Dalam dunia bisnis, biaya menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Saat ini, terdapat beberapa jenis biaya dalam industri bisnis, yaitu biaya tetap, biaya periode, biaya produk, serta biaya variabel. Nah, biaya periode adalah semua biaya yang tidak berhubungan dengan unit produksi.
Biaya ini juga disebut dengan period cost yang bersifat stabil, tidak berpengaruh pada penjualan produk yang sedang tinggi maupun rendah.
Umumnya, biaya periode dibuat dengan tujuan untuk menyemibangkan pembukuan dan mengoptimalkan jumlah anggaran.
Selain period cost, biaya periode juga sering disebut sebagai biaya operasional, biaya kapasitas, maupun biaya waktu.
Nah, dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap terkait pengertian biaya periode, jenis-jenis, cara menghitung, hingga contoh kasus untuk menghitung biaya periode.
Pengertian Biaya Periode
Biaya periode merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan bisnis yang tidak ada hubungannya dengan unit produksi. Dalam hal ini, biaya periode tidak dapat dimasukkan ke harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi.
Akan tetapi, biaya ini akan dicatat dalam periode waktu tertentu. Umumnya, biaya periode bersifat teratur dan stabil untuk dikeluarkan setiap bulannya.
Jadi, tidak akan berpengaruh jika penjualan perusahaan sedang naik maupun turun. Oleh karena itu, biaya ini disebut juga dengan biaya tetap.
Baca Juga : Biaya Tetap Adalah: Ini Fungsi, Contoh dan Cara Menghitungnya
Contoh Biaya Periode
Dalam sebuah perusahaan, biaya periode biasanya dapat ditinjau dari 4 contoh. Mulai dari biaya administrasi, biaya distribusi dan transportasi, biaya hiburan serta biaya iklan dan pemasaran.
Berikut ini terdapat pembahasan lengkap terkait keempat contoh biaya periode.
1. Biaya Administrasi
Biaya administrasi mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari. Jenis ini sering juga disebut dengan biaya umum perusahaan.
Misalnya, biaya untuk menggaji pekerja atau karyawan, biaya tunjangan, biaya sewa tempat usaha, dan lain sebagainya.
Biaya administrasi akan berbeda-beda setiap perusahaan tergantung pada jumlah karyawan, ukuran pabrik, hingga lokasi usaha.
Dalam ini lokasi usaha yang dimaksud adalah yang disewa dimana harganya tanah atau ruko akan berbeda jika di pedesaan dan pusat kota.
2. Distribusi dan Transportasi
Biaya yang dikeluarkan untuk pendistribusian dan penyaluran barang maupun jasa yang telah diproduksi disebut dengan biaya distribusi dan transportasi.
Proses penyaluran dapat dilakukan menuju gudang penyimpanan maupun para distributor yang ada di berbagai tempat.
Biaya ini tergantung dari kebutuhan perusahaan atau pabrik. Semakin banyak distributor sebuah usaha, maka jumlah penyalurannya pun semakin banyak.
Misalnya, perusahaan skincare yang memiliki berbagai cabang di Indonesia akan membutuhkan biaya penyaluran produk yang semakin besar.
3. Biaya Pemasaran dan Iklan
Untuk meningkatkan penjualan dan menjangkau banyak konsumen, perusahaan akan melakukan kegiatan promosi atau iklan.
Nah, biaya seperti ini termasuk dalam biaya pemasaran dan iklan maupun media dan kampanye. Selain itu, biaya pengiriman juga termasuk dalam biaya iklan.
Seiring perkembangan teknologi, kegiatan pemasaran sebuah produk tergolong lebih mudah.
Hal ini disebabkan karena adanya sosial media yang dapat membantu pengenalan serta penjualan. Meskipun demikian, dibutuhkan teknik yang tepat agar mampu bersaing dengan para kompetitor.
4. Biaya Hiburan
Perusahaan tak jarang melakukan berbagai kegiatan sekunder untuk kenyamanan pekerja yang dikenal dengan istilah biaya hiburan.
Seperti namanya, biaya ini dikeluarkan untuk kepentingan hiburan, seperti biaya perjalanan, biaya komisi, dan lain sebagainya.
Meskipun untuk keperluan sekunder, namun perusahaan harus tetap membuat anggaran dengan baik.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pembengkakan pengeluaran atau bahkan kerugian yang tidak disangka-sangka. Biaya hiburan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Jenis-Jenis Biaya Periode
Seperti yang diketahui bahwa biaya periode adalah biaya yang terkait dengan waktu. Oleh karena itu, jenis biaya ini juga dibedakan berdasarkan waktu sekarang, waktu sebelumnya, serta waktu yang akan datang.
Nah, berikut ini terdapat klasifikasi dari biaya periode yang penting untuk diketahui.
1. Beban Saat Ini
Perusahaan akan menanggung biaya yang dikeluarkan untuk seluruh divisi pada periode yang sedang berjalan termasuk dalam beban saat ini.
Perlu diketahui bahwa beban saat ini adalah untuk satu periode, bukan biaya yang dikeluarkan pada hari itu maupun bulan itu.
Jika satu periode perusahaan adalah satu tahun, maka beban saat ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan selama satu tahun yang berjalan.
Setiap aktivitas perusahaan yang berjalan harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan, kecuali terjadi hal-hal yang tidak direncanakan.
2. Biaya Historis
Biaya yang telah dikeluarkan pada periode sebelumnya dan menjadi pertimbangan terkait pengambilan keputusan di periode yang akan datang disebut biaya historis.
Perusahaan yang telah menjalankan berbagai aktivitas umumnya akan melakukan evaluasi pada akhir periode.
Hal ini bertujuan untuk membandingkan rencana yang telah disusun dengan hasil yang diperoleh.
Jika pengeluaran sebelumnya dinilai tidak efisien karena terlalu boros, maka perusahaan dapat memangkas biaya di periode mendatang berdasarkan menjadi lebih kecil dari biaya historis.
3. Pengeluaran yang Ditentukan Sebelumnya
Penyusunan anggaran dilakukan dengan memperkirakan besaran biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode mendatang. Dalam hal ini, orang-orang yang terlibat dalam penyusunan anggaran harus mempertimbangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi di masa depan.
Misalnya, biaya periode saat ini untuk gaji karyawan adalah Rp50.000.000. Akan tetapi, kemungkinan besar terjadi kenaikan standar upah minimum pada periode berikutnya sesuai dengan aturan pemerintah.
Oleh karena itu, Anda dapat membuat anggaran menjadi lebih besar dari Rp50.000.000.
Biaya Periode Umum
Sebelum membuat laporan biaya periode, Anda terlebih dahulu harus mengetahui jenis-jenis biaya periode umum yang ada di perusahaan.
Dengan begitu, akan lebih mudah untuk menghitung biaya berdasarkan kategorinya masing-masing seperti berikut ini.
1. Gaji
Gaji adalah uang yang dibayarkan kepada seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan.
Besaran gaji setiap karyawan berbeda-beda tergantung posisi dan tanggung jawab masing-masing. Semakin tinggi jabatan, maka gaji yang diterima juga akan lebih besar.
2. Pengeluaran Kantor
Kantor atau perusahaan yang dibangun sendiri tentu membutuhkan biaya yang cukup besar tergantung ukuran dan fasilitasnya.
Nah, pengeluaran kantor yang termasuk dalam salah satu periode umum seperti sewa tempat, pembelian perlengkapan (kursi, meja, lemari, dkk), serta pengeluaran lainnya.
3. Utilitas
Utilitas merupakan biaya dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar air, listrik, dan lain sebagainya.
Biaya ini cenderung cukup banyak untuk dihabiskan jika perusahaan Anda memiliki banyak ruangan dengan fasilitas yang bagus. Misalnya, komputer yang membutuhkan listrik sepanjang hari.
4. Pemeliharaan dan Perbaikan
Bangunan atau peralatan yang ada di kantor tak jarang mengalami kerusakan sehingga harus diperbaiki agar dapat digunakan kembali.
Dalam hal ini, menambahkan biaya periode adalah hal yang penting meskipun nantinya tidak terpakai jika dalam periode tersebut tidak ada kerusakan.
5. Biaya Hukum dan Profesional
Perusahaan-perusahaan besar biasanya menggunakan biasanya menggunakan jasa pengacara, penasehat hukum, maupun akuntan dalam menjalankan bisnisnya.
Hal ini berhubungan dengan legalitas, misalnya terjadi pelanggaran hak cipta maupun gugatan atas kasus lain terkait perusahaan.
6. Imbalan Kerja
Biaya periode lainnya yang juga harus dikeluarkan adalah imbalan kerja. Imbalan ini merupakan tunjangan kepada para karyawan selama bekerja di suatu perusahaan.
Mulai dari asuransi kesehatan, rekening pensiun (bagi yang bekerja dalam kurung waktu yang cukup lama), dan imbalan kerja lainnya.
7. Bunga Pinjaman
Sebagian pemilik bisnis menggunakan pinjaman untuk menambah modal pada pihak tertentu, seperti bank.
Hal ini tentu harus dimasukkan ke dalam laporan biaya periode karena harus dibayarkan setiap bulan atau pada waktu tertentu sesuai kesepakatan kedua pihak.
8. Asuransi
Perusahaan biasanya memiliki biaya asuransi untuk melindungi aset yang dimilikinya. Asuransi ini berfungsi untuk melindungi bisnis dari kerugian harta dan nyawa.
Jadi, pemilik usaha akan merasa lebih aman dan dapat fokus untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
9. Iklan dan Promosi
Biaya pemasaran juga harus masuk dalam perhitungan biaya periode. Hal ini disebabkan karena perusahaan akan melakukan berbagai usaha agar produknya menjadi laris terjual melalui iklan dan promosi.
Adapun biaya yang dikeluarkan umumnya tidak sedikit tergantung pada teknik promosi.
10. Biaya Perjalanan Bisnis
Dalam agenda tertentu, beberapa karyawan biasanya akan melakukan perjalanan bisnis dan tentu saja menggunakan dana dari perusahaan.
Oleh karena itu, biaya yang akan dikeluarkan harus tersedia sesuai dengan kebutuhan. Biaya selama perjalanan bisnis berupa akomodasi, hotel, hingga makan.
11. Pengeluaran Mobil
Perusahaan yang memproduksi barang akan membutuhkan kendaraan untuk pembuatan atau pengirimannya.
Biaya pengadaan mobil, bahan bakar serta perawatannya pun harus dimasukkan dalam laporan biaya periode secara rinci dengan mempertimbangkan harga terbaru.
Pentingnya Menghitung Biaya Periode
Menghitung jumlah biaya periode tergolong cukup penting karena membantu pemilik usaha untuk memperkirakan pendapatan bersih yang diperoleh dalam setiap periode akuntansi.
Nah, beberapa alasan utama tentang pentingnya menghitung biaya periode adalah sebagai berikut.
1. Menyeimbangkan Anggaran
Anggaran yang disiapkan perusahaan untuk setiap divisi umumnya merata sesuai kebutuhan masing-masing.
Dalam perhitungan biaya periode akan terlihat bagian mana yang memiliki anggaran lebih besar maupun kecil. Dengan begitu, perusahaan dapat melakukan penyeimbangan anggaran.
2. Melakukan Penghematan Penting
Saat penyusunan laporan biaya periode akan terlihat aktivitas perusahaan yang dianggap menggunakan anggaran yang cukup besar, namun masih bisa dikurangi.
Alhasil, penghematan dapat dilakukan meskipun aktivitas tersebut tetap bisa berjalan dengan lancar seperti biasanya.
3. Fokus Pengembangan Bisnis
Jika semua masalah biaya telah tertulis dengan rinci untuk satu periode, maka perusahaan akan menjalankan semuanya sesuai dengan yang telah direncanakan.
Dengan begitu, para pemangku kepentingan serta semua pihak yang terlibat akan lebih fokus untuk mengembangkan bisnis.
4. Memudahkan Pelaporan Pajak Bisnis
Setelah menghitung biaya periode, perusahaan akan mengetahui pendapatan bersih yang dapat dijadikan acuan dalam pelaporan pajak bisnis.
Jika bisnis Anda tergolong besar, dapat menggunakan bantuan profesional, seperti konsultan pajak.
Cara Membuat Laporan Biaya Periode
Pada dasarnya, tidak ada rumus atau pendekatan tertentu yang digunakan akuntan untuk menghitung biaya periode.
Umumnya, para akuntan manajemen harus memperhatikan biaya bisnis terlebih dahulu dan menentukan mana yang termasuk period cost lalu menambahkannya ke laporan laba rugi.
1. Melacak Biaya Periode
Hal pertama yang dilakukan untuk membuat laporan biaya periode adalah melacak jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.
Anda dapat melihat data terkait pembiayaan yang telah diinput oleh karyawan melalui sistem. Hal ini tentu lebih praktis jika perusahaan telah memanfaatkan sistem.
Akan tetapi, jika bisnis Anda masih kecil maka bisa mengecek slip gaji karyawan, tanda terima barang, faktur, serta dokumen lain yang berhubungan dengan biaya.
Pastikan semua berkas yang pernah diterima tersimpan dengan baik tanpa ada yang mengalami kerusakan atau hilang.
2. Tambahkan Biaya Periode pada Laporan Laba Rugi
Setelah rincian data biaya periode terkumpul, Anda dapat menambahkannya pada laporan laba rugi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi laba bersih.
Agar lebih mudah, sebaiknya pisahkan biaya periode berdasarkan kategori agar Anda tidak bingung untuk membaca dan menghitungnya.
Dengan begitu, Anda akan mengetahui jumlah biaya yang dibelanjakan pada masing-masing kategori. Dalam hal ini, fungsi biaya periode adalah untuk menilai pengeluaran dan memberikan pemahaman terkait pendapatan bersih perusahaan.
Selain itu, laporan laba rugi juga berisi pajak, harga pokok penjualan, serta total pendapatan selama periode akuntansi.
Anda dapat mendapatkan banyak referensi setelah melihat semua data yang terangkum dalam laporan tersebut yang bisa digunakan sebagai pertimbangan di periode selanjutnya.
3. Evaluasi Biaya Periode Kembali Setiap Tahun
Setiap tahun perusahaan cenderung mengalami berbagai perubahan yang dapat berpengaruh terhadap biaya periode.
Oleh karena itu, Anda harus menentukan anggaran secara rutin setiap tahunnya setelah melakukan evaluasi terhadap period cost yang dilaporkan periode sebelumnya.
Berbagai keputusan dapat dilakukan baik menambah anggaran maupun menguranginya jika memungkinkan.
Misalnya, Anda ingin mengubah premi asuransi dengan memilih perusahaan dengan premi yang lebih terjangkau, maka tentu akan ada perbedaan harga yang harus diperhatikan.
Contoh Cara Menghitung Total Biaya Periode
Laporan berikut ini berisi gaji dan tunjangan, bunga, sewa, dan overhead hingga depresiasi. Biaya tersebut merupakan contoh period cost yang dihitung selama periode yang terjadi.
Laporan Laba Rugi
Pendapatan : Rp1.000.000
Biaya barang yang dijual : Rp300.000
Laba kotor : Rp700.000
Penghasilan
Gaji dan tunjangan Rp400.000
Sewa dan overhead : Rp100.000
Bunga : Rp20.000
Depresiasi : Rp50.000
Total Biaya : Rp570.000
Laba bersih sebelum pajak : Rp130.000
Biaya Manufaktur Perusahaan Tahun Pertama
- Bahan langsung untuk produksi : Rp3.000.000
- Sewa kantor : Rp1.500.000
- Gaji karyawan : Rp1.000.000
- Tagihan listrik : Rp300.000
- Promosi dan iklan : Rp200.000
- Gaji untuk tim akuntansi : Rp500.000
Berdasarkan biaya diatas terlihat bahwa yang termasuk dalam biaya periode yaitu sewa kantor, gaji karyawan, tagihan listrik, promosi dan iklan, serta gaji untuk tim akuntansi. Oleh karena itu, jumlah period cost perusahaan dapat dihitung menjadi:
Biaya periode:
= Biaya (sewa kantor + gaji karyawan + tagihan listrik + promosi dan iklan + gaji tim akuntansi
= Rp1.500.000 + Rp1.000.000 + Rp300.000 + Rp200.000 + Rp500.000
= Rp3.000.000
Jadi, biaya periode yang dikeluarkan perusahaan manufaktur tersebut pada tahun pertama adalah Rp3.000.000.
Adapun biaya untuk membeli bahan langsung untuk produksi tidak termasuk dalam biaya periode sehingga tidak akan dihitung.
Dalam bisnis, terdapat berbagai jenis biaya yang harus diketahui, termasuk biaya periode. Period cost merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan selain untuk unit produksi.
Mulai dari gaji karyawan, utilitas, sewa kantor, pemasaran, asuransi, imbalan kerja, hingga biaya pinjaman.
Terdapat 3 jenis dari biaya periode adalah beban saat ini, biaya historis, dan pengeluaran yang akan datang.
Selain itu, mengetahui period cost akan memudahkan perusahaan dalam pelaporan pajak, penentuan laba bersih, menyeimbangkan anggaran, dan lebih fokus untuk mengembangkan bisnis.
Baca Juga: Pengertian Biaya: Definisi, Fungsi dan Klasifikasinya