Harga pokok produksi menjadi unsur yang paling penting dalam laporan keuangan.
Sebab terdapat berbagai macam biaya yang menjadi indikator keberhasilan penjualan produk perusahaan dalam rangka mendapatkan keuntungan.
Ketika harga ini telah diketahui maka perusahaan akan lebih mudah untuk menentukan harga produk.
Minimal harga produk yang akan dipasarkan telah diperhitungkan secara cermat antara laba melalui hasil penjualan.
Pengertian Harga Pokok Produksi
Anda mungkin penasaran, apa arti dari harga pokok produksi?
Menurut Susilowati, pengertian harga produksi seluruh jenis pembiayaan yang dibebankan baik pada produk maupun jasa yang bisa diukur dalam bentuk uang yang akan diserahkan.
Sedangkan menurut Supriyono, Harga pokok produksi adalah jumlah uang yang akan digunakan dalam rangka untuk memiliki jasa atau produk yang dibutuhkan oleh perusahaan sebagai sarana untuk menghasilkan keuntungan.
Harga pokok produksi adalah semua biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk proses produksi atau mengubah bahan baku menjadi barang yang siap untuk dijual atau dipasarkan.
Variabelnya mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung serta biaya overhead.
Hubungan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan
Dalam dunia usaha terdapat dua istilah yang cukup familiar yakni harga pokok produksi dan harga pokok penjualan.
Dimana keduanya saling berkaitan satu sama lain, harga pokok produksi sebagai input dan harga pokok penjualan sebagai output.
Harga pokok produksi merupakan elemen penting dalam harga pokok penjualan.
Maka jika Anda tidak mengetahuinya maka akan sulit untuk menentukan harga pokok penjualan.
Sementara perbedaan di antara keduanya adalah, harga pokok produksi merupakan penentu dari harga jual yang meliputi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva dari proses produksi.
Harga pokok penjualan mencakup biaya yang dibebankan untuk proses produksi barang saja.
Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi
Dalam menentukan harga terdapat beberapa unsur yang harus diperhitungkan.
Pertama yaitu biaya bahan baku kemudian biaya tenaga kerja langsung dan yang ketiga ialah biaya overhead pabrik atau perusahaan.
Simak penjelasannya!
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku mencakup semua biaya yang digunakan dalam rangka membeli bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Empat komponen ini penting dalam perhitungan yang mengandalkan sistem manajemen baku dengan titik awal yang akurat:
- Menghitung jumlah bahan baku.
- Menentukan bahan baku yang akan dibeli.
- Total semua bahan baku yang ada di akhir periode.
- Mengakhiri persediaan bahan baku.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan semua biaya untuk membayar tenaga kerja dalam rangka proses pengerjaan produksi, dimana mengubah bahan baku atau bahan mentah menjadi produk jadi dan siap dipasarkan.
Perhitungan biaya tenaga kerja merupakan komponen yang sangat mudah dilacak dalam menghitung harga pokok produksi.
Dengan menggunakan metode akuntansi standar dan laporan penggajian dapat dipastikan bahwa perhitungan biaya tenaga kerja menjadi mudah diperoleh.
3. Biaya Overhead Pabrik
Selanjutnya, unsur yang juga penting adalah biaya overhead.
Biaya ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan diluar kebutuhan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti:
- Depresiasi peralatan pabrik.
- Depresiasi bangunan pabrik.
- Asuransi dan pajak dari setiap bangunan pabrik.
Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Secara umum terdapat dua metode penentuan harga yang dapat digunakan.
Metode ini biasanya digunakan untuk hal teknis seperti pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Berikut penjelasannya:
1. Metode Full Costing
Full costing disebut juga dengan metode harga pokok penuh.
Penghitungan biaya produksi meliputi semua biaya produksi yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap merupakan bagian dari harga ini.
Metode penentuan harga produksi dengan cara ini cenderung konstan tidak akan memberikan beban pada kelangsungan bisnis berikutnya karena semua biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi digabung menjadi satu.
2. Metode Variable Costing
Selain full costing, terdapat metode lain, yaitu variable costing.
Metode ini meliputi biaya variabel yang hanya dimasukkan pada periode penggunaannya, misal biaya overhead pabrik.
Cara Menghitung Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi didasarkan jumlah pekerjaan dalam proses yang diselesaikan, termasuk biaya bahan langsung yang dimasukkan ke dalam produksi, ditambah tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
Langkah-langkah dalam persamaan standar untuk menghitung adalah sebagai berikut:
- Barang-barang manufaktur dalam proses saat tanggal mulai.
- Ditambah dengan biaya langsung yaitu bahan dan tenaga kerja.
- Ditambah overhead produksi.
- Lalu kurangi barang yang sedang berlangsung pada tanggal akhir perhitungan.
1. Menghitung Bahan Baku
Bahan baku merupakan modal yang paling utama.
Anda harus menentukan jumlah bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi suatu barang.
Rumus untuk menghitung seluruh bahan baku produksi adalah:
Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan baku terpakai.
2. Menghitung Biaya Produksi Lainnya
Setelah menghitung biaya bahan baku, Anda juga perlu menghitung biaya produksi lainnya yang berpengaruh terhadap proses produksi barang.
Biaya-biaya tersebut antara lain yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang bersifat tidak pokok seperti biaya listrik dan lainnya.
Baca Juga : Pengertian Manajemen Biaya
3. Menghitung Total Biaya Produksi
Total biaya produksi mencakup sejumlah biaya yang dikeluarkan ketika barang sudah masuk ke dalam proses produksi serta biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang.
Sederhananya, rumus lainnya adalah sebagai berikut:
Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi = Total Biaya Produksi
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan
Setelah mengetahui beberapa komponen di atas dengan seluruh angka perhitungannya, selanjutnya Anda bisa menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP).
Rumus menghitung Harga Pokok Penjualan secara sederhana yaitu:
Harga Pokok Produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir = Harga pokok penjualan.
Tujuan Menghitung Harga Pokok Produksi
Dalam hal pengadaan barang dan jasa pasti memerlukan biaya yang jumlahnya harus bisa menutupi dari total penjualan bersih yang besar jumlahnya sehingga mendapatkan keuntungan.
Tujuan dari perhitungan itu sendiri secara garis besar ialah:
1. Pemantauan Biaya Produksi Secara Riil
Biaya produksi yang sudah dianggarkan lalu dipantau dalam realisasinya dalam analisa total biaya produksi.
Dari analisa tersebut dapat dilihat efektif atau tidaknya realisasi produksi yang dihasilkan.
Apakah terdapat kekurangan? Apakah memiliki sisa? Dan lain sebagainya.
2. Menentukan Harga Jual Produk
Pada dasarnya mengetahui biaya produksi menjadi titik awal untuk menentukan profit yang didapat dari kegiatan produksi dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan mengetahui harga dari pokok produksi maka semakin mudah pula dalam menentukan harga pokok penjualan.
3. Menentukan Laba Rugi secara Periodik
Tujuan menentukan harga pokok dari produksi yakni memastikan suatu kegiatan produksi berikut dengan pemasarannya mampu menghasilkan keuntungan atau merugi untuk perusahaan.
Hal ini sudah pasti akan melibatkan informasi laba rugi bruto sebuah perusahaan.
Baca Juga : Pengertian Bruto
4. Menentukan Harga Pokok Ketersediaan Produk
Pihak perusahaan wajib menyajikan data berkenaan dengan harga pokok persediaan produk jadi.
Biaya produksi menjadi bagian pada produk jadi yang belum terjual di tanggal neraca yang disajikan.
Contoh Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Dagang
Memahami harga pokok dari produksi memang sangat penting untuk keberlangsungan bisnis.
Agar Anda lebih memahami cara menghitung harga pokok dari produksi, berikut ini contohnya yang bisa dipelajari.
Perusahaan yang menjual roti berencana untuk membuat laporan keuangan.
Ini adalah data yang dimilikinya untuk tahun 2022:
- Persediaan barang awal : Rp 50.000.000
- Pembelian bersih : Rp 30.000.000
- Persediaan barang untuk akhir : Rp 60.000.000
Persediaan barang awal + pembelian bersih – persediaan barang untuk akhir = HPP
Rp50.000.000 + Rp30.000.000 – Rp60.000.000 = Rp20.000.000
Penjualan barang untuk tahun 2022 ialah Rp 20.000.000 maka perusahaan harus menentukan harga jual produk yang bisa menutupi harga pokok agar mendapatkan laba.
Cara Menghitung Harga Pokok dari Produksi Perusahaan Manufaktur
Untuk lebih memahami mengenai perhitungan HPP yang berlaku di perusahaan manufaktur, berikut contoh soal :
Perusahaan yang bergerak di bidang produksi kertas, memiliki persediaan bahan baku untuk awal tahunnya sejumlah Rp300.000.000, barang setengah jadi yang diperlukan Rp100.000.000 serta barang jadi yang tersedia di awal Rp400.000.000.
- Bahan baku yang dibeli oleh perusahaan ini sebesar Rp700.000.000 dan biaya kirim sebesar Rp40.000.000
- Biaya untuk perawatan mesin pabrik dan biaya upah tenaga kerja dalam setahun Rp100.000.000
- Bahan baku akhir sebesar Rp100.000.000, persediaan yang tersisa adalah Rp100.000.000, Sisa barang yang akan dijual nantinya Rp70.000.000.
Maka berapa biaya yang berlaku?
- Persediaan bahan baku di awal Rp300.000.000
- Persediaan bahan yang masuk produksi Rp100.000.000
- Persediaan barang jadi awal Rp400.000.000
- Biaya pembelian bahan baku Rp700.000.000
- Biaya Pengiriman Rp40.000.000
- Upah perawatan mesin dan tenaga kerja Rp100.000.000
- Persediaan bahan baku di akhir Rp100.000.000
- Persediaan barang dalam produksi di akhir Rp100.000.000
- Persediaan barang jadi di akhir Rp70.000.000
1. Total Biaya Bahan Baku
Persediaan bahan baku di awal + biaya pembelian bahan baku + persediaan bahan baku di akhir = Biaya bahan baku
Rp300.000.000 + Rp700.000.000 + Rp100.000.000 = Rp1.100.000.000
2. Biaya Produksi
Biaya bahan baku + upah tenaga kerja + biaya overhead = biaya produksi
Rp1.100.000.000 + Rp100.000.000 = Rp1.200.000.000
3. Harga Pokok Produksi
Biaya produksi seluruhnya + persediaan barang di awal – persediaan barang di waktu akhir = Harga Pokok dari Produksi
Rp1.200.000.000 + Rp700.000.000 – Rp100.0000 = Rp1.800.000.000
4. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Produksi + Persediaan barang di awal – Persediaan barang di akhir =HPP
Rp1.800.000.000 +Rp300.000.000 – Rp100.000.000 = Rp2.000.000.000
Harga Pokok Penjualan yang dikeluarkan oleh perusahaan ialah Rp 2.000.000.000
Tips Menentukan Harga Pokok Produksi
Ada beberapa tips menarik dalam menentukan harga pokok ini, untuk meminimalisir kesalahan.
Ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Mengetahui Harga Pokok Sesungguhnya
Sistem harga pokok sesungguhnya ini merupakan yang dapat diterapkan guna menentukan harga pokok sebanding dengan biaya sesungguhnya.
Penentuan harga dengan menggunakan sistem ini bersifat fleksibel.
Sistem ini berdasarkan pada semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan proses produksi.
Lebih akuratnya sejak perusahaan membeli bahan baku hingga akhirnya melakukan proses produksi hingga produk siap untuk dijual atau dipasarkan.
2. Harga Pokok Produksi Ditentukan di Muka
Sistem ini memiliki kemiripan dengan sistem harga sesungguhnya sebab sama-sama melibatkan komponen penting dalam harga pokok produksi yakni beban biaya bahan baku dan tenaga kerja juga biaya yang lain dan tidak bisa ditelusuri secara langsung namun berpengaruh pada produksi.
Menggunakan sistem ini terbilang cukup menguntungkan sebab penentuan biaya di awal bisa lebih mengendalikan pengeluaran untuk melakukan proses produksi.
Pada akhirnya pengendalian ini bisa menekan terjadinya pemborosan.
Pola Pengumpulan Harga Pokok yang Wajib Diketahui
Disamping menentukan metode dalam menentukan harga pokok dari produksi, Anda juga perlu memahami pola pengumpulan dalam harga pokok produksi.
Terdapat dua pola dasar, seperti berikut ini:
1. Job Order Costing
Suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang menekankan pada pengumpulan biaya untuk setiap jenis pesanan dengan cara terpisah.
Perusahaan yang memakai metode ini umumnya adalah perusahaan yang menjalankan produksi berdasarkan pada adanya pesanan pembelian.
Cost Plus Pricing
Cost + Markup % = Price
Sistem ini berdasarkan pada adanya proses produksi yang bertujuan untuk memenuhi pesanan konsumen, harga hanya dihitung apabila perusahaan melakukan proses produksi. Aktivitas produksi pada perusahaan jenis ini sifatnya terputus-putus.
Produk yang dihasilkan biasanya merupakan produk standar dan sama jenisnya di setiap bulan.
Kegiatan produksi baru dimulai saat adanya perintah produksi mengenai rencana produksi pada jangka waktu tertentu
2. Process Costing
Process Costing atau metode harga pokok proses yaitu metode pengumpulan harga pokok dimana biayanya dikumpulkan dalam satu periodik, bisa berupa bulan, semester maupun tahun.
Jadi biaya produksi dikumpulkan dalam waktu tertentu.
Proses produksi yang dilakukan bertujuan untuk mengisi stock produk yang akan dijual nantinya sehingga aktivitas produk dilakukan secara berkesinambungan.
Perusahaan yang menggunakan metode ini bersifat homogen dengan standar produk yang sama dari semua jenis produk.
Cost Based Pricing
Price = Unit Cost + Expected Percentage of Return on Cost
Unit Cost = Variable Cost + Fixed Cost
Selling Price = Total Cost of Product = Profit Margin
Kesimpulan
Harga pokok produksi merupakan elemen penting dalam sebuah perusahaan sebab mencakup keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya operasional menghasilkan produk yang akan dijual.
Selanjutnya akan dimasukkan ke dalam laporan laba rugi di akhir tahun.
Menentukan harga pokok produk harus dilakukan dengan cara yang benar sehingga bisnis yang dijalankan bisa mendatangkan keuntungan.
Untuk menangani urusan keuangan perusahaan, Anda membutuhkan orang-orang yang terampil menanganinya dengan cermat dan tepat atau bisa menggunakan jasa pihak ketiga untuk membantu menangani proses keuangan perusahaan agar lebih efektif dan efisien.