10 Cara Mengelola Bonus Perusahaan dengan Baik dan Bijak

Trik Mengelola Bonus Perusahaan dengan Baik

Sebelum membahas cara mengelola bonus perusahaan, terlebih dulu Anda harus tahu apa itu bonus perusahaan.

Bonus perusahaan merupakan reward yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai bentuk apresiasi selama bekerja di perusahaan tersebut.

Bentuk bonus yang diberikan juga ada bermacam-macam bergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri.

Tak hanya bentuknya sistem pemberian bonus ini pun ada beragam. Ada perusahaan yang memberikan bonus ini pada akhir tahun. Ada juga yang diberikan dalam beberapa bulan.

Yang jelas bonus perusahaan ini berbeda dengan gaji bulanan. Jumlahnya bisa lebih banyak dari gaji bulanan atau bisa juga lebih sedikit dari gaji tersebut.

Setiap karyawan biasanya punya cara masing-masing untuk menggunakan bonus perusahaan yang diberikan padanya tersebut.

Ini Cara Mengelola Bonus Perusahaan

Ragam Cara Mengelola Bonus Perusahaan

Seperti yang sudah disinggung di awal, bentuk bonus perusahaan ada bermacam-macam. Cara pengolahan bonus ini tiap orang juga punya cara yang berbeda-beda.

Namun perlu diperhatikan jika bonus perusahaan ini digunakan untuk hal yang kurang bermanfaat, tentu saja nilainya jadi kurang menguntungkan.

Lantas bagaimana seharusnya mengelola bonus tersebut? Mari simak berikut ini trik atau cara dalam mengelola bonus yang diberikan perusahaan:

1. Gunakan untuk Investasi

Karyawan yang berpikir jauh ke depan biasanya memiliki tekad untuk berinvestasi. Saat ini jalan untuk berinvestasi ada banyak sekali.

Bahkan sudah tersedia berbagai aplikasi kemudahan untuk berinvestasi. Namun pada kenyataannya tidak semua media investasi aman digunakan.

Justru banyak orang semakin hari semakin takut untuk berinvestasi karena oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Meski begitu tetap ada media investasi yang aman digunakan. Pastikan untuk berinvestasi pada media yang sudah terdaftar di OJK.

Selain itu berinvestasi pada bisnis orang terpercaya juga bisa jadi jalan terbaik. Masih ada banyak sekali pengusaha jujur yang sukses berpenghasilan dan siap menampung investasi Anda.

Dengan berinvestasi, bonus yang didapat jumlahnya akan berkembang seiring waktu.

2. Menabung

Selanjutnya investasi, menabung juga menjadi salah satu cara bijak untuk mengelola bonus perusahaan.

Tentu saja dana yang ditabungkan ini tidak 100% atau keseluruhan dari jumlah bonus. Anda bisa menyisihkan sebagian atau seperempat dari sisa penggunaan bonus.

Menabung bisa dilakukan di bank untuk keamanan dana dan bisa juga ditabung sendiri secara mandiri jika tidak ingin terlibat bunga.

Meskipun tidak bisa berkembang sebagaimana investasi, namun dana yang ditabung akan tetap tersimpan untuk kebutuhan di masa mendatang.

3. Membayar Hutang

Poin ini juga sebenarnya merupakan poin paling penting yang harus dipertimbangkan saat menerima bonus perusahaan. Pastikan kamu membayar hutang terlebih dahulu sebelum menggunakannya untuk kepentingan lainnya.

Membayar hutang berarti Anda memenuhi hak orang lain yang sempat dipinjam. Itulah mengapa membayar hutang ini jadi hal paling utama yang harus dilakukan saat menerima dana lebih.

Pasalnya saat masih punya beban hutang, seseorang akan merasa tidak tenang hidupnya.

Semakin cepat Anda bisa membayar hutang, maka semakin tenang nantinya saat ingin menggunakan dana untuk kebutuhan sendiri. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan juga terkait kebutuhan pribadi yang sangat penting.

Jika memang bonus dan gaji yang diterima penggunaannya pas pas an untuk kebutuhan primer sendiri, maka Anda bisa membaginya untuk disisihkan sebagai cicilan bayar hutang.

Kebutuhan primer juga penting diperhatikan demi kelangsungan hidup.

4. Dana Cadangan

Banyak orang tidak menyadari bahwa dana cadangan punya peran yang cukup penting dalam kehidupan. Pasalnya dalam hidup ini kerap kali ada kondisi yang mana seseorang akan sangat membutuhkan dana secara mendesak.

Bisa dibayangkan jika pada kondisi tersebut ternyata semua uang sudah terpakai dan tidak ada simpanan lagi, tentu kondisi akan semakin rumit.

Untuk itu, sangat penting mengelola bonus perusahaan dengan cara menyisihkan dana sebagai cadangan agar saat mendesak, tetap ada uang yang bisa dipakai.

Dana cadangan ini tidak perlu menggunakan 100% dari bonus perusahaan seperti halnya menabung, Anda cukup sisihkan sedikit dari sisa pemakaian kebutuhan primer.

Penyimpanannya bisa memanfaatkan rekening atau bisa juga disimpan sendiri dalam tempat yang aman.

5. Pemenuhan Kewajiban Tahunan atau Bulanan

Setiap orang pasti punya list atau daftar kewajiban yang harus dibayar setiap tahun atau bahkan setiap bulannya. Misalnya Anda sedang dalam masa kredit rumah yang harus dibayarkan setiap tahunnya.

Maka dana sisa mengelola bonus perusahaan ini bisa disisihkan untuk pembayaran kredit tersebut.

Tak hanya itu, kewajiban lain yang sifatnya tidak mengikat seperti pembayaran kredit dan hutang pun harus dicatat dalam daftar sehingga dana bisa disisihkan sesuai jumlah yang dibayar.

6. Menyisihkan Untuk Donasi

Donasi adalah kegiatan sosial dengan cara berbagi pada sesama. Donasi bisa diwujudkan sama berbagai bentuk. Misalnya saja donasi dalam bentuk kebutuhan pokok, uang, dan lain sebagainya.

Bagaimanapun bentuknya, donasi tetap membutuhkan uang atau dana.

Sebagian orang mungkin berpikir bahwa berdonasi justru akan membuat harta berkurang. Namun bagi orang yang memegang teguh ajaran agama, mereka yakin bahwa berdonasi akan menambah rezeki yang dibalas langsung oleh Tuhan.

Tak hanya secara agama, bahkan menurut ilmuwan Northwestern Mutual menyatakan bahwa orang yang gemar berdonasi akan mendapatkan kebahagiaan mental dibandingkan menghabiskan harta untuk dirinya sendiri.

Secara psikologis memang seseorang yang berbagi kebahagiaan hatinya akan merasa lebih tenteram. Orang yang menerima donasi pun akan merasa harus bersikap baik kembali atau bahkan suatu saat ingin membalas budi kebaikan pemberi donasi.

Tak perlu memberikan donasi dari perhitungan sebagian dana bonus perusahaan. Anda bisa penuhi dulu kebutuhan wajib pokok barulah jika tersisa bisa mengelola bonus perusahaan dengan mengalokasikan donasi.

Saat ini ada banyak situs atau aplikasi yang memudahkan penyaluran donasi. Jadi tidak ada lagi alasan untuk kesusahan menyalurkan donasi. Meski begitu tetap harus diwaspadai terkait donasi melalui aplikasi atau situs.

Pastikan lembaga yang menerima donasi tersebut memang sudah sangat terpercaya dalam menyalurkan hasil donasi yang didapat.

7. Self Reward

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan self reward. Setiap orang punya hak yang sama untuk memanjakan dirinya dan memberikan hadiah pada diri sendiri sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja kerasnya selama ini.

Namun kerap kali orang menyalah artikan self reward dengan hal-hal yang berlebihan.

Contohnya pada orang yang gaya hidupnya memang boros, mereka mengatakan bahwa mengelola bonus perusahaan dengan belanja secara berlebihan adalah bentuk self reward.

Padahal semestinya tetap ada kontrol untuk hal-hal yang berkaitan dengan self reward ini.

Dana bonus perusahaan bisa disisihkan sedikit untuk membeli sesuatu yang sekiranya dapat menyenangkan diri sendiri, namun tetap ingat untuk tidak terlalu berlebihan.

Lantas bagaimana jika hal yang diinginkan ternyata punya nilai atau harga yang sangat mahal? Misalnya saja jalan-jalan ke luar negeri adalah hal yang diinginkan selama ini.

Untuk mengakalinya, Anda bisa tabung sisa bonus perusahaan tersebut hingga dananya cukup untuk pergi ke luar negeri.

Yang perlu diketahui, self reward bukan hal yang harus selalu dipenuhi setiap bulannya karena ada pelajaran kontrol diri yang harus lebih diutamakan.

8. Bayar Asuransi

Semakin ke sini, semakin banyak orang yang mulai sadar bahwa asuransi adalah salah satu hal terpenting yang harus dipakai.

Bukan sebagai penjamin keselamatan, namun asuransi difungsikan untuk mengurangi resiko kesusahan saat terjadi musibah apapun itu.

Mengelola bonus perusahaan juga bisa diwujudkan dengan membayar asuransi sesuai dengan kebutuhan. Pasalnya memang ada banyak sekali jenis asuransi yang bisa dipakai dengan berbagai bentuk klaim yang berbeda-beda.

Namun sebelum itu pastikan dulu bahwa gaji bulanan cukup untuk menyisihkan pembayaran asuransi. Hal ini karena bonus perusahaan tidak terus menerus diberikan.

Kebanyakan bonus ini diberikan dalam satu tahun sekali atau pada saat ada event besar yang berhasil diadakan.

9. Kebutuhan Pengembangan Diri

Mengembangkan diri tidak melulu dilakukan di dalam lingkungan perusahaan. Siapapun bisa melakukan pengembangan diri di lingkungan manapun. Saat ini banyak sekali seminar atau pelatihan dengan berbagai bidang yang ada.

Seminar dan pelatihan adalah bentuk dari media pengembangan diri. Seminar dan pelatihan yang berkualitas biasanya memiliki harga tertentu yang harus dibayarkan.

Bonus perusahaan yang masih tersisa bisa Anda gunakan untuk modal pengembangan diri ini.

Bisa dibilang pengembangan diri ini juga termasuk dalam bentuk investasi diri. Ke depannya skill Anda akan terus berkembang dengan memanfaatkan waktu dan dana yang ada.

Dengan begitu mengelola bonus perusahaan yang didapat tidak terbuang sia-sia.

Untuk jenis pelatihan pengembangan diri yang akan diikuti ini bisa menyesuaikan dengan kilat atau hobi.

Jika memang kebetulan bidang pekerjaan adalah minat dan hobi, maka akan sangat bagus bagi pengembangan karir selama bekerja di perusahaan tersebut.

10. Modal Usaha Sampingan

Tidak ada salahnya jika seseorang ingin punya usaha sampingan selain pekerjaan utamanya dalam perusahaan. Pekerjaan sampingan ini nantinya dapat memberikan hasil yang bisa ditabung untuk kebutuhan tertentu.

Model usaha sampingan memang bisa diambil dari gaji bulanan yang ada. Namun jika ada bonus perusahaan yang diberikan, hal ini tentu akan lebih menguntungkan.

Contoh usaha sampingan yang tetap bisa dijalankan selama bekerja di perusahaan adalah seperti usaha fotocopy.

Selain itu bisa juga membangun usaha seperti jasa print dan lain-lain. Bahkan jika mungkin Anda bisa menjual makanan atau minuman di kantin perusahaan, jadi bisa sekaligus mengawasi jalannya bisnis sampingan.

Baca Juga: 10 Cara Mengelola Keuangan untuk Semua Kalangan

Sistem Penentuan Pengelolaan Bonus Perusahaan

Pada dasarnya bonus perusahaan merupakan hasil dari keuntungan berlebih yang diperoleh perusahaan. Dalam pengelolaannya inilah nanti para karyawan bisa mendapatkan dan mengelola bonus perusahaan tersebut.

Untuk itu perusahaan perlu melakukan pengelolaan juga agar bonus tersebut bermanfaat bagi perusahaan dan karyawan tentunya. Dalam hal ini ada beberapa sistem penentuan pengelolaan bonus perusahaan, diantaranya adalah:

1. Masa Kerja Karyawan

Masa Kerja Karyawan

Sesuai namanya, sistem ini penentuannya berdasarkan lama kerja karyawan tersebut di perusahaan. Dari lamanya waktu kerja tersebut nantinya diperoleh perhitungan persentase pemberian bonus. Contoh perhitungan bonusnya adalah sebagai berikut:

  • Kerja 1 hingga 2 tahun: 70%
  • Kerja 3 hingga 4 tahun: 80%
  • Masa kerja 5 hingga 6 tahun: 90%
  • Masa kerja 7 hingga 8 tahun: 100%
  • Kerja 9 hingga 10 tahun: 110%
  • Kerja lebih dari 10 tahun: 120%

Perhitungan persentase di atas hanyalah sebuah contoh. Banyaknya persentase tersebut bisa disesuaikan lagi dengan kebijakan dan pendapatan keuntungan perusahaan Anda karena umumnya setiap perusahaan punya kebijakan dan wewenang yang berbeda-beda.

2. Tingkat Jabatan

Tingkat Jabatan

Selain masa kerja karyawan, tingkat jabatan yang sedang dipegang oleh karyawan tersebut juga mempengaruhi sistem mengelola bonus perusahaan. Semakin tinggi jabatan karyawan tersebut biasanya semakin besar jumlah bonus yang diterima.

Hal tersebut karena semakin tinggi jabatan umumnya juga semakin berat tanggung jawab dan bobot kerjanya. Jika diambil persentasenya, bisa dilihat contoh di bawah ini:

  • Admin 50%
  • Supervisor 70%
  • Superintendent 80%
  • Manajer 90%

Dari contoh di atas bisa dilihat besaran bonus yang didapat dari tiap jabatan berbeda-beda. Masih banyak jenis jabatan yang ada dalam perusahaan. Contoh di atas bisa disesuaikan lagi dengan jenis jabatan yang ada dalam perusahaan tertentu.

Besaran persentasenya juga bisa disesuaikan dengan jumlah keuntungan bonus yang didapat dan jabatan karyawan itu sendiri.

3. Jenis Departemen

Jenis Departemen

Ternyata selain jabatan, jenis departemen juga bisa menjadi penentu berat ringannya pekerjaan yang ditanggung. Misalnya saja, departemen produksi yang punya tanggung jawab berbeda dengan departemen supporting.

Perbedaan departemen yang notabennya punya tanggung jawab berbeda juga bisa dijadikan acuan sistem dalam membagi dan mengelola bonus perusahaan.

Departemen yang tugas dan tanggung jawabnya lebih besar tentu bisa mendapatkan bonus yang lebih besar pula.

Namun sistem yang menggunakan acuan departemen ini tidak bisa diaplikasikan untuk semua perusahaan.

Hal ini mengingat tidak semua perusahaan memiliki departemen. Ada juga perusahaan kecil yang hanya punya tingkat jabatan saja tanpa adanya departemen.

Contoh pegaplikasian persentase pemberian bonus berdasarkan departemen ini bisa dilihat sebagai berikut:

  • Departemen produksi: 90%
  • Departemen non-produksi: 70%
  • Supporting: 60%

Terdapat perbedaan pada sistem ini dibandingkan 3 contoh sistem pembagian bonus sebelumnya.

Pada sistem pembagian berdasarkan departemen ini, departemen produksi tentu tingkat jabatannya umumnya lebih rendah dari departemen non-produksi.

Namun pekerjaan yang dilakukan oleh departemen produksi jauh lebih susah dan lebih berat dibandingkan departemen non-produksi.

Itulah mengapa besaran persentase departemen produksi jauh lebih besar. Hal ini bisa disesuaikan lagi dengan kebijakan perusahaan.

4. Status Peringatan

Status Peringatan

Sistem yang satu ini bisa dibilang berbeda jauh dengan beberapa sistem mengelola bonus perusahaan yang sebelumnya sudah disebutkan.

Jika sistem lainnya lebih menonjolkan aksi pemberian reward, maka sistem status peringatan ini lebih mengarah pada pengurangan persentase bonus.

Istilah lain dari sistem ini adalah pemberian hukuman terhadap karyawan yang punya masalah dengan perusahaan dan sedang dan masa hukuman. Tentu saja sebagian bentuk sanksi hal ini bisa dijadikan faktor pengurangan bonus dari pihak perusahaan.

Umumnya ada 3 tingkatan status peringatan, diantaranya adalah peringatan tanpa sangsi, surat peringatan 1-3, dan skorsing.

Skorsing adalah tingkat status peringatan paling berat. Artinya persentase bonus yang didapat juga akan semakin sedikit. Agar lebih jelas, berikut ini contoh persentasenya:

  • Peringatan tanpa sanksi: 70%
  • Surat peringatan tingkat 1: 60%
  • Surat peringatan tingkat 2: 50%
  • Surat peringatan tingkat 3: 40%
  • Skorsing 3 bulan: 30%
  • Skorsing 6 bulan: 20%

Untuk tingkat skorsing biasanya juga disesuaikan dengan kebijakan dan wewenang perusahaan. Bisa saja tingkat skorsing paling tinggi hanya 3 bulan. Setelah itu tingkat paling berat adalah dipecat atau dikeluarkan dari perusahaan.

Pengelolaan bonus perusahaan yang akhirnya diberikan pada karyawan bisa dijadikan sebagai hadiah khusus yang tidak dilakukan setiap saat.

Umumnya, pemberian bonus ini dilakukan setiap akhir tahun. Namun saat ada event besar pun terkadang perusahaan langsung memberikan bonusnya.

Mengelola bonus perusahaan memang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada banyak cara bermanfaat agar bonus dari perusahaan tidak habis dengan sia-sia.

Anda bisa jadikan beberapa cara di atas sebagai referensi pengelolaan bonus.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.