Pengertian Biaya Primer, Kelebihan, Kekurangan dan Cara Hitungnya

Pengertian Biaya Primer, Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Menghitungnya

Dalam industri manufaktur, terdapat berbagai cara yang dapat digunakan untuk menghitung biaya produksi, salah satunya biaya primer. Pengertian biaya primer atau prime cost merujuk pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan selama proses produksi sebuah perusahaan.

Biaya tersebut akan membantu para pemangku kepentingan untuk menentukan efisiensi fasilitas serta proses manufaktur untuk menghasilkan output yang diinginkan.

Selain itu, prime cost juga dapat digunakan untuk menentukan harga terbaik yang nantinya bisa menguntungkan.

Meskipun demikian, harga jual juga harus memperhatikan keadaan pasar agar konsumen mampu untuk membelinya.

Umumnya, sebagian besar orang tidak dapat membedakan biaya-biaya produksi, seperti biaya konversi, biaya primer, dan biaya overhead.

Baca Juga : 10 Tips Menghemat Biaya Listrik Agar Dompet Tetap Aman

Pengertian Biaya Primer

Pengertian Biaya Primer

Biaya primer merupakan jumlah keseluruhan dari biaya langsung yang dikeluarkan saat proses produksi.

Biaya ini dapat dilacak dan dihubungkan secara langsung dalam pembuatan produk tertentu yang meliputi bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

Adapun biaya yang tidak dapat dilacak maupun dihubungkan dengan unit produksi secara langsung tidak akan termasuk dalam prime cost.

Misalnya, biaya yang dikeluarkan untuk menyewa pabrik atau kantor dan membayar upah seorang supervisor.

Biaya primer juga mencakup biaya persediaan yang dikeluarkan secara langsung namun tidak tergolong dalam tenaga kerja dan bahan langsung.

Besar biaya utama dapat digunakan untuk menghitung margin kontribusi, harga jual, dan memperkirakan jumlah laba serta penjualan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Primer

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Primer

Prime cost atau biaya primer secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai dari tenaga kerja langsung, biaya langsung, hingga bahan langsung.

Akan tetapi, biaya tak langsung tidak masuk dalam kategori biaya ini sehingga besarnya tidak akan berpengaruh terhadap besar biaya primer.

1. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung menjadi faktor pertama yang mempengaruhi besar dan kecilnya prime cost.

Bahan ini terdiri dari bahan baku, stok persediaan barang, maupun barang berwujud lainnya yang dibutuhkan dan digunakan selama proses produksi berlangsung.

Semua bahan-bahan tersebut kemudian diubah menjadi material produksi atau barang jadi yang siap untuk dijual. Misalnya, stroberi yang gula yang tergolong dalam bahan langsung karena dapat dimanfaatkan langsung untuk membuat selai stroberi.

Sama halnya dengan gula dan nanas yang merupakan bahan langsung karena dapat dibuat menjadi selain nanas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan baku langsung merupakan bahan utama yang akn diubah menjadi sebuah produk jadi dan layak untuk diperjualbelikan.

2. Biaya Langsung

Semua biaya langsung selain bahan utama dan tenaga kerja juga termasuk dalam prime cost. Biaya ini tidak dapat mencakup biaya tetap, biaya variabel, atau biaya semi variabel.

Misalnya, perusahaan memberikan bonus atau komisi tertentu pada tim marketing yang bekerja langsung di lapangan.

Dalam hal ini, tim marketing berfungsi sebagai penghubung antara produsen dan pembeli dalam mencapai tujuan perusahaan.

Jadi, kegiatan promosi yang dilakukan mereka sangat berpengaruh terhadap biaya primer. Oleh karena itu, biaya langsung harus dipertimbangkan sebelum produksi.

3. Tenaga Kerja Langsung

Bagian prime cost yang juga wajib mendapat perhatian sebelum proses produksi dilakukan adalah biaya tenaga kerja langsung.

Mereka adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam membuat sebuah produk. Misalnya, karyawan atau pekerja kontrak yang terikat perjanjian proyek.

Semua tenaga kerja tersebut akan menerapkan keterampilan mereka dan melakukan proses produksi sesuai dengan aturan perusahaan hingga akhirnya tercipta menjadi barang tertentu.

Misalnya, gaji yang diberikan kepada seorang barista yang bertugas membuat berbagai jenis kopi di café.

4. Faktor Lainnya

Selain 3 faktor yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi besaran biaya primer.

Faktor-faktor tersebut mengacu pada pengertian biaya primer yang telah dijelaskan sebelumnya seperti berikut ini.

  • Pajak

Setiap membeli bahan baku akan dikenai pajak yang sesuai dengan aturan yang berlaku saat itu. Semakin tinggi harga bahan baku dan semakin banyak yang dibeli, maka pajaknya juga akan semakin tinggi.

  • Nilai Tukar Mata Uang

Bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku impor, harganya akan berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang berlaku di negara tersebut.

Misalnya, bahan utama diimpor dari Amerika yang nilai tukarnya sekitar Rp14.900 tentu membutuhkan biaya yang lebih banyak.

  • Aturan Tingkat Upah Minimum

Aturan terkait tingkat upah minimum seorang pekerja kini sudah diatur oleh negara.

Jadi, perusahaan seharusnya membayar karyawan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Jika tingkat upah minimum berubah, maka besaran gaji yang diberikan juga harus berubah.

  • Inflasi

Pengaruh inflasi terhadap harga bahan pokok tergolong berbanding lurus. Jika inflasi di suatu negara naik, maka harga bahan pokoknya juga akan melambung tinggi.

Cara Perhitungan Biaya Primer

Cara Perhitungan Biaya Primer

Untuk mengetahui besar biaya primer dalam proses produksi, terlebih dahulu Anda harus menghitung setiap faktor yang mempengaruhinya.

Hal ini bertujuan agar besar prime cost yang diperoleh menjadi akurat dan dapat dijadikan sebagai acuan yang objektif.

1. Menghitung Bahan Baku Langsung

Bagian-bagian fisik dari pembuatan suatu produk termasuk dalam perhitungan bahan baku langsung. Misalnya, seorang pengrajin kayu yang akan membuat meja akan memasukkan kayu sebagai bahan baku langsung.

Adapun bahan-bahan lain yang menunjang proses produksi seperti masker, kacamata, serta sarung tangan termasuk dalam overhead pabrik. Nah, rumus untuk menghitung bahan baku langsung yang digunakan dalam sebuah produksi, yaitu:

Bahan baku langsung yang digunakan   = Persediaan bahan langsung awal + Pembelian bahan langsung – Persediaan bahan langsung akhir

2. Menghitung Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung atau besar kompensasi yang dibayarkan kepada para pekerja juga sangat menentukan prime cost. Pada dasarnya, tidak ada rumus tertentu dalam menentukan biaya yang harus dibayarkan, namun harus sesuai dengan aturan yang diberlakukan pemerintah.

Kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung dapat meliputi, upah per jam, gaji, tunjangan, komisi penjualan, bonus, hingga pajak penggajian pemberi kerja. Akan tetapi, orang-orang yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi bukan tenaga kerja langsung.

Misalnya, petugas kebersihan, supervisor, atau pekerja lain yang tidak berperan langsung dalam pembuatan produk. Akan tetapi, upah mereka tetap harus dibayarkan dan masuk dalam bagan overhead produksi.

3. Menjumlahkan Kedua Hasilnya

Setelah menghitung bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, maka Anda akan mendapatkan total dari kedua elemen tersebut.

Nah, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menjumlahkan hasil akhir dari keduanya untuk mendapatkan biaya primer atau prime cost.

Biaya Primer     = Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung

Untuk mendapatkan semua data di atas, umumnya pihak manajer perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan semua data yang dibutuhkan.

Setelah menghitung besar prime cost, ia juga yang akan melaporkan hasilnya kepada manajer operasi untuk ditinjau lebih lanjut.

Baca Juga: Biaya Implisit: Pengertian, Komponen, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Kelebihan Mengetahui Biaya Primer

Kelebihan Mengetahui Biaya Primer

Jika merujuk pada pengertian biaya primer, Anda tentu telah memiliki sedikit gambaran terkait kelebihannya.

Biaya ini akan membantu para pemangku kepentingan untuk menentukan berbagai aspek penting terkait proses maupun hasil produksi seperti yang dijelaskan pada uraian berikut.

1. Membantu Penentuan Harga Jual Produk

Biaya utama menjadi sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam menentukan harga jual setiap produk. Setiap perusahaan tentu akan memasang harga jual produk lebih tinggi dari prime cost.

Hal ini bertujuan untuk menghindari kerugian dengan mengembalikan biaya produksi yang telah dikeluarkan.

Selain itu, perusahaan juga dapat menambahkan margin keuntungan pada biaya utama hingga tercapai harga jual yang ideal.

Misalnya, perusahaan XYZ memproduksi buku tulis dengan prime cost setiap buahnya adalah Rp900. Kemudian, margin keuntungan yang ditambahkan adalah Rp400.

Alhasil, harga jual buku produksi XYZ di pasaran adalah Rp900 + Rp400 = Rp1.300 setiap buah.

Penentuan margin keuntungan juga tidak dapat dilakukan secara sembarangan karena berpengaruh terhadap daya beli masyarakat maupun kompetitor produk yang menjual dengan harga lebih rendah.

2. Membantu Pengendalian Biaya

Oleh karena prime cost akan menunjukkan biaya langsung yang dikeluarkan selama proses pembuatan produk, maka perusahaan dapat melakukan pengendalian biaya.

Dalam hal ini, perhitungan profitabilitas produk dapat dilakukan dengan lebih bijaksana berdasarkan data yang ada.

Misalnya, proses produksi perusahaan membutuhkan biaya yang cukup besar dan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh.

Setelah mengetahui biaya utama, para pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan untuk segera melakukan pengendalian atau pengurangan biaya.

Perusahaan dapat memangkas biaya produksi dengan mengurangi tenaga kerja yang berlebihan. Selain itu, juga dapat mengganti mesin yang tidak memiliki performa yang baik dengan yang berkualitas bagus untuk meningkatkan efisiensi.

3. Acuan Perhitungan Biaya Overhead

Dari pengertian biaya primer, diketahui bahwa biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya langsung. Nah, biaya yang tidak termasuk dalam ketiga matrik tersebut dapat digolongkan ke dalam biaya overhead pabrik.

Dengan begitu, biaya overhead dapat dialokasikan pada produk lainnya berdasarkan biaya relatif yang telah diketahui.

Perusahaan akan lebih mudah untuk memaksimalkan penggunaan biaya overhead agar tidak mengalami pemborosan atau bahkan kerugian di masa mendatang.

4. Proses Perhitungan Tidak Rumit

Perusahaan yang ingin menghitung biaya primer tidak perlu melakukan perhitungan atau menggunakan rumus yang rumit.

Hal ini disebabkan karena Anda hanya menggunakan data-data yang ada di perusahaan lalu menjumlahkannya sesuai dengan rumus yang ada.

Bahkan, seiring dengan perkembangan teknologi seperti saat ini menjadi lebih mudah lagi. Anda tidak perlu menghitung secara manual data satu persatu untuk hingga mendapatkan hasil akhir.

Terdapat banyak software atau aplikasi yang bisa melakukan perhitungan dalam waktu singkat dan tepat.

Kekurangan Mengetahui Biaya Primer

Kekurangan Mengetahui Biaya Primer

Meskipun memiliki banyak kelebihan, namun biaya primer juga memiliki kekurangan. Dalam hal ini, kekurangan yang dimaksud berdasarkan cakupannya maupun tingkat akurasi data.

Untuk mengetahui apa saja kekurangan setelah mengetahui prime cost sebuah perusahaan, silakan baca uraian berikut.

1. Tidak Mencakup Biaya Tidak Langsung dan Overhead

Biaya utama memiliki batasan cakupan tersendiri, yaitu hanya terbatas pada biaya langsung.

Adapun untuk biaya-biaya lain yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi tidak akan dihitung, meskipun sebenarnya turut berkontribusi dari jalannya sebuah perusahaan.

Seperti yang diketahui, sebuah perusahaan melibatkan banyak elemen dengan tugas masing-masing selain produksi.

Nah, besar prime cost yang diperoleh tidak akan mencakup semua biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau produk tersebut.

Dalam hal ini, biaya yang dimaksud adalah biaya tidak langsung dan overhead.

Meskipun biaya primer dijadikan acuan perhitungan overhead, akan tetapi dalam cakupan datanya tidak meliputi biaya overhead. Hal yang sama terjadi pada biaya-biaya lain yang masuk dalam kategori tidak langsung.

2. Perhitungan Harus Akurat

Semua biaya langsung dalam proses produksi akan dimasukkan dalam perhitungan biaya utama. Oleh karena itu, data yang digunakan harus terperinci, lengkap, dan terbaru.

Selain itu, dalam proses perhitungannya juga tidak boleh terjadi kekeliruan atau kesalahan sedikit pun.

Jika tidak, maka hasil prime cost yang diperoleh menjadi tidak akurat. Dengan demikian, pengambilan keputusan terkait biaya primer menjadi tidak objektif.

Alhasil, harga jual produk juga tidak akan memberikan keuntungan maksimal seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

Contoh Cara Menghitung Biaya Primer

Contoh Cara Menghitung Biaya Primer

Setelah mengetahui pengertian biaya primer serta kelebihan dan kekurangannya, Anda dapat belajar untung menghitung prime cost sendiri. Berikut ini terdapat contoh kasus yang perhitungan biaya primer secara sederhana dan akurat.

Kiara memiliki restoran kecil yang diberi nama ABC Food. Restoran ini berada di tepi pantai di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Kiara sedang mencari investor yang dapat memberikan modal untuk membangun restoran tersebut menjadi lebih luas dengan fasilitas yang lebih lengkap.

Berdasarkan potensi wisatanya, restoran ini berada di lokasi yang cukup strategis sehingga wajar jika memiliki banyak pelanggan.

Sebagai pemilik bisnis, Kiara memahami dengan baik bahwa selain lokasi, investor juga akan bertanya tentang biaya utama restoran miliknya.

Oleh karena itu, ia mulai untuk mengumpulkan data keuangan dari restorannya. Setelah itu, Kiara akan menghitung setiap metrik untuk mendapatkan besar prime cost seperti berikut ini.

1. Hitung Bahan Baku Langsung

Hal pertama yang Kiara lakukan adalah menghitung bahan baku langsung. Bahan baku dari restoran ABC Food berupa bahan makanan, minuman, serta produk lain yang biasanya sudah disimpan di atas meja.

Adapun biaya yang digunakan untuk membeli peralatan makan tidak termasuk dalam bahan langsung. Hal ini disebabkan karena peralatan tersebut masih dapat digunakan kembali.

Akan tetapi, buah yang digunakan untuk menghias gelas minuman dihitung dalam bahan langsung karena sekali pakai.

Biaya yang dikeluarkan Kiara:

Jenis PengeluaranBiaya
Persediaan AwalRp20.000.000
Persediaan yang DibeliRp400.000.000
Persediaan AkhirRp12.000.000

Bahan baku langsung ABC Food:

= Persediaan bahan langsung awal + Pembelian bahan langsung – Persediaan bahan langsung akhir

= Rp20.000.000 + Rp400.000.000 – Rp12.000.000

= Rp408.000.000

2. Hitung Tenaga Kerja Langsung

Dalam pengertian biaya primer, tenaga kerja langsung restoran terdiri dari bartender, juru masak, pelayan, hingga bartender.

Untuk mendapatkan total biayanya, Kiara menjumlahkan gaji, upah lembur, bonus, tunjangan kesehatan, serta pajak gaji pemberi kerja seperti berikut.

NamaPekerjaanKompensasiTip
KiaraPemilikRp60.000.0000
ReihanJuru MasakRp38.000.0000
SafaPelayanRp15.000.000Rp20.000.000
RiaPelayanRp15.000.000Rp20.000.000

Bahan tenaga kerja langsung ABC Food:

= Kompensasi Reihan + Kompensasi Safa + Kompensasi Riana

= Rp38.000.000 + Rp15.000.000 + Rp15.000.000

= Rp68.000.000

Oleh karena Safa tidak turut dalam membuat dan melayani, maka penghasilannya tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan tenaga kerja langsung. Selain itu, tip juga tidak dimasukkan karena pegawai akan mendapatkannya tanpa biaya untuk bisnis.

3. Hitung Biaya Primer

Biaya primer ABC Food:

= Bahan baku langsung + tenaga kerja langsung

= Rp408.000.000 + Rp68.000.000

= Rp476.000.000

Jadi, besar biaya primer restoran milik Kiara (ABC Food) adalah Rp476.000.000

Terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi perusahaan di industri manufaktur, termasuk biaya primer.

Biaya ini disebut juga dengan prime cost yang dibutuhkan untuk menentukan harga jual setiap produk agar mendapatkan keuntungan maksimal.

Secara umum, pengertian biaya primer adalah total dari biaya tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, dan biaya langsung lainnya yang berhubungan dengan proses produksi. Perhitungan price cost cukup mudah namun harus dilakukan dengan benar dan akurat.

Baca Juga: Manajemen Biaya: Pengertian, Tujuan, Jenis, Konsep dan Contohnya

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang praktisi SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2013 yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan perubahan logaritma yang dilakukan oleh Google.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.