Pengertian Biaya: Definisi, Fungsi dan Klasifikasinya

Pengertian Biaya Definisi, Fungsi dan Klasifikasinya

Anda mungkin hanya berpikir tentang untung/rugi saat mendengar kata ‘biaya’. Sebagian besar orang menganggap biaya adalah suatu hal yang menghabiskan uang Anda. Namun, pengertian biaya tidak hanya sebatas uang yang kita keluarkan.

Biaya adalah hal yang dikeluarkan semua instansi, mulai dari instansi terkecil tidak formal seperti keluarga hingga instansi besar seperti negara. Istilah ‘biaya’ sering muncul dalam perhitungan keuangan atau yang lebih dikenal sebagai akuntansi.

Apa Pengertian Biaya?

Apa Pengertian Biaya

Biaya dapat didefinisikan sebagai jumlah (diukur dalam bentuk uang) yang dibayarkan untuk barang dan jasa yang diterima (atau akan diterima).

Menurut penggunaan umum, pengertian biaya adalah nilai fiskal dari komoditas dan fasilitas yang dibeli oleh produsen dan pelanggan.

Menurut pemahaman ekonomi fundamental, biaya adalah estimasi nominal yang dibayarkan untuk mendapatkan hal lainnya.

Kesimpulan dari pengertian biaya adalah pengorbanan yang dilakukan yang biasanya diukur dengan sumber daya yang diberikan untuk mencapai tujuan tertentu.

Ini adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa barang atau jasa.

Apa Saja Jenis-Jenis Biaya?

Biaya dibedakan berdasarkan karakter dan kebutuhannya. Berikut jenis-jenis biaya yang perlu Anda ketahui.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Pengertian biaya tetap adalah biaya yang tidak bervariasi tergantung pada tingkat produksi seperti pembayaran sewa gedung atau peralatan yang disusutkan dengan tarif tetap bulanan. Biaya ini tidak bergantung pada naik-turun tingkat produksi.

Biaya tetap atau biaya konstan bukan merupakan fungsi dari output. Artinya, mereka tidak berbeda dengan output sampai batas tertentu. Mereka membutuhkan pengeluaran dana tetap terlepas dari hasilnya. Misalnya, sewa, pajak properti, dll.

Namun, perhatikan bahwa biaya tetap dapat bervariasi sesuai dengan ukuran pabrik dan biasanya merupakan fungsi dari kapasitas.

Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa biaya tetap tidak bervariasi dengan volume keluaran dalam tingkat kapasitas.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Pengertian biaya variabel adalah biaya yang terkait dengan tingkat produksi perusahaan. Sebagai contoh, sebuah toko kue meningkatkan persediaan karangan bunga untuk hari lebaran akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi ketika membeli lebih banyak.

Biaya variabel dapat berupa biaya bahan baku, biaya packaging, biaya transaksi kartu kredit, atau biaya pengiriman, dan biaya lainnya yang tinggi rendahnya mengikuti seiring penjualan perusahaan.

Sepanjang proses manufaktur, ada item khusus yang biasanya merupakan biaya variabel. Berikut jenis-jenis biaya variable yang umumnya ada di sebuah produksi:

  • Bahan baku

Bahan baku adalah barang langsung yang dibeli yang pada akhirnya diubah menjadi produk akhir.

Secara umum, sebuah perusahaan harus menghabiskan jumlah yang kira-kira sama untuk bahan baku pada setiap unit yang diproduksi dengan asumsi tidak ada perbedaan besar dalam pembuatan satu unit dengan unit lainnya.

  • Tenaga kerja langsung

Beberapa posisi mungkin digaji; apakah output 100.000 unit atau 0 unit, karyawan tertentu akan menerima jumlah kompensasi yang sama.

Bagi orang lain yang terikat dengan pekerjaan per jam, memasukkan jam kerja langsung menghasilkan gaji yang lebih tinggi.

  • Komisi

Komisi seringkali merupakan persentase dari hasil penjualan yang diberikan kepada perusahaan sebagai kompensasi tambahan. Jika tidak ada penjualan yang dieksekusi, tidak ada beban komisi.

  • Keperluan

Ketika jalur manufaktur menyalakan peralatan dan meningkatkan produk, jalur tersebut mulai mengkonsumsi energi. Ketika tiba waktunya untuk menyelesaikan produk dan mematikan semuanya, utilitas seringkali tidak lagi digunakan.

  • Pengiriman

Biaya untuk mengemas atau mengirimkan produk hanya akan terjadi jika aktivitas tertentu dilakukan. Oleh karena itu, biaya pengiriman barang jadi bervariasi tergantung pada jumlah unit yang dikirim.

3.    Biaya Operasi (Operating Cost)

Biaya ini dapat berupa tetap atau variabel tergantung pada situasi yang mengharuskan. Jenis biaya meliputi bahan dan komponen penting lainnya yang digunakan organisasi secara teratur.

Biaya marginal produksi mengacu pada biaya total untuk memproduksi satu unit tambahan.

Dalam teori ekonomi, suatu perusahaan akan terus memperluas produksi suatu barang sampai biaya produksi marginalnya sama dengan produk marginalnya (pendapatan marginal).

Ada berbagai jenis biaya produksi yang mungkin dikeluarkan oleh bisnis selama pembuatan produk atau penawaran layanan, antara lain:

  • Biaya tetap
  • Biaya variabel
  • Jumlah biaya
  • Biaya rata-rata
  • Biaya marginal

4. Biaya Langsung (Direct Cost)

Setiap biaya yang terlibat dalam produksi suatu barang, meskipun hanya sebagian dari biaya yang dialokasikan ke fasilitas produksi, dimasukkan sebagai biaya langsung.

Beberapa contoh biaya langsung yakni seperti di bawah ini:

  • Tenaga kerja langsung
  • Material langsung
  • Persediaan manufaktur
  • Gaji staf produksi
  • Konsumsi bahan bakar atau daya

Karena biaya langsung dapat ditelusuri secara khusus ke produk, biaya langsung tidak perlu dialokasikan ke produk, departemen, atau objek biaya lainnya.

5. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Pengertian biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung tidak terkait dengan proses produksi namun tetap dibutuhkan. Contoh dari biaya tidak langsung misalnya biaya keamanan, kebersihan, dan perawatan Gedung.

Organisasi komersial (untuk laba) biasanya memperlakukan “manfaat sampingan” sebagai biaya tidak langsung.

Tunjangan tambahan ini diterapkan pada gaji langsung yang dibebankan ke proyek baik melalui tarif tunjangan atau sebagai bagian dari tarif biaya overhead/biaya tidak langsung.

Umumnya, struktur tarif biaya tidak langsung untuk organisasi komersial mengikuti sistem tarif tunggal, dua tarif (misalnya tarif tambahan dan overhead), atau tarif tiga tarif (misalnya tarif tambahan, overhead, dan biaya umum dan administrasi).

6. Biaya Produksi (Production Cost)

Pengertian biaya produk dibebankan ke barang yang dibeli atau diproduksi untuk dijual kembali; mereka dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli suatu produk. Biaya produk pada awalnya diidentifikasi sebagai bagian dari persediaan yang ada.

Produksi menimbulkan biaya tetap dan biaya variabel. Misalnya, biaya tetap untuk pembuatan mobil akan mencakup peralatan serta gaji pekerja. Biaya tetap akan tetap meskipun produksi meningkat.

Biaya variabel naik atau turun ketika volume produksi berubah. Salah satu contoh utama dari biaya ini adalah biaya utilitas. Hal ini dikarenakan lebih banyak dibutuhkan saat produksi meningkat.

7. Biaya Akuntansi (Accounting Cost)

Pengertian biaya akuntansi termasuk pengeluaran keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh input untuk produksi suatu komoditas.

Pengeluaran ini meliputi gaji/upah tenaga kerja, pembayaran pembelian bahan baku dan mesin, dll.

Biaya akuntansi dicatat dalam pembukuan perusahaan dan muncul di laporan laba rugi perusahaan. Biaya akuntansi mencakup semua biaya eksplisit bersama dengan biaya implisit tertentu dari suatu organisasi.

Contoh: biaya penyusutan (biaya implisit) dimasukkan dalam pembukuan sebagai biaya akuntansi perusahaan.

8. Biaya Ekonomi (Economic Cost)

Konsep biaya ekonomi serupa dengan biaya peluang atau biaya implisit dengan satu-satunya perbedaan bahwa biaya ekonomi mencakup biaya akuntansi (atau biaya eksplisit) serta biaya peluang (atau biaya implisit) yang dikeluarkan untuk melakukan tindakan atas yang hilang.

Contoh: jika biaya ekonomi karyawan dalam contoh di atas akan mencakup gaji mingguannya serta biaya yang dikeluarkan untuk liburan.

9. Biaya Tambahan (Additional Cost)

Pengertian biaya tambahan melibatkan biaya tambahan yang dihasilkan karena perubahan sifat tingkat aktivitas bisnis. Ini mencirikan biaya tambahan yang tidak akan dikeluarkan jika unit tambahan tidak diproduksi.

Karena biaya ini dapat dihindari dengan menghindari kemungkinan variasi dalam produksi, biaya tersebut juga disebut sebagai biaya yang dapat dihindari.

Contoh: jika rumah produksi harus beroperasi selama dua jam tambahan, listrik yang dikonsumsi selama jam tambahan tersebut merupakan biaya tambahan bagi rumah produksi. Biaya inkremental terdiri dari biaya variabel.

10. Biaya Marginal (Marginal Cost)

Pengertian biaya marginal adalah perubahan total biaya produksi yang berasal dari membuat atau memproduksi satu unit tambahan. Biaya marginal dihitung dengan cara membagi  perubahan biaya produksi dengan perubahan kuantitas.

Tujuan menganalisis biaya marginal adalah untuk menentukan pada titik mana suatu organisasi dapat mencapai skala ekonomi untuk mengoptimalkan produksi dan operasi secara keseluruhan.

Apabila biaya marginal untuk memproduksi satu unit tambahan lebih rendah dari harga per unit, maka produsen berpotensi memperoleh keuntungan.

11. Biaya Periode (Periode Cost)

Biaya periode dibebankan selama periode waktu terjadinya dan tidak terkait dengan proses produksi. Jumlah biaya periode ini biasanya stabil dan dikeluarkan secara rutin dalam kondisi apapun.

Contoh biaya periode dapat diilustrasi dalam perusahaan manufaktur, pada tahun pertama operasinya:

  • Rp 200 juta dalam bentuk bahan langsung yang berkaitan dengan produksi suatu produk.
  • Gaji Rp 100 juta terkait dengan pekerja produksi.
  • Sewa Rp 50 juta untuk kantor korporat perusahaan.
  • Rp 5 juta dalam kampanye pemasaran.
  • Tagihan listrik Rp 3 juta terkait dengan fasilitas produksi perusahaan.
  • Gaji Rp 10 juta terkait dengan akuntan perusahaan.

Dari pos-pos di atas, manakah yang merupakan biaya periode yang harus dibebankan pada periode terjadinya? Jawabannya adalah jumlah total Rp 368 juta harus dibebankan pada tahun pertama operasi.

Baca Juga : Biaya Periode Adalah: Jenis, dan Contoh, & Cara Menghitung

12. Biaya Konversi (Conversion Cost)

Seperti namanya, pengertian biaya konversi adalah biaya yang dibutuhkan dalam mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang dapat dijual. Secara umum, biaya konversi ini merupakan jumlah dari biaya overhead dan biaya tenaga kerja.

Untuk menghitung biaya konversi, rumus yang dapat Anda gunakan adalah = Overhead Manufaktur + Tenaga Kerja Langsung dengan rincian:

  • Overhead Manufaktur, berarti biaya langsung dikaitkan dengan setiap unit produk atau proses. Ini termasuk tagihan listrik, sewa, depresiasi, perbaikan dan pemeliharaan tanaman, dll.
  • Tenaga kerja langsung, adalah biaya langsung yang terkait dengan pembuatan produk, seperti upah, gaji pekerja, pengawasan, dll.

Beberapa contoh biaya konversi adalah sebagai berikut:

  • Depresiasi mesin.
  • Pemeliharaan pabrik dan mesin.
  • Gaji staf produksi.
  • Tunjangan tenaga kerja langsung.
  • Sewa pabrik.
  • Tagihan utilitas.
  • Pengawasan produksi.
  • Gaji staf yang berhubungan dengan produksi.

Baca Juga : Apa Itu Biaya Konversi?

13. Pengertian Biaya Sunk (Sunk Cost)

Biaya ini terbentuk dari keputusan yang dibuat di masa lalu yang tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun yang akan dibuat di masa mendatang. Nilai tertulis dari setiap aset yang dibeli sebelumnya.

Berikut beberapa contoh biaya sunk (Sunk Cost) dalam beberapa kasus :

  • Anda membeli tiket konser seharga Rp 000. Sayangnya, Anda baru ingat bahwa terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan malam itu juga. Anda harus membuat keputusan: pergi ke konser atau selesaikan tugas Anda. Rp 150.000 yang bayarkan untuk tiket adalah sunk cost dan tidak akan mempengaruhi keputusan Anda.
  • Sebuah perusahaan menghabiskan Rp 100 miliar untuk membangun sebuah gedung. Sebelum selesai, pengelola menyadari bahwa tidak ada permintaan untuk gedung tersebut. Perusahaan memiliki pilihan: menyelesaikan gedung seharga Rp 100 miliar lagi atau membangun gedung sesuai permintaan baru seharga Rp 50 miliar. Dalam skenario ini, Rp 100 miliar yang telah dihabiskan untuk membangun gedung lama merupakan sunk cost.
  • Sebuah perusahaan menghabiskan Rp 10 juta melatih karyawannya untuk menggunakan sistem ERP baru. Perangkat lunak tersebut ternyata sangat membingungkan dan tidak dapat diandalkan. Tim manajemen senior ingin menghentikan penggunaan sistem ERP tersebut. Rp 10 juta yang dikeluarkan untuk melatih karyawan adalah sunk cost dan tidak boleh dipertimbangkan dalam keputusan untuk menghentikan sistem ERP yang baru.

14. Biaya Peluang (Opportunity Cost)

Pengertian biaya ini mengacu pada peluang yang hilang atau dikorbankan ketika pilihan satu tindakan mengharuskan tindakan alternatif diserahkan.

Khususnya, biaya peluang hanya berlaku untuk sumber daya yang memiliki beberapa kegunaan alternatif.

Biaya peluang mewakili potensi manfaat yang dilewatkan oleh individu, investor, atau bisnis ketika memilih satu alternatif daripada yang lain. Karena biaya peluang tidak terlihat secara definisi, mereka dapat dengan mudah diabaikan.

​Analisis biaya peluang memainkan peran penting dalam menentukan struktur modal bisnis.

Sebuah perusahaan mengeluarkan biaya dalam mengeluarkan hutang dan modal ekuitas untuk mengkompensasi pemberi pinjaman dan pemegang saham atas risiko investasi, namun masing-masing juga membawa biaya peluang.

Baca Juga : Manajemen Biaya: Pengertian, Tujuan, Jenis, Konsep dan Contohnya

Mengapa Perhitungan Biaya Penting dalam Sebuah Bisnis?

Mengapa Perhitungan Biaya Penting dalam Sebuah Bisnis

Biaya merupakan ukuran penting dari kinerja organisasi, rincian bagaimana perubahan biaya secara langsung mempengaruhi dinamika kinerja.

Berikut 5 fungsi biaya yang membuatnya memiliki peran yang penting.

1. Perhitungan Margin

Margin hanyalah harga yang Anda tetapkan dikurangi biaya produk yang Anda berikan.

Margin $/unit dan khususnya margin % (margin/harga penjualan) kemungkinan merupakan ukuran analitik teratas yang akan membantu Anda memahami profitabilitas dan stabilitas.

2. Harga

Terkait erat dengan margin adalah harga. Banyak bisnis mengembangkan harga mereka berdasarkan perkiraan biaya untuk satu unit.

Penetapan harga adalah sebuah keputusan; biaya adalah perhitungan. Penetapan harga mungkin merupakan faktor penentu keberhasilan dan kegagalan bisnis yang paling penting.

3. Pengembangan Proses Bisnis

Seorang pemilik mengevaluasi bisnis  dan biayanya serta menemukan bahwa biayanya terlalu tinggi untuk membuat margin pada harga yang akan ditanggung pelanggan.

Untuk bertahan dalam bisnis, pemilik harus mengevaluasi kembali proses bisnis mereka.

4. Pengadaan & Perekrutan

Semua bisnis perlu memahami pengertian biaya input mereka (bahan dan tenaga kerja) mana yang perlu untuk dikelola.

5. Pengembangan Produk Baru

Setiap rencana produk baru harus mensyaratkan target harga, margin, dan target biaya. Proses pengembangan produk baru harus dengan hati-hati memasukkan perhitungan biaya yang berkelanjutan untuk memastikan hasil akhir berpotensi sukses.

6. Pertimbangan Harga/Volume

Sebagian besar bisnis dihadapkan pada suatu waktu dengan mempertimbangkan untuk menerima pesanan baru yang “besar” atau pelanggan yang menginginkan perlakuan harga khusus.

Memahami biaya saat ini dan juga perilaku biaya/volume adalah kunci untuk membuat keputusan ini.

7. Merger dan Akuisisi

Dalam proses evaluasi akuisisi, dampak akuisisi pada biaya produk dapat berdampak besar pada sinergi (atau kekurangan) dalam negosiasi kesepakatan.

Dalam menegosiasikan penjualan, memahami biaya dan margin pasca penjualan dapat menghadirkan peluang untuk menegosiasikan lebih banyak sinergi ke dalam harga penjualan.

Baca Juga : Merger Adalah: Tujuan, Jenis-jenis, Tahapan dan Contoh

Bagikan:

Tags

Rita Elfianis

Menyukai hal yang berkaitan dengan bisnis dan strategi marketing. Semoga artikel yang disajikan bermanfaat ya...

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.