Bruto Adalah: Sejarah, Komponen, Manfaat dan Fungsi

Bruto Adalah Sejarah, Komponen, Manfaat dan Fungsi

Di dalam dunia ekonomi dan perhitungan, istilah bruto ini sudah tidak asing lagi tetapi untuk masyarakat awam masih banyak yang tidak mengetahuinya.

Bruto adalah contoh perhitungan yang sering berhubungan dengan tara dan netto.

Bruto juga sering dipakai untuk perhitungan dari suatu negara karena nilai dari bruto ini dipakai untuk mengetahui perkembangan negara dari segi ekonomi.

Istilah ini sering disebut dengan Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto. Lalu, bagaimana cara menghitungnya?

Apa itu Bruto?

Apa itu Bruto

Apa itu bruto? Jika Anda penasaran tentang jawabannya, berikut akan kami jelaskan pengertian bruto secara lebih rinci.

Bruto adalah berat kotor dari sebuah kemasan atau produk. Biasanya, bruto ini dipakai untuk mengetahui berat kotor dari suatu produk.

Misalnya, ketika Anda membeli produk X, disana akan ditulis netto yang merupakan berat bersih dari sebuah kemasan.

Netto adalah berat yang ada di dalam produk tersebut atau isinya dan tidak termasuk dengan berat kemasan.

Sedangkan istilah tara dipakai untuk berat yang ada di kemasan produk tidak termasuk dengan isinya.

Jadi, bruto adalah total berat kemasan dan isi atau dihitung dengan menjumlahkan nilai netto dan taranya.

Oleh sebab itu, bruto adalah berat kotor yang ada di suatu produk. Selain bruto untuk produk ada pula arti bruto lainnya dalam bidang perekonomian. Dalam bidang ekonomi ada dua istilah bruto adalah PDB dan PNB.

1. PDB

Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto adalah jumlah dari nilai barang dan jasa yang diberikan dalam batas waktu tertentu di daerah tertentu.

Ada beberapa faktor untuk menghitung produk domestik bruto.

Faktor bruto adalah konsumsi oleh pemerintah, konsumsi yang dipakai oleh investor, pengeluaran dari perusahaan, upah, sewa bangunan dan peralatan, bunga dari modal yang didapatkan, keuntungan, sampai dengan nilai impor dan ekspor.

Jadi, ada banyak faktor yang mempengaruhi perhitungan atau jumlah bruto yang dihasilkan. Produk Domestik Bruto juga terbagi menjadi dua jenis antara lain harga berlaku dan harga riil.

Maksud dari PDB tetap adalah total perhitungan dari barang yang diproduksi negara serta memiliki nilai yang sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan yang dimaksud dengan PDB harga berlaku atau nominal adalah jumlah barang yang diproduksi negara dan dinilai berdasarkan harga berlaku yang ditetapkan ketika penilaian tersebut.

Itulah yang membedakan antara PDB tetap dan PDB nominal.

2. PNB

Jenis bruto lainnya adalah Produk Nasional Bruto atau yang disebut dengan Gross National Product.

PNB memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Produk Nasional Bruto adalah semua jumlah total perhitungan dari barang dan jasa yang diproduksi.

Barang tersebut dihitung seluruhnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Adapun faktor yang mempengaruhi Produk Nasional Bruto adalah dari PDB serta produk lokal yang dibuat oleh warga asli atau warga negara asing.

Perbedaan PDB dan PNB

Dari pengertian di atas, tampaklah perbedaan antara PDB dan PNB. PDB merupakan nilai penjumlahan dari semua unit usaha yang ada di suatu negara baik itu barang maupun jasa.

PDB juga diartikan sebagai jumlah total dari barang dan jasa yang bersifat final yang didapatkan dari setiap unit seperti perusahan.

Sedangkan PNB adalah PDB yang dijumlahkan dengan pendapatan netto atau penghasilan bersih luar negeri.

Pendapatan netto ini didapatkan dari berbagai faktor produksi yaitu modal dan tenaga kerja milik Indonesia yang didapatkan dari luar negeri.

Kemudian, dikurangi dengan pendapatan dari milik negara asing yang sudah diterima di Indonesia.

Sejarah Singkat PDB

Berdasarkan sejarahnya, lahirnya PDB ini berasal dari permasalahan ekonomi di Amerika Serikat yang menyebabkan penurunan ekonomi secara besar-besaran.

Untuk mengantisipasinya, para ahli ekonomi kemudian membuat penelitian dan mendapatkan metode baru untuk mengukur perekonomian di suatu negara.

Caranya ini adalah dengan membuat Produk Nasional Bruto atau dalam bahasa Inggrisnya adalah Gross National Product (GNP).

Namun, ketika dalam konferensi yang diadakan pada tahun 1944 yang bernama Bretton Woods, didapatkan usulan bahwa metode yang dipakai untuk global adalah PDB bukan PNB.

Ketika pelaksanaannya, AS lebih menggunakan cara PNB dibandingkan dengan PDB.

Kemudian, akhirnya di tahun 1991, Amerika Serikat menggunakan istilah PDB ini yang sampai saat ini dipakai untuk menganalisis perkembangan ekonomi di suatu negara.

Komponen PDB

Ada beberapa komponen PDB yang perlu diketahui yaitu sebagai berikut:

1. Konsumsi Privat

Komponen dari Produk Domestik Bruto adalah konsumsi privat yang berkaitan dengan pengeluaran dari individu itu sendiri atas beberapa barang atau keperluan rumah tangga, yaitu sebagai berikut.

  • Double Goods yaitu barang yang awet dan tidak mudah rusak. Barang ini biasanya dibeli dengan harga yang relatif mahal tetapi jangka waktu penggunaannya bisa lebih dari 3 tahun. Contohnya adalah motor, mobil, TV, dsb.
  • Non Durable Goods yaitu barang yang dipakai dan langsung habis seketika karena tidak dikonsumsi atau diambil manfaatnya. Contohnya adalah makanan, minuman, obat-obatan, dsb.
  • Service yaitu konsumsi privat untuk mendapatkan jasa yang berguna untuk dirinya yaitu jasa dokter, pelayanan publik, dsb. Semua itu termasuk dalam komponen privat dari PDB.

2. Investasi

Komponen lain dari PDB yaitu investasi yang dilakukan untuk diambil manfaatnya dalam jangka panjang. Investasi ini juga akan mempengaruhi nilai dari Produk Domestik Bruto.

Diantaranya adalah pembelian rumah, membangun perusahaan, membuat program, dsb.

3. Pengeluaran Pemerintah

Berikutnya adalah pengeluaran pemerintah yang merupakan komponen perhitungan berapa pengeluaran total yang dilakukan oleh pemerintah.

Hal ini akan membuat nilai PDB juga berpengaruh sehingga diketahui apakah perkembangan ekonomi negara tersebut sudah baik atau tidak.

Pengeluaran tersebut meliputi pembelian infrastruktur untuk publik, pembayaran gaji PNS, sampai pembelian perlengkapan militer.

4. Ekspor Bersih

Komponen terakhir dalam PDB yaitu ekspor bersih yaitu dihitung dengan menghitung nilai seluruh ekspor kemudian dikurangi dengan total impor.

Ekspor adalah menjual barang ke luar negeri sedangkan impor mendatangkan barang dari luar ke dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan negaranya.

Ekspor dan impor di suatu negara adalah hal yang penting agar ketersediaan bahan pokok maupun sekunder bisa tercukupi.

Manfaat Bruto dalam Bidang Ekonomi

Manfaat dari Bruto dalam Bidang Ekonomi

Setelah memahami lebih rinci mengenai Bruto, Anda juga perlu mengetahui manfaat dari bruto.

Manfaatnya  adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis Perkembangan Ekonomi Negara

Manfaat pertama adalah sebagai indikator menilai perkembangan ekonomi dari suatu negara.

Anda bisa mendeteksinya dengan baik melalui perhitungan bruto. Dengan demikian, metode yang diambil ini menjadi lebih ilmiah dan kuantitatif.

Dengan menghitung bruto, Anda bisa mengetahui pertumbuhan ekonomi apakah mengalami penurunan atau malah kenaikan yang tajam.

Hal ini karena perhitungan bruto memiliki banyak faktor yang mempengaruhi nilainya.

Semua perhitungan ini akan menghasilkan nilai yang baik dan mendapatkan berbagai data.

Dengan demikian, bruto juga difungsikan untuk mengoptimalkan faktor apa yang perlu ditingkatkan dengan baik agar perekonomiannya menjadi lebih berkembang.

Pasalnya, perekonomian merupakan tonggak kemajuan dari suatu negara. Jika perekonomiannya maju, maka tingkat kesejahteraan rakyatnya juga akan terjamin.

Oleh sebab itu,perhitungan dari PDB dan PNB ini selalu diperhitungkan untuk mengetahui sejauh mana negara sudah berkembang.

2. Mendapatkan Pemahaman Tentang Struktur Perekonomian Nasional

Manfaat berikutnya adalah bisa mengetahui bagaimana struktur perekonomian dari suatu negara. Nilai dari bruto ini nantinya akan memperoleh struktur perekonomiannya.

Bruto ini juga bisa dijadikan rujukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi dalam perekonomian dalam negerinya.

Dengan demikian, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan baru untuk meningkatkan perekonomian negara.

Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melakukan evaluasi lanjutan untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang terjadi.

Kebijakan dari impor dan ekspor juga menjadi pertimbangan agar kestabilan ekonomi nasional menjadi lebih baik lagi.

3. Sebagai Perbandingan dengan Perekonomian Negara Lain

Selain mengurus perekonomian negaranya, penting juga membandingkan nilai bruto yang didapatkan dengan nilai bruto negara lainnya. Hal ini untuk menemukan sejauh mana keunggulan ekonomi nasional.

Selain itu, ketika Anda sudah menganalisisnya dengan nilai bruto lainnya, akan didapatkan juga kelemahan dan keunggulan dari setiap negara.

Jika ada kelebihannya, Anda bisa menjadikan negara tersebut inspirasi bagaimana kebijakan yang dipakai, bagaimana sistem perekonomian, dan berbagai peraturan lain yang membuat negara tersebut memiliki GDP yang tinggi.

Adanya bruto akan memudahkan Anda untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari suatu negara.

Diketahui bahwa nilai PDB tinggi maka mengindikasikan negara tersebut lebih unggul dibandingkan beberapa negara lain yang memiliki PDB yang rendah.

Perbandingan dengan negara lain juga perlu diperhitungkan mengingat bahwa setiap negara saling bersaing untuk kestabilan negaranya.

Saat ini pun sudah ada perkumpulan negara yang memiliki tingkat ekonomi yang baik di dunia.

Organisasi tersebut disebut dengan G7 dan G20. Semuanya memiliki peran untuk saling melakukan kerja sama yang baik sehingga kesatuan dan perdamaian dunia menjadi lebih tinggi.

Semua masalah yang mengganggu perekonomian dunia dibahas dalam perkumpulan itu sehingga dapat dicarikan jalan keluar bagi setiap negara.

Contohnya adalah permasalahan global tentang pandemi Covid-19 menjadi masalah bersama yang dapat mengancam perekonomian global.

Oleh sebab itu, di pertemuan G20 ini juga menyinggung masalah tersebut untuk dicarikan solusinya.

Jadi, penting sekali perhitungan PDB agar bisa mendapatkan penyebab, faktor, sampai dengan jawaban mengatasi masalah ekonomi yang lebih baik.

4. Memudahkan Pemerintah Merumuskan Kebijakan

Manfaat terakhir adalah memudahkan pemerintah menyusun kebijakan dari data bruto yang telah didapatkannya.

Setiap dari hasil bruto ini nantinya menjadi pertimbangan pemerintah mengenai perkembangan ekonomi negaranya.

Jika dirasa tidak sesuai target atau bahwa mengalami penurunan, maka pemerintah untuk merancang dan melakukan evaluasi mengenai kebijakan yang telah diberlakukan selama ini terutama dalam bidang perekonomian.

Data yang didapatkan dari perhitungan bruto ini tentu lebih akurat karena ada perhitungannya dan bersifat kuantitatif. Oleh sebab itu, data ini bisa menjadi indikator untuk analisis kebijakan.

Pasalnya, angka bruto ini akan menunjukkan banyaknya konsumsi masyarakat atau daya  belinya. Selain itu, angka bruto juga menunjukkan tingkat produksi nasional.

Jadi, angka ini dapat dijadikan patokan bagaimana pertumbuhan ekonomi di negara tersebut agar bisa mendapatkan langkah lanjutan untuk keberhasilan ekonomi yang lebih baik lagi.

Fungsi Bruto dalam Ekonomi

Berikutnya, kita akan membahas mengenai fungsi dari bruto itu sendiri. Selain ada manfaatnya, bruto juga memiliki fungsi yang bermanfaat di berbagai sektor.

Fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Indikator dari Aktivitas Produksi

Di perusahaan, penting untuk mengetahui bruto. Hal ini karena fungsi bruto adalah alat untuk menghitung nilai tambah dari adanya kegiatan produksi.

Dengan adanya bruto ini akan membantu berapa keuntungan yang didapatkan dari produksi yang ada.

Anda juga bisa mengatur jumlah produksi yang tepat dari perhitungan bruto ini.

2. Indikator Jumlah Produk

Fungsi lain yaitu dapat membantu mengetahui berapa jumlah nilai barang dan jasa yang diberikan untuk periode waktu tertentu.

Adanya bruto dapat memberikan hasil yang lebih relevan dan akurat karena perhitungannya didasarkan dari perhitungan tiap periode tertentu.

Dengan demikian, masing-masing dari periode yang didapatkan ini bisa saling dibandingkan untuk mengetahui apakah ada kemajuan atau tidak bagi perkembangan perusahaan atau perekonomian negara.

Bruto dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari nilai barang yang didapatkan.

Perlu diketahui pula bahwa fungsi dari bruto tersebut terpisah dari periode sebelumnya. Jadi, nilainya berbeda meski bisa dibandingkan.

3. Indikator Efektivitas Kebijakan

Salah satu penilaian dari efektif tidaknya kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan analisis perhitungan bruto untuk sektor perekonomian.

Bruto adalah alat ukur untuk melihat efektivitas aturan dengan melihat berapa nilai GDP negara.

Semakin tinggi nilai GDP-nya, maka efektivitas kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah sudah tepat sasaran.

Sebaliknya, jika nilai GDP atau Produk Domestik Bruto-nya rendah, maka kebijakan yang selama ini diterapkan oleh pemerintah menjadi berkurang.

Untuk itu, penting sekali bagi para petinggi dan pemangku kebijakan untuk mengukur perekonomian menggunakan bruto ini. Tujuannya adalah untuk membuat perekonomian domestik menjadi lebih stabil.

Jadi, pertimbangan bruto untuk kebijakan ekonomi menjadi hal yang perlu dijalankan. Kebijakan ekonomi tersebut dapat diketahui baik dalam bentuk mikro maupun makro.

Ekonomi mikro ini membahas tentang perilaku dari pembeli produk maupun pembuatnya, memberikan harga pasar yang tepat, sampai dengan menghitung kuantitas produk sebelum dijual atau didistribusikan di pasar.

Penetapan harga minimum dan maksimum juga termasuk kebijakan ekonomi mikro yang dapat dinilai dari bruto yang sudah didapatkan.

Sedangkan untuk ekonomi makro berkenaan dengan kebijakan yang bertujuan menciptakan perkembangan ekonomi yang positif serta stabil.

Untuk pendapatan makro menjadi lebih luas lagi, tidak hanya sebatas perusahaan tetapi seluruh faktor ekonomi negara yang fundamental.

Contohnya adalah pendapatan nasional, jumlah mata uang yang beredar, inflasi, sampai neraca pembayaran internasional.

Beberapa contoh kebijakan pemerintah untuk ekonomi makro yaitu moneter, fiskal, dan kebijakan segi penawaran.

Kritik Atau Kelemahan PDB

Meski banyak sekali manfaat dari PDB untuk kebutuhan perekonomian, namun ada juga yang memberikan kritik bahwa adanya kekurangan dari metode PDB ini.

PDB sendiri merupakan indikator yang dipakai sejak puluhan tahun untuk mengukur perekonomian.

Tetapi, masih ada kritikan yang diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Adanya Batasan Wilayah

Penerapan PDB ini dinilai kurang praktis karena hanya terbatas dalam satu wilayah.

PDB tidak bisa menilai semua keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang pindah ke negara lain.

Adanya kondisi ini membuat perbedaan nilai signifikan ketika PDB disandingkan dengan PNB.

2. Tidak Dapat Mengukur Aktivitas Ekonomi Lainnya

Kekurangan dari PDB selanjutnya adalah tidak bisa mengukur berbagai aktivitas ekonomi yang sebenarnya dapat mempengaruhi nilai PDB.

PDB hanya diukur dengan menggunakan beberapa komponen yang sudah disebutkan di atas.

Contohnya kegiatan belanja privat, investasi, ekspor dan impor. Sedangkan untuk kegiatan UMKM, kaki lima, dsb tidak dimasukkan dalam perhitungan PDB.

3. Tidak Menilai Kesejahteraan di Suatu Negara

Dalam menganalisis perkembangan ekonomi dapat dilakukan dengan menghitung PDB. Semakin tinggi transaksinya maka nilai PDB juga bisa tinggi.

Namun, faktanya nilai transaksi yang besar ini belum bisa menggambarkan bagaimana kondisi kesejahteraan masyarakat.

Namun, terlepas dari kritikan ini, PDB merupakan alat ukur ekonomi yang sering dipakai karena saat ini belum ada perhitungan lainnya yang lebih luas dan baik dari PDB.

Apa Itu Penghasilan Bruto?

Apa Itu Penghasilan Bruto

Setelah mengetahui pengertian bruto dalam bidang ekonomi, ada pula istilah penghasilan bruto yang berkaitan dengan gaji atau pendapatan dari perusahaan atau pekerjaan yang digelutinya.

Yang dimaksud dengan penghasilan bruto adalah jumlah dari pendapatan kotor yang dipunyai oleh seseorang untuk upahnya.

Perhitungan tersebut didapatkan dari semua upah selama satu tahun. Upah tersebut didapatkan dari berbagai sumber jadi tidak hanya dari gaji pokok saja.

Ada pula berbagai elemen lain yang membuat penghasilannya menjadi lebih banyak.

Jadi, pengertian dari penghasilan bruto yaitu perhitungan dari semua bentuk pendapatan seseorang selama satu tahun penuh.

Penghasilan yang didapatkan oleh seseorang ini memiliki sifat yang fleksibel, artinya adalah sumbernya didapatkan dimana saja.

Adapun untuk penghasilan bruto ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu rutin dan tidak rutin.

Penghasilan bruto disebut rutin apabila penerimaannya didapatkan setiap bulan dengan jumlah yang sama, contohnya adalah gaji pokok dan tunjangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan penghasilan tidak rutin adalah pendapatan yang diperoleh dengan tidak tetap sehingga bisa berubah-ubah setiap waktu.

Contohnya adalah bonus karyawan dan Tunjangan Hari Raya (THR).

Dari penghasilan bruto ini subjek penghasilan tidak hanya terbatas pada individu saja.

Tetapi, ada pajak penghasilan yang juga perlu dikeluarkan secara rutin sehingga diatur oleh undang-undang.

Dasar Hukum Pelaksanaan dan Penghasilan Bruto

Untuk mewujudkan pelaksanaan bruto dengan lebih baik, Anda perlu memahami bahwa di Indonesia sendiri mengatur regulasi dari penghasilan bruto beserta dengan pelaksanaannya.

Dengan demikian, Anda tidak boleh melakukannya secara sembarangan.

Bruto memang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia sehingga perlu adanya regulasi yang resmi untuk mengaturnya sehingga kestabilan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menjadi lebih ditingkatkan.

Ada beberapa aturan yang sudah diberikan oleh Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

  • UU Nomor 36 Tahun 2008 yang sudah mengalami Perubahan Keempat. Perubahan ini dari UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
  • Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016 mengenai tarif PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Elemen yang Termasuk Dalam Penghasilan Bruto

Pengertian bruto adalah jumlah total dari penghasilan yang didapatkan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua komponen masuk dari penghasilan bruto.

Hal ini karena adala beberapa elemen tertentu yang sudah dikategorikan sehingga Anda tidak perlu untuk melakukannya lagi.

Adapun elemennya adalah sebagai berikut:

1. Tunjangan dari Perusahaan

Yang termasuk bagian dari bruto dan mempengaruhi nilainya adalah tunjangan perusahaan.

Biasanya, perusahaan akan memberikan tunjangan sebagai apresiasi kepada karyawan serta untuk meningkatkan kesejahteraan.

Ada beberapa contoh tunjangan yang dimiliki oleh perusahaan besar, diantaranya adalah:

  • Tunjangan PPh: tunjangan ini diberikan untuk karyawan agar bisa membayar PPh. Jadi, tunjangan ini sudah merupakan bagian dari penghasilan yang dimiliki oleh karyawan. Hal tersebut sudah termasuk dengan penghasilan dan bisa dalam bentuk biaya yang diberikan kepada karyawan dari pemilik perusahaan.
  • Tunjangan Hari Raya: Berikutnya adalah THR yang dibayarkan untuk bonus ketika hari raya keagamaan.
  • Tunjangan biaya pendidikan diberikan kepada pekerja yang mendapatkan kesempatan untuk pengembangan diri yang lebih baik sehingga dapat memajukan perusahan. Contohnya memberikan beasiswa untuk kuliah S2, biaya untuk pelatihan karyawan dan sertifikasi, dsb.

2. Honorarium

Honorarium adalah pendapatan yang diperoleh oleh PNS atau Non PNS yang sudah terlibat dari kegiatan kantoran dan pelayanan serta pembangunan suatu perusahaan atau instansi.

Honor ini termasuk dalam ex gratia atau upah yang diberikan kepada seseorang meski sebenarnya tidak wajib membayar secara hukum

Honorarium juga diartikan sebagai uang yang diberikan secara sukarela sebagai imbalan atas pelayanan yang sudah dilakukannya.

Honorarium ini termasuk dari penghasilan bruto atau gaji kotor yang didapatkan dari berbagai sumber keuangan.

3. Premi Asuransi

Sesuai dengan namanya, premi asuransi adalah uang yang sudah disiapkan dan harus dibayarkan kepada agen atau perusahaan asuransi yang dipilih sebelumnya.

Jika sudah menjadi nasabah dari perusahaan asuransi, maka wajib untuk membayar sejumlah uang yang sudah ditetapkan setiap bulannya.

Premi ini harus dibayar tiap bulan dan ada batas waktu yang sudah disepakati bersama. Asuransi yang didapat tentu akan berguna untuk jangka panjang karena biasanya digunakan untuk kesehatan sampai dengan kepemilikan barang tertentu.

Jadi, jika mengalami kerusakan, asuransi akan memperbaikinya tanpa membayar lagi. Premi ini yang termasuk dalam elemen dari bruto.

4. Bonus Tahunan

Bonus tahunan biasanya ada di perusahaan tertentu untuk mengapresiasi kinerja dari karyawan terbaik.

Jenis bonus tahunan biasanya diberikan untuk karyawan yang berprestasi atau melakukan pencapaian yang terbaik bagi perusahaan.

5. Uang Pensiunan dan Gaji

Elemen lain dari bruto adalah uang pensiunan yang didapatkan ketika sudah purna tugasnya atau sudah mencapai usia tertentu.

Gaji juga termasuk dalam penghasilan bruto. Penghasilan ini adalah penghasilan kotor yang bisa didapatkan dari berbagai sumber.

Jadi, tidak hanya tunjangan, asuransi, honorarium saja tetapi uang gaji dan pensiunan juga masuk dalam penghasilan bruto.

Penghasilan bruto nantinya akan dikenakan wajib lapor pajak sehingga berbagai elemen tersebut harus tercantum dalam laporan SPT tahunan sehingga perlu membayar pajak yang sesuai.

Cara Hitung Penghasilan Bruto

Setelah Anda mengenal secara lengkap, kini saatnya adalah mengetahui cara hitung penghasilan bruto.

Berikut akan dijabarkan secara lebih mendetail langkah demi langkah agar mudah untuk mengikutinya.

1. Kumpulkan Semua Sumber Pendapatan

Langkah pertama adalah mencari berbagai sumber pendapatan yang didapatkan selama ini. Anda bisa menghitungnya dalam jangka waktu tertentu baik itu sebulan.

Kumpulkan mulai dari gaji, uang honorarium, uang pensiun, tunjangan, bonus, dsb.

Akan lebih baik jika Anda masih menyimpan seluruh invoice atau kwitansi pembayaran gaji sampai pembayaran lainnya supaya lebih mudah untuk melakukan kalkulasi dan jumlah yang dihitung menjadi tepat.

2. Hitung Total Penghasilan Bruto

Setelah mengumpulkan semua bukti dari berbagai sumber pendapatan, jumlahkan semua penghasilan yang sudah didapatkan dalam kurun waktu tertentu.

Perhitungan ini harus benar agar menghasilkan angka yang akurat.

Semua gaji, tunjangan, sampai pensiun ditambahkan sehingga memperoleh nilai dari bruto atau pendapatan kotor.

3. Kurangi dengan Pengeluaran Biaya

Untuk mendapatkan pendapatkan bersihnya, Anda bisa melakukannya dengan mudah.

Setelah mendapatkan hasil bruto, rekap juga pengeluaran yang dilakukan selama ini untuk mendapatkan berapa biaya yang Anda dapatkan sesungguhnya.

Pengeluaran tersebut dapat berupa biaya yang harus dibayar seperti, asuransi, iuran pensiun, dsb.

4.  Hitung dalam Jangka Waktu Satu Tahun

Setelah berhasil mendapatkan pendapatan bersih, kalikan angka tersebut dengan 12 sehingga mendapatkan penghasilan selama 1 tahun.

Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan perhitungan jumlah pendapatan biaya berjalan tepat 1 tahun.

5. Kalikan dengan PKP

Setelahnya, jangan lupa untuk mengalikan perhitungan tersebut dengan PKP atau Penghasilan Kena Pajak.Setiap dari PKP sudah memiliki aturannya, Anda cukup menghitungnya sesuai dengan golongan penghasilan tersebut.

Apakah termasuk dalam TK-0, K-0, K-1,K-2, sampai dengan K-3.

6. Kalikan PKP dengan Tarif PPh 21.

Langkah terakhir yang bisa dilakukan yaitu dengan mencari tahun sesuai dengan status wajib pajak yang ada agar mendapatkan data yang akurat.

Selanjutnya, kalikan Penghasilan Kena Pajak ini dengan tarif PPh 21 yang perlu dibayarkan.

Contoh Perhitungan Penghasilan Bruto

Setelah mengetahui bagaimana langkah untuk menghitung bruto sampai mendapatkan penghasilan yang bersih.

Berikut juga akan dibagikan contoh perhitungannya agar lebih mudah dalam penerapan dan agar tidak bingung.

Contohnya yaitu ketika Budi sudah menikah dan harus menafkahi istrinya yang tidak bekerja. Sedangkan Budi, juga masih belum punya anak sehingga ia tergolong PKP dengan kategori K/1/0.

Diketahui pula bahwa perolehan gaji pokok yang ia dapatkan setiap bulannya adalah Rp 4.000.000.

Namun, Budi juga perlu membayar biaya lain sehingga gajinya menjadi berkurang. Ia harus membayar cicilan mobil dan asuransi sehingga pendapatan bersihnya adalah Rp 3.200.000.

Jika dikalikan 12 untuk mendapatkan pendapatan bersih setahun, maka uang Budi adalah Rp 38.400.000.

Setelah mendapatkan biaya tersebut perlu diketahui bahwa Budi sudah menikah sehingga mendapatkan biaya tambahan sebesar Rp 4.500.000.

Jadi, ketika ditambah, maka uang yang dimiliki Budi yaitu Rp 42.900.000. Selanjutnya, uang Budi tersebut harus dikurangi PTKP K-0 dengan biaya sebesar Rp 35.500.000 sehingga biaya pajak yang harus dibayar Budi yaitu Rp 7.400.000.

Rumus Menghitung Berat Bruto, Netto, Tara dan Cara Menghitungnya

Setelah mengetahui bagaimana cara menghitung penghasilan bruto, istilah ini juga dipakai untuk berat barang.

Seperti yang dijelaskan di awal, bruto juga merupakan berat barang yang juga berhubungan dengan netto dan tara.

Masing-masing berat tersebut memiliki beratnya yang berbeda-beda. Jika penghasilan bruto adalah penghasilan kotor, maka berat bruto adalah berat kotor yang ada di suatu barang. Berat ini didapatkan dengan menambahkan total berat bersih dan berat kemasan.

Jadi rumus bruto = Netto + Tara. Netto adalah berat bersihnya sedangkan Tara adalah selisih berat kotor dan berat bersih atau isi yang ada di kemasan tersebut.

Netto = Bruto – Tara

Tara = Bruto Netto

Contoh soal dari Bruto, Netto, dan Tara adalah sebagai berikut.

1. Contoh Soal Tara

Ibu membeli satu kemasan gula untuk membuat roti di acara pengajian. Di dalam kemasan merek gula yang dibeli ibu terdapat tulisan berapa berat bersih atau yang dikenal dengan netto. Ukuran dari netto pada kemasan tersebut yaitu sebesar 3 kg.

Ketika ditimbang, satu kemasan gula ini memiliki berat 4 kg. Berapa nilai taranya?

Jawaban:

Setelah melihat soal cerita ini diketahui bahwa satu karung gula punya berat bersih yang sudah ada di kemasan yaitu sebesar 3 kg. Berat bersih inilah yang disebut dengan netto.

Kemudian, ketika ditimbang secara keseluruhan baik karung dan isinya ternyata memiliki berat 4 kg.

Berat 4 kg ini yang disebut dengan bruto karena merupakan  campuran berat total antara berat pembungkus dan gula tersebut.

Jadi, ketika mendapatkan data netto dan bruto tersebut, Anda bisa dengan mudah mencari nilai taranya menggunakan rumus yang ada.

Caranya adalah dengan mengurangi nilai Bruto dengan Netto sehingga perhitungannya akan menjadi sebagai berikut:

Tara = Bruto – Netto = 4 kg – 3 kg = 1 kg

Jadi, berat tara pada kemasan gula tersebut adalah sebesar 1 kg.

2. Contoh Soal Netto

Berikutnya akan dibahas mengenai contoh soal netto yang dirumuskan dengan selisih dari bruto dan tara.

Contoh soal:

Ada penjual sate yang membeli 1 kemasan kecap. Ketika ditimbang, kemasan kecap yang dibelinya memiliki ukuran sebesar 2 kg.

Kemudian, penjual sate ini kemudian memindahkan kecap tersebut ke dalam wadah besar untuk dipakai ketika nantinya akan berjualan.

Penjual ingin mengetahui berapa berat kemasannya agar bisa mendapatkan nilai berat isi kecap sesungguhnya.

Ketika ditimbang kemasannya, diketahui beratnya adalah 0,5 kg atau 500 gram.

Jadi, berapa nilai netto dari kecap tersebut?

Jawaban:

Untuk menjawab pertanyaan ini maka sangat mudah sekali karena sudah diketahui bruto dan berat dari kemasannya. Adapun berat kecap secara keseluruhan adalah 2 kg. Sedangkan berat kemasan atau tara-nya adalah 0,5 kg.

Netto = bruto – tara = 2 – 0,5 =1,5 kg.

Jadi, berat netto pada kecap tersebut memiliki berat bersih sebesar 1,5 kg.

3. Contoh Soal Bruto Berat Barang

Contoh soal terakhir yaitu perhitungan untuk berat barangnya. Bruto sendiri merupakan berat produk dengan bungkusnya. Berat bruto penting diketahui terutama bagi penjual atau reseller produk.

Hal ini karena umumnya, setiap kemasan produk hanya mencantumkan netto atau berat bersihnya saja. Sedangkan ketika berjualan online, Anda perlu mengetahui berapa berat keseluruhannya agar biaya kirimnya sesuai.

Hal ini karena jasa kirim akan menaikkan harga tergantung dari berat totalnya bukan dari isinya saja. Agar tidak rugi, ketahui berat dari bruto ini.

Selain itu, Anda bisa memasukkannya dalam katalog produk di toko online yang dimiliki sehingga pembeli dapat mengetahui berapa biaya yang harus dibayarkan dan apakah ada biaya ongkos kirim tambahan. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut adalah contoh soalnya:

Ibu menjual keripik kentang dengan berat bersih atau netto sebesar 500 gram. Kemudian, ibu menyiapkan kemasan produk dengan berat 20 gram. Jadi, berapa total bruto nya?

Jawaban:

Anda cukup menjumlahkan kedua data netto dan tara tersebut menjadi sebagai berikut:

Bruto = netto + tara = 500 gram + 20 gram = 520 gram.

Jadi, perhitungan yang didapatkan adalah sebesar 520 gram. Berat ini yang kemudian dipakai untuk perhitungan ongkos kirim.

Penjelasan dari bruto sudah dijabarkan dengan cukup lengkap. Bruto adalah alat ukur yang banyak dimanfaatkan baik dalam bidang ekonomi yang berkaitan dengan PDB dan PNB serta dalam bidang penghasilan atau pendapatan sampai dengan bruto berat barang.

Semuanya memiliki berbagai manfaat untuk mendapatkan kesimpulan perhitungan. Umumnya, bruto digunakan untuk mendefinisikan penghasilan yang diukur dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.