Dalam dunia bisnis khususnya bagian HRD atau personalia, harus mengetahui mengenai istilah turnover. Apa itu turnover? Mungkin beberapa orang akan merasa asing dengan kata-kata ini dalam dunia personalia atau masalah karyawan.
Sebenarnya untuk turnover adalah istilah yang digunakan untuk aktivitas pengunduran diri karyawan. Memang lumrah terjadi dan banyak dilakukan karena berbagai macam alasan sehingga tidak bisa dicegah oleh perusahaan.
Apakah penyebab terjadinya turnover? Sebelum itu, Anda harus mengetahui terlebih dahulu pembahasan lengkapnya mengenai istilah dalam dunia bisnis ini.
Apa Itu Turnover Karyawan?
Pertama yang harus diketahui yaitu pengertian turnover adalah aktivitas pengunduran diri yang dilakukan oleh karyawan dengan alasan tertentu seperti sukarela atau bisa karena kehendak pihak lainnya.
Sedangkan, untuk turnover rate sendiri ada persentase karyawan yang resign pada waktu tertentu.
Sebenarnya, sangat banyak penyebab dari dilakukannya turnover oleh perusahaan seperti tidak adanya work-life balance. Selain itu, masih ada penyebab-penyebab lainnya baik dalam diri karyawan maupun dari pengaruh dari eksternal.
Akan tetapi, bisa juga seorang karyawan melakukan turnover karena bisa membaca peluang kesuksesan yang bisa didapatkan pada tempat lainnya.
Dan perlu diingat bahwa untuk karyawan yang sedang dirumahkan untuk sementara tidak termasuk ke dalam istilah turnover karyawan.
Karyawan yang melakukan turnover belum tentu karena tidak cocok dengan pekerjaan yang dilakukan sekarang. Akan tetapi, juga bisa dikarenakan adanya alasan yang lebih baik dan mendukung untuk berkembang menjadi personal yang lebih baik lagi.
Baca Juga : Cara Meningkatkan Average Order Value, Dapatkan Lebih Banyak Kentungan!
Pengertian Turnover Karyawan Menurut Ahli
Ternyata sangat banyak pengertian dari istilah turnover di atas. Oleh sebab itu, banyak arti yang dinamis pada istilah di dunia bisnis ini seperti yang akan diambil dari beberapa ahli, yaitu:
1. Menurut Mobley
Yang dimaksud dengan turnover yaitu sebuah kecenderungan atau niat dari karyawan yang menginginkan untuk berhenti bekerja.
Hal tersebut dilakukan karena beberapa alasan tertentu seperti sukarela maupun pindah bekerja di tempat lain yang merupakan pilihannya sendiri.
2. Menurut Ronald dan Milkha
Ahli ini menjelaskan bahwa arti dari turnover adalah intensitas atau kecenderungan dari karyawan yang menginginkan untuk bisa meninggalkan organisasi dengan berbagai macam alasan.
Tidak jarang untuk alasan yang digunakan adalah ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi.
3. Menurut Rivai
Apa itu turnover menurut Rivai? Rivai menyatakan bahwa turnover merupakan sebuah keinginan karyawan agar bisa berhenti kerja di perusahaan tersebut.
Untuk turnover sendiri juga bisa dilakukan secara sukarela untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang adalah keputusan dan pilihannya sendiri.
4. Menurut Jewell dan Siegal
Ada juga pengertian employee turnover ini adalah fungsi pada ketertarikan individu yang juga pada alternatif pekerjaan lain.
Yang dimaksud adalah sebuah pekerjaan di tempat baru karena perusahaan saat ini tidak dapat memunculkan kepuasan karyawan.
5. Menurut Simamora
Terakhir, Simamora mengungkapkan bahwa arti turnover adalah pemisahan diri yang dilakukan oleh karyawan secara sukarela sehingga bisa keluar dari organisasi atau tempat kerja saat ini.
Untuk kesimpulan mengenai apa itu turnover berdasarkan pendapat ahli maka bisa diartikan sebagai pemisahan diri seorang karyawan dari perusahaan karena berbagai alasan baik internal maupun eksternal.
Penyebab Employee Turnover
Seperti yang sudah diinformasikan bahwa untuk penyebab employee turnover ini bisa beraneka ragam. Ada beberapa penyebab yang bisa mengakibatkan turnover ini, seperti:
1. Potensi Karyawan Tidak Dapat Didukung Lingkungan
Pentingnya membuat lingkungan kerja yang kondusif dan produktif adalah untuk bisa mengembangkan potensi yang dimiliki karyawan.
Dengan begitu, karyawan bisa bekerja dengan baik melalui tahapan-tahapan belajar untuk mengasah kemampuannya.
Hanya saja, perusahaan yang tidak mengakomodasi proses belajar karyawannya tersebut cenderung akan kehilangan karyawan.
Memang gaji adalah salah satu alasan karyawan bertahan di perusahaan hanya saja ada hal lain yang juga diharapkan.
Salah satunya adalah kesempatan untuk belajar sehingga potensi diri bisa berkembang.
Alangkah lebih baiknya, untuk perusahaan ini menjadi tempat yang baik untuk karyawan tumbuh dan belajar sehingga kemampuannya tidak berhenti di tempat itu saha.
2. Tidak Tepatnya Proses Rekrutmen
Penyebab lain terjadinya turnover adalah karena dalam proses rekrutmen yang sudah dilakukan ternyata gagal.
Hal ini memang tidak terjadi dalam diri karyawan hanya saja proses eksternal yang tidak mendukung. Biasanya perusahaan salah memilih kandidat terbaik untuk berada di tempatnya.
Beban tanggung jawab dan kemampuan karyawan tidak selaras sehingga membuat masa penyesuaian sangat lama. Terlepas dari itu, pekerja tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.
3. Pimpinan Menjadi Hambatan
Berdasarkan pengamatan, ternyata pihak manajerial menjadi sebuah hal yang berkontribusi terhadap tingginya turnover rate.
Hal tersebut karena untuk hubungan karyawan dan manajer tidak akan baik. Oleh sebab itu, menjadi pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang tepat.
Sebenarnya hal tersebut bisa diperbaiki melalui pola hubungan yang dimiliki oleh bagian manajerial dan karyawan. Contohnya saja menjalin hubungan yang lebih responsif dan banyak bertukar pikiran untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Lingkungan Pekerjaan yang Tertutup
Perusahaan memang tempat untuk pekerja dan mengeluarkan ide. Hanya saja, di saat berada di dalam perusahaan tidak semua argumen bisa direalisasikan. Oleh sebab itu, suasana perusahaan yang saling menghargai dan kondusif harus dimiliki.
Ternyata, salah satu penyebab turnover terjadi adalah karena tempat kerja tersebut memiliki budaya yang kaku dan tidak adaptif.
Lingkungan kerja seperti itu maka bisa membuat karyawan merasa tidak dihargai dan ide-idenya cenderung menghilang.
Bahkan tidak jarang karyawan yang memiliki ide cemerlang dan tidak direalisasikan maka akan mengalami penurunan kinerja.
5. Work-life Balance Tidak Tersedia
Tidak adanya work-life balance yang ada di dalam perusahaan membuat karyawan mengundurkan diri. Dengan tidak adanya work-life balance maka karyawan cenderung akan kehilangan banyak waktu dengan keluarga maupun untuk diri sendiri.
Biasanya hal tersebut dikarenakan karena beban perusahaan yang cukup berat. Dan jika dibiarkan dengan tidak adanya work-life balance maka bisa saja karyawan mengalami burnout atau stress.
Kesehatan karyawan akan berimbas sehingga performanya bisa menurun.
Penyebab-penyebab yang sudah diberikan di atas bisa saja terjadi salah satunya atau memang terdapat beberapa hal dalam satu kehidupan karyawan.
Oleh sebab itu, kepuasan kerja karyawan harus diperhatikan dengan baik sehingga bisa mendapatkan lingkungan kerja yang baik.
Jenis-Jenis Turnover
Setelah mengetahui apa itu turnover dan penyebabnya maka selanjutnya bisa mengetahui jenis-jenis dari employee turnover ini.
Untuk angka turnover tersebut ternyata masih diberikan beberapa jenis dalam sebuah pekerjaan, seperti:
1. Voluntary Turnover
Jenis pertama adalah voluntary turnover yang merupakan pengunduran diri karena karena dilakukan secara sukarela.
Banyak alasan yang menjadikan jenis pengunduran diri ini seperti penawaran kerja yang lebih baik, pindah ke wilayah tertentu, atau suasana kerja yang kurang kondusif.
2. Functional Turnover
Sedangkan, untuk functional turnover sebenarnya berbeda dengan voluntary turnover.
Pengertian dari functional turnover sendiri yaitu keadaan perusahaan yang dikarenakan diberhentikan oleh perusahaan. Biasanya perusahaan menilai karyawan tersebut tidak memiliki standar kerja yang dibutuhkan.
Memang sangat umum hal ini dilakukan oleh perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang sangat berorientasi pada profit.
Sebuah produktivitas kerja yang bagus di dalam perusahaan akan membuat kondisi perusahaan mampu meraih tujuan dengan tepat.
Oleh sebab itu, memang sangat wajar jika perusahaan melakukan pergantian karyawan dengan melakukan functional turnover.
3. Involuntary Turnover
Sebenarnya, cukup sama pengertiannya dengan functional turnover yang mana dalam jenis involuntary turnover adalah perusahaan melakukan pergantian karyawan.
Hal tersebut dilakukan perusahaan dalam mengatasi permasalahan efisiensi dengan cara memutuskan hubungan kerja.
4. Dysfunctional Turnover
Jika di atas sudah dijelaskan mengenai functional turnover maka selanjutnya adalah jenis yang berlawanan yaitu dysfunctional turnover.
Yang dimaksud dengan dysfunctional turnover ini sendiri adalah kondisi karyawan yang memiliki performa dan kinerja baik malah memutuskan hubungan kerja.
Dengan kata lain, karyawan yang baik dan memiliki performa bagus mengundurkan diri dari perusahaan. Oleh sebab itu, dysfunctional turnover ini akan mengganggu produktivitas perusahaan yang malah menurun.
Fase-Fase Turnover di Perusahaan
Apa itu turnover? Apakah kejadian yang tiba-tiba saja terjadi? Ternyata, terdapat fase-fase yang harus dilalui sehingga karyawan benar-benar mengundurkan diri dari perusahaan.
Anda bisa mengenai fase-fase turnover dengan melihat penjelasan di bawah ini:
1. Fase Pertama – Penilaian Kepuasan Kerja
Fase pertama dalam tahapan ini adalah pada saat karyawan mengevaluasi mengenai pekerjaan yang dilakukan.
Kemudian, karyawan tersebut melakukan penilaian dan membuat keputusan mengenai tingkat kepuasan kerja yang didapatkan.
2. Fase Kedua – Kepuasan Kerja Menurun
Untuk fase kedua ini adalah karyawan sudah merasa bahwa kepuasan kerjanya tidak tinggi setelah melakukan evaluasi.
Kepuasan kerja yang menurunkan membuat dampak buruk terhadap produktivitas yang akan dilakukan pada sebuah pekerjaan.
Bahkan tidak jarang karyawan yang memiliki kepuasan kerja rendah rentan mengalami stress. Dengan begitu, pekerjaan tidak akan bisa dilakukan dengan baik dan sering melakukan kesalahan.
3. Fase Ketiga – Pertimbangan Keputusan
Saat karyawan sudah merasa bahwa performanya menurun dan tingkat kepuasan kerjanya rendah maka akan melakukan pertimbangan.
Keputusan yang dipertimbangkan tidak lain adalah keluar dan mencari kesempatan kerja yang baru atau bahkan menetap sehingga bisa bekerja dengan baik.
4. Fase Keempat – Keluar Perusahaan
Fase terakhir ini adalah fase dimana turnover karyawan terjadi yaitu niatan keluar dari perusahaan sudah tinggi.
Dengan mempertimbangkan keputusan dan menyimpulkan skenario yang bisa saja terjadi maka karyawan akan memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.
Baca Juga: Conflict of interest: Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak dan Contoh
Dampak Tingkat Turnover yang Tinggi
Bagaimana jika tingkat dari turnover ini tinggi? Apakah ada dampak yang akan bisa dirasakan? Terlepas dari pengertian apa itu turnover? Anda bisa melihat apa saja akibat yang didapatkan saat tingkat turnover ini tinggi?
Nah, simak penjelasan di bawah ini:
1. Produktivitas Jangka Panjang Terganggu
Hal pertama yang akan merasakan dampaknya dari turnover adalah perusahaan harus melakukan rekrutmen lebih sering. Hal tersebut membuat produktivitas dalam jangka panjang terganggu karena adaptasi dengan karyawan yang baru.
Bukan hanya karyawan baru yang beradaptasi dengan pekerjaan namun juga harus melakukan adaptasi lagi dengan warga perusahaan lainnya.
Pekerjaan bisa saja terganggu karena pergantian karyawan yang terlalu sering dalam keberlangsungan perusahaan.
2. Pengeluaran Besar
Tidak bisa dipungkiri bahwa turnover yang cukup tinggi dalam perusahaan akan membuat pengeluaran perusahaan mengalami kenaikan.
Pada saat melakukan pergantian karyawan tentu membutuhkan biaya rekrutmen maupun pengeluaran lainnya.
Pergantian karyawan ini akan terasa cukup mengganggu karena dilakukan terlalu sering.
Pengeluaran perusahaan memang akan membengkak namun dibandingkan harus menyisihkan waktu dan tenaga untuk melakukan rekrutmen alangkah lebih baiknya untuk menekan rate.
3. Profit Menurun
Bagaimana bisa turnover karyawan akan berdampak pada profit yang menurun? Tentu saja dengan pertimbangan dampak yang sudah dijelaskan di atas. Hal ini akan membuat profit perusahaan tidak maksimal pada periode akuntansi tertentu.
Lebih baik untuk membuat karyawan menjadi lebih betah dan mengatasi permasalahan ini.
Selain itu, dengan keadaan seperti turnover ini akan membuat kinerja perusahaan menurun sehingga penting dilakukan evaluasi agar output karyawan tetap maksimal.
Cara Menurunkan Employee Turnover
Melihat dampaknya memang terkesan cukup tinggi dan membuat perusahaan dalam kondisi yang tidak stabil.
Oleh sebab itu, diperlukan untuk melakukan cara menurunkan tingkat employee turnover. Contoh dari cara-cara tersebut, yaitu:
1. Proses Rekrutmen
Pondasi dari rekrutmen ini harus tepat dan baik sehingga mampu mendapatkan karyawan yang memiliki kualitas terbaik.
Pada tahapan rekrutmen ini maka perlu dirumuskan sebuah indikator karyawan agar nantinya bisa melakukan pekerjaan secara efektif.
2. Mengupayakan Work-life Balance
Perusahaan harus mulai sadar dengan adanya work-life balance yang bisa membuat karyawan bisa menikmati pekerjaannya.
Tentu saja, meskipun mereka bekerja namun tetap memiliki waktu untuk bersenang-senang dengan dunianya seperti untuk diri sendiri maupun keluarga.
3. Gaji Kompetitif
Berikan gaji yang kompetitif karena cara ini salah satu upaya untuk bisa membuat karyawan merasa lebih dihargai, Tidak ada salahnya jika perusahaan memberikan bonus atau tunjangan untuk pekerjaan atau prestasi yang dihasilkan oleh karyawan.
4. Pelatihan Karyawan
Agar bisa mendapatkan kualifikasi karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan meminimalkan apa itu turnover?
Maka perusahaan bisa memberikan pelatihan kepada karyawan. Tentu saja tujuan dari diadakannya pelatihan ini agar tugas bisa dilaksanakan dengan baik.
Terlepas dari itu, pelatihan karyawan bisa membuat karyawan tersebut merasa lebih percaya diri. Pada saat melaksanakan tugas tidak akan mengalami kebingungan lagi.
Baca Juga : Pentingnya Pelatihan Karyawan, Ini Pengertian, Tujuan dan Metode
5. Strategi Engagement Karyawan
Apakah Anda sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan strategi engagement karyawan? Strategi ini bisa dilakukan agar dapat memberikan karyawan kesempatan kerja yang baik. Tentu saja didukung dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan.
Selain itu, bisa dilengkapi dengan strategi engagement yang baik sehingga hubungan dengan karyawan akan lebih baik. Contoh dari strategi tersebut seperti fasilitas kerja, jam kerja fleksibel, reward, pelatihan, dan masih banyak lagi.
6. Pemanfaatan Teknologi
Dewasa ini, pekerjaan akan semakin dimudahkan dengan adanya teknologi yang bisa digunakan dalam berbagai bidang.
Oleh sebab itu, untuk menekan tingkat turnover rate yang tinggi maka bisa memanfaatkan teknologi agar pekerjaan bisa lebih ringkas.
Selain itu, pekerjaan yang baik tentunya akan memiliki dokumentasi yang baik.
Anda sudah mengetahui bukan untuk teknologi ini bisa digunakan untuk dokumentasi digital. Pekerjaan akan menjadi lebih baik dan karyawan tidak terlalu repot dengan pencatatan yang manual atau cara kerja tradisional.
Memang diharapkan untuk tingkat turnover karyawan ini dapat diminimalkan sehingga keberlangsungan usaha akan tetap terjalin.
Cara-cara di atas bisa diupayakan sehingga bisa membuat kinerja karyawan menjadi lebih baik dan merasa berguna di dalam perusahaan.
Setelah mengetahui apa itu turnover, maka diharapkan mampu memberikan kepuasan kerja bagi karyawan. Karyawan adalah aset perusahaan yang sangat berharga sehingga harus dimaksimalkan dan diperhatikan dengan baik.
Baca Juga: Kompetitor Adalah: Peran, Penyebab dan Cara Mengatasinya