Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk ada di sebuah bisnis. Dengan semakin majunya ilmu ekonomi, ilmu mengenai tenaga kerja juga menjadi semakin bervariasi. Salah satu ilmu yang cukup bermanfaat di bidang ini adalah jenis tenaga kerja.
Klasifikasi tenaga kerja ini dapat membantu perusahaan atau pihak lainnya dalam banyak hal. Di dalam artikel ini, tenaga kerja diklasifikasikan ke dalam 6 klasifikasi yang berisikan 2 hingga 3 jenis di dalamnya.
Apa saja jenis dari tenaga kerja di ilmu ekonomi? Anda dapat mengetahui jenis-jenis tenaga kerja dengan menyimak informasi selengkapnya di bawah ini:
Tenaga Kerja di Ekonomi
Tenaga kerja adalah orang yang melakukan kegiatan jasmani atau rohani untuk memberikan nilai tambah terhadap produksi barang atau jasa. Selain itu, untuk menunjang produksi, seorang pekerja juga menggunakan bantuan alat atau mesin.
Tenaga kerja merupakan satu dari tiga jenis faktor di dalam produksi. Faktor lainnya yang dikenal di ilmu ekonomi klasik adalah modal dan tanah.
Dari situ dapat diketahui bahwa tenaga kerja memiliki peran penting di dalam sebuah usaha atau bisnis.
Dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara, produktivitas tenaga kerja menjadi salah satu faktor penting. Agar sebuah negara memiliki standar hidup yang baik, tingkat produktivitas dari tenaga kerja di negara tersebut haruslah tinggi.
Setiap tenaga kerja memiliki perbedaan, terutama dalam hal keahlian, pengalaman, kemampuan, dan motivasi dalam bekerja. Hal tersebutlah yang membedakan tenaga kerja dengan mesin produksi.
Adanya perbedaan tersebut menyebabkan adanya perbedaan kuantitas dan kualitas hasil produksi di setiap jam kerja.
Perbedaan-perbedaan tersebut juga mempengaruhi jenjang karir dari pekerja, mulai dari staff hingga menjadi petinggi atau ahli.
Adanya perbedaan ini memunculkan klasifikasi yang disebut dengan jenis tenaga kerja.
Adanya jenis-jenis ini dapat membantu perusahaan atau pihak lain yang membutuhkan untuk memberikan pekerja posisi yang sesuai, memberikan gaji yang sesuai, melakukan penelitian, dan banyak manfaat lainnya.
Jenis Tenaga Kerja Berdasarkan Sifatnya
Jenis yang satu ini diklasifikasikan berdasarkan pada seberapa banyak energi otot dan kemampuan berpikir yang terlibat ketika melakukan pekerjaan tertentu.
Berdasarkan sifatnya atau pekerjaan yang dikerjakan, tenaga kerja jenis ini dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja jasmani dan tenaga kerja rohani.
1. Tenaga Kerja Jasmani
Tenaga kerja jasmani atau fisik merupakan tenaga kerja yang bekerja dengan mengerahkan tenaga fisik yang ia miliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Bisa dibilang, nilai jual utama dari salah satu jenis tenaga kerja ini adalah kemampuan fisiknya.
Mereka juga menggunakan kemampuan rohani, namun tidak sebanyak memanfaatkan kemampuan jasmaninya.
Contoh dari tenaga kerja jasmani yaitu petani, pengrajin bambu, pemain sepak bola, penjahit, ahli cukur rambut, koki, dan lain sebagainya.
2. Tenaga Kerja Rohani
Tenaga kerja rohani atau mental merupakan tenaga kerja yang bekerja dengan memanfaatkan kemampuan berpikirnya atau menggunakan kecerdasannya untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sehingga, nilai jual utama dari salah satu jenis tenaga kerja ini adalah kecerdasannya.
Hal tersebut tentunya kontras dengan pengertian dari tenaga kerja jasmani.
Bukan berarti tenaga kerja rohani tidak memanfaatkan kemampuan fisiknya, namun jenis ini lebih dominan menggunakan kecerdasannya dari pada kemampuan fisiknya.
Contoh dari tenaga kerja rohani yaitu software developer, guru, dokter, sales, akuntan dan lain sebagainya.
Jenis Tenaga Kerja Berdasarkan Kemampuannya
Klasifikasi yang satu ini mengklasifikasikan tenaga kerja berdasarkan terlatih atau tidaknya tenaga kerja tersebut.
Untuk mengklasifikasikan jenis yang satu ini, digunakan 3 tipe, yaitu tenaga kerja terlatih, tenaga kerja semi-terlatih, dan tenaga kerja tidak terlatih.
1. Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih atau terdidik merupakan tenaga kerja yang telah menjalani pelatihan khusus atau memiliki pengetahuan khusus yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Mereka umumnya sudah mengikuti pelatihan bekerja dalam rentang waktu tertentu.
Pelatihan yang diikuti oleh jenis tenaga kerja ini merupakan pelatihan yang sesuai dengan pekerjaannya.
Pelatihan yang diikuti bisa berasal dari pendidikan formal, sertifikasi, kursus, atau pelatihan lainnya yang sesuai dengan pekerjaan.
Akibat dari mengikuti pendidikan tersebut, pekerja jenis ini menjadi ahli di bidangnya dan mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan bidang keahliannya dengan cepat dan efektif.
Contoh dari tenaga kerja terlatih yaitu dokter, profesor, insinyur, dan lain sebagainya.
2. Tenaga Kerja Semi-Terlatih
Tenaga kerja semi-terlatih merupakan tenaga kerja yang hanya mengikuti pelatihan parsial atau pelatihan dalam waktu singkat terkait dengan bidang keahlian mereka.
Jenis ini memiliki pengalaman yang cukup dan mampu memecahkan masalah yang terkait dengan bidangnya.
Namun, yang membedakan dengan tenaga kerja terlatih adalah jenis ini dibayar dengan upah yang lebih rendah dari pada tenaga kerja terlatih.
Seringkali tenaga kerja semi-terlatih akan ditawari untuk mengikuti pendidikan formal ketika sudah beberapa tahun bekerja di perusahaan.
Hal ini dilakukan perusahaan supaya tenaga kerja tersebut naik level menjadi tenaga kerja terlatih dan bisa mendapatkan upah dengan nominal yang lebih baik.
Contoh dari tenaga kerja semi-terlatih yaitu montir, tukang listrik, kasir, dan lain sebagainya.
3. Tenaga Kerja Tidak Terlatih
Tenaga kerja tidak terlatih merupakan tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang tidak memerlukan pelatihan atau kualifikasi khusus.
Bisa dibilang, siapapun bisa mendaftar sebagai pekerja pada pekerjaan ini.
Jenis tenaga kerja yang satu ini melakukan tugas yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa pengalaman dan pelatihan kerja.
Berhubung tenaga kerja tidak terlatih tidak mengikuti pelatihan kerja apapun, mereka mendapatkan upah kerja yang rendah.
Contoh dari tenaga kerja tidak terlatih yaitu kuli bangunan, buruh perkebunan, pembantu rumah tangga, penjaga sekolah, dan lain sebagainya.
Jenis Tenaga Kerja Berdasarkan Pencapaian Akademiknya
Klasifikasi tenaga kerja ini diklasifikasikan berdasarkan posisi, pengalaman dan pencapaian akademik dari tenaga kerja. Jenis ini memiliki dua tipe, yaitu tenaga kerja profesional dan tenaga kerja administratif.
1. Tenaga Kerja Profesional
Tenaga kerja profesional merupakan tenaga kerja yang melakukan berbagai pekerjaan yang memanfaatkan kecerdasannya, yang mana mereka telah menjalani pendidikan dan praktik dalam waktu yang cukup lama.
Mereka dianggap profesional karena memiliki pengetahuan yang melebihi kebanyakan pekerja lainnya di pekerjaan yang saat ini digeluti.
Jenis tenaga kerja ini umumnya diharuskan belajar secara ekstensif untuk menyelesaikan pendidikan mereka demi memperoleh gelar profesional.
Contoh dari tenaga kerja profesional yaitu dokter, insinyur, pengacara, ahli perkebunan, dan lain sebagainya.
2. Tenaga Kerja Administratif
Tenaga kerja administratif merupakan tenaga kerja yang mengawasi dan mengarahkan tenaga kerja lainnya. Untuk mendapatkan pekerjaan ini seseorang harus mengikuti pelatihan khusus yang sesuai dengan pekerjaan ini.
Pekerja yang bekerja di posisi ini harus memahami betul mengenai unit yang ia pimpin.
Umumnya, perusahaan menunjuk seorang tenaga kerja untuk mengisi posisi ini ketika tenaga kerja tersebut sudah memiliki pengalaman yang cukup di bidang ini dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik.
Contoh dari tenaga kerja administratif yaitu technical superintendent, direktur pelaksana, general manager, team leader, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 20 Jurusan dengan Prospek Kerja Tinggi, Anda Wajib Tahu!
Jenis Tenaga Kerja Berdasarkan Produktivitasnya
Klasifikasi tenaga kerja ini mengklasifikasikan tenaga kerja berdasarkan kontribusinya ke kegiatan produksi dari perusahaan.
Dalam mengklasifikasikan jenis ini, terdapat dua tipe tenaga kerja berdasarkan produktivitasnya, yaitu tenaga kerja produktif dan tenaga kerja tidak produktif.
1. Tenaga Kerja Produktif
Tenaga kerja produktif merupakan semua tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi barang atau aset material untuk memperoleh pendapatan. Produktivitas marjinal dari jenis tenaga kerja ini adalah positif.
Intinya, tenaga kerja produktif adalah orang-orang yang mampu memberikan kontribusi kepada kegiatan produksi perusahaan.
2. Tenaga Kerja Tidak Produktif
Jenis tenaga kerja yang satu ini memiliki definisi yang kontras dengan tenaga kerja produktif.
Tenaga kerja tidak produktif merupakan semua tenaga kerja yang minim dalam kontribusi atau bahkan tidak dapat memberikan kontribusi apapun pada produksi barang dan jasa.
Hal tersebut mengakibatkan produktivitas marjinal dari tenaga kerja ini bernilai nol dalam beberapa kasus.
Jenis Tenaga Kerja Berdasarkan Upahnya
Selanjutnya ada klasifikasi yang jarang untuk dibahas, yaitu klasifikasi tenaga kerja berdasarkan upahnya. Tipe dari klasifikasi ini ada dua, yaitu tenaga kerja dengan upah tetap dan dengan upah tidak tetap.
1. Tenaga Kerja Dengan Upah Tetap
Tenaga kerja dengan upah tetap (wage labour) merupakan tenaga kerja yang dipekerjakan dengan upah tetap setiap bulannya.
Mereka mendapatkan upah dasar yang sama setiap bulan dan menerima upah yang berbeda setelah terjadi kenaikan atau penurunan gaji bulanan.
Meskipun terkadang tenaga kerja jenis ini juga menerima bonus, namun masih menerima gaji pokok yang nominalnya tidak berubah meskipun produktivitas mereka sedikit menurun.
Contoh dari tenaga kerja dengan upah tetap, yaitu buruh pabrik, staff IT, pegawai negeri sipil, dan lain sebagainya.
2. Tenaga Kerja Dengan Upah Tidak Tetap
Tenaga kerja dengan upah tidak tetap (non wage labour) merupakan tenaga kerja yang dipekerjakan dengan tidak mendapatkan upah tetap.
Umumnya, tenaga kerja jenis ini akan mendapatkan upah sesuai dengan banyaknya penjualan atau mendapatkan upah memanfaatkan metode bagi hasil.
Umumnya, tenaga kerja dengan kondisi upah ini memiliki memiliki motivasi yang tinggi supaya tetap produktif dan menghasilkan banyak pendapatan.
Contoh dari tenaga kerja dengan upah tidak tetap, yaitu sales, pengacara, beberapa pekerjaan marketing, dan lain sebagainya.
Jenis Tenaga Kerja Berdasarkan Aktivitasnya
Selain jenis yang sebelumnya, klasifikasi ini juga merupakan jenis dari tenaga kerja yang jarang untuk dibahas.
Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan aktivitasnya dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja yang dipekerjakan dan tenaga kerja yang tidak dipekerjakan.
1. Tenaga Kerja yang Dipekerjakan
Tenaga kerja yang dipekerjakan merupakan tenaga kerja yang mampu mengerahkan kemampuannya dan terlibat dalam produksi barang atau jasa.
Jenis tenaga kerja oleh sebuah bisnis atau usaha dengan perjanjian kerja tertentu.
3. Tenaga Kerja yang Tidak Dipekerjakan
Tenaga kerja yang tidak dipekerjakan merupakan tenaga kerja yang mampu mengerahkan upaya jasmani dan rohaninya, namun tidak terlibat dalam produksi barang atau jasa apapun.
Mereka adalah orang-orang yang sebenarnya bisa untuk bekerja, namun tidak dipekerjakan.
Karakteristik Tenaga Kerja
Di dalam faktor produksi, tenaga kerja memiliki karakteristik yang bermacam-macam. Namun, secara umum ada 7 karakteristik yang sama dari semua tenaga kerja, yaitu:
1. Mudah Rusak
Tenaga kerja memiliki sifat yang cukup mudah untuk rusak. Umumnya, sebuah barang yang mudah rusak harus disimpan di sebuah kapasitas penyimpanan yang baik.
Sayangnya, manusia bukanlah sebuah barang dan tenaga kerja tidak dapat disimpan.
Jika seorang pekerja tidak masuk kerja pada salah satu shift, pekerjaannya yang seharusnya dikerjakan pada shift itu tidak dikerjakan. Berbeda dengan alat, tenaga kerja tidak dapat disimpan dan digunakan pada hari berikutnya.
Banyak hal yang bisa merusak manusia, baik itu merusak fisik ataupun pikiran.
Hal tersebut membuat tenaga kerja bisa mengambil cuti di waktu yang tidak bisa diprediksi, mengundurkan dari pekerjaanya kapanpun, atau pensiun pada usia tertentu.
2. Tidak Dapat Dipisahkan Dengan Tugasnya
Tenaga kerja tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaannya, sehingga kehadiran fisik tenaga kerja di depan pekerjaannya adalah wajib. Untuk memanfaatkan jasanya, tenaga kerja harus hadir secara fisik di tempat produksi barang atau jasa.
Kita tidak bisa mengharapkan tukang las untuk melakukan pengelasan dari rumah. Dia harus ada di depan alatnya dan benda yang harus dilas.
Sama seperti pekerja dengan sistem kerja WFH, meskipun mereka di rumah atau di sebuah cafe, mereka tetap berkutat dengan pekerjaan di depannya.
3. Tenaga Manusia
Tenaga kerja adalah faktor produksi yang unik dibandingkan dengan yang lain akibat tenaga manusia yang mereka gunakan.
Hal tersebut menimbulkan adanya faktor-faktor khusus tertentu yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam hal tenaga kerja.
Tenaga kerja membutuhkan perlakuan yang adil, waktu istirahat, lingkungan kerja yang sesuai, waktu untuk cuti, dan kebutuhan manusia lainnya.
Baca Juga: Sumber Daya Manusia: Pengertian, Fungsi, Faktor dan Manajemennya
4. Heterogen
Kita tidak bisa mengharapkan seorang tenaga kerja untuk menjadi seragam dengan tenaga kerja lainnya. Setiap buruh memiliki karakteristiknya masing-masing yang unik, sehingga tenaga kerjanya juga akan berbeda dengan yang lain.
Kualitas dan efisiensi tenaga kerja akan bergantung pada keterampilan, lingkungan kerja, insentif, dan kualitas lainnya dari seorang tenaga kerja seperti yang sudah disebutkan di jenis tenaga kerja di atas.
5. Memiliki Daya Tawar yang Buruk
Tenaga kerja sebagai faktor produksi memiliki daya tawar yang lemah dengan pembeli jasa. Tenaga kerja bukanlah barang yang dapat disimpan, sulit untuk berpindah-pindah, dan tidak memiliki harga standar.
Banyak kasus di mana tenaga kerja dipaksa bekerja dengan upah berapapun yang ditawarkan oleh pemberi kerja. Sehingga, jika dibandingkan dengan pemberi kerja, buruh memiliki daya tawar yang jauh lebih kecil.
Penyebab utamanya umumnya adalah kemiskinan dan tingkat pendidikan tenaga kerja yang rendah. Selain itu, pekerjaan ini adalah satu-satunya sumber pendapatan yang mereka punya.
Hal tersebut membuat mereka menerima upah berapapun yang ditawarkan oleh pemberi pekerjaan.
6. Tidak Mudah Untuk Berpindah
Tenaga kerja sebagai faktor produksi bersifat berpindah-pindah, yaitu tenaga kerja dapat berpindah dari tempat kerja satu ke tempat kerja lainnya.
Namun ada banyak hambatan pergerakan dari tenaga kerja untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Hambatan-hambatan tersebut seperti tidak bisa jauh dari rumah, tidak cocok dengan iklim Kota B, dan berbagai hambatan lainnya.
7. Pasokan Tenaga Kerja Relatif Inelastis
Pada waktu tertentu, penawaran tenaga kerja di pasar bersifat tidak elastis. Penawaran ini tidak dapat ditingkatkan secara instan untuk memenuhi permintaan. Misalkan ada kekurangan tenaga kerja profesional di Indonesia.
Jenis tenaga kerja yang satu ini tidak dapat dihasilkan dalam waktu satu hari, seminggu, atau bahkan setahun.
Dari artikel ini dapat diketahui bahwa tenaga kerja berbeda antara satu pekerja dengan pekerja yang lainnya.
Seperti yang dijelaskan di dalam sub bab karakteristik tenaga kerja, mereka bersifat heterogen, di mana Anda tidak bisa memaksa satu tenaga kerja untuk seragam dengan tenaga kerja lainnya.
Untuk itu, klasifikasi menjadi beberapa jenis tenaga kerja sangat dibutuhkan. Dengan adanya ilmu klasifikasi ini, Anda lebih mudah untuk membedakan masing-masing kelompok pekerja dan mengambil sikap dari pengelompokan ini.