibutuhkan oleh pembeli dan penjual sudah tersedia dengan baik.

Maka dari itu, penjual hanya perlu mendaftar, memasukkan produk, menentukan harga, dan sudah bisa mulai berjualan.

Sementara online shop, Anda perlu membuat akun terlebih dahulu kemudian memposting produk.

Pada media sosial tidak banyak tersedia fitur untuk berjualan sehingga Anda perlu mengaturnya sendiri.

Namun, adapun beberapa media sosial yang menyediakan fitur berjualan, tetapi berbayar.

Membuat website untuk e-commerce adalah hal yang mudah dan cepat, tetapi seseorang harus banyak belajar mengenai hal teknis, seperti pemeliharaan, biaya domain, hingga optimasi.

4. Barang yang Dijual

Pada website e-commerce, produk yang dijual adalah produk eksklusif yang tidak mudah dicari, misalnya produk kerajinan tangan, camilan unik, atau barang branded.

Sementara barang yang dijual di marketplace sangatlah beragam dan bisa dibeli dalam jumlah besar tergantung dengan penjualnya.

Anda bisa menemukan berbagai kategori produk mulai dari pakaian hingga peralatan otomotif.

Kemudian jika di online shop memang hampir sama dengan Marketplace, tetapi hanya dalam skala kecil dan untuk konsumsi pribadi.

5. Promosi

Pemilik website e-commerce harus melakukan promosi secara mandiri, sedangkan marketplace atau online shop akan dibantu dengan platform tempat kamu berjualan.

Promosi di website berupa meningkatkan trafik, mengumpulkan leads, melakukan promosi di media sosial, dan lain sebagainya. Anda menguasai strategi digital marketing agar produk di website bisa laku terjual.

Sementara di marketplace ada banyak sekali cara promosi yang dibuat oleh platform. Ini dikarenakan mereka sebagai penyedia tempat ingin menaikkan trafik agar banyak dikunjungi pembeli.

Cara yang marketplace lakukan akan berdampak besar pada jumlah pembeli di toko Anda.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan fitur-fitur premium yang ditawarkan di marketplace agar bisa lebih banyak menjangkau pembeli, seperti fitur Power Merchant Tokopedia dan Super Seller Bukalapak.

Lalu untuk promosi di online shop cara kerjanya hampir sama dengan marketplace karena Anda juga tidak mempunyai kendali penuh atas promosi. Namun, media sosial tidak seaktif marketplace dalam hal promosi.

Adapun beberapa usaha yang bisa Anda lakukan, tetapi harus mengeluarkan sedikit uang, yaitu menggunakan fitur Facebook Ads atau Instagram Ads.

Jadi, dari segi promosi online shop dan marketplace tidak jauh berbeda karena Anda sama-sama tidak mempunyai kendali penuh yang fleksibel seperti website ecommerce.

Kebebasan bisa dilakukan dalam promosi website e-commerce akan memberikan potensi marketing yang tidak terbatas sehingga jika itu dikerjakan dengan benar, maka penjualan e-commerce bisa jauh lebih banyak dibandingkan marketplace dan online shop.

Baca Juga : Ide Jualan Online Shop Untuk Pemula

6. Persaingan

Tingkat persaingan antara marketplace dan online shop sama-sama keras karena ada banyak sekali kompetitor atau toko yang menawarkan barang sama di satu platform.

Jumlahnya saja bisa ratusan atau bahkan ribuan.

Tidak hanya produk, tetapi Anda juga harus bersaing di harga, kualitas, keamanan packing, layanan penjual, hingga kecepatan pengiriman.

Ketatnya persaingan ini akan menjadikan Anda cukup sudah mendapatkan pembeli.

Sementara website e-commerce, tidak akan persaingan dalam satu website melainkan di sesama website e-commer.

Persaingannya tidak hanya berupa produk hingga harga, tetapi rangking agar bisa berada di halaman pertama hasil pencarian Google.

Jadi, jika Anda menjual barang yang memerlukan brand awareness tinggi, misal bisnis kerajinan tangan, maka website e-commerce adalah tempat yang strategis dan berpotensi tinggi.

Ini dikarenakan barang tersebut tidak mudah ditemukan di marketplace dan online shop.

Walaupun ada, mereka akan tenggelam oleh berbagai barang sesuai trend.

7. Jumlah Penjualan

Pada website e-commerce, Anda tidak perlu sibuk menjual banyak untuk bisa mendapatkan keuntungan.

Ini dikarenakan margin yang didapat dari setiap produk bisa jauh melebihi marketplace atau online shop karena persaingannya tidak terlalu ketat.

Apalagi jika produk yang dijual memang mempunyai kualitas baik dan tidak dijual di manapun.

Sementara pada marketplace dan online shop, margin dari setiap penjualan akan lebih rendah dibandingkan e-commerce karena persaingannya yang super ketat.

Oleh karena itu, Anda harus pintar-pintar menurunkan harga untuk bisa masuk ke arena persaingan.

Jadi, penjualan di  marketplace dan online shop harus sangat tinggi agar bisa memperoleh keuntungan yang memuaskan.

8. Kesetiaan Konsumen

Sama dengan promosi, Anda tidak mempunyai banyak pilihan untuk bisa menjaga maupun meningkatkan kesetiaan konsumen di marketplace dan online shop.

Apalagi jika dilihat dari ketatnya persaingan yang menjadikan kesetiaan konsumen akan semakin goyah jika melihat pesaing menawarkan berbagai kemudahan atau keuntungan, misal voucher gratis ongkir hingga cashback.

Sementara pada website e-commerce, Anda mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kesetiaan konsumen dengan cara menggunakan strategi customer retention.

9. Pengumpulan Data

Kemudian ada pengumpulan data yang sangat penting untuk dilakukan website e-commerce.

Sebagai pemilik website, Anda perlu menggunakan beberapa tools salah satunya adalah Google Analytics untuk mengetahui perilaku pengunjung, demografi audients, engagement, hingga sumber trafik.

Oleh karenanya, Anda bisa mengetahui dan mengumpulkan bermacam data yang dibutuhkan oleh bisnis.

Data ini nantinya berguna untuk melihat performa bisnis secara keseluruhan hingga membuat strategi bisnis yang sesuai dengan keinginan pasar.

Sementara pada marketplace dan online shop sudah tersedia fitur analisis data, tetapi tidak selengkap pada website.

10. Kepercayaan

Pada e-commerce mendapatkan kepercayaan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan bahkan Anda akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Sebagai pemilik website, Anda harus fokus untuk menerapkan strategi digital marketing guna membangun kepercayaan konsumen.

Beberapa usaha yang bisa dilakukan adalah menampilkan live chat, menyertakan banyak testimoni positif, dan lain sebagainya.

Sementara pada marketplace, membangun kepercayaan adalah hal yang lebih mudah dilakukan dibandingkan website e-commerce.

Apalagi jika Anda berjualan di e-commerce yang sudah mempunyai nama besar dan reputasi baik.

Lalu pada online shop yang baru memulai berjualan dari nol akan mendapatkan kepercayaan yang cukup lama dibandingkan website e-commerce.

Ini dikarenakan Anda harus membangun banyak hal, seperti konten berkualitas, foto produk yang baik, layanan costumer service dan lain sebagainya.

Kepercayaan pelanggan sendiri didapatkan dari testimoni dan seberapa aktif Anda ketika berinteraksi dengan para followers.

Namun, jika Anda membuka online shop di akun pribadi yang sudah mempunyai banyak followers, maka kepercayaan bisa dibangun dengan lebih cepat apalagi jika ditambah dengan metode promosi yang baik.

Pada artikel ini Anda sudah bisa memahami apa itu marketplace, jenis-jenisnya, contoh, hingga perbedaannya dengan e-commerce dan toko online yang sering dianggap sama.

Jadi, apakah Anda sudah berminat untuk mulai menghasilkan cuan dengan berjualan di marketplace Indonesia?

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.