Mungkin Anda pernah mendengar istilah FIFO, terutama dalam metode penyimpanan barang. Istilah FIFO adalah kepanjangan dari First In First Out. Metode ini banyak digunakan dalam manajemen persediaan barang dalam sebuah bisnis
Dengan menggunakan metode ini nantinya Anda akan mengetahui mana barang yang harus digunakan terlebih dahulu dan mana yang belakangan. Metode ini juga akan mengatur tentang stok dan penggunaan barang.
Pengertian FIFO
Sudah dijelaskan sebelumnya jika FIFO merupakan singkatan dari First In First Out. Singkatnya, pada metode ini maka barang yang masuk pertama kali akan menjadi barang yang pertama keluar.
Metode ini sendiri banyak digunakan pada bisnis makanan, minuman, obat-obatan, dan barang lain yang memiliki masa kadaluarsa. Penggunaan metode ini sendiri biasanya terjadi karena banyak faktor.
Mulai dari masa kadaluarsa sebuah produk, pemberlakukan sistem penghasilan dengan laba kotor tinggi karena harga pokok penjualan yang trend, dan juga faktor lainnya.
Selain itu, penggunaan metode ini juga biasanya akan disesuaikan dengan perhitungan jumlah biaya persediaan.
Penggunaan Metode FIFO sendiri berdasarkan pada anggapan jika biaya pembelian sebuah produk harus disesuaikan dengan hasil penjualan.
Selanjutnya, biaya persediaan produk paling akhir masuk akan menjadi patokan untuk biaya persediaan barang yang masih tersisa sampai akhir dari suatu periode.
Mengapa Menggunakan Metode FIFO
Dalam beberapa penggunaan, metode FIFO adalah salah satu cara yang paling populer digunakan. Ada beberapa alasan dan keuntungan ketika menggunakan metode FIFO ini, beberapa alasan tersebut antara lain
1. Menekan Kerugian Karena Barang Expired
Salah satu keunggulan ketika menggunakan metode FIFO ialah bisa menekan angka kerugian yang terjadi karena barang expired.
Dalam konteks ini, barang yang paling awal masuk biasanya merupakan barang yang paling cepat juga masa kadaluarsanya.
Penggunaan metode FIFO ini banyak digunakan pada industri makanan atau barang yang memiliki masa kadaluarsa.
Dalam konteks ini maka barang yang pertama kali masuk adalah barang yang pertama keluar, hal ini juga untuk mengantisipasi barang menjadi rusak karena terlalu lama penyimpanan.
2. Laporan Keuangan Akan Lebih Jelas
Hal lainnya yang juga akan menjadi keunggulan dari metode FIFO ada pada masalah laporan keuangan yang bisa menjadi lebih jelas. Tidak hanya lebih jelas, namun Anda juga bisa mendapatkan laporan tersebut dengan lebih detail dan cepat.
Metode ini sendiri akan membuat proses pembuatan laporan keuangan menjadi mudah.
Hal tersebut karena metode ini akan membuat alur barang cukup jelas, mulai dari masuk hingga keluar. Hal ini juga membuat proses pembuatan laporan menjadi lebih presisi dan valid.
3. Kualitas Stok Barang Lebih Terjaga
Dengan menggunakan metode barang pertama yang masuk adalah barang pertama yang akan keluar, maka hal tersebut juga akan memastikan jika kualitas barang yang terjual dalam kondisi baik.
Hal ini juga bisa sekaligus meminimalisir kerugian yang muncul akibat terlalu lama barang disimpan. Di sisi lain, metode FIFO ini juga akan sangat memudahkan Anda ketika akan melakukan pendataan.
4. Lebih Mudah Dipahami
Keuntungan lainnya dari menggunakan metode FIFO adalah alur inventaris barang yang lebih mudah untuk dipahami.
Dalam metode FIFO maka barang paling baru dan pertama diinput ke sistem, maka akan menjadi barang pertama yang mendapatkan prioritas untuk dijual.
Dengan alur yang mengikuti sistem tersebut maka bisnis juga akan lebih mudah untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, alur tersebut juga akan membuat pencatatan arus kas dalam akuntansi menjadi lebih mudah.
5. Mengurangi Pemborosan
Hal lainnya yang juga bisa menjadi keunggulan dari metode ini adalah bisa mengurangi pemborosan yang dilakukan perusahaan. Pemborosan ini sendiri biasanya karena barang yang rusak akibat masa penyimpanan yang terlalu lama.
Dengan menggunakan metode FIFO maka hal ini tidak akan terjadi. Barang yang pertama masuk akan menjadi prioritas dan menjadi stok paling depan untuk dijual.
Selain mengurangi pemborosan metode ini juga bisa menjaga kualitas produk tetap terjaga.
Dengan menggunakan metode ini maka perusahaan juga akan lebih mudah untuk melakukan pengelolaan keuangan. Masalah pengelolaan keuangan ini sendiri sebenarnya akan berkaitan dengan manajemen stok dan penjualan lainnya.
6. Laporan Keuangan Sulit Dimanipulasi
Hal lainnya yang juga menjadi keuntungan dari metode FIFO adalah masalah laporan keuangan yang akan sulit untuk dimanipulasi.
Hal ini karena FIFO akan memberikan gambaran yang sangat akurat tentang bagaimana penghitungan biaya perusahaan.
Dengan metode First In First Out maka garis pengeluaran biaya bisa ditarik dengan urut mulai dari proses produksi sampai penjualan barang pada setiap kloter atau periode tertentu. Hal ini akan membuat penelusuran laporan keuangan menjadi mudah.
Misalkan terjadi keraguan pada hasil keuntungan, atau pada seluruh hasil penghitungan keuangan misalnya, maka proses penelusurannya juga akan lebih mudah. Seandainya terjadi manipulasi, maka proses untuk menemukannya juga akan lebih mudah.
Apakah Metode Ini Memiliki Masalah?
Selain memiliki banyak keuntungan, satu hal yang juga tidak bisa dipungkiri adalah metode ini juga memiliki kelemahan. Hal ini sebenarnya wajar, karena metode lainnya untuk pengelolaan barang pun memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri.
Kelemahan yang banyak orang rasakan ketika menggunakan metode FIFO adalah masalah penentuan laba dan keuntungan.
Dalam hal ini, Anda tidak bisa menetapkan laba atau keuntungan yang terlalu kecil, hal tersebut justru akan menyebabkan kerugian.
Penggunaan metode FIFO ini dalam melakukan manajemen barang juga perlu dibarengi dengan perhitungan yang jelas untuk masalah keuntungan.
Menetapkan margin yang terlalu besar juga akan membuat pajak yang perlu dibayarkan menjadi lebih tinggi.
Penetapan margin yang terlalu besar ini juga biasanya terjadi untuk mengantisipasi keuntungan terlalu kecil yang juga akan menimbulkan masalah. Ketika angka margin dibuat menjadi lebih besar maka otomatis nilai pajak juga meningkat.
Cara Menghitung Persediaan Barang dengan Metode FIFO
Setelah memahami tentang pengertian FIFO, Anda juga perlu paham bagaimana cara menghitung persediaan barang dengan metode ini dan juga berapa biaya produksi. Berikut adalah contoh langkah yang bisa Anda lakukan.
1. Hitung Jumlah Produk dan Biaya Produksi per Kloter
Anggaplah Anda memiliki bisnis makanan, dalam satu periode produksi sanggup menghasilkan 95.000 buah makanan yang terbagi menjadi 4 kloter, dengan rincian sebagai berikut:
- Kloter 1: 25.000 pcs dengan biaya produksi Rp35.000.000
- Kloter 2: 20.000 pcs dengan biaya produksi Rp20.000.000
- Kloter 3: 30.000 pcs dengan biaya produksi Rp45.000.000
- Kloter 4: 20.000 pcs dengan biaya produksi Rp20.000.000
Baca Juga : Harga Pokok Produksi: Unsur, Metode dan Cara Menghitungnya!
2. Bagi Total Biaya dengan Jumlah Produk
Dari skema di atas, maka total produk yang dihasilkan adalah 95.000 pcs dengan total biaya Rp120.000.000. Dari hasil tersebut maka harga rata-rata dari tiap produk yang Anda dapatkan adalah Rp1.263.
3. Hitung Biaya Tiap Kloter
Setelah mengetahui berapa biaya rata-rata untuk tiap produk yang dihasilkan, maka langkah selanjutnya yang diperlukan adalah menghitung secara terpisah berapa biaya per produk untuk tiap kloter. Contohnya sebagai berikut:
- Kloter 1: Rp35.000.000 dibagi 25.000 pcs maka menghasilkan biaya per produk Rp1.400
- Kloter 2: Rp20.000.000 dibagi 20.000 pcs maka menghasilkan biaya per produk Rp1.000
- Kloter 3: Rp45.000.000 dibagi 30.000 pcs maka menghasilkan biaya per produk Rp1.500
- Kloter 4: Rp20.000.000 dibagi 20.000 pcs maka menghasilkan biaya per produk Rp1.000
4. Hitung Berapa Produk yang Terjual
Setelah mengetahui harga per produk untuk tiap kloternya, maka langkah selanjutnya adalah hitung total produk yang terjual dari semua kloter tanpa detail tiap kloternya. Anggaplah dalam kasus ini adalah 93.000 produk yang berhasil terjual.
5. Hitung Menggunakan konsep FIFO
Dari 93.000 produk yang terjual tadi, gunakan metode FIFO untuk melihat perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan. Hasilnya akan menjadi seperti ini:
- 25.000 pcs dari kloter pertama dengan harga per produk Rp1.400 dengan biaya total Rp35.000.000.
- 20.000 pcs dari kloter kedua dengan harga per produk Rp1.000 dengan biaya total Rp20.000.000.
- 30.000 pcs dari kloter ketiga dengan harga per produk Rp1.500 dengan biaya total Rp45.000.000.
- 18.000 pcs dari kloter keempat dengan harga per produk Rp1.000 dengan biaya total Rp18.000.000.
Dari hasil skema tersebut, maka total biaya untuk 93.000 produk yang terjual adalah sebesar Rp118.000.000.
Metode Lain dalam Proses Pengelolaan Barang
Selain FIFO, sebenarnya masih ada beberapa metode lainnya yang digunakan untuk melakukan manajemen pengelolaan barang. Penggunaan metode yang berbeda ini juga biasanya akan disesuaikan dengan barang yang disimpan. Beberapa metode tersebut antara lain:
1. LIFO
Metode lainnya yang juga banyak digunakan dalam manajemen pengelolaan barang adalah LIFO. Berbeda dengan FIFO, LIFO adalah kependekan dari Last In First Out, artinya, barang yang terakhir masuk adalah barang pertama yang akan keluar.
Dalam hal ini penggunaan metode LIFO biasanya banyak digunakan untuk barang yang tidak memiliki masa kadaluarsa. Beberapa contoh barang yang pengelolaanya bisa menggunakan cara ini misalnya baju, buku, perabotan, dan lainnya.
Metode ini cocok untuk barang yang bisa bertahan dalam waktu yang lama tanpa mengalami kerusakan. Selain masalah waktu kadaluarsa, pengelolaan barang-barang ini juga biasanya akan mengikuti tren yang sedang terjadi.
2. FEFO
Metode lainnya yang hampir mirip dengan FIFO adalah FEFO.
Bedanya, jika FIFO akan menggunakan waktu input sebagai patokan untuk kapan barang tersebut keluar, maka FEFO akan menggunakan waktu kadaluarsa untuk menentukan kapan barang tersebut bisa keluar.
Secara singkat FEFO adalah singkatan dari First Expired First Out. Artinya, metode ini akan mendahulukan barang yang akan segera expired untuk keluar terlebih dahulu, tidak peduli barang tersebut diinput paling pertama atau paling terakhir.
3. Average
Metode lainnya yang juga biasa digunakan dalam manajemen pengelolaan barang adalah Average. Metode ini sendiri merupakan gabungan antara FIFO dan LIFO. Penggabungannya sendiri akan berdasarkan perhitungan cost persediaan aset.
Nantinya, jumlah pemasukan akan dibagi dengan jumlah unit yang dijual dalam durasi waktu tertentu. Hasil bagi tersebut adalah harga rata-rata yang akan didapatkan ketika barang terjual nantinya.
Metode ini merupakan langkah paling praktis dalam pengelolaan barang. Anda tidak perlu fokus untuk melihat mana barang yang masuk duluan dan mana yang belakangan. Selain itu, cara ini juga akan mempermudah proses hitung harga pokok.
Perbedaan Metode FIFO dengan Metode Lainnya
Masing-masing metode dalam pengelolaan barang ini memang memiliki keunggulan dan kelemahan masing.
Berikut adalah penjelasan dari perbedaan masing-masing metode tersebut.
1. Metode yang Digunakan
Hal pertama yang menjadi pembeda antara semua semua metode pengelolaan tersebut adalah cara yang digunakan. Ini merupakan perbedaan mendasar dari semua metode pengelolaan barang tersebut.
Misalnya, pada FIFO maka barang yang pertama kali datang akan menjadi prioritas pertama untuk dijual. Sementara pada LIFO maka barang terakhir datang akan mendapatkan prioritas pertama untuk dijual.
Berbeda dengan FEFO, di mana barang yang mendekati masa expired akan diprioritaskan untuk dijual pertama.
2. Stok Barang yang Dijual
Masalah perbedaan lainnya dari masing-masing pengelolaan barang ini adalah pada stok barang yang akan dijual.
Perbedaan ini akan terlihat jelas pada metode FIFO dan juga LIFO. Pada metode LIFO, ada kemungkinan stok barang yang dijual adalah stok lama.
Hal ini akan terlihat ketika masa cuci gudang, pada metode LIFO maka barang yang tersisa biasanya adalah stok lama. Semetara pada metode FIFO maka barang yang dijual adalah stok baru.
Baca Juga : Aplikasi Stok Barang Terbaik
3. Harga Pokok Penjualan
Perbedaan paling mencolok lainnya dari metode FIFO dan metode lain terutama LIFO adalah pada penentuan harga pokok penjualan. Pada metode FIFO, jika ada stok yang belum terjual maka itu adalah harga pasar saat ini.
Sementara pada metode LIFO, harga pokok penjualan adalah harga yang menunjukan harga pasar saat ini. Perbedaan ini jelas akan berpengaruh pada penentuan harga dan penentuan keuntungan dan margin yang akan didapatkan.
4. Penilaian Inventaris
Perbedaan lainnya adalah mengacu pada Kerangka Pelaporan Keuangan Internasional.
Jika berpatokan pada hal ini maka hanya metode FIFO yang diperkenankan untuk menilai inventaris. Metode lain seperti LIFO tidak diperbolehkan melakukan penilaian inventaris.
5. Inflasi dan Deflasi
Hal lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah jika terjadi inflasi atau deflasi, mana yang paling berdampak. Kedua masa ini akan berpengaruh karena pajak yang akan diberikan akan menjadi berbeda.
Misalkan ketika terjadi inflasi, pajak penghasilan akan menjadi minimum untuk metode LIFO. Sebaliknya, untuk metode FIFO maka pajak penghasilan akan menunjukan jumlah yang maksimal.
Jika terjadi deflasi maka hal sebaliknya akan terjadi. Pajak penghasilan akan menjadi maksimal untuk metode LIFO. Sementara untuk metode FIFO maka pajak penghasilan akan berubah menjadi nilai minimum.
Seberapa Bermanfaat Metode FIFO
Jika melihat dari penjelasan di atas, maka penggunaan metode First In First Out ini adalah untuk pengelolaan barang yang memiliki masa kadaluarsa. Atau setidaknya, pengelolaan barang yang masa penjualannya akan terbatas oleh waktu,
Beberapa bisnis yang biasanya akan menggunakan metode FIFO contohnya adalah makanan dan juga obat-obatan.
Keunggulan utama dari metode FIFO adalah mengurangi pemborosan karena barang rusak dan juga kemudahan dalam membuat laporan.
Selain itu, metode ini juga bisa menjaga mutu produk tetap terjaga. Hal itu karena setiap barang yang dijual adalah stok barang baru. Tentu saja hal ini juga bisa lebih menarik minat konsumen untuk membelinya.