Salah satu kendala utama yang umum dialami oleh pemilik website dan blog adalah bounce rate. Istilah bounce rate mengacu pada persentase visitor yang langsung meninggalkan web setelah membuka satu halaman.
Lantas, bagaimana cara menurunkan bounce rate?
Tingginya trafik pengunjung yang mendatangi situs web ternyata bukan kunci utama sukses membangun blog mapun website.
Karena ada masalah lain yang perlu dicari solusinya, khususnya pada situasi saat pengunjung situs tidak tertarik untuk membuka halaman lain di web (bounce rate).
Apa Maksud Bounce Rate?
Bounce rate dapat diartikan sebagai persentase pengunjung di sebuah website jika pengunjung (visitor) meninggalkan situs begitu saja tanpa membuka halaman lain maupun melakukan interaksi.
Apabila bounce terlalu tinggi, maka bisa menjadi indikasi web kurang berkualitas.
Halaman web dapat dianalogikan sebagai sebuah stand produk pada suatu event.
Jika ada pengunjung datang, tapi hanya melihat-lihat tanpa tertarik membeli produk yang ditampilkan.
Tentu kondisi ini akan memberikan dampak tidak baik dan harus segera diatasi oleh pemilik stand.
Begitu juga dengan situs website, jika fenomena bounce rate dibiarkan terus-menerus, maka akan membuat performa website semakin buruk dan upaya melakukan promosi online menjadi sia-sia.
Penghitungan bounce rate dilakukan dengan membagi single page visit atau kunjungan halaman tunggal pada semua trafik masuk.
Contohnya, web mendapatkan trafik 2000 dan 1000 di antaranya adalah kunjungan halaman tunggal. Artinya, bounce rate web adalah sebesar 50%.
Semakin tinggi persentase dari bounce rate, maka menunjukkan bahwa ada yang salah dengan strategi.
Pasalnya, tingginya bounce rate menandakan satu dari dua kemungkinan, yaitu:
- Konten tidak sesuai dengan intent atau maksud pengunjung sehingga pengunjung mencari konten dari web lain yang dianggap lebih sesuai dengan keinginannya.
- Kualitas konten yang disajikan pada halaman berkualitas buruk sehingga membuat pengunjung merasa tidak tertarik menjelajahi konten-konten lainnya.
Mengapa Bounce Rate Tinggi?
Para pelaku digital marketing pasti sudah sangat familiar dengan bounce rate, bukan?
Bounce rate merupakan salah satu metrik paling penting dalam dunia pemasaran online.
Dilansir dari situs Crazy Egg, dijelaskan bahwa bounce rata di atas 70% termasuk dalam kategori tinggi.
Namun, sebenarnya apa alasan bounce rate web atau blog melonjak tajam?
Berikut adalah beberapa faktor umum yang menjadi penyebab tingginya bounce rate:
1. Konten Kurang Berkualitas
Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa kualitas konten merupakan salah satu pemicu terbesar tingginya persentase bounce rate.
Umumnya, pengunjung akan klik hasil penelusuran dan mengunjungi sebuah web dengan tujuan menemukan informasi yang dibutuhkan.
Meskipun konten situs Anda menggunakan judul sesuai yang dibutuhkan pengunjung, tapi kalau isi kontennya terkesan dibuat secara asal-asalan, maka hal tersebut bisa membuat bosan.
Hasilnya, pengunjung yang berhasil didapatkan tersebut meninggalkan situs Anda.
Cara menurunkan bounce rate tinggi karena konten yang kurang bagus adalah dengan memperbaiki kualitas konten.
Pastikan Anda menyediakan informasi yang dibutuhkan sesuai produk, baik barang atau layanan yang ditawarkan (untuk situs promosi bisnis).
2. Loading Halaman Lambat
Berdasarkan informasi yang dimuat di Search Engine Journal, halaman situs web yang loading-nya lambat menjadi salah satu penyebab bounce rate naik.
Sejak tahun 2021 lalu, Google menghadirkan algoritma penilaian baru yang fokus mengecek kecepatan loading halaman, yakni Core Web Vitals.
Update ini memungkinkan pemilik web mengetahui pentingnya kecepatan loading sebuah situs bagi para pengguna internet.
Hal tersebut tentu tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang membuat internet user cenderung ketagihan dengan proses loading internet cepat.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pengguna internet, Anda harus menyuguhkan situs dengan loading cepat, idealnya bisa dibuka dalam hitungan detik.
Apabila situs Anda loading-nya sangat lama, maka besar kemungkinan pengunjung akan meninggalkan situs tersebut.
3. UI/UX Tidak Nyaman
Perlu diketahui, bahwa pengguna internet dapat menilai performa dan kualitas sebuah situs dalam waktu sangat singkat.
Umumnya, berdasarkan UI (User Interface) dan juga UX (User Experience) pengunjung situs sudah dapat mengambil keputusan, untuk menetap di situs tersebut atau pergi.
Oleh sebab itulah, penting bagi pemilik situs untuk menghadirkan layout, warna, navigasi, dan lain sebagainya semenarik mungkin.
Kalau pengunjung kurang suka dengan situs Anda, maka otomatis akan langsung meninggalkannya tanpa berpikir dua kali.
Jadi, sangat penting memperhatikan tampilan UI/UX agar tampak bagus dan nyaman dipandang.
Setiap komponen website harus saling mendukung agar bisa menarik perhatian pengunjung situs.
Kalau UI/UX situs Anda masih berantakan atau tidak selaras, jangan heran jika bounce ratenya tinggi. Untuk mengatasinya, maka bisa merancang ulang UI/UX sebaik mungkin.
Baca Juga : Pengertian User Experience
4. Kesalahan Teknis
Masalah klasik seperti kesalahan teknis bisa menjadi penyebab bounce rate naik drastis.
Biasanya, hal ini terjadi meskipun konten yang di publish sudah optimal, kecepatan situs baik, dan UI/UX sedap dipandang. Penyebabnya adalah karena plugin situs atau JavaScript mengalami error.
Untuk menghadapi masalah kesalahan teknis, Anda perlu melakukan evaluasi website atau blog dari sudut pandang visitor. Setelah itu, temukan permasalahan yang dialami.
Cara Menghitung Bounce Rate
Hingga saat ini, masih cukup banyak penggiat website dan blog yang bingung mengenai cara menghitung bounce rate, apakah harus dihitung secara manual?
Tentu tidak! Anda dapat memanfaatkan Google Analytics untuk mengetahui persentase bounce rate di blog atau web.
Sebelum membahas cara menurunkan bounce rate, sebaiknya ketahui terlebih dahulu bagaimana panduan mengecek bounce rate menggunakan Google Analytics.
Tujuannya adalah memastikan persentase bounce rate pada situs, agar bisa segera dicari jalan keluarnya.
Di bawah ini adalah cara menghitung bounce rate di Google Analytics:
- Buka Google Analytics atau klik URL https://analytics.google.com/analytics/web/provision/#/provision
- Klik “Behavior”.
- Pilih opsi “Overview”.
- Klik “Full Report”.
Pada menu ini Anda bisa mengetahui rata-rata bounce rate di seluruh halaman blog atau website dengan membuka Laporan Bounce Rate Per Halaman
Cara Menurunkan Bounce Rate Paling Ampuh
Sudah mengecek laporan bounce rate blog atau web melalui Google Analytics?
Jika bounce rate situs Anda tinggi, tidak perlu panik. Di bawah ini adalah beberapa cara ampuh menurunkan bounce rate yang layak untuk dicoba:
1. Popup Wajar
Hingga saat ini, masih terdapat perdebatan tentang penggunaan popup. Pada satu sisi, keberadaan popup dapat membantu pemilik situs memperoleh leads, khususnya melalui newsletter atau subscriber.
Hanya saja, di sisi lain popup tidak disukai oleh sebagian besar pengguna internet.
Sah saja jika Anda ingin menggunakan popup, tapi jangan berlebihan. Dengan kata lain, jangan memunculkan popup terlalu sering, seperti beberapa menit sekali.
Hal ini tentu akan membuat pembaca konten blog atau web Anda merasa tidak nyaman dan berpotensi pindah ke situs lain.
Sebuah riset mengungkapkan bahwa 70% pengunjung website mengatakan jika popup berlebihan, terutama jika tidak relevan dengan konten terasa sangat menyebalkan.
Karenanya, perhatikan penggunaan popup sebaik mungkin agar tidak berdampak buruk pada situs Anda.
2. Membuat Konten Bagus
Tahukah Anda, ternyata tidak semua pengunjung halaman website membaca konten yang Anda publish hingga selesai.
Terlebih lagi kalau konten tidak sistematis, pastinya akan membuat pengunjung merasa kesulitan dalam membaca dan memahami isi konten.
Anda harus ingat, bahwa situs Anda bukan merupakan satu-satunya sumber berisi konten tertentu di internet.
Dalam hal ini, Anda bersaing dengan ribuan hingga ratusan ribu dengan situs lain yang membahas topik serupa. Karenanya, Anda harus bisa menyuguhkan konten berkualitas.
Lalu, bagaimana cara menurunkan bounce rate melalui peningkatan kualitas konten?
Anda bisa mengaplikasikan beberapa trik di bawah ini untuk memperbagus konten website.
a. Membagi Artikel dalam Paragraf Pendek
Pengguna internet memiliki kebiasaan membaca cepat sehingga konten dalam bentuk paragraf singkat lebih disukai karena lebih mudah dibaca.
Saat melihat sebuah paragraf panjang, umumnya pembaca merasa bosan, bahkan sebelum masuk ke inti tulisan atau topik utama.
b. Manfaatkan Subheading
Subheading dapat membantu para pembaca untuk menemukan poin penting pada sebuah konten (artikel).
Misalnya, dalam artikel ini terdapat empat poin utama yang ingin disampaikan, yakni:
- Apa Maksud Bounce Rate
- Mengapa Bounce Rate Tinggi?
- Cara Menghitung Bounce Rate
- Cara Menurunkan Bounce Rate
c. Menambahkan Visual Atraktif
Pembaca akan merasa bosan kalau hanya melihat teks dari awal hingga akhir konten.
Supaya konten tampak lebih berwarna, Anda bisa menambahkan visual yang atraktif, seperti gambar ilustrasi, infografik, hingga video.
Visual atraktif juga membuat pembaca lebih mudah memahami konten.
3. Alur Cerita Menarik
Meskipun konten telah disusun secara sistematis, namun jika alur cerita yang disuguhkan biasa saja.
Besar kemungkinan dengan konten lain dengan topik sama, tapi mengusung plot lebih atraktif.
Jangan lupa, kalau ada ribuan konten dengan keyword (kata kunci) sama yang sedang bersaing.
Apabila ingin konten Anda dilirik oleh target, maka konten yang disajikan harus outstanding, baik dari segi alur cerita maupun segi teknis.
Storytelling atau alur cerita dianggap menarik saat pembaca merasa memiliki keterkaitan dengan cerita tersebut.
Alur yang baik juga akan menghadirkan kesan berbeda bagi pembaca, karena menganggap kalau cerita tersebut sama persis dengan pengalaman pribadinya.
Salah satu cara sederhana tapi efektif untuk membuat konten relatable adalah menerapkan kata ganti orang kedua, seperti Anda, kamu, atau lo, Anda bisa sesuaikan dengan gaya bahasa di konten Anda.
Di samping itu, selalu tempatkan diri Anda pada posisi atau situasi pembaca.
Oleh karena itu, saat menulis artikel, coba tanyakan pada diri sendiri hal-hal seperti di bawah ini:
- Apa masalah yang dihadapi oleh para pembaca?
- Solusi apa yang dapat Anda tawarkan?
- Hal-hal seperti apa yang ingin diketahui pembaca?
- Istilah apa yang sekiranya mudah dipahami pembaca?
4. Pilih Topik Relevan
Cara menurunkan bounce rate selanjutnya adalah memilih topik paling relevan.
Pasalnya, kalau blog atau website mendapatkan trafik dari keyword yang tidak ada kaitannya dengan produk yang dipromosikan, ada kemungkinan angka bounce rate akan naik.
Saat melakukan riset kata kunci, selain mengacu pada volume pencarian tinggi, pemilik situs juga harus mempertimbangkan relevansinya, khususnya dengan produk yang Anda jual.
Misalnya, Anda menjual produk sepatu, tapi Anda menulis konten artikel tentang makanan yang sedang hits.
Situs Anda mungkin akan mendapatkan trafik tinggi, namun hal tersebut biasanya juga akan diikuti dengan naiknya bounce rate karena topik dianggap tidak relevan.
5. Meningkatkan Kecepatan Loading Situs
Satu dari segelintir hal yang sangat dibenci pengguna internet, terutama pembaca blog atau website adalah loading yang lambat.
Tidak bisa dipungkiri, loading terlalu lama membuat pengunjung merasa kesal dan sebagai dampaknya akan mencari web lain dengan waktu loading lebih cepat.
Jadi, tidak peduli seberapapun berkualitasnya konten Anda, perlu diingat bahwa pengunjung web tidak bisa mentoleransi loading lambat. Dilansir dari Google, setidaknya 53% pengguna internet akan meninggalkan situs yang loadingnya melebihi waktu 3 detik.
Di samping itu, ada 79% pengguna internet merasa kecewa dengan situs yang mempunyai loading lambat dan mengatakan kalau tidak akan mengunjungi situs web tersebut lagi.
Baca Juga : Cara Mempercepat Loading Website
6. Membuat Konten yang Sesuai dengan Search Intent
Sebagai pengguna internet aktif, Anda juga pasti pernah memasukkan kata kunci di mesin penelusuran Google.
Namun, setelah klik salah satu situs yang tampil, ternyata hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Tentunya, hal tersebut membuat jengkel dan terkesan membuang-buang waktu, bukan?
Situasi di atas hanya satu dari segelintir contoh betapa pentingnya search intent dalam menentukan tinggi dan rendahnya bounce rate web.
Pasalnya, audiens akan langsung meninggalkan situs Anda saat mengetahui jika konten yang disajikan tidak sesuai judul dan harapan.
Sebaliknya, apabila konten sesuai search intent, besar kemungkinan audiens akan betah berlama-lama di situs Anda.
Lalu, bagaimana cara membuat artikel sesuai search intent pembaca?
Sebelumnya, Anda harus memahami jenis-jenis search intent terlebih dahulu.
Secara umum, keyword dikategorikan menjadi empat jenis berdasarkan search intent, yaitu:
- Informational
- Navigational
- Commercial Investigation
- Transactional
7. Mengatur Link Menjadi “Buka di Tab Baru”
Cara menurunkan bounce rate lainnya yang wajib Anda coba adalah dengan mengatur link URL jadi “Open in New Tab”.
Dalam sebuah konten artikel, pasti Anda akan meletakkan sekitar tiga atau empat tautan, baik internal maupun eksternal.
Bahkan, tidak sedikit platform website yang mengatur audiens membuka link pada tab sama dengan halaman dibuka secara otomatis.
Sayangnya, meskipun hal tersebut terkesan lebih praktis, namun dapat merusak pengalaman audiens karena harus tekan ikon back untuk kembali pada halaman satu.
Bayangkan kalau audiens membuka lima tautan pada sebuah artikel, tentu akan melelahkan karena audiens harus menekan tombol kembali berulang kali.
Di sisi lain, hal ini juga membawa kerugian bagi Anda sebab bisa memicu kenaikan exit rate yang membuat bounce rate melonjak tinggi.
8. Membuat Desain Website Mobile Friendly
Di era digital sekarang, perangkat mobile atau hp menjadi pilihan utama para pengguna internet di Indonesia dalam mengakses internet.
Survei Google membuktikan bahwa ada sekitar 94% pengguna internet berselancar di dunia maya menggunakan ponsel.
Situasi ini menuntut para penggiat blog dan website untuk bisa menyediakan situs yang mobile friendly.
Hanya saja, tidak semua tema website memiliki tema yang responsif untuk perangkat smartphone. Namun, Anda bisa membuat tema mobile friendly menggunakan bantuan plugin.
9. Menunjukkan Kredibilitas
Saat mencari sumber bacaan di internet, audiens pasti ingin memperoleh informasi dari sumber kredibel dan lengkap.
Audiens umumnya menilai kredibilitas blog dari tema yang diaplikasikan.
Oleh karena itu, pastikan Anda menggunakan tema yang profesional dan sesuai style website.
Bounce rate website atau blog Anda terlalu tinggi?
Jangan panik, beberapa cara menurunkan bounce rate di atas bisa dijadikan sebagai alternatif solusi untuk membuat bounce rate turun dalam waktu singkat. Langsung coba saja untuk membuktikannya.